Home / Romansa / Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa / Extra 5 - Matahari yang Memilih Mimpi

Share

Extra 5 - Matahari yang Memilih Mimpi

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Hai, Papa. Aku tidak tahu kau ada di sini,” kata Lori. Berusaha bersikap santai sambil menilai wajah ayahnya. Apakah marah atau normal.

Sepertinya normal, mungkin ia memang tidak mendengar pertengkarannya dengan Otiz.

“Aku di sini karena kau tidak ada. Kenapa kau menghilang? Kau membuat Michael kebingungan.” Ayah Lori menggeser tubuhnya yang sedikit tambun, dan terlihat pria amat rapi yang tampak kebingungan memang. Tampan, licin dan bersih. Tipikal anak orang kaya yang umum.

“Kau tiba-tiba tidak ada.” Michael tersenyum masam.

“Aku… aku pergi untuk menyapa seseorang. Impulsif saja, jadi…” Lori berbohong tentu. Ia meninggalkan Michael karena membosankan. Pembicaraannya tidak menarik.

“Menyapa? Siapa?” Ayah Lori menatap Otiz. Tidak mengenalinya.

“Ini… Otiz Montoya.” Lori memperkenalkan dengan normal, tapi kemudian menambahkan dengan nekat.

“Dan kami dekat.” Lori meraih tangan Otiz, menggandengnya. Jelas mengindikasikan kalau Otiz bukan hanya kenalan maupun teman.

“Otiz, ini ayahku. A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Yanne Kristianti
gk bs ngertiin lori dech... masa mau melupakan javier dgn sembarang bobo ama lakik sih !? logika-nya dmn,lori ??? ......
goodnovel comment avatar
Eulis Nuriyah
suka dengan kisah Otiz ini. berharap kisahnya akan panjang ya , Ai. Dan nanti kisah Liz dan Asher juga harus panjang'.. hohooo...
goodnovel comment avatar
Yanti
biar Lori sadar apa arti otiz buat dirinya. tapi otiz kudu siap menghadapi andres..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 6 - Matahari yang Bersembunyi

    “Maaf, saya tidak bermaksud…”“Aku tidak tahu kau siapa, dan sejauh ini terlihat mencurigakan. Aku tidak akan mengungkit fakta kau tidur dengan anakku, tapi kalau kau menyakitinya, aku tidak akan diam!” Andres mengancam. Ia rupanya mendengar isi perdebatan Lori dan Otiz tadi, hanya memilih diam tidak membahas, hanya setelah Lori menangis, Andres merasa Otiz telah salah.“Maaf, Senor Sallazar. Saya mengerti amarah Anda, dan akan menjelaskan apapun yang Anda minta. Tapi nanti. Saat ini… saya ingin mengejar Lori.” Otiz dengan terpaksa menepis tangan Andres, lalu berlari meninggalkannya.Otiz tahu kalau yang dilakukannya tidak sopan, tapi tidak mungkin juga membiarkan Lori dalam keadaan seperti itu sendirian. Otiz ingin meminta maaf paling tidak.Otiz tidak pernah menegur maupun memprotes apa yang dilakukan Lori—berkenaan dengan pria, karena mengkhawatirkan keadaan ini.Matahari itu bersinar, beredar seperti umumnya. Normal, ceria dan terlihat menikmati dunia, tapi sedikit saja gangguan,

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 7 - Selamat Tinggal Matahari

    “Oh… kau tidak mabuk?” Lori selama ini mengira mereka berdua sama-sama mabuk dan berakhir di ranjang karena kesalahan. Setelah itu Lori yang mengusulkan mereka akan bersenang-senang saja. Otiz menerima, dan sudah. Tidak ada apapun yang harus dibahas. “Lalu apa?” tanya Lori. Masih belum paham alasan Otiz membawa hal itu dalam perdebatan ini.“Aku melakukannya karena ingin, Lori. Aku menerima apapun permintaanmu bukan sekadar ingin bersenang-senang! Aku berharap ada yang terjadi.”Lori terpaku dalam posisi mendongak, menatap Otiz. Mencari apa sebenarnya tersembunyi selama ini.“Aku… aku mencoba… Aku ingin bertahan. Aku ingin tetap ada didekatmu… karena aku ingin. Aku ada meski tahu kalau harapanku tidak pernah akan menjadi nyata. Yang aku kejar adalah matahari. Yang telah bertekad bersinar untuk satu orang—begitu mencintai satu manusia itu, meski tidak lagi ada.”Otiz mendesah. Ia ingin berhenti, karena tahu kalau apapun yang diucapkannya saat ini akan percuma. Didengar mungkin, tapi

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 8 - Mencari Tahu Untuk Matahari

    “Sebentar, saya tidak ingin membuat keributan atau mengancam. Saya hanya ingin bicara padanya.” Andreas mengangkat tangan. Sikap agresif tadi langsung hilang berganti panik saat mendengar gertakan Ed.Ia mungkin tidak memiliki bisnis dengan Ed, tapi semua orang kaya yang ada di Puerto Vallarta maupun Guadalajara akan tahu bisnis apa yang dimiliki Ed selain tequila, dan betapa berbahaya mencari masalah dengannya.“Bicara apa?” tanya Ed. Ikut menurunkan tensi pembicaraan. Ia tetap tidak akan memberi tahu dimana Otiz sebelum jelas.“Saya… Ini tentang Lori. Apa Anda tahu hubungan mereka?” tanya Andreas sambil mengusap tengkuknya yang tegang. Wajahnya tidak lagi panik, lebih kemuram.“Lori? Dan Otiz? Ya, aku cukup tahu.” Ed tidak tahu, tapi tidak ingin mengakuinya. Tapi semenjak masalah Zurich, Ed sudah merasa kalau mereka lebih dekat dari apa yang diperkirakannya. Pantas saja Ed sering melihat Otiz melirik ke arah Lori saat mereka ada di satu situasi.Ed tidak terlalu tajam dalam menebak

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 9 - Matahari yang Bersalah

    “Apa Otiz ada?” tanya Lori begitu melihat Ruby muncul di ruang tamu.“Aku sudah mengatakan tidak ada tadi. Kau ingin bertemu Otiz atau bagaimana?” Ruby bingung. Sebelum datang tadi, Lori sudah bertanya apakah Otiz ada di rumah itu. Ruby menyebut tidak ada, bahkan Otiz tidak datang untuk mengantar AJ.“Syukurlah.” Lori langsung menarik tangan Ruby. Membawanya kembali ke kamar, dan mendorong Ruby agar berbaring di ranjang. Memintanya tetap istirahat.“Kau itu kenapa?” Ruby tentu memberontak dan duduk. Lori sendiri sudah duduk di samping ranjang dan menutup wajahnya.Sikap dan gerak-gerik yang jelas menunjukkan kecemasan dan stress.“Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat…”Ruby ingin mengatakan buruk tapi tidak tega. Tapi biasanya Lori tidak pernah berantakan. Seleranya dalam berdandan dan berpakaian seperti Liz. Sementara Lori yang ada di depannya saat ini memakai sesuatu yang mirip piyama bergambar kartun dan jelas belum menyisir rambutnya—mungkin selama dua hari.“Apa kau pernah tahu

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 10 - Kebebasan Untuk Matahari

    Otiz mencoba untuk mengunyah makanan pesanannya yang baru saja datang, berharap merasakan gurih—atau asin paling tidak, tapi tidak ada. Sosis yang baru saja digigitnya tidak berbeda dengan air. Tawar tapi bertekstur.“Ck!” Menyerah, Otiz menyingkirkan dan piring dan mengambil pisang—lebih mudah digigit dan dikunyah. Otiz memaksakan diri untuk makan karena membutuhkannya. Lambungnya mulai perih, karena hampir dua hari semenjak sakit ia hanya minum obat tanpa makan. Kini demam dan pileknya sudah berakhir, tapi tidak dengan indera perasanya. Semua masih hambar. Pisang itu pun tidak berbeda, tidak ada manis apapun. Otiz hanya menelan tanpa semangat.Otiz kembali berbaring di ranjangnya, dan menutup mata. Tanpa berganti pakaian. Ia masih berpakaian lengkap karena baru pulang dari dokter juga tadi.Selain lidah yang belum kembali, tubuhnya juga masih lemas, dan Otiz menyalahkan gerombolan dari Italia itu. Sepertinya ia terkena virus flu asing dari mereka—atau memang dirinya alergi dengan

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 11 - Matahari yang Salah Paham

    Ini lebih buruk dari gerhana, lebih gelap. Otiz tidak bisa memaksakan diri untuk membuat apa yang didengarnya nyata. Terlalu tiba-tiba dan mustahil. Otiz berdiri, tapi kembali terhenyak duduk, kepalanya pusing. Mungkin karena sakit, tapi lebih ke arah shock. “Kau yakin tidak perlu berbaring? Aku akan membantu.” Ed sudah berdiri, dan mengulurkan tangan. Otiz menyambar tangan itu, tapi bukan menerima penawaran. Ia mencengkram tangan itu kuat-kuat. “Don Rosas… Apakah saya melakukan kesalahan? Apa Anda marah?” tanya Otiz dengan mata nyalang. Ia berusaha keras berpikir kesalahan apa yang sekiranya dilakukan sebelum sakit kemarin. “Apa Anda marah karena saya tidak muncul berhari-hari?” Otiz tahu masa sakitnya baru tiga hari, tapi bisa jadi Ed marah dan merasa repot. “Otiz, kau sakit. Apa pantas aku marah? Apa aku terlihat marah?” Ed mendengus lalu duduk di samping Otiz sambil melepaskan tangannya. “Oh!” Otiz langsung terhenyak bangun. Ia belum pernah duduk di samping Ed, dimanapun it

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 12 - Matahari yang Harus Maju

    “Kau… dan Otiz! Apa selama ini kalian… kalian…” Lori kehilangan kata-katanya, sambil menunjuk Otiz dan Ed yang memang masih berpelukan di lantai kurang lebih. “Kotor sekali otakmu! Kau tidak melihat? Otiz pingsan!” bentak Ed, lalu dengan paksa membalik tubuh Otiz untuk membebaskan diri. Tadinya Ed tidak ingin kasar memperlakukan tubuh Otiz yang sakit, tapi tidak ingin pikiran liar Lori semakin menjadi. “Otiz? Otiz?!” Lori berlari menghampiri Otiz dan mengguncang tubuhnya. Akhirnya melihat kalau keadaannya tidak berdaya. “Dia sakit apa? Apa sangat gawat? Kata dokter apa?” Lori menuntut penjelasan. “Kau pikir aku tahu?!” Lori bertanya ditempat yang salah, Ed tidak tahu apapun tentu. “Kau selalu tidak tahu! Bagaimana kalau Otiz sakit parah? Seperti Javier!” Lori menepuk tubuh Otiz. Panik. “Kau jangan bicara sembarangan! Otiz hanya sakit biasa!” sergah Ed, sementara tangannya meraba mencari ponsel. “Kau tidak tahu pasti!” pekik Lori. “Kau juga tidak tahu Javier sakit! Kau tidak

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 13 - Matahari yang Khawatir

    “Apa kau yakin? Jangan gegabah dalam mendiagnosa!” Otiz membuka mata, tapi kata-kata yang didengarnya itu membuatnya meragukan kalau ia memang sudah benar-benar membuka mata. Suara itu seharusnya tidak ada di kamarnya. Otiz tahu ia ada di kamarnya. Masih bisa mengenali benda dan yang lain, jadi tidak mungkin Lori ada di kamarnya. Tapi saat berpaling, Otiz tahu kalau yang didengarnya bukan bagian dari mimi. Memang Lori yang ada di sana, sedang berdebat dengan dokter Bernal. Kehadirannya tidak aneh, karena ada Ed juga di kamar itu. Sudah jelas siapa yang memanggilnya. “Ini hanya flu biasa. Ia pingsan memang lemas!” Bernal menegaskan sambil menjinjing tasnya. Lori masih tampak ingin memprotes, tapi Bernal sudah menghampiri Ed. Menyerahkan obat dan vitamin lalu berpamitan. “Kau harus membawanya ke rumah sakit!” Lori memprotes pada Ed akhirnya. “Kata dokter tidak perlu! Apa kau tidak mendengar?!” sergah Ed. “Tapi Otiz belum bangun sampai sekarang! Bagaimana kalau ia benar-benar sa

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Pengumuman

    Halo, Ruby dan Ed berakhir hari ini. Bener-bener tamat ya. Terima kasih semua yang sudah menemani sampai akhir tahun ini. Lope smuanya. Sebagai ucapan terima kasih, author mengadakan even give away nih! Yuk lah ikutan. Hadiahnya saldo e-wallet apapun dengan total 500k rupiah. Untuk detail hadiahnya silakan lihat di inst*agram @aisakura.chan ya. Jangan lupa di follow juga, karena nanti pengumuman pemenangnya ada di sana.Terus untuk caranya, gampang banget. Tolong tuliskan bagian paling disukai di novel ini di kolom review depan ya, yang dibawah deskripsi novel, soalnya klo di komentar bab kadang suka ga kebaca, ga muncul di aku T.T entah kenapa tidak tahu. Ditunggu partisipasinya sampai tanggal 1 Januari 2024, nanti pengumuman pemenangnya tanggal 2, Jangan lupa ikutan GA--nya. Dan tentu jangan lupa mengikuti novel author yang berikut. Kemungkinan judulnya SUGAR DADDY YANG HAMPIR MATI.Demikian, terima kasih semua. LOPE U ALL.

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 65 - Tidak Ada Lagi yang Salah

    “Sangat kacau,” keluh Liz, sambil menatap kerumunan anak-anak ribut yang menjadi tamu utama pernikahannya. “Ya, aku tidak menyangka juga akan menjadi seribut ini.” Ruby duduk di sampingnya dan memandang AJ yang tengah membagikan strawberry berbalut coklat pada anak-anak lainnya. Tidak sendiri, ada Claud—anak kedua dari Val yang membantu. Mereka akrab pada akhirnya. Meski obrolan mereka terkadang terbatas karena Claud lebih mahir berbahasa Italia daripada Inggris, tapi mereka cukup akur. “Bagaimana tadi awalnya?” Ed mengernyit. “Entahlah.” Ruby juga tidak tahu. “Mungkin aku seharusnya tidak setuju saat AJ memintanya.” Liz sudah amat menyesal. AJ entah bagaimana berhasil meyakinkan Liz untuk menyediakan air mancur coklat di hari pernikahannya, dan sudah terbukti sumber bencana. Anak-anak yang lebih kecil menikmati, tapi kemudian menorehkan noda coklat di tangan pada permukaan putih taplak meja—dan aneka bunga putih yang menjadi dekorasi. Mereka dengan sempurna mengabaikan tisu dan

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 64 - Tidak Ingat Sama Sekali

    “Apa harus? Aku sudah memeriksa dokumen yang itu kemarin? Tidak bisakah kau saja?” Ed mengeluh, saat mendapati ada satu email lagi yang masuk dari Otiz.Email laporan keuangan. Karena Matteo menyebar uangnya ke segala arah—kurang lebih di tiga puluh perusahaan, maka laporan keuangan yang diterima Otiz pun datang dari berbagai arah—aneka jenis usaha. Ed tidak membayangkan ini sebelumnya. Menjadi penanam modal rupanya juga tidak mudah. Tetap harus bekerja. “Kau sendiri yang harus memeriksanya. Aku hanya perantara.” Otiz dengan tegas menolak.Ia bisa menolak karena permintaan itu datang lewat telepon. Mungkin saat bicara langsung, Otiz akan lebih patuh. Otiz tidak lagi buta mematuhi perintah Ed, dengan hati-hati memilah apa yang seharusnya dilakukan dan tidak. Memeriksa laporan keuangan bukan termasuk tugas, kewajibannya hanya menyampaikan.Ed terdengar menggerutu. Ia cukup terbiasa memeriksa administrasi perusahaan—dari pabrik tequila, tapi tidak sebanyak itu.“Aku sudah memisahkan la

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 63 - Tidak Lagi Bagian Dari Kehidupan Itu

    “Kau ingin menunjukkan apa?” tanya Ruby, sambil menghampiri Ed.Meninggalkan sisi AJ yang tengah membacakan cerita untuk kedua adiknya. Elena dan Elisa duduk dengan tenang. Entah benar-benar mendengar atau mengantuk. Waktu tidur siang mereka sudah tiba memang.“Ini bacalah.” Ed bergeser, memberi ruang pada Ruby agar duduk di sampingnya, lalu menyerahkan ponsel yang menampilkan artikel berbahasa spanyol. Berita hangat yang baru terbit kurang dari dua jam lalu.Ruby tidak memperhatikan itu tapi, karena langsung terpana saat melihat judulnya.‘DEA MENANGKAP KARTEL BESAR MEXICO DAN MEMBONGKAR JARINGAN BISNIS BESAR BERNILAI MILIARAN DOLAR’“Apa… kau…” Ruby amat pucat, panik tentu.“Baca sampai selesai.” Ed menunjuk sisa tulisan yang belum dilihatnya.Ruby membaca cepat dan mengernyit. Sama sekali tidak ada nama Ed atau Rosas yang tersebut. Hanya Reyes. Marco Reyes. Ia yang menjadi pusat berita, sekaligus yang disebut menjalankan bisnis itu.“Tapi… bagaimana bisa?” Ruby tidak lagi panik, ta

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 62 - Seharusnya Tidak Serakah

    Dua mobil van berwarna hitam, dengan kecepatan tinggi melaju di jalan sunyi. Hari sudah malam, dan hanya mereka yang ada di sana. Ujung jalan mulai terlihat. Gerbang besi berwarna hitam.“Tabrak!”Seruan terdengar, dan mobil itu tidak melambat. Semua penumpang yang juga berpakaian hitam di dalam berpegangan erat, dan benturan keras memekakkan telinga terdengar.Pintu gerbang itu tumbang dan bengkok, tapi berhasil terbuka. Dua mobil itu menerobos masuk dan berhenti tepat di depan pintu depan rumah yang terang benderang itu.“Masuk dan bunuh semua!” Seruan lain, dan orang-orang yang ada di dalam van langsung berhamburan keluar, dan menyerbu masuk ke dalam rumah yang ada di tepi pantai itu. Ada yang membawa senjata api, ada juga yang membawa pemukul.Tapi mereka semua diam saat sampai di dalam, karena tidak ada siapapun yang menyambut. Seharusnya rumah itu dipenuhi pengawal, karena itu mereka datang berombongan—siap berkonfrontasi. Kenyataannya, yang menyambut mereka kesunyian. Tidak a

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 61 - Tidak Ada Rencana Itu

    “AJ, jangan membuat Abuela lelah!” Ruby menegur saat melihat AJ membawa sesuatu berlari dengan Mia di belakangnya mengejar.Tapi mustahil membuat AJ diam, karena kedua adiknya tertawa dengan girang saat melihat AJ melakukannya. Elisa dan Elena sudah mulai bisa berjalan, dan mereka dengan senang hati mengikutinya.AJ tidak mungkin berhenti saat ada yang mendukung seperti itu. Mia tampak mengomel, tapi siapa pun tahu kalau Mia tidak pernah bisa marah pada AJ.Tapi Ruby harus berdiri—diikuti Ed untuk menjaga Elisa dan Elena. Mereka ada di pantai, kalaupun mereka terjatuh di atas pasir tidak akan terlalu sakit. Tapi ada banyak karang keras yang bisa menggores.“Mommy! Biarkan mereka mengejar! Jangan diambil!” AJ tidak mau kedua adiknya diangkat dan berhenti mengejar.“Ya.” Ruby memang hanya akan mengawasi, mengikuti sambil mengawasi.“Bagaimana kalau kita berlibur?” kata Ed, tiba-tiba. Ia baru saja membaca pesan dari ponselnya.“Hm?” Ruby tentu terkejut. Tidak ada rencana seperti itu ters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 60 - Tidak Sesuai Rencana

    “Ini.” Ed mengulurkan sapu tangan kepada Otiz—untuk menghapus air matanya. Kalau hanya sedikit, ia akan membiarkan Otiz menangis—dan menghapus air matanya memakai lengan jas yang dipakainya.Masalahnya Otiz tidak bisa menghentikan air matanya. Ia sudah terharu saat Ed mendampinginya berdiri di altar, semakin parah saat melihat Lori berjalan menuju altar diantar bunga. Terlalu indah dan menyilaukan untuk matanya.“Maaf.” Otiz terbata, sambil menghapus sisa air di wajahnya.“Untuk apa minta maaf? Tidak ada air mata yang salah saat pernikahan. Kau hanya terlalu bahagia. Tidak ada yang akan menyalahkan.” Ed menepuk pelan bahu Otiz, lalu kembali memandang ke depan.Fokus dari acara itu tentu saja Lori. Pilihan gaunnya sangat cocok dan menyatu sempurna dengan seluruh dekorasi yang ada di taman itu. Bunga, pita, lagu, dan kelengkapan lain telah dipilih dengan hati-hati dan presisi—kini memperlihatkan kemegahan yang tidak ada bandingannya.Tapi tidak dengan Ed. Meski bagi yang lain Lori mena

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 59 - Tidak Bisa Lebih Bahagia Lagi Seharusnya

    Ed mengetukkan jari pada gelas di tangannya. Matanya hanya fokus pada satu titik—Marco Reyes. Pria itu tengah bicara pada Otiz. Bukan hal penting. Marco hanya berbasa-basi dan Otiz pun sama—bersopan-santun. Menjawab pertanyaan Marco tentang perkembangan kantor pengacaranya. Ed perlu bicara pada mereka berdua sebenarnya, tapi Marco dulu.Ed hanya perlu menggerakkan dagunya dan Otiz langsung paham. Ia berpamitan—beralasan seadanya dan meninggalkan Marco sendiri.“Aku ingin bicara denganmu,” kata Ed setelah mendekat.“Oh? Ada apa?” Marco langsung mengikuti Ed, menyingkir ke halaman samping yang sepi. Tamu yang lain memenuhi ruang tengah.“Aku ingin kau menangani pengiriman ke Ekuador minggu depan, dan Brazil.”Marco tampak seperti tersedak. Ini amat mengejutkan. Ed tidak pernah membiarkannya menyentuh pasar Amerika Selatan selama ini. Selalu Ed yang menanganinya sendiri. Marco hanya mengurus Amerika Utara karena memang ia membantu membuka pasar ke arah utara.“Apa… kenapa?” Marco bingun

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 58 - Tidak Mengusir dan Benar

    “Mommy, aku mau mencoba! Kau Elena, aku Elisa.”AJ mengulurkan tangan, meminta botol susu dari Ruby. Ingin mencoba ikut memberi susu—dan memilih Elisa. Biasanya ada Tita yang membantunya, tapi hari ini Tita sibuk, jadi Ruby sendirian sejak tadi.“Boleh, tapi hati-hati ya. Jangan sampai tersedak, dan jangan ditekan.” Ruby membimbing tangan AJ untuk memegang botol berisi ASI yang sudah dihangatkan itu, dan membantunya mengukur kekuatan agar tidak terlalu menekan bibir Elisa.“Woa! Lihat, Mommy! Dia minum!” AJ amat riang saat melihat Elisa mulai meminum ASI itu. Matanya tampak berkilau girang. Ini pertama kali ia terlibat langsung—melakukan sesuatu untuk adiknya. AJ biasanya hanya menonton, bahkan awalnya takut memegang. Hanya memandang dengan takjub tapi tidak berani menyentuh. “Tidak masalah bukan? Kau tidak perlu takut lagi.”“Ya, sudah lebih besar.” AJ mengangguk setuju. Ia kemarin menyebut takut menyakiti karena keduanya sangat kecil, tapi setelah tiga bulan, pertambahan berat bad

DMCA.com Protection Status