“Om masih belum mau bicara sama kamu, Sayang?”Elin mengangguk lesu. Apa yang ia dan Raja takutkan akhirnya terjadi. Daniel tahu masalah Nina dari kenalannya di club malam itu. Sudah Elin katakan kalau papinya memiliki banyak sekali kenalan yang tersebar di mana-mana. Dan seharusnya Elin tak terkejut. Sekarang, setelah sang papi memarahi Nina habis-habisan, pria itu mendiamkan orang satu rumah, kecuali sang istri tercinta tentunya. Karena memang Kristal tidak tahu menahu kejadian tersebut. Kalau saja Kristal tahu dan ikut menyembunyikan, sudah pasti Kristal pun kena ambek. Meski Elin yakin tak akan lama. Kebucinan Daniel pada sang istri sudah tak terselamatkan. Sehingga tidak mungkin Daniel tahan diam-diaman sama Kristal.Sementara itu, jangan kira Raja lolos dari aksi diam Daniel. Raja juga ikut kena batunya. Dapat Raja ingat kata-kata Daniel padanya dua hari lalu yang menunjukkan rasa kecewa mendalam. Raja merasa seperti sedang berkhianat."Om, maafkan saya mengecewakan Om. Bukan ma
"Om." Raja mengulurkan tangan untuk menyalimi calon mertuanya yang masih mode Freezer berjalan itu.Namun Raja harus menelan kenyataan pahit karena Daniel benar-benar mengabaikannya. Pria paruh baya itu berlalu begitu saja dari hadapan Raja. Seakan Raja tidak ada di sana. Setelah lebih dari sepekan tak dapat bertemu dan akhirnya dipertemukan di rumah Daniel secara tak sengaja, Raja ternyata masih harus tetap menerima kenyataan kalau Daniel masih doyan menghindar. Bahkan tadi, Daniel benar-benar terkejut akan keberadaannya. Mungkin tak menyangka kalau akhirnya mereka bisa bertatap muka. Namun dengan pengendalian diri yang sudah terlatih bertahun-tahun, Daniel dapat segera mengubah ekspresinya menjadi datar terkesan tak peduli."Mi, nanti kita makan malam di kamar saja,” kata Daniel di sela langkah kakinya menjauh dari ruang tamu.Kristal meringis tak enak hati pada calon mantu idamannya.Huft… Ini tidak bisa dibiarkan. Kristal harus membujuk Daniel untuk tidak terus-menerus memusuhi Ra
"Pi!”Daniel yang sedang duduk di atas ranjang sambil bersedekap dan mengusap-usap dagu tersentak saat tiba-tiba pintu kamarnya dibuka kasar diiringi suara nyaring sang istri.“Mami ngagetin aja deh. Sini, Mi.” Daniel menepuk-nepuk ranjang agar sang istri duduk di sampingnya.Kristal mendengus kesal. Namun ia melangkah menuju tempat Daniel berada, mengikuti keinginan suaminya duduk di samping pria itu. “Apa Papi tidak keterlaluan sama Dek Raja? Posisinya serba salah, Pi. Maju kena, mundur kena. Sudah mami ceritakan kan bagaimana sikap Nina selama ini pada calon mantu idaman mami itu?” cerocos Kristal yang memang akhirnya memberitahu Daniel kalau Nina tak suka dengan hubungan Raja dan Elin. Daniel sempat terkejut mendengar fakta itu. Ia merasa bodoh karena selama ini tak peka dengan situasi menegangkan antara Nina, Elin dan Raja. “Coba Papi bayangkan kalau jadi Dek Raja. Tidak mungkin juga dia ember bilang-bilang sama papi. Yan
“Kamu tahu kenapa papi melarang anak-anak papi untuk terlibat hubungan romantis saat bersekolah? Papi takut kalau kalian belum bijak dalam menghadapi masalah percintaan. Konsentrasi kalian untuk belajar bisa terganggu sampai bisa berbuat nekat. Dan kamu… sudah mencontohkan dengan sempurna, Dek.”Daniel mengepalkan kedua tangan saat isakan Nina semakin terdengar memprihatinkan. Berusaha keras untuk tidak menarik sang bungsu ke dalam pelukannya. Kali ini saja, kali ini saja ia akan bertindak lebih tegas agar Nina tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Daniel juga ingin mengajarkan arti tanggung jawab pada Nina dan konsekuensi yang harus diterima karena kesalahannya.“Pemuda itu… sepertinya membawa pengaruh buruk untuk kamu sampai kamu nekat seperti ini.”Nina segera mengangkat kepala dengan air mata yang terus keluar. Ia menatap Daniel lalu menggeleng kencang saat Daniel menyinggung Andromeda. “Enggak, Pi… O-Ome enggak bawa pengaruh buruk. Nina salah karena udah ngelanggar larangan
“M-mau jemput Kak Yin ya, Kak?”Raja terdiam membeku. Ia mengerjap-ngerjap terkejut. Gadis di depannya ini sedang bertanya padanya? Tanpa sadar mata Raja menyelidik, menatap sang gadis dari atas sampai bawah, lalu kembali ke atas, tepat di wajah si gadis. Sejak kapan gadis ini memanggilnya ‘Kak’?Ah tidak-tidak! Tidak mungkin memanggilnya seakrab itu. Bagi gadis ini, bukankah Raja hanya ‘Om-om pengganggu’ kakaknya?Raja membalikkan tubuh ke belakang untuk melihat siapa tahu ada orang lain atau mungkin Bima yang biasa dipanggil ‘Kak’ oleh sang gadis. Kernyitan dalam muncul di dahi saat tak mendapati siapapun selain ia dan gadis itu di ruang tamu. Apakah sang gadis salah sebut ya? Seharusnya kan manggil ‘Om’, bukan ‘Kak’. Dia salah dengar mungkin ya?“Kakak cari siapa?”Raja berjengit. Ia kembali membalikkan tubuh sampai bertatapan dengan Nina, ya Nina… si gadis jutek plus galak yang kali ini terlihat jauh lebih kalem. Gadis yang pagi ini berhasil membuat Raja seperti orang linglung.“K
Sementara itu, Raja menegang di sela langkah kakinya dan Daniel menuju dua motor sport yang sudah terparkir cantik di depan rumah. Salah satunya adalah motor Raja.Raja tak bisa berbohong kalau detakan jantungnya semakin menggila. Rangkulan Daniel di pundaknya membuat Raja grogi. Daniel memperlakukannya seolah pria itu tak pernah marah padanya. Tentu saja Raja jadi bingung berlebihan pagi ini. Belum selesai rasa terkejutnya akan perubahan sikap Nina, kini disuguhkan lagi dengan sikap Daniel yang tampak kembali seperti biasa, dingin tapi anget.“Kamu sudah lamar Elin?” tanya Daniel tiba-tiba.Raja menoleh cepat ke samping yang langsung bertatapan dengan Daniel. Tinggi tubuh mereka nyaris setara. Hanya lebih tinggi Raja sedikit.“Belum, Om.”“Astaga!” Daniel menghentikan langkah, yang otomatis langkah Raja pun terhenti. Ia menatap Raja tajam. “Kamu lambat sekali sih!”Raja meringis saat merasakan remasan mengencang di pundaknya.“Katanya waktu itu sudah dapat tempat yang pas untuk melam
Mata Elin berbinar saat melihat cermin. Dari pantulan benda itu terlihat ia telah memakai gaun berkilau indah model turtleneck berlengan panjang warna broken white. Panjangnya sampai bawah lutut berbentuk A line. Gaun model simpel yang menggambarkan sosok Elin. Sederhana tapi elegan. Tidak berlebihan, tapi kalau dipakai Elin sudah pasti terlihat mahal. Harga gaun ini juga sih sudah barang tentu merogoh kocek yang tidak sedikit karena berasal dari butik Sonya Nozska, salah satu desainer cantik yang merupakan putri sulung dari salah satu keluarga old money di negeri ini. Ditambah lagi, dia adalah istri pengusaha besar asal Spanyol. Elin pribadi sudah sering memakai pakaian desainer cantik itu. Raja mengirimkan gaun ini tadi siang. Kekasihnya itu mengatakan, malam ini akan membawa Elin ke sebuah pesta rekan bisnis JCA.Elin memutar-mutar tubuh dengan senyum yang tak luntur sejak tadi. Memperhatikan penampilannya lagi untuk ke sekian kali sebelum Raja menjemputnya. Setelah itu, ia memperh
WARGA BONBIN KECUALI JIHAN[ // JRajaGue grogi Bagaimana ini??? ][ // Jihan Milik KodokGrogi itu biasa kok kalau sedang menghadapi sesuatu yang mendebarkan. Itu tandanya kamu normal.Kamu coba tenangkan pikiranmu.Tanamkan di dalam hati kalausemua pasti akan berjalan baik! ][ // Kodok Milik JihanSemangat, Bro!Gue yakin lo pasti bisa! ][ // KampretAsyiikk bentar lagi kondangan!Gue pasti pulkam buat liat lo kawin @JRaja ][ // Jihan Milik Kodok@Kampret Nikah, oi! Kawin-kawin! Enteng banget mulutnya. Mau liat Raja kawin?Enak aja kamu pingin ngintip! Mau minta tutorial sama @JRaja? ][ // KampretAstaga, Mami @Jihan Milik Kodok, salah ngomong gue.Ya kali ngintip. Gua udah pro ya!Gak butuh tutorial lagi.Jangan2 kmu kali ya yang butuh?@Kodok Milik Jihan, lo gimana sih? Kurang ahli lo ya?Masa Bini lo minta tutor? Parah lo ][ // Kodok Milik JihanSembarangan! ][ // Jihan Milik KodokSembarangan! ][ // KampretBusyet dah laki-bini ketikannya kompak amatWjar si. Badan
“Mau apa si Curut itu menghubungimu??” Percayalah, meski Raja sudah tidak secemburu dulu pada Bima, bukan berarti dia membebaskan Bima menghubungi Elin sesuka hati ya. Tampaknya Raja mulai menyadari kalau dia mungkin saja salah satu dari pria-pria posesif di dunia. Tak ada beda dengan sang calon mertua.“Tidak tahu, Mas Sayang. Aku kan belum mengangkatnya. Tunggu—Mas bilang apa tadi? Curut? Maksudnya Bima?”Raja hanya bergumam meng-iyakan.“Kok curut?”“Soalnya dia mengganggu dan berisik seperti curut.”Elin tergelak sambil menggelengkan kepala. Ia mengangkat panggilan Bima. Sengaja me-loudspeaker. Meminimalisir salah paham yang mungkin saja bisa terjadi lagi. Bukankah mereka sepakat saling terbuka? Toh Raja juga telah mengetahui rahasia terbesar Bima. Secara lengkap. Entah sejak kapan dua pria ini dekat sampai tahu rahasia satu sama lain.“Ada apa, Bim—”>> “Sayang, aku jemput ya!”Ciitttt!Raja langsung menghentikan mobilnya secara mendadak. Terlalu terkejut dengan suara Bima yang b
“Mas Raja!”Elin tersenyum lebar melihat keberadaan sang kekasih yang setia menunggunya sejak beberapa jam lalu. Masih dengan menggunakan pakaian sidang, ia berlari ke arah Raja.Melihat hal itu, segera Raja merentangkan tangan, lalu menangkap tubuh Elin yang menerjangnya. Raja memeluk erat tubuh sang kekasih yang sudah menangis.“K-kami berhasil, Mas! Kami berhasil! Hiks! Bagus dan anak-anak lainnya mendapat keadilan!” bisik Elin bergetar.“Selamat ya, Sayang… Calon istriku hebat sekali. Kalian semua hebat.” Raja mengusap rambut sang calon istri yang dua minggu lagi akan ia nikahi ini. Beberapa kali puncak kepala Elin ia kecup penuh kasih sayang dan penghormatan.Raja ikut merasa bangga dengan keberhasilan kasus yang ditangani Elin dan tim. Akhirnya, setelah drama panjang persidangan, paman dari Bagus yakni si ped0fil itu mendapat hukuman setimpal. Tentu dengan bukti kuat yang berhasil dikumpulkan. Sidang terakhir seharusnya sudah terjadi lebih dari satu bulan lalu. Namun mengalami p
Melihat hal itu, Raja ikut berdiri dengan panik. “Ha? Selingkuh? Wanita lain? Tidak ada wanita lain, Sayang. Hanya kamu!”“Terus siapa itu Mayang? Jawab jujur saja kalau itu selingkuhan Mas kan?!” tuduh Elin lagi.Raja mengernyit. Tak lama, ia menepuk dahinya sendiri. “Maksud aku tuh Maaf Sayang. Sumpah! ‘MaYang’ yang aku maksud cuma singkatan dari ‘Maaf Sayang’, bukan nama orang, Yang.”“Alasan!”“Sumpah, Sayang~! Tidak ada wanita lain. Itu benar-benar cuma singkatan.”“Ish! Kenapa disingkat sih! Random sekali Mas Raja.”“Keluar tiba-tiba, Yang. Mungkin karena aku terlanjur malu sampai salah tingkah, jadinya tidak sengaja lidah ini jadi pendek makanya tersingkat sendiri.”Elin masih memandang Raja curiga.“Sayang, tidak ada wanita namanya Mayang yang aku kenal. Sumpah!” Raja mengangkat jari telunjuk dan tenga
“Sayang, jangan yang ini ya. Ini juga jangan. Ini apa lagi! Oh tidak-tidak! Tidak boleh!”“Bagaimana kalau aku pakai daster saja, Mas?” sindir Elin. Entah sudah berapa kali kata ‘jangan’ keluar dari mulut Raja sejak setengah jam lalu mereka melihat katalog gaun pengantin, yang salah satunya mungkin akan dipilih Elin untuk resepsi mereka. Gaun-gaun itu mungkin terlihat indah bagi sebagian besar orang. Namun bagi Raja, amat sangat membuatnya gerah. Gerah karena g*irah juga hati. Raja tidak bisa membayangkan sang kekasih memakai salah satu gaun yang sebagian besar s*ksi itu. Ia tidak rela tubuh indah Elin dilihat orang. Posesif memang, tapi ini yang dia rasakan.“Pakai daster ya? Hm…” Raja berpikir. Ia mengusap-usap dagunya dengan sebelah tangan. Sementara sebelah tangan lagi masih memegang katalog. Tak lama, katalog itu ia letakkan di atas meja di depannya lalu meraih ponsel yang sejak tadi ia angguri.“
“Kenalin, Ja, ini Pakdenya Elin. Kakak tertua istri saya.”Raja membelalak terkejut melihat pria paruh baya yang sudah bertahun-tahun tidak ia lihat. Pria itu semakin memiliki aura yang kuat dan tampan. Meski usianya jauh di atas Raja, tapi sebagai seorang pria, jujur Raja iri pada pria di depannya ini. Dan apa tadi Daniel bilang? Kakak tertua Kristal? Jadi Kristal punya kakak lagi selain Raflint? Tadi saat acara akan berlangsung, Raja berkenalan dengan Raflint.Pria yang saat ini berdiri di samping pria yang Daniel sebut kakak tertua Kristal. Sementara Daniel ada di samping Raja. Mereka saling berhadapan.“Apa kabar, Raja? Maaf baru bisa hadir dikarekan saya baru tiba di kota ini.”Daniel dan Raflint mengernyit dan saling tatap. Di dalam hati keduanya bertanya-tanya mengapa kakak mereka bisa mengenal Raja. Bukankah ini pertemuan pertama mereka?"M-Mister Donn—A-ah, maksud saya, Mister John Azrael?"Lagi-lagi Daniel dan
“Jadi begini, Bapak Daniel Gunawan beserta keluarga, kami dari pihak keluarga Raja Jagapati meminta kesediaan—"“Velindira Aeera Gunawan to be Velin Jagapati, kita menikah hari ini ya…”Plak!“Awwshhh! Bu~” bisik Raja terkejut. Ia meringis nyeri seraya mengusap lengan kokohnya yang baru saja kena tepukan kencang Magani. Dapat Raja lihat Magani melotot kesal bercampur malu.“Kamu jangan malu-maluin ibu, Ja! Om Ridwan belum selesai bicara, Raja! Seharusnya kamu tunggu Om Ridwan meminta kesediaan Nak Elin untuk menjadi istrimu. Lalu setelah itu, berikan waktu untuk Nak Elin menjawab. Begitu urutannya. Bukan tahu-tahu menentukan waktu pernikahan!” Magani balas berbisik gemas. Matanya setia memelototi anak semata wayangnya itu. Malu sekali dia pada keluarga besar Gunawan dan Kristal. Ya, dua keluarga itu berkumpul di acara lamaran resmi Raja dan Elin tepat hari ini, dua hari setelah Raja pulih. Bu
Setelah Bima keluar, Daniel mendudukkan diri di kursi yang berada di samping ranjang Raja. Pria muda yang kemungkinan besar akan menjadi menantunya ini. “Kamu tidak perlu membuat perjanjian seperti ini, Ja. Yang namanya keluarga itu harus saling percaya, dan saya, percaya kamu tidak akan melanggar janji yang kamu katakan pada saya.”Dada Raja serasa mau meledak mendengar pernyataan Daniel. Terlebih dengan tatapan lembut Daniel di balik wajah datarnya.Keluarga? Daniel sudah menganggapnya bagian dari keluarga kah? Mengapa terdengar indah??“K-keluarga, Om?” lirih Raja bergetar.“Ada yang salah? Memang kamu tidak mau nikah sama Elin?”“Mau, Om, mau!” jawab Raja penuh semangat sampai tangannya yang terdapat jarum infus bergerak heboh. Sampai-sampai, tiang infusnya bergeser nyaris jatuh.“Jangan banyak tingkah! Tidak lupa kan kalau tangan kamu sedang diinfus?!” pekik Daniel galak penuh khawatir. Pria paruh baya ini bahkan sudah membenahi letak tangan Raja dan tiang infus itu.Bukannya mer
“Pi, masa calon menantu seorang Daniel Gunawan ngelamar pakai kancing baju, bukannya cincin.” Bima tertawa ngakak setelah mengatakan hal itu. Kepalanya terus mengingat kejadian kemarin di dalam mobil yang menurutnya menggelikan.Raja melotot garang. “Kamu—”“Bicara apa kamu, Bim?”Bima menceritakan secara singkat tingkah calon mantu idaman Kristal itu diiringi tawa yang semakin menjadi. Tanpa peduli tatapan Raja yang semakin tajam. Bukannya mengerikan, malah terlihat lucu. “Enggak modal banget kan, Pi? Hahaha!” kata Bima mempengaruhi Daniel.“Pria gila—” Raja langsung menghentikan perkataannya saat melihat mata Daniel yang melotot tajam ke arahnya. Raja yakin bukan karena mengatai Bima, tapi karena apa yang Bima sampaikan. Raja yakin itu.“Yang benar saja kamu, Ja!” pekik Daniel.“Rugi dong~! Selama ini Elin enggak kekurangan apa pun, eh malah dilamar pakai kancing. Cowok modal nekat doang ya, Pi, ya—"“Sorry ya!” sela Raja segera pada Bima. “Kamu yang paling tahu situasi nyatanya kem
“Kamu tahu dari mana aku mau melamarmu di malam itu, Sayang?” Raja kembali bersuara tanpa menanti Elin menjawab apa yang Bima katakan. Sampai si pengacara cantik kembali mengalihkan pandangan ke arahnya.“K-Kak Jihan.” Lalu setelah mengatakan itu, Elin menceritakan saat Jihan sempat menghubunginya. Elin dapat melihat raut terkejut dari wajah Raja. “Maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau Mas ingin melamarku di malam itu…” kata Elin lesu. Kembali menyalahkan diri. Memaki diri tampaknya masih belum sebanding dengan kekecewaan yang Raja rasakan di malam itu.“Sudah ya maaf-maafannya… Kita sudah tahu situasinya seperti apa. Sekarang, meski tempatnya kurang mendukung, aku… Izinkan aku mengatakan apa yang ingin aku sampaikan di malam itu.”Jantung Elin berdetak amat sangat kencang. Menanti apa yang akan dikatakan pria yang saat ini sedang menarik napas dalam dan membuangnya perlahan. Tampaknya Raja sedang gugup. Pria itu masih setia menggenggam jemarinya yang sudah mulai dingin karena ia pun