Home / Romansa / Pengantin Tuan Haidar / ( S2 ) Bab 131. Menantuku

Share

( S2 ) Bab 131. Menantuku

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2022-01-14 15:42:24

Setelah sang mommy pergi, Jennie segera memakai kaus kakinya.

“Ayo kita keluar!” Gara mengulurkan tangan di hadapan sang istri setelah wanita itu selesai memakai kaus kaki. Jennie pun menerima uluran tangan itu dengan terpaksa.

Sejujurnya ia takut dengan perubahan sikap suaminya. Biasanya dia akan baik sebentar dan akan kembali jahil beberapa menit kemudian, tapi sejak sore tadi Gara selalu bersikap manis padanya.

Pasangan pengantin itu keluar kamar sambil bergandengan tangan yang membuat semua orang bahagia melihatnya, walau mereka tahu pernikahan Gara dan Jennie tidak didasari cinta.

"Sepertinya Bang Gara sudah mulai bucin kayak Daddy sama Mommy," ucap Bara sambil tertawa tanpa suara ketika melihat abangnya menggandeng mesra sang istri.

"Bukan sepertinya lagi, tapi emang udah bucin," sahut Gilang. "Istrinya mandi aja dikawal terus."

"Kakak ipar memang keren, cuma dia wanita yang berani melawan manusia es batu itu."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Novi Jaya Yanti
suka sama penulisannya. keluarga andin keluarga yang harmonis. Andin benar2 mengayomi.... tak sia2 beli koin dipagi hari...
goodnovel comment avatar
Mythåsäry Zugar Zu
lanjuuut kak.... suka sma gara yg mulai bucin... ke biggie
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 132. Buka Bajumu!

    "Dia kedinginan," jawab Gara sambil menggosok-gosok tangan istrinya yang sedang kedinginan."Bawa ke kamar saja, Gara!" titah Haidar kepada anaknya.Pria tampan itu langsung membopong istrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar tanpa menunggu persetujuan sang istri.Andin mengikuti anak dan menantunya sambil membawa minuman bandrek yang sudah ia buat."Kamu duduk dulu di sini, saya akan mengambilkan minyak kayu putih." Gara kembali keluar kamar setelah mendudukakan istrinya di tempat tidur.Ia menghampiri Anisa yang masih di ruang tamu dan meminta minyak kayu putih kepadanya."Nisa, apa kamu punya minyak kayu putih?""Ada, Mas," jawabnya dengan cepat. "Sebentar saya ambilkan."Anisa segera bangun dari duduknya, lalu mengambil apa yang diminta mantan kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.Pria berkaus hitam itu terlihat sangat mengkhawatirkan istrinya, ia menunggu dengan gelisah calon adik iparny

    Last Updated : 2022-01-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 133. Salah Sangka

    Jennie tidak berani bertanya ataupun bersuara. Ia hanya diam saja merasakan kehangatan saat sang suami memeluknya dan mengusap-usap punggungnya.Walau ia sangat gugup saat berpelukan dengan sang suami dalam keadaan bertelanjang, tapi ia mencoba menenangkan dirinya supaya tidak memberontak saat sang suami melakukannya."Lain kali dengarkan kata suamimu ini! Saya melarangmu bukan tanpa alasan," ucap Gara sambil terus mengusap-usap punggung istrinya. "Cuaca di sini sangat berbeda dengan ibukota. Angin malam di sana tidak sedingin di sini."Laki-laki itu mencoba tenang dan mengatur napasnya saat merasakan benda kenyal sang istri menempel padanya.'Ternyata dia nggak seperti yang aku pikirkan,' batin Jennie yang semakin merasa bersalah setelah berburuk sangka kepada suaminya. 'Dia hanya membantu menghangatkan tubuhku.'Wanita itu meneteskan air mata sambil memeluk erat suaminya. Ia baru menyadari kalau sang suami laki-laki yang baik dari keturunan yang

    Last Updated : 2022-01-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 134. Jangan Pergi

    Akhirnya Jennie bisa tidur nyenyak dalam dekapan hangat suaminya hingga pagi. Ia pun membuka matanya lebih dulu, lalu buru-buru turun dari tempat tidur dan memakai bajunya sebelum sang suami terbangun.Ia sungguh sangat malu melihat dirinya sendiri bertelanjang dada di hadapan sang suami. Ini kali pertamanya seorang laki-laki melihat tubuh sensitifnya.Setelah berpakaian, Jennie mendekati suaminya. "Terima kasih suamiku." Jennie mengecup bibir suaminya sebelum keluar dari kamar untuk mandi sebelum rumah itu semakin ramai karena pada pukul sepuluh pagi nanti, Anisa dan Bara akan menikah.Setelah Jennie keluar dari kamar, Gara membuka matanya, lalu tersenyum. “Wanita tidak waras itu sudah membuat saya menjadi tidak waras juga,” gumamnya sambil tersenyum -senyum sendiri.Ada rasa yang berbeda pada sang istri yang selalu ia hina itu, tapi Gara terlalu munafik untuk mengakuinya kalau ia bahagia berada di samping istrinya.Di luar kamar Andin

    Last Updated : 2022-01-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 135. Pujian Sang Menantu

    Dia adalah Gara. Laki-laki itu hendak peri ke dapur untuk membuatkan teh manis hangat untuk istrinya, tapi melihat istri dan sang mommy berbicara serius ia menghentikan langkah kakinya dan menyimak obrolan antara menantu dan mertua itu.Gara segera membuatkan minuman untuk istrinya setelah istri dan mommy-nya bubar. Setelah membuatkan minuman untuk istrinya ia segera kembali ke kamar sambil membawa secangkir teh manis. Semanis senyumannya pagi ini.Beberapa menit kemudian Jennie masuk ke dalam kamar, ia sudah selsai berpakaian, wanita itu memakai dres panjang berwarna merah.“Gara, warna baju ini aku nggak suka, tapi aku nggak ada gaun lagi, kira-kira Mommy marah nggak ya kalau aku nggak suka baju yang ia belikan.”“Baju itu saya yang beli, saya sengaja membelinya untukmu.”“Tapi, aku nggak cocok memakai warna ini,” ucapnya sambil merapikan baju yang terlihat sangat pas di badannya, namun Jennie tidak suka karena

    Last Updated : 2022-01-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 136. Terikat Kontrak

    Jennie berteriak saat ada yang melingkarkan tangan di pinggangnya dan mencium tengkuknya.Gara yang terkejut refleks melepas pelukannya. “Cuma dipeluk saja sampai berteriak-teriak. Semalam kamu bilang sudah rela mengikhlaskan tubuhmu untuk suamimu, tapi mana?”Wanita berkebaya itu memutar tubuhnya, hingga menghadap suaminya. “Maafkan aku Gara, aku nggak tahu kalau itu kamu. Lagian kamu datang diam-diam kayak gitu udah kayak maling aja.”“Kamu pikir siapa yang berani masuk kamar ini dan memelukmu? Kalau pun ada yang berani memeluk kamu, dia akan berhadapan dengan saya.” ucapnya sambil berjalan menuju tempat tidur, lalu duduk di tepiannya.“Yang bener?" Jennie tersenyum mengejek sambil berjalan menghampiri suaminya. “Jadi aku nggak boleh mencari laki-laki untuk penggantimu dong ya sebelum kita berpisah?”Ia sengaja berbicara seperti itu untuk melihat reaksi suaminya. Jennie penasaran den

    Last Updated : 2022-01-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 137. Berkata Dusta

    "Mereka sangat aneh. Dikit-dikit berantem nanti baikan lagi. Aku kalau jadi Jennie juga kesel banget tuh sama Gara," kata Sisil sambil mengintip keponakannya dari balik pintu kamar yang terbuka sedikit."Gara persis daddy-nya. Nggak berani bilang suka, tapi nggak mau melepas juga," timpal Andin sambil melirik suaminya yang berdiri di sampingnya."Karena dia anak saya, Bee," sahut Haidar sambil terkekeh. "Kalau dia tidak mirip dengan saya ataupun kamu, itu patut dicurigai."Tiba-tiba Andin memukul lengan suaminya dengan keras. "Kamu menuduhku selingkuh?""Bukan itu maksud saya, Bee." Haidar memeluk istrinya sambil tersenyum. "Kamu ini sensitif banget sih seperti orang hamil. Apa jangan-jangan kamu lagi hamil ya?""Ya Ampun, kalian udah tua, tapi mau punya anak lagi? Sadar umur woy ...!" Seloroh Sisil sambil melirik dengan Andin dan Haidar."Aku nggak hamil," sahut Andin sambil menggeser Sisil, ia ingin melihat anak dan menantunya lagi. "Aku y

    Last Updated : 2022-01-16
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 138. Apa Kamu Mencintai Saya?

    Jennie terdiam. Ia sadar ucapannya telah menyinggung suaminya. “Maafkan ucapanku,” kata Jennie dengan lembut. “Tapi, aku mohon jangan melakukannya sekarang! Besok saja kalau kita sudah pulang.”“Supaya besok kamu bisa kabur dari saya?"“Suamiku, Sayang.” Jennie menangkup wajah laki-laki yang sedang mengungkung tubuhnya. “Aku takut kedinginan lagi kalau harus keramas. Semalam aku udah pasrah, aku pikir semalam bakal mati kedinginan.”‘Benar juga apa yang dia katakan.’Akhirnya Gara bangun dan berdiri, ia kembali memakai jas yang sempat ia lempar.Jennie bangun, lalu menghampiri suaminya. Ia menangkup wajah laki-laki tampan itu. “Aku akan melayanimu selayaknya seorang istri. Aku akan tetap berada di sampingmu sampai kapan pun kalau kamu yang mengingkan aku. Dan aku akan pergi jika kamu yang menginginkannya.”Laki-laki itu melingkarkan tangannya di pinggang sang istri

    Last Updated : 2022-01-17
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 139. Gara-gara Kamu

    Gara dan Jennie buru-buru bangun. Mereka panik mendengar teriakan sang mommy.“Aku bilang juga apa, nanti aja di rumah,” kata Jennie sambil berusaha mengancingkan kancing bajunya, tapi tidak masuk-masuk.“Biar saya bantu.” Gara membantu mengancingkan sambil memejamkan mata karena gundukan kenyal itu sangat menarik perhatiannya."Gara cepetan!""Sebentar lagi," jawab Gara sambil berusaha menenangkan dirinya yang merasa sesak napas melihat tubuh sang istri."Lama banget sih!""Sudah selesai!" Gara menegakkan tubuhnya, lalu tersenyum melihat wajah sang istri yang terlihat panik. "Tarik napas dulu!"Jennie pun menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya perlahan. Ia melakukannya berkali-kali sampai merasa tenang.Setelah merasa tenang Jennie segera membuka pintu kamarnya untuk menemui sang mertua."Ada apa, Mom?" tanya Jennie sambil tersenyum canggung.“Sayang, kenapa rambutmu b

    Last Updated : 2022-01-18

Latest chapter

  • Pengantin Tuan Haidar   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk kakak-kakak cantik dan kakak-kakak ganteng yang sudah mendukung novel saya ini. Tak terasa ternyata Haidar sudah menemani kalian selama setahun. Ceritanya memang belum selesai, masih ada kelanjutannya. Bagaimana kehidupan rumah tangga Gara dan Jennie setelah mamanya tahu, dan apakah mereka bisa mempertahankan pernikahannya di saat orang-orang yang membencinya berusaha untuk memisahkan mereka. Kisah si CEO bucin akan dilanjut di buku baru ya, khusus Gara dan Jennie. Novel ini sudah terlalu panjang, takut kalian mual lihat bab yang udah ratusan, hehehe .... Pemenang GA akan diumumkan di sosmed saya, i*, efbe, w*, kalau barangnya sudah datang, wkwwkk. Silakan follow i* @nyi.ratu_gesrek, atau bisa gabung di grup w*. Penilaian akan berlangsung sampai barang datang. Terima kasih banyak kakak-kakak sekalian. Mohon maaf jika cerita saya kurang memuaskan dan membuat kakak-kakak sekalian jengkel. Saya akan terus berusaha m

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 157. I Love You, Biggie ( end )

    “Dia istri saya, kamu telah menghin orang yang saya cintai.”Jennie menatap suaminya sambil tersenyum. Ia senang mendengar Gara mengakui perasaannya di depan orang lain.“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Jennie … maksudnya saya tidak tahu kalau Nona Jennie istri anda.”Sekretaris cantik terus memohon minta ampun sambil berlinang air mata, namun Gara sudah terlanjur sakit hati.“Kalau dia bukan istri saya, apa kamu berhak menghina sesama kaummu seperti itu?”“Maafkan saya, Tuan, tolong jangan pecat saya!”“Saya tidak mau mempekerjakan orang-orang berhati busuk sepertimu.”“Sayang, berilah dia kesempatan sekali lagi, mungkin kalau aku ada di posisi dia, aku akan lebih parah dari itu.”Jennie merasa bersalah kepada sekretaris suaminya karena dirinyalah, wanita itu dipecat.“Saya tahu. Tapi, saya tidak suka melihat orang yang telah

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 156. Kamu Saya Pecat!

    “Hati-hati, Bos!”“Saya sudah jatuh, Biggie!" kesal Gara.“Ya udah ayo bangun!” Jennie membantu Gara yang tersungkur karena terkejut melihatnya masih bekerja sebagai office girl di kantornya sendiri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Gara setelah bangun dan berdiri.“Aku kan masih kerja di sini, Bos,” jawab Jennie sambil tersenyum.“Tidak perlu kerja lagi, kamu tunggu saya pulang kerja saja di rumah!”“Aku bosan di rumah terus.”“Kamu bisa jalan-jalan atau belanja bersama Anisa atau Mommy. Kamu cari kegiatan lain, tapi jangan bekerja di sini!”“Kenapa? Kamu malu kalau sampai orang lain tahu kalau istri dari CEO Mannaf Group ternyata hanya seorang office girl?”“Bukan itu maksudnya. Saya hanya tidak ingin kamu kerja lagi. Kamu istirahat saja ya, biar saya yang mencari uang untuk kamu.”“Kontr

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 155. Ambyar

    "Bukan apa-apa," jawab Jennie sambil berjalan keluar dari kamar."Biggie, saya yakin ada yang kamu sembunyikan.""Nggak ada. Besok kamu udah mulai kerja lagi, pasti pulangnya malam dan capek 'kan? Mana mungkin kita bisa bercanda seperti tadi lagi.""Saya akan meluangkan banyak waktu untukmu. Kamu tenang saja, kali ini saya tidak akan pulang malam."Jennie menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menghadap Gara."Jangan kayak gitu. Lakukanlah kegiatanmu seperti sebelumnya. Aku nggak mau menjadi pengganggumu, lagian kita 'kan bisa menghabiskan waktu seharian di akhir pekan."Gara tersenyum menanggapi ucapan istrinya. "Saya bersyukur mempunyai istri sepertimu."Pria yang memakai kaus berwarna putih dengan dipadukan celana panjang berwarna krem menggenggam tangan istrinya, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.Mereka makan sambil suap-suapan yang membuat seisi rumah itu berbahagia melihat Tuan dan nona mudanya be

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 154. Permainan Pengantin Baru

    Jennie juga melakukan hal yang sama seperti suaminya. “Aku juga mencintaimu.”Kedua pasangan pengantin baru itu sedang berbahagia. Mereka menghabiskan waktu di dalam kamar dengan bermain kertas gunting batu. Yang kalah akan menuruti perintah yang menang.“Kamu kalah suamiku,” kata Jennie sambil tertawa.“Apa yang harus saya lakukan?”“Buatkan aku jus jeruk!” titah Jennie.“Baiklah, saya akan melakuknanya.”“Tapi haus kamu yang membutanya, jangan menyuruh Bibi.”“Iya ….” Gara turun dari tempat tidur, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman sang istri.“Kapan lagi memerintah CEO,” kata Jennie sambil tertawa setelah suaminya keluar dari kamar. “Belum tentu aku bisa bersamanya terus,” lanjutnya dengan pelan. “Aku takut Mama tahu pernikahan ini?”Beberapa menit kemudian sang suami masuk den

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 153. Benci

    Gara bangun dan berdiri. "Saya mau pakai baju dulu."Laki-laki tampan itu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.Jennie bangun dan terduduk sambil memerhatikan suaminya. "Katanya mau pakai baju, tapi kenapa malah masuk lagi ke dalam kamar mandi?" gumamnya."Kenapa adik saya bangun hanya karena saya menindihnya?" gumam Gara saat berada di bawah pancuran air. Berharap sang adik tenang dan kembali tertidur. "Kalau Biggie tahu, ini sangat memalukan."Setelah beberapa menit Gara keluar dari kamar mandi dan langsung pergi ke ruang ganti. Laki-laki itu menghampiri istrinya setelah berpakaian."Lehermu tidak apa-apa 'kan?" Gara duduk di samping istrinya . "Maafkan saya ya!"Jennie memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Gara, apa kamu sadar saat tadi kamu bilang kalau kamu mencintai saya?"Bukannya menjawab laki-laki tampan itu malah menyentil kening istrinya dengan keras."Sakit, Garangan!" Jennie mengusap-usap keningnya samb

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 152. Pengakuan Gara

    "Apa kamu mencoba menukar keperawananku dengan motor ini?"“Kamu itu istri saya, kenapa kamu berbicara seperti itu kepada suamimu?”Gara tersinggung dengan ucapan istrinya karena dia menyiapkan motor itu setelah resmi menjadi suami Jennie.Ia hanya ingin memfasilitasi istrinya supaya wanita yang telah sah menjadi pendamping hidupnya itu bisa aman berkendara dengan motor barunya karena motor lamanya sudah tidak layak pakai."Bukannya kamu bilang nggak mau melakukannya kalau aku belum siap? Kalau ngomong tuh jangan asal keluar terus dilupain, kayak kentut aja.”Gara menatap istrinya dengan tatapan tajam, lalu pergi meninggalkan wanita itu. Ia kembali ke kamar dan langsung berendam air hangat untuk melemaskan otot-ototnya.“Kenapa saya selalu lupa dengan apa yang saya ucapkan padanya. Saya pasti terlihat seperti laki-laki bodoh yang plin plan,” ucapnya sambil menengadahkan kepalanya dengan tangan bersandar pa

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 151. Motor Butut

    "Bukannya kamu rindu dengan keluargamu," sahut Gara sambil berjalan menghampiri istrinya."Mereka ada di mana?" tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel. Ia tersenyum bahagia saat melihat adik satu-satunya."Di rumah keluarga barunya. Ibu kamu sudah menikah lagi dan mereka hidup bahagia bersama adikmu.""Kenapa Mama nggak bilang sama aku kalau mau menikah? Kenapa Mama melupakanku?"Gara mencengkram dagu istrinya dengan lembut. "Hey, Cantik! Apa kamu memberitahu ibumu kalau kamu sudah menikah dengan saya?""Benar juga," sahutnya. "Tapi, aku punya alasan sendiri kenapa nggak bilang sama Mama." Jennie menepis tangan suaminya."Ibu kamu juga punya alasan sendiri.""Kamu tahu dari mana?""Jangan lupakan siapa suamimu ini?""Maaf, aku lupa soal itu," jawabnya sambil melirik dengan sinis suaminya."Jangan bersedih!" Gara membelai lembut rambut sang istri yang tergerai indah."Kenapa dia

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 150. Sebuah Rekaman

    “Ya saya ingin merekam suara kamu,” jawab Gara pelan sambil tersenyum.“Sejak tadi kamu udah denger ‘kan, apa yang aku katakan?” tukas Jennie yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh suaminya. “Kamu memang menyebalkan Gara.”Jennie menggelengkan kepala sambil menggeser duduknya membelakangi sang suami. “Kena kutukan apa aku ini? Bisa-bisanya jatuh cinta kepada laki-laki seperti dia. Laki-laki narsis, dingin, angkuh, dan sangat menyebalkan."“Salah saya apa? Saya hanya ingin merekam suara kamu, itu aja. Saya ingin menyimpannya sebagai pengingat kalau saya sedang merindukanmu.”Jennie menoleh pada suaminya, lalu berkata, “Salah kamu apa? Astaga, ini CEO punya otak apa nggak sih? Tensi darahku bisa naik ini." Jennie menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Aku harus tetap menjaga kewarasanku," ucapnya sambil mengipasi wajah menggunakan telapak tangan."Biggie, saya ha

DMCA.com Protection Status