Share

BAB 108

Penulis: Saydh5
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 16:05:37

Hacih

‘apa lagi ini?’ pikir Dzurriya melihat suaminya tiba-tiba bersin-bersin sambil membenahi maskernya.

“Kamu gak pa…?”

Belum selesai Dzurriya bertanya karena khawatir, suaminya itu tampak mengedipkan mata ke arahnya seolah memberi isyarat padanya untuk sedikit berakting di depan lelaki itu.

Hacih

Dzurriya terkaget-kaget kembali, apalagi suaminya itu sekarang membalikkan badan ke arah lelaki itu sambil terus bersin-bersin dan batuk-batuk, membuat lelaki itu terlihat terlihat risih.

Dia mengira suaminya itu akan menyapa lelaki itu, tapi tidak, suaminya malah menggandeng tangannya untuk masuk tanpa menghiraukan lelaki itu sama sekali.

“La ba’sa habibah!” ujar suaminya itu dengan suara yang berat dan serak.

“Hah!” gumam Dzurriya agak terkejut mendapati suaminya itu juga bisa berbahasa Arab.

******

“Siapa dia, Mas?” tanya Dzurriya heran sambil mengunyah roti hangat yang baru dibelikan suaminya itu di dalam mobil.

“Itu relasiku, tidak boleh ada yang tahu kalau aku di sini bersamamu,” jaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 109

    “Dzurriya, Dzurriya!”Dzurriya langsung tersentak bangun dengan begitu kaget mendengar bisikan lirih seseorang yang tengah membangunkannya.Nafasnya langsung terengah-engah, dipandangnya wajah sang suami yang tengah berada di hadapannya dengan heran.“Apa kamu mimpi buruk?” tanya lelaki itu cemas sambil menyeka keringat di dahinya, matanya melihat bergantian ke arah mata Dzurriya.Dzurriya menggelengkan kepalanya pelan, padahal baru saja ia seperti dikejar-kejar oleh beberapa orang berjas hitam dan bertubuh tinggi besar juga kekar.Ia tengah dikepung oleh lelaki-lelaki itu yang tertawa begitu keras, kemudian menghentikan tawanya, dan menghampiri Dzurriya secara bersamaan dengan tatapan yang begitu tajam, kala tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil dirinya dan akhirnya ia terbangun. Akhir-akhir ini, sering sekali ia bermimpi buruk.“Lalu kenapa kau sampai berkeringat dingin seperti ini?” lanjut lelaki itu bertanya, terlihat sekali dari wajahnya dia sangat cemas, juga penasaran.Sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 110

    “What a forgetful wife, she knows she is deaf, but always forgets to bring her hearing aids. If it wasn't for Love, may be I would have left her already,” gerutu suaminya yang tiba-tiba menghampirinya dengan nada begitu keras, dan memasang sebuah earphone di telinga Dzurriya.Tapi Dzurriya yang baru belajar bahasa Inggris di sana selama dua bulan itu bingung dengan apa yang dikatakan suaminya tersebut, apalagi logat suaminya begitu cepat. Alhasil Dzurriya hanya bisa meringis kecut di hadapan suaminya itu. Untung suaminya itu peka dan segera membisikkan lirih di telinganya, “aku memasang alat bantu dengar di telingamu.”“Hah!” teriak Dzurriya kaget sambil melotot ke arah suaminya itu Dan sekali lagi suaminya itu menyelamatkannya dengan berkata, “It’s ok, Lovely! Can you listen me now?”“Yes,” ucap Dzurriya spontan, setelah sadar apa yang sebenarnya hendak disampaikan suaminya itu.Petugas itu kini terlihat terdiam di belakangnya. Tapi itu sangat aneh, bagaimana petugas itu bisa meneb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 111

    Akh!.....”BekDzurriya seketika menghentikan teriakannya dan membuka matanya, ketika mendengar suara pukulan keras itu, tapi tidak ada yang terjadi pada dirinya.‘Mas!’Terlihat suaminya yang wajahnya masih pucat pasi dan berjalan agak sempoyongan itu, menghajar satu persatu lelaki yang ada di depannya.Bahkan lelaki itu tak sengaja muntah ke atas pakaian salah satu dari penjahat tersebut tersebut.“Dasar jorok!” gumam penjahat itu, sebelum akhirnya Eshan terlihat meninju pipi lelaki itu sampai darahnya memancar keluar begitu banyak dari mulutnya. Air penjahat itu pun jatuh tersungkur di lantai seperti yang lain.Suaminya itu kemudian mendatangi Dzurriya dengan cemas, “kamu nggak pa-pa?”Belum lagi Dzurriya menjawab, suaminya itu tiba-tiba tampak memutar dan menggantikan posisi berdirinya dengan Dzurriya, dan…DORRSebuah peluru terlihat melesat cepat ke punggung Eshan, hingga badan lelaki itu langsung tersentak dan jatuh terhuyung ke pelukannya.Mata Dzurriya langsung membulat sempu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 112

    Dzurriya menghela nafas panjang, kemudian berjalan masuk ke dalam kamar tersebut sembari berusaha tersenyum hangat, kemudian menutup rapat-rapat pintunya.Tampak suaminya itu segera menutup telepon dan menaruhnya di saku.Lelaki itu tampak berusaha untuk bangkit bersandar di ranjang tersebut, Dzurriya segera berjalan cepat untuk membantu suaminya itu duduk.“Seharusnya kau berbaring saja, Mas!” ujar Dzurriya sembari menaruh barang-barang tadi di atas ranjang, tepat di sebelah suaminya, kemudian membantu lelaki itu untuk bersandar.Jakun lelaki Itu tampak naik turun dengan nafas yang ia hela panjang, sepertinya dia sangat berusaha untuk tetap kuat.“Bawa barang-barang itu kemari!” ucap suaminya itu setengah bergumam lemas.“Untuk apa barang-barang ini, mas? Aku akan membantumu,” tanya Dzurriya sembari mendekatkan barang-barang tersebut di sebelah tangan suaminya.“Kamu tidak akan sanggup, keluarlah?” tolak suaminya itu sebegitu pelannya.“Tidak aku akan tetap di sini,” tolak Dzurriya b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 113

    “M—mas…..Mas!”Dzurriya semakin ketakutan, apalagi tak terdengar sedikitpun suara dari suaminya itu.“J–jangan p—pergi, Mas!” ujar Dzurriya semakin terbata-bata dengan suaranya yang bergetar berat.Dia mulai menggoyang tubuh suaminya itu perlahan.“Biarkan aku istirahat!” gumam suaminya itu tiba-tiba dengan begitu lirih dan kurang jelas, sambil berkernyit kesakitan.Dzurriya langsung tersenyum sambil terisak, ia kecup punggung suaminya itu.“Aku tidak akan memaafkanmu, kalau kamu berani meninggalkanku,” bisik Dzurriya di telinga suaminya.Tiba-tiba, tangan lelaki itu terasa meraba pelan tangannya dan meraihnya untuk digenggam erat.Dzurriya balik memegang dan mengelus tangan itu di antara air matanya yang terus mengalir“Segeralah pulih! ada hal yang sangat ingin ingin kusampaikan, jangan membuatku menunggu terlalu lama!” gumam Dzurriya lirih******Dzurriya menghela nafas panjang, sembari menunggu roti dan susu hangat yang tengah disiapkan pelayan kantin tersebut.Dipandangnya lautan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 114

    Suara langkah kaki Captain dan bawahannya itu terdengar semakin dekat. Namun Dzurriya belum juga menemukan jalan keluar.Bahkan bibirnya kini mulai ikut bergetar ketakutan.“Captain!”Terdengar langkah kaki kedua orang itu terhenti.“What happen?” Terdengar suara Kapten itu bertanya. Sayangnya tak ada suara siapapun menjawabnya, sepertinya orang yang baru datang menghampirinya itu menjawabnya dengan berbisik, sehingga Dzurriya tidak mampu mendengarnya.Setelah beberapa menit, langkah kaki mereka terdengar kembali berjalan pelan, Namun semakin lama langkah kaki itu semakin terdengar menghilang, kayaknya mereka menjauh dari tempat itu.Dzurriya menghela nafas panjang begitu lega, dan segera bergegas kembali ke kamarnya. ‘Apapun caranya, kita harus segera keluar dari kapal ini, Mas, Di sini terlalu berbahaya, aku tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan’ pikir Dzurriya sembari mempercepat langkahnya.Tak berapa lama ia telah sampai di kamarnya tersebut, ia segera masuk dan mengunci

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 115

    “Captain!”“Good morning, Mam!” sapa lelaki itu terlihat begitu ramah.Dzurriya berusaha menguasai emosinya, jangan sampai lelaki itu menyadari bahwa ia sudah tahu semuanya.Ia mulai tersenyum tipis pada kapten kapal itu dari balik cadarnya.“Yeah morning,” Sahut Dzurriya berusaha bersikap tenang dan berwibawa.“I just wanna check our passengers maybe any something can I help,” ucap lelaki itu sambil berusaha menilik ke belakang Dzurriya.“I think the service is enough for us, I don't need something more. When I need it, I will call you. Any else?” tanya Dzurriya.“Oh nothing, thanks for your satisfying feeling I'm so sorry to bother you,” ujar lelaki itu mengakhiri pembicaraannya.Dzurriya hanya mengangguk pelan.Kapten kapal itu kemudian melangkah pergi dari tempat itu.‘Hampir saja!’ pikirnya merasa lega.Namun sepertinya ia terlalu cepat menyimpulkan. Baru beberapa langkah, lelaki itu terlihat membalikkan badan lagi ke arahnya.‘Apa lagi sekarang?’ pikir Dzurriya kembali was-was

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 116

    “Terjadi infeksi, kita tidak bisa membiarkannya di rawat di sini.” Dzurriya langsung membelalak kaget, melihat dokter yang sepertinya berasal dari Indonesia itu, tergopoh-gopoh keluar dari kamar itu dengan begitu panik dan menyampaikan hal itu padanya. “Tidak boleh, kita tidak boleh membawanya keluar dari rumah ini,” tegas pengawalnya tersebut. “Tapi kalau dia tidak segera diberikan pertolongan, maka nyawanya bisa terancam,” sergah Dokter tersebut terdengar berusaha meyakinkannya untuk membalas suaminya itu ke rumah sakit besar. “Kalau gitu bawa dia, Dok!” “Tapi Nyonya….” Dzurriya langsung naik pitam mendengar sanggahan pengawalnya itu. “Jangan ikut campur! kau tidak berhak memutuskan,” bentak Dzurriya sambil menatap lelaki itu dengan begitu tajam. “Nyonya—ini itu berbahaya!” “Tidak lebih berbahaya jika dia dibiarkan di sini dan mati perlahan. Apa itu yang kau inginkan?” tanya balik Dzurriya. Lelaki itu terdiam. Dzurriya segera berbalik menatap dokter itu. “Bawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 167

    Dzurriya menatap jauh ke arah suaminya yang tengah duduk di taman rumah sakit itu dengan pandangannya yang kosong.Sudah sejam lelaki itu berada di sana dengan matanya yang sesekali berkaca-kaca.Lelaki itu tadi terlihat sangat bahagia mendapati Dzurriya berada di sampingnya tadi, namun tiba-tiba berubah murung saat mengetahui bahwa istri pertamanya telah tiada.‘Secinta itu kau padanya Mas,” pikir Dzurriya sembari menelan ludahnya.“Apa yang kau pikirkan?”Dzurriya tersentak kaget mendengar pertanyaan Ryan barusan, ia kemudian menoleh ke arah sepupu iparnya tersebut.“Kenapa kau tak menghampirinya saja? Sepertinya dia butuh teman bicara,” tanya lelaki itu lebih jauh.Dzurriya tersenyum ringan, kemudian berbalik menatap jauh ke arah suaminya.“Apa kau tahu apa yang ditanyakannya tadi padaku saat dia baru siuman?” tanyanya tanpa menoleh ke arah Ryan sedikitpun.“Apa dia bertanya kalau kau baik-baik saja?”Dzurriya tersenyum sambil menunduk ke bawah, mendengar jawaban Ryan tersebut, kem

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 166

    “Mas!” teriak Dzurriya panik dengan mata yang nanar dan berkaca-kaca. Ia memeluk suaminya dalam perempuannya tersebut.Lelaki itu tampak berusaha tersenyum padanya, sambil berbicara dengan nada terbata-bata, “ S–sekarang kita sudah impas… A—aku sudah ti—dak berhutang lagi padamu.”“Tidak! ini belum cukup! kau harus membayarnya seumur hidupmu! kau dengar itu?” ujar Dzurriya di antara air matanya yang terus-menerus mengalir ketakutan.Eshan kembali terlihat tersenyum, sebelum akhirnya tubuhnya tiba-tiba tersentak hebat, dan dari dalam mulutnya memancar darah yang begitu banyak, hingga menciprat ke sebagian pakaian Dzurriya dan mukanya.Lelaki itu pingsan dan langsung menutup mata setelahnya, membuat Dzurriya menangis histeris dengan begitu panik. Ia berusaha menggoyang-goyang tubuh suaminya itu, namun tidak ada respon sekali.Dengan ketakutan ia mulai berteriak minta tolong.Tiba-tiba beberapa orang datang bersama dengan Alexa yang tadi lari begitu saja setelah menikam suaminya.Di

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 165

    “Lepaskan dia!” Sayup-sayup terdengar teriakan begitu kera, setelah suara pintu yang terdengar digebrak dan dibanting tiba-tiba. Diikuti kemudian oleh suara langkah kaki yang berlari dan berderap begitu berat, tampak tubuh Alexa tertarik ke belakang. Dzurriya langsung terbatuk-batuk, nafasnya yang tertahan begitu lama langsung tersengal-sengal keluar. ‘Apa dia benar-benar sudah gila?’ pikir Dzurriya sembari memegang lehernya dan melirik ke arah istri pertama suaminya itu. “Kamu nggak pa-pa?” tanya suaminya yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah begitu khawatir, sambil memegang kedua lengan atasnya. “Sayang, aku bisa jelaskan,” sela Alexa yang baru saja bangkit dan menghampiri suaminya itu, terdengar begitu gupuh. Jakun Ehsan tampak naik turun mendengar ucapan wanita itu yang kelihatan terus berusaha berkilah, sedang giginya tampak mencengkeram dengan kuat sambil membuang muka ke atas. Lelaki itu tampak begitu kesal, namun sepertinya masih berusaha untuk menahannya. “T

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 164

    BrakTerdengar suara benturan dari bagian belakang kursi roda yang dinaiki Dzurriya karena menabrak dinding. Kursi roda itu tiba-tiba saja ditarik ke dalam sebuah ruangan oleh seseorang, kemudian kerangka sandarannya didorong ke belakang dengan cepat.Kejadian yang begitu cepat itu spontan membuat Dzurriya tersentak dengan tarikan nafasnya yang terjeda yang kemudian terengah-engah.Pria segera berusaha menguasai dirinya yang berdebar hebat dengan menelan ludahnya, kemudian perlahan mendongakkan kepalanya ke atas, menatap siapa yang sudah menariknya ke dalam ruangan tersebut.‘Mas!’Tampak wajah sang suami terlihat merah padam, sepertinya laki-laki itu sedang kesal.“Apa sebenarnya yang kau inginkan?” ucap suaminya itu terdengar begitu sinis dan dingin.“Yang kuinginkan? Apa maksudmu?” tanya Dzurriya tak mengerti dengan apa yang diucapkan lelaki itu padanya.“Jangan pura-pura lugu kau sedang memanfaatkan kami berdua, kan?” tuduh Eshan tampak menatapnya semakin dekat dan semakin dingin.

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 163

    “Kenapa kau membiarkannya pergi?” tanya Ryan tampak menatap Dzurriya dengan heran, setelah kepergian Eshan yang terlihat kesal, saat mendapati dirinya dan Ryan bersama.“Bukankah kau juga menginginkannya?” ucap Dzurriya bertanya balik padanyaLelaki itu tampak memicingkan matanya sembari melirik ke arahnya, “jangan berbohong padaku! bahkan kau melakukannya bukan untukku, apa kau cemburu karena Alexa tadi tiba-tiba datang dan menciumnya?”“Jangan bicara omong kosong! untuk apa aku cemburu pada wanita murahan seperti dia? cepat dorong aku!” ujar Dzurriya berusaha mengalihkan pembicaraan.Ryan tampak terkesiap mendengar penuturannya tersebut.“A–apa maksudmu? Kenapa kau menyebutnya murahan?” tanya lelaki itu terdengar terbata-bata dan berhati-hati.Dzurriya kembali menoleh ke belakang dan menatap lelaki itu dalam-dalam.‘Apa kau benar-benar yakin mau mendengarnya dariku?’ pikir Dzurriya kemudian menelan ludahnya.“Apa kau benar-benar tidak ingin membawaku untuk keluar? aku begitu penat b

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 162

    “Apa?” Tampak Eshan berusaha memastikan apa yang barusan ia dengar tersebut, dengan alisnya yang tampak saling mendekat dan hampir menyatu.“Jadi jangan sia-siakan dia! atau aku akan segera merebutnya darimu,” ujar Ryan tiba-tiba menarik kerah Eshan, sambil menatap begitu tajam ke arah kakak sepupunya tersebut.‘Hah!” desah Dzurriya penuh sesal, Iya begitu terkesiap sekaligus tak menyangka kalau mantan kekasihnya itu bakal bicara sembarangan seperti itu.Sementara Alexa terlihat nyengir kegirangan, Ia bahkan terlihat sangat menikmati pemandangan itu.Berbeda dengan dirinya yang mulai was-was, apalagi melihat suaminya itu memegang tangan Ryan yang tengah mencengkeram kuat kerah bajunya, kemudian perlahan menurunkan tangan adik sepupunya itu, dan mulai menatapnya dengan tajam.‘Jangan-jangan mereka akan berkelahi!’ pikir Dzurriya.Tapi apa yang akan terjadi melampaui perkiraannya.“Kalau kau sangat menyukainya…”‘Apa yang mau kau katakan, Mas?’ pikir Dzurriya sambil menatap mata suamin

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 161

    BekTerdengar suara pukulan begitu keras, diikuti cairan yang terasa memancar di pipi kiri Dzurriya, tapi anehnya Dzurriya tak merasakan apa-apa.“Apa yang terjadi?” pikirnya.Dengan heran dibukanya matanya perlahan penuh was-was.Tampak tubuh tua bangka itu tergolek lemah di sampingnya dengan sisa-sisa bercak di tepi mulutnya, sepertinya itu adalah darah.Seketika Dzurriya langsung tersentak, sembari kembali menutup mulutnya yang mendesah singkat.Dialihkannya kemudian pandangannya ke arah seseorang berkemeja putih yang tampak memukul satu persatu para pengawal itu dengan membabi buta di depannya.“Mas!” Panggil Dzurriya lirih, begitu mendapati wajah lelaki yang tadi membelakanginya itu tiba-tiba menendang kepala seorang pengawal hinggap badannya memutar menghadap ke arah Dzurriya.Sementara itu tiba-tiba terlihat tangan Braha yang tersungkur di sebelahnya meraba-raba, seperti tengah hendak meraihnya. Dzurriya yang terperanjat kaget langsung menyeret tubuhnya mundur.Namun badan le

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 160

    Dzurriya hendak menjelaskan kalau dia benar-benar amnesia, dan baru ingat semuanya, namun tiba-tiba tubuh Ryan tersentak hebat bersamaan dengan darah yang tiba-tiba memancar keluar dari dalam mulut mantan tunangannya itu.Sontak Eshan begitu terperanjat kaget dan terlihat langsung menghampiri sepupunya itu, kemudian menggendongnya.Dzurriya yang begitu syok hanya bisa menoleh sambil mendesah cepat, dan seketika menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya sendiri langsung berkaca-kaca.Ia lalu mengikuti suaminya yang setengah berlari dengan panik itu.Namun tiba-tiba tangan kanan Alexa menjulur dan menghalangi jalannya.Dzurriya menoleh ke arah wanita itu dengan heran, namun wanita tak punya hati itu malah tersenyum nyengir ke hadapannya, dan segera melirik ke arah pengawalnya tadi, yang sepertinya terlupakan oleh suaminya.Dia kemudian menggerakkan bola matanya melirik ke arah Dzurriya dengan cepat.Alhasil dalam sepersekian detik saja, para pengawal itu langsung membungkam mulut

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 159

    Dzurriya segera mencari sesuatu di badan Ryan. Kalau perkiraannya benar, dan lelaki itu datang ke sana untuk menyelamatkannya, pasti dia membawa sesuatu untuk membela diri, dan benar saja itu yang menemukan senjata api di bagian dalam saku jaketnya.Dzurriya segera mengambil senjata itu dan berlari ke belakang pintu. Namun na’as, pintu itu tiba-tiba terbuka begitu saja, mata Dzurriya langsung membelalak lebar, tubuhnya pun yang tadinya condong kedepan karena buru-buru berlari ke belakang pintu, sontak menegak bersamaan dengan matanya yang menoleh ke arah pintu tersebut.Dengan panik, ia segera mengokang pistolnya, dan mengarahkan pistol itu pada seseorang yang masuk pertama, yang tak lain adalah paman istri pertama suaminya itu.Tapi karena Ia tidak mahir sama sekali juga begitu gugup, peluru pistol itu malah meluncur ke arah daun pintu tadi dan menyebabkan suara dentuman yang begitu keras. Alhasil Alexa dan Braha berhasil mundur dan menghindar.“Kurang ajar! berani sekali dia melaku

DMCA.com Protection Status