Share

Bab 87 Diana Mulai Bercerita

Penulis: Oase-biru
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-06 06:55:26

"Sepertinya ada yang tidak beres. Aku akan kirimkan orang-orangku ke Narendra," ucap Om Pras setelah keheningan tercipta beberapa saat.

"Rama juga akan kuberitahu untuk waspada," ucapnya sambil mengirimkan pesan pada Rama.

"Pras, aku tak bisa berlama-lama di sini, asistenku sudah menunggu," ucap Amran sambil mengarahkan pandangannya pada seorang lelaki yang menunggu tak jauh dari pintu masuk kantin. Pras tersenyum, dia tak menyadari jika ternyata di sekitar mereka sudah tersebar beberapa orang pengawal selain asistennya.

Pras mengangguk dan mempersilakan Amran untuk meninggalkannya. Saat Amran melangkah meninggalkan pintu kantin dua orang pengawal mengikuti dari belakang. Pras memperhatikannya dan menimbang apakah Khansa dan Asha memerlukan pengawalan juga saat ini? tanyanya dalam hati.

Om Pras melangkah kembali menuju ruang rawat, Rama sudah meninggalkan rumah sakit untuk melihat kondisi Diana. Hanya orang kepercayaannya yang mengawasi dari kejauhan dan dua pengawal yang menjaga ru
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 88 Mencari Jejak Masa Lalu

    "Diana ..., kamu yakin dia orangnya?" tanya Rama memastikan sebelum meminta tim keamanan memeriksa seluruh rekaman kamera pengawas. Rama khawatir jika dia sudah masuk ke area kantor sejak lama. Dia juga tak ingin kejadian di masa lalu terulang. Kecelakaan yang menimpa Amanda, kedua orang tua Nadin juga orang tua Prasetya. Ditariknya nafas dalam seakan pekerjaan yang akan dihadapinya adalah pekerjaan yang berat dan melelahkan. "Iya Ram, aku yakin. Dia orangnya. Ram ..., apa yang harus aku lakukan?" tagas Diana sambil menanyakan apa tindakan yang akan diambilnya. "Diana, bisakah kamu bersikap seperti tidak ada kejadian hari ini? Aku harus memastikan semuanya sebelum bertindak lebih jauh. Aku akan memberikan pengawalan selama kamu ada di luar kantor. Pastikan Xavier dan Brian tidak mengetahuinya. Jika sampai kamu sendiri yang membukanya, kami tidak akan menjamin keselamatanmu ke depan, bagaimana Diana?" ucap Rama menawarkan solusi dan meminta persetu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 89 Janji Prasetya

    "Pa, tapi ...," ucapan Pras langsung dihentikan Pak Asyraf."Pras semua untuk kebaikan keluara besar kita. Gunawan dan Narendra. Jika waktunya tepat papa akan menceritakan semuanya. Kali ini berjanjilah untuk kebahagiaan Khansa juga putra dan putrimu Pras!" tegas papa yang kali ini tak dibantah Pras. "Baiklah Pa. Jika itu keinginan papa. Tapi papa juga harus ingat, Pras akan siap kapanpun papa meminta bantuan. Itu adalah janji Pras pada papa," ucap Pras meyakinkan Pak Asraf jika dia memang tetap akan membantu.Papa mengangguk menyetujuinya. Janji Pras akan dipegangnya. Kini dia akan menyelesaikan semua perselisihan yang terjadi. Ternyata dendam di masa lalu tak akan berakhir jika tak ada yang mengalah. Raihan telah memberikan informasi terkait perkembangan Gunawan saat ini. Kembalinya Hary sebagai Xavier, Yasmine yang akhirnnya ikut terbawa-bawa karena dia menitipkan putrinya pada Hendry Yudhatama. Papa menghembuskan nafas perlahan seakan melepaskan sebagian beban yang dirasakannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 90 Menuju Pernikahan

    "Pelankan suara mama, Asha baru saja tidur," ucap Om Pras sambil meletakkan jari telunjukknya didepa bibir Khansa hingga menghentikan Khansa yang akan melanjutkan seruannya.Khansa menggeser jeri telunjuk Om Pras sambil memanyunkan bibirnya tanda tak suka jika dihentikan. Om Pras tersenyum dan memberikan penjelasan, "Yasmine adalah putri Pak Hendry, masih bagian dari keluarga Gunawan. Jadi papa juga ingin agar Yasmine dan Daniar bahagia walau tidak bersama Brian."Khansa menatap Om Pras tak percaya, sepertiya keegoisannya dulu telah menguap berganti dengan ucapan yang bijaksana layaknya seorang ayah. Khansa tersenyum, saat ini Om Pras memang sudah menjadi ayah. Papa dari Asha dan Shasha."Kenapa Hanny malah senyum-senyum? Bayangin siapa?" tanya Om Pras melihat Khansa yang terdiam namun tersenyum sendiri."Bayangin papa yang kini sudah jadi papa papa. Khansa tidak menyangka kini papa sangat bijaksana. Tidak seperti dulu yang penuh kebenci

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 91 Pernikahan Riska dan Dimas

    "Jagoan, mama masih menyusui Dede Shasha, jika mama memakan semua es krimnya nanti Dede pilek bagaimana? Papa suapin mama satu sendok saja ya," ucap Om Pras sambil menyendokkan es krim dan mendekatkan sendoknya ke mulut Khansa. Khansa tidak membuka mulutnya karena masih kesal dengan Om Pras. Asha yang melihatnya tersenyum membayangkan saat dia tidak mau makan. "Mama, ayo buka mulutnya, nanti makanannya menangis kalau mama tidak mau makan," ucapnya dengan wajah serius. Khansa yang mendengarnya tersenyum dan mau tidak mau membuka mulutnya untuk menerma suapan es krim dari Om Pras. Asha yang melihatnya kembali berucap, "Nah begitu dong, mama pintar." Om Pras tersenyum mendengar ucapan Asha. Semua yang diucapkan Asha adalah ucapan Khansa. Dia senang jika Asha sangat pandai menyikapi kejadian di sekitarnya. Dimas dan rombongan sudah sampai. Panitia sudah bersiap, dilihatnya ibu dan ayah Riska yang sudah bersiap menyambut Dimas. Saat Dimas m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 92 Rencana Asyraf, Raihan, dan Henry

    "Mereka selalu ditawarkan kerjasama dengan keuntungan lain yang tidak masuk akal. Untungnya ada Dimas yang selalu memberikan masukan dan nasihatnya. Jika tidak bisa jadi mereka akan salah langkah," jelas Raihan pada Henry dan Asyraf. "Dimas sudah mulai mengembangkan diri dengan menjadi bagian dari perusahaan papanya, Pak Dirga. Perusahaan mereka kini sudah bekerjasama dengan Narendra," jelasnya kembali. "Oh ya, jika tidak salah pekan kemarin Dimas sudah menikah dengan Riska bukan? Sahabat putriku Khansa?" tanya Pak Asyraf saat Raihan menjelaskan mengenai Dimas. "Benar, mereka berdua bersahabat. Jika tidak salah awalnya yang dekat dengan Dimas adalah Khansa, ha ha ha," jawab Raihan dengan tertawa diakhir ucapannya. "Ya ..., ya. Anak muda zaman sekarang. Saling dekat, namun tidak mengetahui siapa yang akan berjodoh," sambut Pak Asyraf sambil menggelengkan kepala sambil menoleh pada Henry, mengingat peristiwa dibalik pernikahan an

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 93 Mencari Jejak yang Tertinggal

    Khansa menarik nafas dalam. Syukurlah kebakaran di pabrik tidak membesar. Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa akhir-akhir ini pabrik seringkali ada masalah? Mulai pasokan bahan baku, mesin yang rusak, dan kini kebakaran. Apakah ada yang sengaja melakukannya? Om Pras harus menjelaskannya saat pulang nanti. Jika dihubungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya kemungkinan ada hubungannya. Hal ini akan membuat papa kehilangan banyak uang untuk menyelesaikannya. Kantuk yang datang membuat Khansa akhirnya tertidur, saat Om Pras masuk dia tersenyum melihat Khansa sudah pulas. Digantinya baju sebelum menyusul Khansa untuk beristirahat. "Besok pasti banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya. Kebakaran pabrik pasti menarik banyak perhatian terutama rekan bisnis mereka," batin Om Pras sebelum akhirnya matanya terpejam. *** "Raihan, berikan laporan kondisi terakhir pabrik pagi ini!" perintah Pak Asyraf saat Raihan baru saja masuk ke ruangannya. "Lokasi yang terbakar 30%, produksi hari i

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 94 Diana Hilang Kendali

    "Jadi semua dikendalikan Brian," gumam Pak Asyraf saat Husni menyebut nama keponakannya. "Baiklah Husni, apa yang kamu ceritakan sudah kurekam sebagai bukti. Aku tak mau dilain kesempatan kamu memutarbalikkan keterangan saat ini. Untuk keamananmu apa yang ingin kamu minta?" tanya Pak Asyraf pada Husni yang terdiam. Husni menggelengkan kepalanya perlahan, namun diucapkannya juga keinginannya untuk menjawab Pak Asyraf. "Saya hanya ingin keselamatan keluarga saya dijaga selama kasus ini belum berakhir. Brian bisa saja mengancam keluarga saya Pak," ucapnya pelan sambil memohon. "Baik. Kami akan menjaga keluargamu. Jika nanti kembali ke pabrik ajak mereka yang bekerja sama dengan Brian untuk kembali memihak pabrik. Berpura-puralah sementara waktu jika kami tidak mengetahui hal ini. Kami akan menyelesaikan dengan cara kami sendiri," ucapan tegas Pak Asyraf membuat Pak Husni mengangguk meyakinkannya. "Raihan! Perintahkan sopir mengantarkan Hu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 95 Masa Kritis Nadin

    "Rama! Bagaimana kondisinya?" suara Om Pras terdengar sesaat melihat sosok Rama yang berdiri menunggu di depan pintu ruang operasi. "Dokter sedang berusaha menghentikan pendarahan di kepalanya. Pras tolonglah, aku tak mau lagi berjauhan dengan Nadin. Aku mohon carilah penggantiku Pras," ucap Rama memohon pengertian dari Bosnya. "Iya Ram ..., iya. Sabar dulu ya. Kita tunggu semuanya membaik," ucap Om Pras menenangkan Rama. Rama mengangguk. Kini fokusnya hanya pada kondisi Nadin, Prasetya sudah mengambil alih anak buah yang dimintanya mencari Diana. Setelah kecelakaan Diana menghilang, sedangkan wanita yang bertukar posisi dengannya kini di bawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Prasetya berjanji akan membantunya hingga semua masalah ini selesai. Diajaknya Rama untuk duduk, tak ada yang bisa dilakukan kini kecuali menunggu. "Ram, kita duduk dahulu. Nadin akan bertahan aku yakin," ucap Om Pras menghibur. Dahulu saat mereka tumbuh bersama, banyak teman

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 114 Akankah Berakhir Di Sini?

    "Apakah perhitungan keuntungan tidak sesuai dengan kontrak sebelumnya?" tanya Om Pras penasaran melihat ekspresi Brian."Bukan... bukan. Aku kira aku harus membayarkan finalti karena kesalahan yang kulakukan. Tapi...," ucapan Brian dipotong Om Pras."Brian sudah kukatakan sejak awal. Bagaimanapun kamu adalah bagian dari keluarga besar kami. Apalagi kamu sudah menyelamatkan Daniar. Anggap saja sebagian merupakan kompensasi ucapan terima kasih kami padamu. Kami harap kehidupanmu selanjutnya bisa lebih," ucap Om Pras menjelaskan."Terima kasih banyak Pak Pras, aku berjanji tak akan melakukan kesalahan lagi," ucap Brian pelan.Brian kamu akan mengeluarkan biaya pengobatan yang besar untuk Hary, Diana sudah menghubungiku untuk meminta bantuan tanpa sepengetahuanmu, Batin Prasetya sambil tersenyum pada Brian. Aku sudah berjanji pada Diana tidak akan memberitahukanmu. Selamanya ini akan kusipan baik-baik.***"Mama... Papa...!"

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 113 Saling Memaafkan

    Khansa menyeruak kerumunan orang, tadi dia yakin elihat Kak Yasmine dan Amran. Semoga apa yang dilihatnya memang benar, batinnya meragu. Khansa tersenyum sekilas saat melihat mereka berdua memang ada di sana. Yansmin dan Daniar berjongkok di samping Brian yang terluka. Amran sedang melakukan panggilan telepon. Khansa menghampiri Kak Yasmine dan Daniar."Kak... Bagaimana?" tanyanya gugup."Khansa! Sedang apa...?" kaget suara Yasmine melihat adiknya di sini."Aku menjemput Asha dan melihat kecelakaan. Daniar...?" tanyanya kini pandangannya beralih pada Daniar yang masih menangis.Daniar menggeleng pelan sambil berucap, "Ayah... tante."Suara ambulan membelah kerumunan hingga petugas mengangkat tubuh Brian. Daniar dipeluk Kak Yasmine sambil menenangkan tangisnya yang mengeras. Amran terlihat berbincang sejenak dengan petugas ambulan, kemudian memberikan perintah pada sopirnya."Kita ke rumah sakit. Khansa sud

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 112 Penolakan Daniar

    Khansa mendengar suara lain yang meneriakkan nama 'Daniar'. Sesaat kemudian Khansa menghentikan langkahnya setelah lebih dahulu memastikan yang dilihatnya. Sejenak Khansa memastikan sekali lagi sebelum berbalik kembali ke mobil yang membawa mereka tadi."Asha, mama bisa minta tolong?" tanya Khansa pelan.Asha yang masih shok dengan apa yang dilihatnya tadi hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. Khansa memahami kekhawatiran Asha pada Daniar."Sayang yang tertabrak bukan Kak Daniar. Namun mama ingin memastikan kondisi kakak. Asha pulang dengan sopir ya. Mama titip Shasha. Tadi minta dibelikan es krim," ucap Khansa cepat.Tanpa menunggu anggukan kepala Asha, Khansa kini berpesan pada sopir, "Pak bawa Asha pulang dahulu, sekalian kabari Pak Prasetya. Saya menunggu di rumah sakit."Sopir yang mengerti maksud Khansa langsung menyalakan kembali mesin mobilnya dan mulai bergerak meninggalkan Khansa yang kembali menuju lokasi kecelakaan. K

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 111 Menjadi Saksi

    "Iya mama, Daniar sudah siap bertemu ayah," jawab Daniar memastikan permintaannya. Yasmine memahami rasa sakit yang dirasakan Daniar oleh penolakan yang dilakukan Brian. Sama sakitnya karena hal itu berarti tuduhan padanya melakukan perselingkuhan dahulu. Yasmine menarik napas dalam setelah memastikannya. "Daniar, mama akan menghubungi ayah dahulu. Jika waktunya sudah disepakati, sepulang sekolah kita akan menemuinya?" ucap Yasmine dengan suara pelan. "Iya ma boleh," jawab Daniar singkat. "Baiklah, aku akan menemani kalian bertemu Brian. Aku akan menjaga jarak agar Brian nyaman bertemu Daniar, Bagaimana?" tanya Amran sekaligus permintaan untuk menemani mereka. "Sudah seharusnya. Aku juga tak akan membiarkan Daniar tanpa pengawasan. Terima kasih Amran," ucap Om Pras menyetujui permintaan Amran. Yasmine mengangguk setuju. Daniar mengucapkan terima kasih pada Papa Amran dan pamit untuk bermain kembali dengan Asha dan Shasha. *** "Pa, Rama masih cuti. Apa harus hari in

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 110 Untuk Kebaikan Bersama

    Daniar terdiam sesaat mendengar ucapan mamanya, satu hal yang ingin dilupakannya namun diucapkan dengan jelas oleh mamanya. Sesaat diingatnya saat Ayah Brian menolak mengakuinya sebagai putrinya. Mama menangis dan memohon untuk melakukan pengecakan kembali, namun ayahnya menolak. "Mama..., apakah ayah sudah mengakui Daniar sebagai putrinya?" tanyanya polos menatap Yasmine ragu. "Daniar, kamu memang putri dari Ayah Brian. Apakah mama masih belum cukup membuktikannya pada Daniar?" tanya mama menekankan."Ma, Daniar percaya pada mama, tapi ayah....?" ucapnya pelan. Daniar tak melanjutkan ucapannya. Luka yang digoreskan ayah kandungnya perlahan kembali terbuka. Penolakan yang dilakukan hingga tuduhan yang membuat mamanya menangis dahulu kembali terbersit dalam ingatannya. "Daniar, Papa Amran rasa kali ini Ayah Brian sudah mengetahui kebenarannya. Daniar mau memaafkannya bukan?" ucapan Amran membuat Daniar menoleh padanya dan menatap tak percaya. "Ayah Brian ingin bertemu dengan Daniar

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 109 Keputusan Daniar

    "Jika kamu adalah laki-laki sejati, selesaikanlah permasalahan yang seharusnya sudah selesai. Jangan membuat orang lain menderita karena kamu tidak bertanggung jawab," ucap Om Pras menatap tajam Brian dan langsung membalikkan badannya untuk melanjutkan langkah yang tertunda.Brian terdiam mendengarnya. Sudah lama dia tak menanyakan kabar putrinya yang sempat ditolak keberadaannya. Setelah Papa Hary meminta dikirim ke luar negeri untuk proses kesembuhan ditemani Mama Pratiwi dan Diana, Brian mendapatkan informasi jika Daniar memang putri kandungnya. Yasmine sudah tak pernah mencarinya. Brian mendengar jika saat ini Yasmine bekerja di sebuah perusahaan asing dan sudah memiliki posisi yang cukup tinggi, "Apakah ini sebabnya mereka tak mencari keberadaanku?" tanya Brian dalam hati.Seketika rasa rindu menyeruak. Aku akan mencoba menemui Daniar. Pasti Daniar senang jika aku menemuinya, batin Brian dengan senyum tersungging di bibirnya. ***"Bagaimana menurutmu AMran? Apakah aku harus men

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 108 Akhir yang Indah

    "Pras! Apa maksudmu?" seru Rama kesal mendengar ucapan Om Pras. "Pras, apa yang membuat kamu tidak menyetujuinya. Bukannya kamu selalu meminta mama merestui hubungan Nadin dan Rama?" tanya mama heran. Om Pras menatap tajam sesaat. Lama kelamaan wajahnya mengendur dan menarik napas panjang. "Aku tidak setuju jika pernikahan mereka ditunda-tunda. Seluruh persiapan dan acara pernikahan aku yang mengaturnya. Bulan depan ijab qobul dan resepsi langsung digelar!" ujar Om Pras memerintah dengan tegas.Nadin dan Rama yang mendengar berbarengan melakukan protesnya, "Bulan depan??!"Mama yang mendengar ucapan Om Pras tersenyum senang, namun akhirnya tak dapat menahan tawa melihat ekspresi Rama dan Nadin.***"Pras, bagaimana dengan proyek Brian. Hasil analisaku tidak semua yang diambil Brian merugikan. Sepertinya kita harus memilah dan memilih dengan cermat. Minimal tidak menanggung banyak kerugian," ucap Rama saat Om Pras memintanya menganalisa beberapa solusi yang akan diambil. Om Pras ha

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 107 Kembalinya Prasetya

    Beberapa orang langsung bangun dari kursinya memberikan penghormatan atas kedatangan kembali Prasetya. Om Pras membalas dengan anggukan kepalanya Om Pras melangkah tegap didampingi Rama. Siapa yang tak tahu sepak terjang dua sahabat ini. Mereka langsung menduduki kursi yang kosong. "Pak Pras, akhirnya. Kami sudah lama menantikan nya," seru sebuah suara yang terdengar sangat senang. Brian menatap tak percaya. Sesekali dilirikkan matanya pada Pak Burhan. Dia ingin memastikan apakah Prasetya dan Burhan bekerja sana. Tak ada kekagetan dari wajah Burhan. Terdengar hembusan napas dalam dari Burhan hingga akhirnya mengeluarkan suara. "Siapa yang mengundangnya untuk datang? Bukankah dia bukan pemilik saham lagi?" tanya Brian geram melihat ke arah Prasetya dan Rama. Tak ada yang menjawab. Sebagian besar yang hadir di dalam ruangan sangat mengharapkan Pak Prasetya kembali memimpin Narendra. "Saya yang mengundangnya," jawab Pak Burhan berusaha tenang. "Dalam kapasitas apa mereka

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 106 Cukup Brian!

    Pagi ini seluruh Dewan Direksi sudah menempati kursinya, tersisa empat kursi yang kosong di bagian depan. Beberapa saling menyapa kabar masing-masing, namun juga bertanya dengan pertemuan mendadak pagi ini. "Apakah kelakuan Brian sudah diketahui Pak Burhan?" bisik seorang pada rekan di sebelahnya. "Pak Burhan dan Brian bukannya saling mendukung. Ini berarti dia akan membiarkan atau malah membuat Brian merajalela di perusahaan," bisik lainnya. "Tak ada yang mengalahkan Prasetya dalam memimpin Narendra. Dia mewarisi papanya yang bertangan besi," bisik lainnya. "Tapi sikapnya itu yang membuat Narendra maju pesat. Siapa yang tak sejalan langsung disingkirkan," kenang mereka mengenai masa lalu. "Ya..., ya. Tapi itu juga yang menghancurkannya. Kelicikan Hary mengawali semuanya...," ucapan yang tak diselesaikan namun yang mendengar mengangguk-angguk setuju. Hary yang tak puas dan iri saat itu, memecah belah dua sahabat hingga berujung perselisihan panjang. Jika saja saat itu k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status