Waktu terus berjalan, keadaan di luar kamar Aiden kian rusuh karena dua bom berikutnya sudah meledak. Para penumpang mulai panik dan pihak kapal pesiar sudah memulai evakuasi. Hanya saja permasalahannya bala bantuan yang mereka minta sampai saat ini belum tiba. Walau pun kondisi belum akan membuat kapal pesiar itu karam tapi keadaan per jam saat ini sudah sangat di luar kendali.
"Berapa sisa waktu yang kita punya Gwen?" tanya Mr. D pada Gwen yang memang bertugas untuk mengamati jumlah sisa waktu yang mereka punya.
"Bom yang ke empat sudah meledak D, itu artinya kita punya sisa waktu sekitar tiga sebelum bom seri nwa 5 dan bom yang ada di tangan Will itu meledak." Jawab Gwen yang sejujurnya saat ini cemas karena setelah delapan puluh lima menit Will, Aiden dan Jarvis berusaha untuk menjinakan bom berserikan Nwa 1 itu, hasilnya masih belum kelihatan.
Entah karena bom itu sangat tiny atau memang sistemnya lebih rumit dari bom kebanyakan, Will, Aiden
" Apa tidak akan ada orang yang akan memegang lembut tanganku, atau pipiku dan memintaku untuk pergi secara pribadi?" Sarkas Mr. D yang sudah pasti menyindir sikap sok heroik dan romantik Aiden dan Will barusan."Kau mau aku yang melakukan itu untukmu, Mr. D?" Balas Aiden dengan satu alis mata terangkat, tentu saja hal ini Aiden tanyakan sebagai wujud respon yang paling tepat untuk sindirian Mr. D padanya dan Will."Lebih baik aku minta tolong pada lumba- lumba laut saja dari pada harus kau yang melakukannya !" Dengus Mr. D kembali duduk. Kali ini benar- benar tidak ada yang bisa Mr. D lakukan. Dia tidak se-expert Wil bila sudah berkaitan dengan teknologi."Bos?" Panggil Jarvis yang baru saja kembali usai berusaha untuk masuk ke dalam sistem bom itu. Namun bila di dilhat dari ekspresi Jarvis, sudah sangat jelas kalau dia tidak bisa menembus sistem yang Kenzie atau orang- orang Kenzi buat."Ya Jervis?" Will segera berlari ke laptop nya untuk mendengar apa
Gwen langsung mengalihkan wajah nya saat Aiden mendekatinya. Ada perasaan tidak rela dengan semua ini. Bagaimana kalau terjadi hal yang buruk?"Apa kau kira melemparkan bom ke angkasa bisa semudah itu hah, tuan muda Skyleden Gavin Junior?!!Botol yang kau lempar ke angkasa itu akan jatuh dan bisa saja mengenai heli kalian!!!!" Gwen memukul - mukul dada Aiden sambil mengalir terisak di dada bidang itu.Aiden memeluk erat Gwen untuk menenangkan Gwen. Aiden tahu saat ini istrinya ini sedang mengkhawatirkannya."Kau bodoh tuan muda Aiden!! Kau bodoh!!" Teriak Gwen masih memukul- mukul dada Aiden.Aiden berusaha untuk tidak ikut terhanyut dalam perasaan getir di dalam hatinya. Dia harus terihat kuat agar Gwen pun kuat."Hei!! tidak akan terjadi apapun, sayang!" Aiden mengangkat dagu Gwen."Hei tuan muda Skyleden Gavin Junior!!! Apa kau tidak belajar fisika sewaktu kau sekolah dulu, hah? Apa kau tidak belajar ilmu gravitasi? Atau
Kapal pesiar itu kembali bergoyang karena gelombang air laut yang cukup kuat saat sebuah benda meledak di angkasa, tepat tiga puluh menit sebelum Wil dan yang lain naik ke atas sekoci."Aiden?" teriak Gwen sambil menutup mulutnya saat puing- puing helikopter yang meledak itu jatuh satu persatu ke lautan.Pandangan Gwen menghitam dan tidak sampai dalam hitungan tiga Gwen kehilangan kesadaran nya.***Tiga hari pun telah berlalu semenjak kejadian itu. Gwen kehilangan nafsunya untuk melakukan sesuatu. Bahkan tidur dan makan pun, dia tidak bersemangat melakukannya. Yang Gwen lakukan hanyalah memandangi wajah Aiden di foto yang sempat dia ambil saat pergi ke taman bermain bersama Aiden beberapa waktu lalu.Air mata Gwen kembali menetes. Sampai saat ini tidak ada kabar dari Aiden. Gwen benar- benar tidak tahu di mana kira nya keberadaan suami nya itu. Satu - satunya hal yang Gwen tahu adalah sebuah Helikopter meledak. Dan orang yang ada di dalam Helikopt
Dua jam kemudian mereka bertigapun telah sampai di taman yang dimaksud."Gwen, pergilah dahulu. Aku dan Will akan mengeluarkan bawaan piknik di belakang mobil. Aku yakin yang lain pasti sudah berada di sana."Ariana memintaGwen untuk pergi ke taman itu terlebih dahulu. Tanpa ada rasa curigaGwen pun mengangguk dan pergi. Hatinya yang kosong membuatnya tidak terlalu banyak berpikir ini dan itu sebelum melakukan sesuatu.MataGwen melihat ke hamparan bunga Lily yang ada di kiri dan kanannya. Ini adalah bunga Lily yang Aiden persembahkan untuknya. Tapi hari ini, disaat semua bunga Lily ini bermekaran dan menyambut kedatangannya, malah orang yang mempersembahkan semua bunga Lily ini yang tidak ada di sini untuk menemaninya menikmati semua keindahan ini.Gwen tiba- tiba langsung berjongkok. Disembunyikannya wajahnya dalam lipatan tangannya. Dia benar- benar tidak kuasa menahan semua rasa sedih yang menyeruak dari dalam sanubari ya.
"Kenapa kau tega tidak memberiku kabar apapun kalau kau baik- baik saja tuan muda Skyleden Gavin Junior?! Kau tahu aku dan calon anakmu mencemaskan mu! Aku pikir akan menjadi orang tunggal setelah anak ini lahir. Huuaaaaaaa...."Gwen kembali menangis."Tunggu! Apa yang kau katakan barusan,Gwen? Kau sedang hamil?" Seru Aiden menggenggam erat kedua lenganGwen."Hei sayang kau hamil? Gwen?! jawab aku." Aiden menatapGwen dengan penuh harap. Dia tidak menyangka kalau dirinya lah yang akan mendapat kejutan. Padahal rencana awal nya, hari ini Aiden ingin memberikan kejutan padaGwen karena hari ini adalah tiga bulan pernikahan mereka.Tapi siapa sangka malah dirinya yang mendapat kejutan.Dengan wajah cemberutGwen mengelap air mata di pipinya. Bibirnya mengkerucut dan pandangannya yang kini telah berubah tajam, menandakan kalau dirinya sedang sebal tingkat tinggi pada Aiden."Aku mau sendiri." Rajuk Gwen lalu bangun dan b
"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan padaku tuan muda Skyleden Gavin Junior? Kalau tidak ada aku ingin duduk bersama Diana di sana. Tiba- tiba saja perut ku merasa lapar." ujar Gwen dengan nada datar yang masih sarat getir- getir amarah di dalam setiap ucapannya. "Kau mau duduk di sana? Ayoo aku antar." Aiden dengan cepat mengaitkan jari jemari ya dengan jari jemari Gwen. Tapi secepat apa Aiden melakukannya maka secepat itu pula itu Gwen melepaskannya kembali. Dan tanpa berkata apa - apa Gwen melenggang pergi sambil memanggil nama orang- orang yang ada di depannya. Aiden melihat ke arah jari- jarinya yang kosong yang diterpa angin sambil berkata, " bersiap- siaplah Skyleden Gavin Junior! Ini tidak akan berlalu dengan begitu saja. Pasti si rubah kecilmu itu sudah mempersiapkan sebuah rencana balas dendam untukmu. Siapa suruh kau menjahilinya seperti ini." Aiden menarik nafas dalam sebanyak yang dia bisa. Matanya kini hanya terfokus pada Gwen yang sedang asik ngobrol dengan DIana,
Aiden yang tidak bisa berkata apa-apa hanya bisa diam sambil menyembunyikan kegeramannya pada penulis yang menulis novel online yang Gwen baca."Astaga! Haruskah aku kirim penulis ini ke bulan?" Batin Aiden sambil melihat ke arah jam jati yang ada di sudut ruangan nya. "Satu jam dia hanya asik dengan novel online nya. Apa dia tidak tahu kalau aku sedang menunggunya?" teriakan Aiden – Aiden kecil di dalam sana frustasi."Gwen sayang, aku keluar sebentar ya? Aku ingin menelpon seseorang.” Ujar Aiden pada Gwen. Bagaimana pun caranya dia harus membuat Gwen berhenti bicara. Meski harus dengan cara yang licik sekali pun, tetap akan dia lakukan.“Kau mau kemana sayang? Kenapa tidak di sini saja kau menelpon? Aku tidak akan mengganggu mu sayang? Aku kan sibuk membaca.” Tahan Gwen. Dia ingin Aiden tetap berada di sisinya supaya dia bisa menyiksa Aiden lebih lama.“Tidak sayang. Aku keluar saja. Kau teruskan saja membaca. Aku tid
Setelah dua jam mencari solusi untuk masalahnya, akhirnya Aiden menyerah dan kembali ke kamar. Untungnya saat Aiden masuk ke dalam kamar dan puji Tuhan, Gwen sudah tidak sibuk dengan novel online nya lagi."Ya Tuhan! Terima kasih kau telah membuatnya berhenti membaca." Batin Aiden, merasa lega setelah melihatGwen yang nyender cantik di header ranjang mereka."Akhirnya! Buka puasa!" Gumamnya senang, berjalan penuh semangat ke arah Gwen."Kau menelpon siapa sayang? kenapa lama sekali?" TanyaGwen saat Aiden naik ke atas ranjang dan duduk di sampingnya."Aku habis nelpon Will. Aku ingin meminta tolong sesuatu padanya tapi ternyata kemampuannya masih kurang sehingga tidak bisa membantuku." Jawab Aiden, pelan- pelan tapi pasti memposisikan tangannya ke belakang tubuhGwen sehinggaGwen kini nyandar di pelukannya."Ada perlu apa? Mana tahu aku bisa bantu." cicitGwen lalu memandangi wajah tampan suaminya yang menyeba
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei