Share

Tidak Bisa Lagi Abai

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Maaf, tapi tidak ada apa pun. Semua bagian kepala Anda baik-baik saja.” Dokter yang ada di hadapan Ed menyampaikan dengan takut-takut, karena mata Ed tampak semakin menyipit.

“Tapi sakitnya ada!” desis Ed.

“Saya mengerti, tapi kami tidak menemukan apapun. Hasil CT scan dan yang lain sangat bersih. Tidak ada retak mau pun kelainan yang bisa kami temukan.”

Dokter itu juga sangat tidak nyaman menyampaikan berita itu karena sudah mengulang prosedur ini paling tidak untuk ketiga kalinya. Dan hasilnya selalu sama tidak ada kelainan pada kepala Ed.

“Jadi maksudmu aku hanya berhalusinasi dan gila?” Ed sekuat tenaga menahan diri agar tidak membentak. Dokter adalah orang yang ia harap bisa membantunya saat ini. Tapi dokter yang didatanginya malah terlihat menyerah dan tidak tahu.

“Bukan gila. Anda salah paham. Ini hanya masalah psikologis.” Dokter itu semakin tidak tenang. Meski Ed mencoba untuk bicara setenang mungkin, tapi ia tahu kalau pasiennya itu menyimpan amarah.

“Kau baru saja mengatak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Penyiksaan yang Tidak Mempan

    “Sudah selesai? Astaga, cepat sekali.” Tita dengan kagum melihat deretan panci dan segala peralatan memasak yang telah bersih. Tita tadi meminta pada Ruby agar memulai terlebih dahulu, dan nanti ia akan membantu setelah selesai mengirim makanan—untuk Javier dan pekerja yang memang selalu mendapat jatah makan dari rumah itu. Tapi begitu kembali, Ruby malah sudah menyelesaikan pekerjaan mencuci perabotan kotor itu. Padahal jumlahnya cukup banyak dan hampir semua bernoda berat. "Selesai." Ruby melapor dengan puas. Setelah makan lebih teratur, tentu saja Ruby sekarang berada di dalam keadaan sehat sempurna. Bisa melakukan pekerjaan apapun tanpa beban. Ia menjadi lebih efisien saat membantu Tita. “Ya, Anda hebat sekali.” Tita dengan kebingungan melihat semua hasil kerja Ruby. Terlihat tidak wajar. “Apa Anda pernah mengerjakan hal seperti ini sebelumnya?” Tita mengambil salah satu panci yang kemarin tampak hitam, tapi kini pantatnya kembali berkilau. Ruby menggosoknya sekuat tenaga ta

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tamu Tidak Terduga

    “Oke.” Ruby kembali mengangguk sambil tersenyum. Ia tidak akan mundur dan mengeluh.“Anda yakin?” Pekerja itu kaget saat melihat Ruby mengambil alih gerobak sorong dari tangannya.“Ya, tapi bisa aku meminjamnya?” Ruby menunjuk topi jerami lebar yang ada di kepalanya.“Oh, silakan!” Pria setengah baya itu mengulurkan topi kepada Ruby. Topi itu lebar, Ruby memerlukannya untuk melawan terik. Kemarin malam hujan turun lebat tapi hari ini sangat cerah.“Terima kasih. Silakan lanjutkan bekerja lagi.” Ruby menangkan pria itu dengan senyumnya, sembari memakai overall anti air dan meletakkan sekop di atas gerobak, lalu mendekatkannya ke arah tumpukan kotoran bertabur lalat itu. Ruby memasang sarung tangan dan mulai mengayunkan sekop.Pria itu masih memandang Ruby beberapa saat, tapi kemudian meninggalkannya saat Ruby mulai mengangkat tumpukan kotoran kuda itu. Perintah yang diterimanya seperti itu. Tidak ada yang boleh membantu Ruby sampai selesai.“Huk!” Ruby mencoba menguatkan diri, tapi saa

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Bisa Menahan

    “Tia!” Yang berseru itu Lori dan ia tampak ingin menolong, tapi Mìa menahan tangan keduanya. Membiarkan Ruby bersusah payah bangun. Bagian kiri tubuhnya menghitam karena lumpur.“Sudah biarkan! Dengan begini ia akan merenungi nasibnya. Ia seharusnya tidak mencoba menginjakkan kakinya di rumah ini sejak awal!” Mìa masih tertawa. Ruby mendengar semua saat berusaha membereskan kekacauan. Berusaha tenang, menyembunyikan amarahnya.“Tia Mìa, kau berlebihan.” Kembali Lori yang bicara.“Tidak. Apa yang dilakukan ayahnya pada Ed adalah berlebihan. Adalah tolol kalau ia bermimpi bisa hidup tenang di sini! Gadis murahan yang hanya bisa ” Mìa menarik tangan Lori dan Mayte yang juga tampak shock.Ruby seharusnya bersabar dan diam seperti rencana. Tapi ini adalah saat dimana Ruby merasa kalau semua penerimaannya tidak cukup. Ia mengalah, diam dan menurut. Mendengar semua cacian tidak berperasaan itu tanpa berusaha membela diri. Tapi dengan sengaja menjatuhkannya ke dalam lumpur kotoran dan masih

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Pantas Seharusnya

    Ruby memandang tangan yang bergandengan itu lalu berpaling. Bukan cemburu. Ruby hanya merasa hal itu tidak pantas. Ed masih berstatus sebagai suaminya—suami Liz. Tidak seharusnya menggandeng wanita lain.“Butuh bantuan?” Ruby mendongak dan melihat tangan terulur. Lori menawarkan bantuan. Ruby memandang tangan itu karena terkejut tidak mengira agar mendapatkan bantuan dari pihak Mayte.Tapi ruby ingat kalau sejak tadi Lori tidak berniat ikut menyiksanya. Ia bahkan lebih tegas saat menegur Mìa tadi.“aku tidak akan melepaskan agar kau jatuh lagi. Aku benar-benar ingin menolong karena keadaanmu menyedihkan. Maaf saja.”Kejujuran Lori dalam menilai keadaannya malah membuat Ruby menjadi lebih santai. Sepertinya Lori tipe yang sangat terbuka.“Terima kasih, tapi tanganmu akan kotor,” tolak Ruby. Ia bukan tidak ingin menerima bantuan, tapi tubuhnya saat ini tidak untuk disentuh pada bagian manapun, terutama tangan.Ruby berdiri sambil memandang kedua tangannya yang tidak tertolong. Meski mem

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Rasa Kasihan yang Tidak Perlu

    “Lihat dengan jelas! Jangan memejamkan mata atau berpaling.” Tepat saat Ed mengatakannya, Mayte justru berpaling dan menggeleng. Terisak sambil menutup wajahnya.“Aku rasa tidak perlu penjelasan lagi. Kau tidak perlu bertanya lagi kenapa aku menikah dengannya.” Ed menyeringai dan mendengus.“Kau ingin aku tidak menangis saat memandangnya?! Luka itu menyakitkan, aku menangis karena membayangkanmu tersiksa!” Mayte terisak semakin keras. Kepalanya terlihat mendongak, tapi sebelum sempat memandang Ed, ia kembali berpaling dan menggeleng.“Aku tahu, dan karena itu aku tidak ingin melanjutkannya lagi. Kau tidak perlu tinggal kalau hanya karena kasihan padaku. Aku menyuruhmu pergi karena…”“Siapa yang mengatakan aku tinggal karena kasihan?” Mayte memotong lagi. Ia tidak merasa pernah menyebutnya di hadapan Ed.“Kau menyebutnya, saat mengira aku belum sadar.” Ed menyebut dengan nada datar. Saat itu ia belum mampu membuka mata apalagi bergerak, tapi suara dan percakapan di sekitarnya terdenga

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Dulu Tidak Pantas

    “Jangan membahas itu!” decak Javier. Menolak membahas Lori. “Kau benar akan mendukung Esli untuk menjadi walikota? Ia sangat ambisius.” Javier tidak akan ikut campur saat Ed membuat keputusan yang berkaitan dengan politik seperti itu. Tapi ia ingin tahu.“Dan ayah Mayte tidak ambisius juga? Kau seharusnya tidak lupa apa yang dilakukannya di wilayah selatan. Ia terlihat manis tapi memiliki kekayaan tidak terjelaskan lebih besar dari Esli. Mereka sama-sama busuk, maka sama saja siapapun yang akhirnya menjadi walikota. Yang jelas akan menguntungkan kita.”Ed malas bicara sepanjang itu. Tapi harus karena Javier tidak akan berhenti bertanya sebelum puas.“Kau menikahi Liz bukan hanya karena bujukanku.” Javier mengeluh. Setelah mengira kakaknya membuat keputusan hanya karena keinginannya, tentu Javier kecewa saat tahu Ed punya rencana sendiri.“Aku membuat keputusan yang menguntungkan berdasar atas keinginanmu. Ini lebih baik lagi bukan? Kau gembira dan aku melakukan hal yang tepat.” Ed ti

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Sengaja Terlihat Sengaja

    Ed menatap Liz yang kembali menyekop meski keadaan tubuhnya sangat kotor. Tidak tampak terganggu lagi oleh semua keadaan kotor itu. Ia masih memakai topi, tapi Ed bisa melihat keringat menetes. Kalau pakaiannya tidak kotor oleh lumpur, mungkin akan tetap basah oleh keringat.“Kau itu kenapa?”Ed bergumam sambil mengerutkan kening. Semakin heran setelah melihat sendiri wujud laporan Javier.Gadis yang dinikahinya itu menunjukkan banyak sisi yang sama sekali tidak terduga. Jauh dari bayangannya maupun Javier—yang merasa mengenal Liz meski hanya sekilas.Sedang Ed malah tidak lagi melihat jejak Liz yang dulu ditemuinya saat kecil. Selain telah tumbuh, Ed tidak lagi melihat gadis manja cengeng.Ia salah menilainya sebagai cengeng karena saat hari pernikahan mereka kemarin, Liz banyak menangis. Tapi sekarang ia melihat sisi yang jauh berbeda. Sisi yang seharusnya tidak pernah dimiliki oleh anak dari seorang Esli. “Apa kau sungguh akan menyelesaikan semua itu?” tanya Ed. Akhirnya mendekat

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Kelembutan Tidak Terduga

    “Huh?” Ruby yang sudah menggeliat karena ingin membebaskan diri, kembali diam saat mendengar keanehan itu.“Aku pikir kau sudah lebih waras sekarang, tapi rupanya kau masih ingin menggoda pria lain.” Ed kembali mendesis.“Bukan!” Ruby membantah keras—melupakan semua ketakutannya karena tuduhan yang salah kaprah itu. Ia tidak paham dari mana Ed bisa berpikir seperti itu.“Membantah tapi kau melakukan ini?! Kau ingin memamerkan warna merah ini kepada semua pria itu?!” Ruby menjerit saat tiba-tiba tangan Ed menyusup masuk, menarik pakaian dalamnya di bagian punggung. Ruby terlepas dengan tangan menutupi bagian depan tubuhnya, dan menunduk. Maka terlihat apa alasan Ed bisa menyebut warna pakaian dalamnya dengan sangat tepat.“AGH!” Ruby menjerit lalu bergegas menutupi tubuhnya dengan overall kotor yang tadi telah dilepaskannya. Ruby tidak peduli kotor. Masih lebih baik dibanding kaus putih menerawang itu.Mata Ruby memerah oleh air mata karena teringat kalau tadi bukan hanya Ed pria yang

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Pengumuman

    Halo, Ruby dan Ed berakhir hari ini. Bener-bener tamat ya. Terima kasih semua yang sudah menemani sampai akhir tahun ini. Lope smuanya. Sebagai ucapan terima kasih, author mengadakan even give away nih! Yuk lah ikutan. Hadiahnya saldo e-wallet apapun dengan total 500k rupiah. Untuk detail hadiahnya silakan lihat di inst*agram @aisakura.chan ya. Jangan lupa di follow juga, karena nanti pengumuman pemenangnya ada di sana.Terus untuk caranya, gampang banget. Tolong tuliskan bagian paling disukai di novel ini di kolom review depan ya, yang dibawah deskripsi novel, soalnya klo di komentar bab kadang suka ga kebaca, ga muncul di aku T.T entah kenapa tidak tahu. Ditunggu partisipasinya sampai tanggal 1 Januari 2024, nanti pengumuman pemenangnya tanggal 2, Jangan lupa ikutan GA--nya. Dan tentu jangan lupa mengikuti novel author yang berikut. Kemungkinan judulnya SUGAR DADDY YANG HAMPIR MATI.Demikian, terima kasih semua. LOPE U ALL.

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 65 - Tidak Ada Lagi yang Salah

    “Sangat kacau,” keluh Liz, sambil menatap kerumunan anak-anak ribut yang menjadi tamu utama pernikahannya. “Ya, aku tidak menyangka juga akan menjadi seribut ini.” Ruby duduk di sampingnya dan memandang AJ yang tengah membagikan strawberry berbalut coklat pada anak-anak lainnya. Tidak sendiri, ada Claud—anak kedua dari Val yang membantu. Mereka akrab pada akhirnya. Meski obrolan mereka terkadang terbatas karena Claud lebih mahir berbahasa Italia daripada Inggris, tapi mereka cukup akur. “Bagaimana tadi awalnya?” Ed mengernyit. “Entahlah.” Ruby juga tidak tahu. “Mungkin aku seharusnya tidak setuju saat AJ memintanya.” Liz sudah amat menyesal. AJ entah bagaimana berhasil meyakinkan Liz untuk menyediakan air mancur coklat di hari pernikahannya, dan sudah terbukti sumber bencana. Anak-anak yang lebih kecil menikmati, tapi kemudian menorehkan noda coklat di tangan pada permukaan putih taplak meja—dan aneka bunga putih yang menjadi dekorasi. Mereka dengan sempurna mengabaikan tisu dan

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 64 - Tidak Ingat Sama Sekali

    “Apa harus? Aku sudah memeriksa dokumen yang itu kemarin? Tidak bisakah kau saja?” Ed mengeluh, saat mendapati ada satu email lagi yang masuk dari Otiz.Email laporan keuangan. Karena Matteo menyebar uangnya ke segala arah—kurang lebih di tiga puluh perusahaan, maka laporan keuangan yang diterima Otiz pun datang dari berbagai arah—aneka jenis usaha. Ed tidak membayangkan ini sebelumnya. Menjadi penanam modal rupanya juga tidak mudah. Tetap harus bekerja. “Kau sendiri yang harus memeriksanya. Aku hanya perantara.” Otiz dengan tegas menolak.Ia bisa menolak karena permintaan itu datang lewat telepon. Mungkin saat bicara langsung, Otiz akan lebih patuh. Otiz tidak lagi buta mematuhi perintah Ed, dengan hati-hati memilah apa yang seharusnya dilakukan dan tidak. Memeriksa laporan keuangan bukan termasuk tugas, kewajibannya hanya menyampaikan.Ed terdengar menggerutu. Ia cukup terbiasa memeriksa administrasi perusahaan—dari pabrik tequila, tapi tidak sebanyak itu.“Aku sudah memisahkan la

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 63 - Tidak Lagi Bagian Dari Kehidupan Itu

    “Kau ingin menunjukkan apa?” tanya Ruby, sambil menghampiri Ed.Meninggalkan sisi AJ yang tengah membacakan cerita untuk kedua adiknya. Elena dan Elisa duduk dengan tenang. Entah benar-benar mendengar atau mengantuk. Waktu tidur siang mereka sudah tiba memang.“Ini bacalah.” Ed bergeser, memberi ruang pada Ruby agar duduk di sampingnya, lalu menyerahkan ponsel yang menampilkan artikel berbahasa spanyol. Berita hangat yang baru terbit kurang dari dua jam lalu.Ruby tidak memperhatikan itu tapi, karena langsung terpana saat melihat judulnya.‘DEA MENANGKAP KARTEL BESAR MEXICO DAN MEMBONGKAR JARINGAN BISNIS BESAR BERNILAI MILIARAN DOLAR’“Apa… kau…” Ruby amat pucat, panik tentu.“Baca sampai selesai.” Ed menunjuk sisa tulisan yang belum dilihatnya.Ruby membaca cepat dan mengernyit. Sama sekali tidak ada nama Ed atau Rosas yang tersebut. Hanya Reyes. Marco Reyes. Ia yang menjadi pusat berita, sekaligus yang disebut menjalankan bisnis itu.“Tapi… bagaimana bisa?” Ruby tidak lagi panik, ta

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 62 - Seharusnya Tidak Serakah

    Dua mobil van berwarna hitam, dengan kecepatan tinggi melaju di jalan sunyi. Hari sudah malam, dan hanya mereka yang ada di sana. Ujung jalan mulai terlihat. Gerbang besi berwarna hitam.“Tabrak!”Seruan terdengar, dan mobil itu tidak melambat. Semua penumpang yang juga berpakaian hitam di dalam berpegangan erat, dan benturan keras memekakkan telinga terdengar.Pintu gerbang itu tumbang dan bengkok, tapi berhasil terbuka. Dua mobil itu menerobos masuk dan berhenti tepat di depan pintu depan rumah yang terang benderang itu.“Masuk dan bunuh semua!” Seruan lain, dan orang-orang yang ada di dalam van langsung berhamburan keluar, dan menyerbu masuk ke dalam rumah yang ada di tepi pantai itu. Ada yang membawa senjata api, ada juga yang membawa pemukul.Tapi mereka semua diam saat sampai di dalam, karena tidak ada siapapun yang menyambut. Seharusnya rumah itu dipenuhi pengawal, karena itu mereka datang berombongan—siap berkonfrontasi. Kenyataannya, yang menyambut mereka kesunyian. Tidak a

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 61 - Tidak Ada Rencana Itu

    “AJ, jangan membuat Abuela lelah!” Ruby menegur saat melihat AJ membawa sesuatu berlari dengan Mia di belakangnya mengejar.Tapi mustahil membuat AJ diam, karena kedua adiknya tertawa dengan girang saat melihat AJ melakukannya. Elisa dan Elena sudah mulai bisa berjalan, dan mereka dengan senang hati mengikutinya.AJ tidak mungkin berhenti saat ada yang mendukung seperti itu. Mia tampak mengomel, tapi siapa pun tahu kalau Mia tidak pernah bisa marah pada AJ.Tapi Ruby harus berdiri—diikuti Ed untuk menjaga Elisa dan Elena. Mereka ada di pantai, kalaupun mereka terjatuh di atas pasir tidak akan terlalu sakit. Tapi ada banyak karang keras yang bisa menggores.“Mommy! Biarkan mereka mengejar! Jangan diambil!” AJ tidak mau kedua adiknya diangkat dan berhenti mengejar.“Ya.” Ruby memang hanya akan mengawasi, mengikuti sambil mengawasi.“Bagaimana kalau kita berlibur?” kata Ed, tiba-tiba. Ia baru saja membaca pesan dari ponselnya.“Hm?” Ruby tentu terkejut. Tidak ada rencana seperti itu ters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 60 - Tidak Sesuai Rencana

    “Ini.” Ed mengulurkan sapu tangan kepada Otiz—untuk menghapus air matanya. Kalau hanya sedikit, ia akan membiarkan Otiz menangis—dan menghapus air matanya memakai lengan jas yang dipakainya.Masalahnya Otiz tidak bisa menghentikan air matanya. Ia sudah terharu saat Ed mendampinginya berdiri di altar, semakin parah saat melihat Lori berjalan menuju altar diantar bunga. Terlalu indah dan menyilaukan untuk matanya.“Maaf.” Otiz terbata, sambil menghapus sisa air di wajahnya.“Untuk apa minta maaf? Tidak ada air mata yang salah saat pernikahan. Kau hanya terlalu bahagia. Tidak ada yang akan menyalahkan.” Ed menepuk pelan bahu Otiz, lalu kembali memandang ke depan.Fokus dari acara itu tentu saja Lori. Pilihan gaunnya sangat cocok dan menyatu sempurna dengan seluruh dekorasi yang ada di taman itu. Bunga, pita, lagu, dan kelengkapan lain telah dipilih dengan hati-hati dan presisi—kini memperlihatkan kemegahan yang tidak ada bandingannya.Tapi tidak dengan Ed. Meski bagi yang lain Lori mena

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 59 - Tidak Bisa Lebih Bahagia Lagi Seharusnya

    Ed mengetukkan jari pada gelas di tangannya. Matanya hanya fokus pada satu titik—Marco Reyes. Pria itu tengah bicara pada Otiz. Bukan hal penting. Marco hanya berbasa-basi dan Otiz pun sama—bersopan-santun. Menjawab pertanyaan Marco tentang perkembangan kantor pengacaranya. Ed perlu bicara pada mereka berdua sebenarnya, tapi Marco dulu.Ed hanya perlu menggerakkan dagunya dan Otiz langsung paham. Ia berpamitan—beralasan seadanya dan meninggalkan Marco sendiri.“Aku ingin bicara denganmu,” kata Ed setelah mendekat.“Oh? Ada apa?” Marco langsung mengikuti Ed, menyingkir ke halaman samping yang sepi. Tamu yang lain memenuhi ruang tengah.“Aku ingin kau menangani pengiriman ke Ekuador minggu depan, dan Brazil.”Marco tampak seperti tersedak. Ini amat mengejutkan. Ed tidak pernah membiarkannya menyentuh pasar Amerika Selatan selama ini. Selalu Ed yang menanganinya sendiri. Marco hanya mengurus Amerika Utara karena memang ia membantu membuka pasar ke arah utara.“Apa… kenapa?” Marco bingun

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 58 - Tidak Mengusir dan Benar

    “Mommy, aku mau mencoba! Kau Elena, aku Elisa.”AJ mengulurkan tangan, meminta botol susu dari Ruby. Ingin mencoba ikut memberi susu—dan memilih Elisa. Biasanya ada Tita yang membantunya, tapi hari ini Tita sibuk, jadi Ruby sendirian sejak tadi.“Boleh, tapi hati-hati ya. Jangan sampai tersedak, dan jangan ditekan.” Ruby membimbing tangan AJ untuk memegang botol berisi ASI yang sudah dihangatkan itu, dan membantunya mengukur kekuatan agar tidak terlalu menekan bibir Elisa.“Woa! Lihat, Mommy! Dia minum!” AJ amat riang saat melihat Elisa mulai meminum ASI itu. Matanya tampak berkilau girang. Ini pertama kali ia terlibat langsung—melakukan sesuatu untuk adiknya. AJ biasanya hanya menonton, bahkan awalnya takut memegang. Hanya memandang dengan takjub tapi tidak berani menyentuh. “Tidak masalah bukan? Kau tidak perlu takut lagi.”“Ya, sudah lebih besar.” AJ mengangguk setuju. Ia kemarin menyebut takut menyakiti karena keduanya sangat kecil, tapi setelah tiga bulan, pertambahan berat bad

DMCA.com Protection Status