Share

Gagak Hitam

Author: Er_zhi.zhii
last update Last Updated: 2024-06-28 23:52:55

"Erland waktunya sudah tiba."

Kini Erland sedang bersiap untuk menyaksikan langsung penyeleksian mata-mata baru yang akan dipekerjakan. Dia melakukan ini agar tidak ada kesalahan dalam penjagaan Emma kedepannya karena, dia tidak bisa terus berada di dekat Emma untuk mengawasi dan melindunginya.

Dia berjalan menuju tempat penyeleksian menggunakan jubah hitam serta tudng yang selalu menutupi wajahnya. Dia tidak membiarkan siapapun di Kastil mengetahui wajahnya kecuali orang terdekatnya atau orang kepercayaannya.

"Silahkan dimulai." Ucap Erland dengan suara berat, dingin dan mendominasi miliknya.

Penyeleksian pun dimulai setelah mendapat perintah dari Erland. Penyeleksian ini diatur cukup mudah oleh Erland, karena tidak suka sesuatu yang rumit. Pertama-tama dia hanya perlu mengetahui asal-usul peserta dan setelah itu dia mengumpulkan peserta dalam satu tempat.

"Ingatlah hanya 5 dari kalian yang dapat bertahan hiduplah yang akan terpilih!" Ucap Nathan dengan lantang memberitahu satu-satu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Perasaan Antar Saudara

    "Setelah itu apa yang kamu tahu?" Samuel dengan serius menatap Angela sembari menunggu jawaban dari mulut Angela. Dia sangat ingin memastikan bahwa Gagak Hitam yang di lihat Angela bukanlah Felix. "Aku pingsan dan tidak tahu apa-apa." Balas Angela sembari menggeleng. Samuel yang mendengar jawaban Angela merasa kecewa karena, wanita itu adalah satu-satunya saksi yang melihat Gagak tersebut. 'Apa mungkin benar dia? Kalau memang dia aku harus memperkuat pengawasan Emma.' Batin Erland sembari menunduk. "Kalau begitu akan kembali, untuk sementara aku tidak akan kesini dulu." Ucap Samuel sembari bangkit dari duduknya dan tanpa meminta persetujuan Angela dia langsung melenggang pergi. 'Aku segera mengurus masalah ini.' Batin Samuel yang berjalan keluar dan tidak menyadari kalau dirinya berpapasan dengan Emma yang kembali. Emma hanya terdiam melihat punggung Samuel menjauh tanpa menyapanya seperti biasanya, saakan mereka tidak pernah mengenal sebelumnya. 'Samuel, apa dia yang asli?' Bati

    Last Updated : 2024-06-29
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Penyamaran Dalam Penyamaran

    Tujuh hari kemudian .... "Angela apa akhir-akhir ini ada hal mencurigakan terjadi?" Samuel bertanya sembari membantu Angela melakukan pekerjaan di Ladang. Meski dia baru beberapa kali melakukan pekerjaan di Ladang namun, Samuel sudah lumayan menguasai pekerjaan tersebut. Tangannya terus mengayunkan cangkul dengan lihai. "Tidak ada, semenjak kamu mempekerjakan dua mata-mata itu seminggu ini terasa aman." Balas Angela yang sedang memanen Kubis. "Baguslah kalau begitu." Ucap Samuel santai. "Angela, Samuel! Aku membawakan kalian makan siang." Teriak Emma yang datang seorang diri smebari menenteng keranjang yang berisi beberapa jenis makanan untuk mereka. Angela dan Samuel segera mencuci tangan mereka di saluran air yang mengairi ladang mereka. Kemudian mereka menikmati makan siang yang dbawa Emma bersama-sama dengan bahagia dan penuh tawa. Makan siang itu sudah seperti piknik keluarga yang dihiasi kegembiraan di wajah ketiganya. Sore harinya .... "Samuel aku percayakan dia padamu

    Last Updated : 2024-06-30
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Penyamaran Terbongkar

    Beberapa waktu sebelumnya ....BUGHHSamuel yang sedang mengumpulkan ranting kayu menoleh, dia mengerutkan keningnya dan bersikap waspada. Dia berkali-kali menoleh ke kanan dan kiri mengawasi situasi, dia berusaha berpikir positif. Setelah selesai dengan kegiatannya dia melangkah menyusuri jalan yang dia lalui sebelumnya.BUGHHDia menoleh kala kembali mendengar suara yang sama berulang kali, kakinya melangkah perlahan agar tidak membuat suara. 'Ethan?!' Batin Samuel terkejut melihat salah satu mata-mata terbaiknya tumbang dan terluka cukup parah.Samuel lantas berlari menghampiri pria itu, "Apa yang terjadi?" Tanya Samuel dengan wibawa seorang penguasa."Si-siapa kamu?" Tanya Ethan sembari memegang dadanya yang terus mengeluarkan darah. "Cepat katakan!" Perintah Samuel dengan tegas."Emma ... dia ber ... sama Le ... o." Ucap Ethan terbata-bata karena menahan rasa sakitnya.Samuel sontak menoleh dengan tatapan tajam dan bergegas menghampiri Emma. Dia sangat panik karena, ini berhubun

    Last Updated : 2024-07-01
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Bertemu Keluarga

    "Kak siapa yang melukaimu?"Joana dengan panik berlari menghampiri Felix yang baru saja sampai, dia memapah kakaknya yang berjalan dengan terhuyung-huyung menaiki tangga. "Kamu kemana saja? Dan kenapa kembali dalam keadaan seperti ini? Siapa yang melakukannya?" Tanya Joana bertubi-tubi.Joana mengerutkan keningnya sembari perlahan membantu kakaknya berbaring di kasur. Sejak tadi Felix hanya dia dan tidak menjawab satu pertanyaanpun darinya. Hal itu membuat Joana merasa kesal, "Kak jawab, jangan diam saja!" "Keluarlah, aku ingin beristirahat." Balas Felix dengan suara lembut enggan menjawab pertanyaan Joana."Kak, jawab dulu petanyaan .... ""Aku bilang KELUAR!!!" Bentak Felix dengan suara lantang dan mendominasi.Joana tersentak kala Felix membentaknya serta menaikan nada bicaranya, dia menggigit bibirnya sembari menahan air matanya. Tanpa sepatah katapun akhirnya Joana berbalik dan melangkah pergi meninggalkan kakaknya seorang diri di kamar dan membanting pintu.BRUAKK'Hah ... seja

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Penolakan

    "Cepat masuk!"Tangan Emma ditarik dengan kasar oleh ayahnya, dia sedikit tersentak namun, dia tidak berpikir macam-macam dan masih berpikir bahwa ayahnya hanya terkejut bahwa dirinya berhasil pulang dengan selamat. Meski raut wajahnya cukup kebingungan tapi, rasa senang dalam hatinya tidak bisa dia pungkiri."Kenapa kamu kembali?" Tanya ayah Emma dengan raut wajah marah."Apa maksudnya? Aku, aku selamat dan melarikan diri pulang. Ayah tidak senang dengan itu?" Tanya Emma balik setelah menjelaskan dengan singkat."Dasar gadis bodoh! Apa menurutmu para warga akan senang melihatmu kembali, sedangkan anak mereka terbunuh disana dan tidak pernah pulang." Ucap ayah Emma penuh penekanan dengan suara sedikit berbisik sembari menatap marah pada putrinya.".... " Setelah mendengar kata-kata ayahnya, dia pun terdiam dan tak bisa berkata apapun lagi. Dia menatap ayahnya dengan tatapan kecewa, dia tidak menyangka bahwa itulah yang akan terjadi jika dirinya kembali. 'Aku pikir mereka akan bahagia

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Kembali Ke Penjara Kekecewaan

    "Enyahlah manusia rendahan!" Dengan sekali hempasan tangan Erland, para warga yang menganiaya Emma seketika terpental hingga tersungkur ke tanah. Dibawah hujan lebat akibat kemarahan Erland, para warga merubah posisi mereka menjadi bersujud memohon ampun agar desa mereka tidak dilenyapkan. "Dewa Pelindung mohon jangan lenyapkan desa ini." "Kami memohon ampun." "Ampuni kami Dewa Pelindung." Erland tidak menghiraukan jeritan para warga yang memohon padanya, yang dia pedulikan adalah gadis tercintanya, Emma. Dia meletakkan tubuh Emma diatas pangkuannya, tatapan tajam sebelumnya berubah menjadi tatapan pilu yang menyedihkan. "Emma maaf aku datang terlambat. Aku akan membalas rasa sakitmu seribu kali lipat." Ucap Erland dengan nada rendah sembari menyeka darah yang terus membasahi wajah Emma menggunakan jubah hitamnya. Erland menggendong Emma dalam dekapannya sembari menutupi gadis itu dari hujan dengan jubah hitamnya. Lalu terbang, dia dapat menatap satu desa dari atas. "Des

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Bukan Sekedar Ucapan

    "Seharusnya aku tidak pernah bersikap lembut padamu!" Erland dengan kasar menarik Emma dan membantingnya di atas tempat tidur. Tatapan mengerikan yang hanya dia perlihatkan pada musuh kini dia gunakan untuk mengancam gadis itu. Dengan kuat tangannya menekan kedua tangan Emma di tempat tidur. Dia mendekatkan wajahnya yang mengerikan, "Ingatlah hidup ayah dan adikmu ada di tanganku. Jadi, jangan coba main-main denganku." Ucap Erland dengan lirih di telinga Emma. Alih-alih terdengar lembut suara Erland lebih terdengar mengerikan. Emma yang mendengar ancaman Erland hanya bisa diam dan mengikuti setiap perkataan Erland untuk kedepannya. 'Inilah dirimu yang sebenarnya dan sisi yang kamu sembunyikan dariku.' Batin Emma sembari menatap Erland dengan penuh kebencian. "Seharusnya kamu biarkan aku terbunuh saja saat itu." Lirih Emma sembari menatap tajam punggung Erland yang semakin menjauh dari pandangannya. Setelah berdiam beberapa waktu, Emma lantas menyadari sesuatu. 'Jalan keluar, jala

    Last Updated : 2024-07-06
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Luar Kendali

    "Aku mohon hentikan semua ini."Dengan tidak berdaya Emma berlutut di bawah hujan badai yang sedang terjadi, dia memohon agar Erland menghentikan kekacauan tersebut. "Tolong hentikan, aku akan ikut denganmu." Ucapnya sembari kedua tangannya memegang kaki Erland, sama seperti seorang pelayan yang memohon pada tuannya.Tubuhnya bergetar seolah dirinyalah yang akan mati hari ini, dia menahan isak tangisnya dan memegang kaki Erland dengan kuat. "Aku tidak akan lari lagi, aku janji." Ucap Emma berusaha meyakinkan Erland bahwa dia akan menempati ucapannya kali ini.Erland menyeringai melihat ketidakberdayaan Emma saat ini. Dia mengibaskan tangannya ringan lalu, menurunkan tangannya. Pandangannya terus tertuju pada Emma, dia merasa bersalah namun, diwaktu yang sama dia juga merasa senang karena Emma akan berada dalam genggamannya lagi.DUARRREmma sangat tersentak kala petir tersebut tetap menyambar, suara yang dihasilkan terdengar sangat nyaring dan begitu menakutkan. Air matanya meleleh be

    Last Updated : 2024-07-07

Latest chapter

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Membawa Kembali Joana

    "Jika kamu sudah tahu maka capet serahkan wanita itu padaku."Dengan lirikan mautnya, Erland membuat Charlie yang berdiri jauh dibelakangnya bergidik ngeri. "Apa kamu hanya akan menatapku saja?" Tanya Erland dengan suara dingin sembari terus melirik Charlie."I-ikuti saya."Erland melangkah mengikuti Charlie masuk ke sebuah Kastil yang baru pertama kali dia datangi. Kedatangan mendadak Erland membuat Penguasa Kastil, ayah Charlie tidak bisa menyiapkan apapun untuk menyambut dirinya."Maafkan kami Tuan Tamsos Karalius, kami tidak menyambut kedatangan anda.""Sudahlah, aku juga tidak butuh penyambutan apapun." Mendengar jawaban Erland membuat Sang Penguasa Kastil Bulan merasa tersinggung, karena ucapan Erland seolah telah merusak harga dirinya. Dalam hatinya, dia ingin sekali menghajar Erland namun, dia sadar bahwa orang yang datang ke Kastilnya bukanlah lawannya."Baiklah, silahkan anda duduk dan .... ""Aku kesini bukan untuk menikmati pelayananmu."Ucapan Erland yang tiba-tiba memot

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Keberadaan Joana

    "Apa yang dia katakan?"Erland berdiri di samping tubuh dingin Emma yang terbaring di ruangan dingin. Dia bertanya sambil memunggungi Nathan sekaligus menatap Emma yang tertidur secara bersamaan. Suaranya terdengar sedikit serak karena terus menangisi kepergian Emma beberapa hari ini."Dia tidak mau mengatakan apapun."Mendengar jawaban dari Nathan membuatnya naik darah, dia mengepal kedua tinjunya sembari menegangkan rahangnya. Kesabarannya sudah dikalahkan oleh amarah kekesalan yang dia tahan beberapa hari selama proses introgasi."Aku akan membuatnya membuka mulut." Ucapnya penuh penekanan.Setelah itu, Erland beranjak dari tempatnya dan melangkahkan kakinya di sepanjang lorong menuju tempat Felix dikurung. Langkahnya yang besar serta mantap terlihat mengerikan, amarah dihatinya sudah tak tertahankan. DUAKKKErland menendang pintu dengan tidak sabar, dia maju lima langkah lalu, tangannya dengan cepat meraih leher Felix. Ibu jarinya menekan titik vital yang dapat membunuh Felix, "K

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Seharusnya Tak Terdengar Menyedihkan

    "Tidak Emma, jangan tersenyum seperti itu."Kini Erland sudah sepenuhya berwujud manusia, tangannya bergetar hebat kala menyentuh pipi Emma yang sudah terdapat noda merah. Hatinya hancur berkeping-keping melihat senyuman terakhir yang Emma berikan untuknya. "EMMA!!!" Teriakan Erland terdengar sangat menyayat hati orang-orang yang menyaksikan kematian Emma. Erland terus mengguncang tubuh yang sudah tidak lagi bernyawa itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama tangisnya pecah karena kehilangan seseorang.Erland terus berteriak memanggil-manggil nama gadis yang berada dalam dekapannya itu. "Emma kenapa kamu meninggalkanku, bukankah kamu berjanji tidak akan pergi lagi." Ucap Erland mengingatkan Emma atas janji yang pernah gadis itu ucapkan sebelumnya."Erland relakan dia." Ucap Angela sembari berusaha menenangkan Erland."Angela biarkan saja dia." Ucap Nathan lirih sembari menggeleng pelan.Bak orang gila, Erland terus berbicara ini itu dengan tubuh yang tidak bernyawa itu. Dia jug

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Aku Mencintamu, Selamat Tinggal

    "Jangan sentuh dia!" Dengan cepat Erland meluncurkan serangan menggunakan sihirnya kala mendengar teriakan Emma menggema di telinganya. Seketika para bawahan Felix meledak bersamaan dengan sihir yang Erland luncurkan. Karena menyelamatkan Emma, membuatnya sedikit lengah. "Kerja bagus Emma, berteriaklah sebanyak mungkin." Seringai Felix sembari pandangannya tak lepas dari Erland. Kelengahan Erland dimanfaatkan oleh Felix dengan sangat baik, dia dengan cepat mengayunkan pedangnya dan berhasil melukai lengan kanan Erland. Erland menoleh kala merasakan lengan kanannya bergesekan dengan benda tajam. Dia menatap datar darah yang mengalir keluar dari lukanya seolah tidak merasakan sakit sama sekali. Kemudian dia mengalihkan padangannya, menatap tajam Felix yang sedang tersenyum sombong padanya. "Hanya luka ini bukan berarti kamu bisa lolos dariku." Ucapan Erland terdengar dingin dan menakutkan, nada bicaranya mampu membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri. Sesaat kemudian mata

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Supermoon

    "Wow! Selamat atas pernikahanmu Erland." Erland mengepal tinjunya sembari menatap Felix dengan sorot mata yang tajam menusuk. Dia sangat kesal karena hari bahagianya diganggu oleh beberapa penganggu yang datang tanpa undangan. "Untuk apa kamu kemari?" Tanya Erland sembari menahan kekesalannya. "Tentu saja aku kemari untuk merayakan pernikahan kalian ... dengan darah," Ucap Felix penuh penekanan sembari menoleh kepada Erland menampilkan seringaiannya yang terlihat menyebalkan. Setelah itu, dia langsung melesat mengayunkan pedangnya ke arah Erland. Dengan sigap Erland langsung menggunakan sihirnya untuk melindungi dirinya, mengingat tangan kanannya sudah tidak mampu lagi memegang pedang. "Kali ini aku tidak akan membiarkanmu kembali hidp-hidup!" Ucap Erland penuh penekanan sembari menampilkan sorot matanya yang mulai berubah memerah. "Kamu salah, akulah yang akan membuatmu tak bisa bangkit dan mengambil pengantin cantik yang berdiri disana." Ucap Felix sembari menyeringai menatap Emm

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Hari Yang Membahagiakan

    'Apakah aku sedang bermimpi?' Mata Emma membulat sempurna kala melihat sebuah Cicin dengan Berlian merah darah yang berkilau. Dia menutup mulutnya yang ternganga dengan kedua tangannya, jantungnya berdetak keras, darahnya berdesir terasa panas. Matanya berkaca-kaca melihat senyum Erland yang menunggu jawaban darinya. Tatapan Erland yang begitu teduh dan dalam membuatnya tak bisa berkata apapun. Tangan Emma menggenggam satu sama lain di depan dada lalu, dia mengangguk antusias sembari menampilkan senyum bahagiannya. Tangannya dengan lembut diraih oleh Erland, sesaat kemudian dia merasakan dingginnya Cincin tersebut menyentuh jari manisnya. Air mata kebahagiannya kini tak bisa lagi dia bendung. Dia mengangkat tangannya menatap indah jarinya yang dihiasi Cincin Berlian merah. "Dia sangat cocok denganmu." Dia mengalihkan pandangannya menatap Erland yang sedang tersenyum kepadanya. Dengan penuh kebahagiaan dia menghamburkan dirinya ke dekapan hangat Erland. Dia akhirnya merasakan hal y

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Menikahlah Denganku

    "Apa yang terjadi dengan bibirmu? Siapa yang melakukannya?" Sorot mata Erland begitu khawatir melihat bibir Emma yang sedikit terluka. Ibu jarinya dengan lembut mengusap luka tersebut. Tanpa dia sadari wajahnya semakin dekat dengan wajah Emma, sesaat kemudian tatapannya bertemu dengan tatapan Emma.Tatatpan yang begitu intens serta sentuhan lembut pada bibirnya membuat jantung Emma berdegup kencang. Dia merasakan darahnya berdesir, rasa panas tiba-tiba menjalar di dalam tubuhnya, dia menelan ludahnya kala tatapan mereka saling bertemu."Kamu yang melakukannya."Suara Nathan yang tiba-tiba menyahut membuat mereka berdua tersentak dan segera menghentikan apa yang mereka lakukan. Emma sontak bergeser agak jauh dari tempat duduknya semula lalu, menunduk menyembunyikan wajah merahnya dari Nathan."Apa kamu sudah melupakan apa yang aku ajarkan?" Ucap Erland seolah sedang memarahi anak kecil."Tidak, tadi aku sudah mengetuk pintunya tapi, tidak ada satupun yang menggubrisnya." Balas Nathan

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Kisah Lampau

    90 tahun yang lalu ...."Erland aku tidak percaya itu perbuatanmu, katakan saja yang sejujurnya." Felix menghunus pedang tajamnya ke arah Erland yang berdiri di hadapannya, dia menatap Erland dengan mata merah menunggu jawaban keluar dari mulut temannya itu. "Katakan atau aku tidak akan segan untuk melukaimu." Ancam Felix.Saat itu usia mereka masih 21 tahun sehingga, mereka cenderung mudah tersulut emosi dan termakan oleh rumor yang menyebar. Rumor yang mengatakan Erland yang melukai kedua orang tua Felix menyebar dalam semalam, membuat Felix frustasi."Itu aku." Singkat Erland mengakui bahwa rumor yang beredar memang benar."Jika itu hanya ibuku aku masih bisa percaya tapi, kedua orang tuaku terluka dan penyebabnya seorang yangbelum berpengalaman dan baru saja lulus dari Academy Sihir? Erland tidak perlu mengarang da ungkapkan siapa pelakunya!" "Kamu bisa tanya pada Kepala Academy, dialah yang melihatku berada di lokasi." Balas Erland tanpa ekspresi."Bohong! Tidak mungkin seorang

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Manusia Kelelawar

    "Erland lihatlah! Langitnya sangat indah." Mata Emma nampak berbinar menatap langit malam bertabur bintang, senyum damainya terukir jelas saat menunjuk ke arah langit. 'Aku berharap waktu bisa berhenti.' Batin Emma sembari menyandarkan dirinya ke tubuh Erland. Kepalanya mendongak menatap Erland yang sedang menikmati langit indah bersamanya. 'Aku ingin selalu seperti ini.' Batinnya sembari merasakan jantungnya perlahan namun pasti berdegup dengan kencang. Untuk sesaat pandangannya seolah terkunci oleh ketampanan pria itu lalu, tanpa paksaan dia memeluk Erland sembari menenggelamkan wajahnya menghirup aroma wangi tubuh Erland. "Ada apa?" Tanya Erland lembut sembari menunduk menatap Emma yang tiba-tiba memeluknya. Tetap dalam posisinya dia menggeleng lalu berkata, "Hanya sedikit dingin." Emma sedikit berbohong menutupi rasa bahagianya serta menyembunyikan wajah merahnya setelah, sebelumnya menyadari Erland begitu tampan dari sisi manapun. "Emma bisa bantu panggilkan Nathan untukku?"

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status