Alex menoleh pada istrinya. Anna hanya bisa menggelengkan kepala, ia juga tidak tahu mengapa Felix ingin bertemu dengannya juga.
Terakhir wanita itu bertemu Felix adalah di resepsi pernikahannya. Waktu itu mereka hanya berbicara sedikit, bisa dibilang sekadar tegur sapa formalitas.
"Mari, Yang Mulia," ucap Benjamin.
Anna dan Alex yang bingung itu mengikuti Benjamin.
Benjamin hanya berjalan lurus dan belok kanan satu kali. Ruangan khusus tamu penting.
"Hormat pada Yang Mulia Raja dan Ratu Naga," ucap Felix membungkuk tanda memberi hormat.
Benjamin langsung membungkuk tanda pamit keluar.
"Aku terima salam darimu, silahkan duduk," ucap Alex.
Pasangan suami istri itu kini duduk berhadapan dengan Felix.
"Tidak biasanya kau berkunjung tanpa pemberitahuan sebelumnya. Apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Alex to the point pada Felix.
"Saya hanya ingin memberi tahu Yang Mulia Ratu untuk cepat kembali," ucap Felix.
M
"Untuk melenyapkan dia?" tanya Karl.Catherine tersenyum, "Tentu saja dia! Wanita pengganggu itu harus dilenyapkan!"."Yang Mulia Putra Mahkota Sean von Nottenhem dan Ratu Naga Joanna Anastasia Pieterburg memasuki aula perjamuan!" teriak penjaga pintu ruang perjamuan dari luar.Begitu pintu dibuka, terlihat Sean, Anna dan para rombongan memasuki aula. Semua mata tertuju pada wanita anggun dengan dress panjang biru laut dan selendang yang melingkari pinggang hingga tangannya.Rambut panjang terurai dan anting perak panjang tipis itu benar-benar cocok dengan wajah cantik itu. Tatapan dan langkah kaki percaya diri itu menguasai aula perjamuan, menyihir semua mata yang ada di sana untuk menatapnya tanpa henti."Hormat pada Ayahanda dan Ibunda," ucap Sean membungkuk memberi hormat."Saya memberi hormat pada Yang Mulia Raja dan Ratu," ucap Anna yang juga membungkuk tanda memberi hormat.Begitu Anna selesai memberi hormat, terlihat jelas sekali wajah tidak bersahabat Karl dan Catherine.Cih!
"Anna?" panggil Noah."Ahh... Eemm... Tentu saja aku bahagia, ayah," jawab Anna."Kau berbohong. Kau sempat ragu. Apa kau ingin lepas darinya? Ayah akan membantumu," ucap Noah.Anna hanya diam. Sejujurnya dia bahagia, tapi masih ada keraguan di hatinya karena Arabella."Aku bahagia, ayah. Aku menikah dengan orang yang kucintai dan dia memperlakukanku dengan sangat baik. Aku hidup dengan cukup nyaman. Aku ratu kerajaan naga, dan aku juga dimanja oleh suamiku. Hanya saja ada sesuatu yang menggangu pikiranku," ucap Anna."Apa dia berselingkuh?" tanya Noah menyelidik."Tentu tidak, ayah," sanggah Anna cepat. Meski Alex cukup kuat, dia tetap akan mengalami luka berat jika bertarung dengan Noah."Sungguh?" tanya Noah."Benar, ayah.Aku akan menceritakannya pada ayah jika hal yang aku sudah mengetahui lebih banyak hal.""Awas saja jika pria itu berselingkuh darimu, ayah akan benar-benar membunuhnya," ucap Noah sambil menge
Seolah kematian ibunya tidak berarti apa-apa untuk wanita itu."Tidak," jawab Anna singkat."Aku tak yakin," ucap Catherine sinis."Memangnya jawaban apa yang kau harapkan dariku?" gerutu Anna dalam hati."Atau, apa kau menginginkan tahta?" tanya Catherine lagi.Anna sampai bosan mendengar pertanyaan ini. Sean hanya bisa memegangi kepalanya yang tiba-tiba sakit. Pria itu sudah melaporkan hasil perbincangannya dengan Anna terkait hal ini pada kedua orang tuanya, namun ia tidak menyangka ibunya akan menanyakan hal itu lagi."Aku tak memerlukannya," jawab Anna mantap."Benarkah?" tanya Catherine sinis, persis Sean waktu itu.Anna menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia benar-benar berusaha mengatur emosinya.Anna diam sejenak dan melirik sekitarnya. Ruangan tempat ia berada sekarang itu cukup. Cat putih dan jendela super besar itu membuat cahaya masuk di ruangan ini dengan bebas. Anna jadi teringat gambaran
Medeline tersenyum."Pergi dan jangan ganggu kehidupan kami," ucap Medeline tanpa rasa bersalah."Kami?" tanya Anna."Ya, aku dan suamiku. Itu pun jika kau tidak ingin bernasib sama dengan ibumu yang menjijikan itu," jawab Medeline.Anna tertawa. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendengar hal itu dari Medeline."Ibuku menjijikan? Setidaknya dia masih putri raja dan kau hanya seorang putri Duke," batin Anna.Anna sampai bingung dari mana dia harus mulai bicara. Terlalu banyak kalimat makian yang ada di otaknya."Aku tidak menyangka kau akan sangat tidak tahu malu seperti ini. Apa kau tidak berpikir bahwa aku bisa menggerakkan hati ayahku?" tanya Anna tersenyum. Senyum palsu pastinya.Medeline tersentak, "Apa maksudmu?""Kau tidak berpikir bahwa ada kemungkinan ayahku akan lunak terhadapmu jika aku membujuknya? Kau tahu kan bahwa ayahku menyayangiku?" tanya Anna dengan wajah mengasihani Medeline.Anna tersenyum sinis. Menurut pengamatan Anna terhadap orang sekitar dulu, cara paling
"Anda bekerja dengan sangat serius, Yang Mulia. Jika anda bekerja dengan serius seperti ini setiap hari, bisa-bisa properti pribadi anda yang semula sudah sangat banyak itu, akan bertambah dan tidak akan bisa habis bahkan di keturunan ke 25."Seorang pria dengan jubah dan celana hitam memasuki ruang kerja Alex.Alex yang sedang sibuk kerja itu langsung berpindah fokus pada pria yang masuk tanpa pemberitahuan ke ruang kerjanya itu."Kau ternyata, sudah kubilang berkali-kali untuk mengetuk pintu terlebih dahulu," ucap Alex."Sudah, Yang Mulia. Anda terlalu serius bekerja. Ditambah Benjamin sedang tidak ada, tidak ada yang menyampaikan kedatangan saya," sahut pria itu."Jika kau datang langsung ke sini, sepertinya informasi yang kuminta sudah kau dapatkan, Dave," ucap Alex."Anda benar, Yang Mulia," ucap Dave tersenyum lebar.Alex mengernyitkan dahi."Duduklah," pinta Alex sembari menunjuk kursi di depannya."Arabella
"Heeeiiii! Aku benar kan? Apa aku benar?" tanya Harry sambil mengejar Anna yang terus menyelam."Aaarrrggghhh, aku tidak ingin menjawabnya!!" teriak Anna mempercepat gerakan kakinya.Namun tetap saja ekor hiu itu lebih cepat di laut daripada kaki manusia Anna."Apa itu berarti aku benar?" tanya Harry yang kini sudah berada di depan Anna."Aaaarrggghhh! Aku memang tak akan bisa menang lomba renang melawan ikan," gerutu Anna dalam hati."Yaaaa, kau benar. Dasar hiu menyebalkan!" ucap Anna."Hahahahaha! Terlihat sekali bahwa naga itu sangat menyayangimu," ucap Harry yang tertawa dengan lepas.Entah mengapa gigi tajam hiu itu menjadi tidak menakutkan. Anna merasa hiu itu sudah kehilangan wibawanya.Anna heran, "Mengapa kau bisa menyimpulkan hal seperti itu?""Karena semakin cinta pria bangsa laut pada pasangannya, aroma mereka akan tertinggal di tubuh wanita mereka. Yaahhh, wajar saja kalian tidak mengetahuinya karena hanya
Dengan sigap Noah membantu putrinya itu berdiri. "Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" tanya Noah sambil panik mengamati anaknya dari kepala hingga ujung kaki. Noah memegang wajah dan tangan putrinya itu untuk memastikan terdapat luka atau tidak. "Tidak ada, ayah. Aku baik-baik saja. Hanya saja kakiku kehilangan tenaga sesaat. Sekarang aku sudah tidak apa-apa," jawab Anna yang sudah bisa berdiri sendiri. Anggota keluarga raja dan para bangsawan saling pandang dan berbisik satu sama lain. "Baru kali ini, kami melihat hewan-hewan menyambut dengan ceria," ucap Noah. "Benarkah?" tanya Anna terkejut. Ia tak menyangka hal itu adalah hal yang cukup membuat heran. Noah hanya mengangguk. "Kupikir itu adalah hal yang sangat wajar. Mereka sangat menyenangkan," jawab Anna tersenyum mengingat perbincangan mereka. Jawaban Anna itu sontak membuat Karl dan bangsawan lain tambah terkejut. "Dia bahkan berbincang..."
"Sampai kapan kau akan menghindariku?" tanya Medeline yang tiba-tiba masuk ke ruang kerja Noah.Terlihat kekecewaan mendalam dari wajah wanita itu. Di samping itu, kantung mata besar dan hitam yang menghiasi wajahnya kian memperburuk penampilan Medeline. Wanita itu tidak tahan lagi karena Noah terus menghindar. Di sisi lain, Noah juga benar-benar tidak ingin berbicara dengan Medeline."Selanjutnya kau wajib mengetuk pintu. Karena ke depannya aku akan kembali menjalankan tugas-tugasku, ruangan ini akan segera ramai," ucap Noah menoleh pada Medeline sebentar.Kemudian, pria itu lanjut membaca berkas yang ada di tangannya.Dalam ruang kerja, Noah tidak sendiri. Ada Oswald di sana yang juga sedang memegang berkas. Pria itu baru selesai memberi laporan pada Noah."Saya permisi, Yang Mulia," ucap Oswald.Oswald langsung pamit pada Noah dan Medeline."Aaahhh, aku tidak menghindarimu. Hanya saja, tidak ada yang harus kita bicarakan," tambah Noah.Mendengar penuturan Noah membuat Medeline be
Abigail menutup mata dan setengah meringkuk bersiap menerima pukulan Steven."Habislah aku," batin Abigail. Jari tangan Abigail juga sudah menutupi wajahnya.Akan tetapi, Steven masih tetap diam di kursi dan menunggu lanjutan dari penjelasan Abigail."Anda adalah pemilik energi sihir dan kemampuan bertarung yang paling kuat di kerajaan ini, Yang Mulia. Jika anda tertangkap, tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan anggota keluarga kerajaan. Terutama raja naga, ia pasti akan berusaha keras mendapatkan darah istrinya kembali," lanjut Abigail.Abigail bahkan meringkuk lebih kencang dari sebelumnya.Namun, Steven masih hening. Mempersilahkan Abigail tetap melanjutkan ucapannya."Mereka bisa mencari dan menggeledah setiap sudut wilayah kita dengan mudah, tak ada serangan yang bisa membuat mereka gentar karena anda sudah ada di tangan mereka, Yang Mulia. Terlebih, sedikit lagi sisa darah ratu naga akan berhasil diekstraksi sepenuhnya. Yang M
Warning 18+Terdapat umpatan dan penjabaran hal-hal vulgar. Dimohon kebijaksanaan dari para pembaca.***"Buah dadanya yang besar itu berhasil kuhisap dan kugigit. Pent*l merah muda yang menggoda itu sudah kunikmati berkali-kali sepanjang malam.""V*gina yang mulus tanpa celah itu menjepit kejantananku dengan kencang. Apa kau bisa membayangkan kenikmatan yang aku rasakan itu?"Mendengar itu, Alex benar-benar panas. Darahnya serasa mendidih."Kubunuh kau... Kubunuh kau... Kubunuh kau..." gumam Alex geram.Wajah istrinya yang bercumbu dengan Steven terbayang dengan jelas.---"Apa dia tidak jijik harus bercumbu dengan pria yang tidak ia cintai? Dia menikah dengan pria tua itu dan mencampakkan pacarnya demi uang. Menjijikan sekali membayangkan tubuhku disentuh orang yang tak kusuka," komentar Anna saat menonton film vulgar bersama Alex."Apa yang akan kau lakukan jika berada di posis
"Sakiitttt!!!" teriak Anna.Ia menggenggam tangan Steven dengan kuat. Anna yang tidak sadar tengah mengeluarkan sihir itu berhasil membuat tangan Steven terbakar hingga ke tulang."Haaahhh... haaaahhh... Aaarrggghhhh..." teriak Steven kesakitan."Hu..hu...hu... hiksss... hiksss... hiksss..."Tangisan Anna pecah. Anna tidak menyangka akan melihat pamandangan yang cukup menyedihkan. Tangan Steven terbakar hingga meleleh. Kini siapapun bisa melihat tulang tangan pria itu."Wanita bangsat!!!" teriak Steven lagi.Pria itu bahkan menampar Anna. Dengan berlinang air mata, Anna berlari untuk sedikit menjauh.Anna yang sedang ketakutan itu langsung menyerang Steven beserta prajurit yang mengejarnya dengan sihir.AARRRGGHHHHH!! AARRRRGGGGHHHH!!Semua orang terluka.Anna yang panik langsung lanjut berlari tanpa menoleh ke belakang.Akan tetapi, lagi-lagi ia tertangkap oleh Steven.Steven langsung menampar
Alex menjelaskan bahwa ia akan membawa beberapa penyihir portal dengannya agar dapat kabur kapan saja saat situasi sudah tidak menguntungkan.Para penyihir portal hanya bertugas untuk bersembunyi sebaik mungkin dan mengamati keadaan. Saat keadaan tidak menguntungkan, mereka akan memberi tanda jika portal pelarian sudah siap."Firasatku tentang ini tidaklah buruk. Akan tetapi, entah mengapa terasa menakutkan," ucap Noah.Noah merasa lebih tenang usai mendengar rencana Alex. Hanya saja, Noah merasa akan ada hal yang membuatnya sedih.Perasaan ini persis saat mendapati kenyataan wanita yang ia cintai meninggal."Tanpa darah Anna, mereka sudah sekuat ini. Kemajuan mereka akan sangat pesat dengan adanya darah anggota keluarga kerajaan. Kita harus menyiapkan diri untuk segala kemungkinan buruk yang ada," ucap Alex.Alexander mengira Noah takut dengan kekuatan para duyung. Noah sendiri tidak ingin memberitahu bahwa dirinya memiliki firasat baik ten
"Tolongg!! Tolong!! TOLOOONNGGGG!!! TOLOOOONNNGGGGGG!!!"Sekencang apapun Anna berteriak, tidak ada siapapun yang masuk ke dalam.Sekali lagi, Anna harus menanggung satu hal memalukan lagi di hidupnya. Ia harus buang air besar berkali-kali di dalam sana hingga tubuhnya lemas.Anna terus buang air hingga waktu kunjungan Steven dan Abigail datang.Saat Steven membuka pintu, bau tidak sedap langsung menusuk ke hidungnya."Ewwwwhhhh!! Apa ini?!!" teriak Steven.Abigail yang merasa jijik itu pun langsung berteriak, "Apa kau buang air di sini?"Anna yang tubuhnya sudah dipenuhi keringat dingin itu mendelik kesal. Akan tetapi, melihat Steven yang langsung waspada padanya itu membuat Anna langsung pura-pura seperti orang bodoh dan berbicara seadanya."Sakit... perut... sakit...." ucap Anna lirih.Anna berusaha sebaik mungkin untuk memainkan peran orang sakit nan lemah. Ia harus benar-benar terlihat tidak berdaya agar Steven dan
Steven membawa Cynthia ke hotel tempatnya menginap. Membaringkan kakaknya perlahan dan perlahan membasuh tubuh Cynthia. Steven membersihkan tubuh kakaknya dengan berlinang air mata.Orang tua mereka yang sudah terikat sihir hitam memang sudah tidak terlihat jelas bentuk wajahnya. Akan tetapi, Cynthia yang lebih menyukai perdamaian memilih untuk tidak mengikuti jejak raja dan ratu duyung.Baginya, tidak ada hal baik yang terlihat dari kedua orang tuanya saat terikat dengan sihir hitam. Tubuh kesakitan, suram dan penuh hawa negatif di setiap detik kehidupan mereka. Perang demi perang membunuh setiap kehidupan yang tidak bersalah.Wanita dengan senyum secerah matahari itu kini terbaring lemah. Infeksi dari luka yang tidak pernah dirawat itu menggerogoti tubuhnya.Kini sudah tidak ada lagi mata berbinar yang biasa Steven kagumi."Aku... aku akan memanggil dokter ke sini segera... hiks... hikss... hiksss..."Keran air mata Steven benar-bena
Tepat seperti dugaan Steven, pria itu adalah Axton, kakak iparnya.Axton yang mengenali Steven pun hanya tersenyum tipis dan lanjut mencambuk Cynthia."Steven... Bagaimana kau bisa mengetahui tempat ini?" ucap Cynthia lirih."Berhenti kau bajingan!!" teriak Steven."AAAAAKKKKKKKK!!! AAAAKKKKKKKK!!!!"Axton mencambuk Cynthia makin kencang, "Siapa yang menyuruhmu berbicara? Diamlah! Satu-satunya hal yang boleh kau lakukan adalah menangis!""HENTIKAAAANNNNN!!" Steven kembali berteriak dan langsung berlari menuju panggung tempat Cynthia dicambuk."Tangkap dia!" perintah Axton pada pengawal pribadi yang siaga tidak jauh darinya."Security.... security..." panggil seseorang."Security!!!" teriak seseorang menambahkan. Seketika, semua orang langsung memanggil petugas keamanan yang bertugas.Beberapa pria berbadan kekar langsung memasuki aula lelang dan berlari untuk menangkap Steven.Steven tidak peduli dengan ora
Steven yang kala itu masih berstatus sebagai pangeran belum mendapat tanda kutukan seperti sekarang. Kulit putih bersih, wajah khas pria Eropa dengan mata biru yang persis seperti lautan itu itu sukses membuat Abigail tenggelam di dalamnya.Sejak saat itu, Abigail mengetahui bahwa Steven akan menghabiskan beberapa jam untuk membaca di taman saat sore hari. Wanita itu selalu datang untuk melihat Steven hanya untuk mendapatkan senyum sang pangeran.Pemandangan Steven yang memegang buku dengan senyum lebar di wajahnya itu membuat Abigail salah tingkah. Jantungnya berdebar kencang, wanita itu juga tidak bisa menghentikan senyum di wajahnya.Akan tetapi, mengingat Steven memberinya titah untuk merawat luka Anna membuat lamunan Abigail terpecah. Anna benar-benar merusak hari dan juga mimpinya."Akan lebih baik jika wanita itu mati, mengapa dia tidak langsung mati saja," gumam Abigail.Abigail meraih kotak obat dan berjalan malas ke ruang bawah tanah.Ruang bawah tanah ini tetap menjijikan s
"Sampai mati pun suamiku hanya Alex. Aku lebih baik mati daripada harus bersama orang sepertimu!!" teriak Anna lagi.Anna bahkan bingung dari mana ia mendapat kekuatan untuk berteriak di tengah kekacauan yang terjadi padanya ini. Namun, setiap kata yang keluar dari mulut bajingan ini membuat Anna naik pitam."HAHAHAHAHAHAHA...""HAHAHAHA!!""HAHAHAHAHAHAHA.."Tawa Steven yang keras membuat ruangan lembab ini bergema. Mendengar tawa pria itu membuat kemarahan Anna kian memuncak."Aku akan membuatmu memohon-mohon kepadaku, wanita jalang."Steven menghentikan kalimatnya dan melirik kaki Anna. Pria itu tersenyum meledek."Asal kau tahu saja, rantai yang melingkar di tangan dan kakimu ini adalah rantai anti sihir. Kau..."Steven mulai meraih dagu Anna."Tidak akan bisa mengeluarkan sihir. Dengan kata lain, kau tidak akan bisa kabur dari sini," lanjut Steven.Steven tersenyum dengan mata melebar. Anna yang sudah menatap pria itu jijik memalingkan wajahnya hingga dagunya terlepas dari Steven.