Share

BAB 103

Penulis: Saydh5
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-22 14:17:05

Dzurriya duduk tertegun menatap keluar jendela kamarnya, sembari mengelus-elus perutnya yang semakin bertambah besar dan terasa semakin berat.

Ia teringat kata terakhir yang ia ucapkan pada suaminya saat pertemuan terakhir mereka dua bulan yang lalu, ‘apa kau mencintaiku?’

Tak terasa air mata Dzurriya mulai menetes kembali.

Bahkan ia tak tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh lelaki itu padanya, selama ini ia hanya menduga-duga.

Dan sekarang ia harus berada di tempat asing, yang ia tak pernah tahu itu di mana, bersama dengan lelaki asing yang sepertinya sangat dipercaya oleh suaminya.

“Nyonya, makanan sudah siap. Apa Nyonya mau makan sekarang?”

“Hidup harus terus berlanjut,” gumam Dzurriya sembari mendesah pelan, mendengar pertanyaan orang kepercayaan suaminya tersebut.

Ia kemudian menoleh perlahan ke arah lelaki yang barusan masuk ke dalam kamarnya yang tadi sengaja tidak ditutupnya itu.

“Iya,” jawabnya singkat sembari bangkit dari tempat duduknya.

Lelaki bertubuh kekar Itu tampak m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 104

    ‘Ryan!”Dzurriya tersentak kaget, seketika matanya membuka lebar, sementara nafasnya terengah-engah.Dipandangnya sekitarnya yang kosong, dan hanya ada perabotan rumah tangga saja.‘Apa itu tadi?’ pikir Dzurriya bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba Ryan ada dalam mimpinya.“Astagfirullahaladzim!” gumamnya lirih sambil mengusap wajahnya.Ia kemudian bangkit duduk, dan meraih air putih yang tepat berada di sebelah ranjangnya.‘Ranjang? Bukannya Ini kamarku?’ Dzurriya kembali terkejut, matanya menatap sekitar kamar itu dengan was-was, bagaimana bisa Ia berbaring di kamar itu, bukannya tadi ia ada di dalam mobil, siapa yang membawanya ke kamar. Pikirannya mulai dipenuhi hal-hal yang aneh.‘Apa pengawal itu…’Dzurriya terbelalak lebih kaget mendengar suara hatinya tersebut.“kurang ajar!” umpatnya lirih kemudian segera berdiri, hendak melabrak pengawalnya tersebut.Langkahnya berderap cepat, sementara emosinya memuncak. Dengan tatapan yang tajam, begitu juga wajah yang memerah padam, ia kelua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 105

    “Gampang sekali berkata-kata manis kemudian meninggalkanku, ini nanti kalau Alexa menelponmu lagi pasti kau langsung meninggalkanku begitu saja,” seru Dzurriya ketus begitu kesal, sembari berusaha mendorong lelaki itu kembali supaya menjauh dari dirinya.“Kau tadi sungguh khawatir padaku, sekarang kenapa dingin begini, apa kau sedang cemburu?” tanya Eshan sambil melonggarkan pelukannya dan tampak menilik wajah Dzurriya.“Siapa yang cemburu?” sergah Dzurriya berusaha mengelak.“Tapi jelas sekali di wajahmu, kau sedang cemburu,” jawabnya lelaki itu dengan matanya yang memicing dan senyuman di bibirnya.“Kata siapa aku cemburu! lagi pula aku cemburu atau tidak—tidak ada pengaruhnya untukmu, kan? bukankah aku hanya rahim pengganti istrimu?” ujar Dzurriya bertambah ketus.Jakun lelaki itu tampak naik turun dengan tatapannya yang sendu, sementara pelukannya terasa melonggar.Dzurriya segera mendorong lelaki itu dan melepaskan diri dari pelukannya.“Ternyata benar kau hanya menganggapku rah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 106

    “Pak, Tolong keluarkan mobilnya dan antar aku ke klinik biasanya,” ujar Dzurriya pada pengawalnya yang tengah meminum segelas Cappucino di teras depan itu.“Baik, Nyonya!” ucap lelaki itu kemudian segera menyeruput kopi tersebut dan bangkit hendak pergi sebelum akhirnya Dzurriya menghentikan langkahnya.“Tunggu! aku tidak melihat Bossmu itu di sini dari tadi, ke mana dia? Apa dia sudah kembali?” tanya Dzurriya penasaran. Dari pagi ia tidak melihat gelagat lelaki itu di sana.“Kembali? kembali ke mana maksud, Nyonya?” tanya balik lelaki itu.‘Sepertinya dia belum balik dan masih di sini?’ pikir Dzurriya tidak lagi melanjutkan pertanyaannya.“Boss tadi keluar, tapi dia tidak bilang apa-apa, Nyonya. Apa Nyonya ingin saya teleponkan?”“Jangan!” teriak Dzurriya menyelanya tiba-tiba, membuat lelaki itu tersentak kaget.“Nyonya tenang saja, aku tidak akan menelpon Bos, kalau Nyonya tidak menginginkannya,” jawab lelaki itu terlihat berusaha menenangkannya.“M–maksudku—aku tidak ingin menggang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 107

    Dzurriya semakin gugup, mata lelaki itu menatap dalam-dalam ke arahnya, semakin dalam dan semakin dalam, bersamaan dengan wajahnya yang terus diangkat mendekati wajah Dzurriya.Dada Dzurriya pun terasa semakin berdebar hebat, sementara nafasnya terasa terhenti seketika.Ia tak dapat membendung perasaan cinta bercampur rindu yang begitu sangat membuncah di dalam dadanya.Lelaki itu semakin mendekat ke arah wajahnya, bahkan sekarang desah nafasnya terdengar begitu jelas dan terasa mengibas sekitar hidungnya, membuat perasaannya semakin tak terkendali. Apalagi sekarang kedua matanya bertatapan begitu dekat dengan lelaki itu.“Mrs. Dzurriya!”Dzurriya segera mengedipkan matanya dan berdehem keras saat mendengar panggilan itu untuk mengembalikan kesadarannya kembali.“Yes, Mam!” sahut Dzurriya sembari bergegas berdiri dan….“Akh!” Teriakannya tercekat.Hampir saja ia terhuyung jatuh karena kurang berhati-hati, untung saja suaminya itu sigap dan segera menangkap tubuhnya.Tak ayal, nafasnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 108

    Hacih‘apa lagi ini?’ pikir Dzurriya melihat suaminya tiba-tiba bersin-bersin sambil membenahi maskernya.“Kamu gak pa…?”Belum selesai Dzurriya bertanya karena khawatir, suaminya itu tampak mengedipkan mata ke arahnya seolah memberi isyarat padanya untuk sedikit berakting di depan lelaki itu.HacihDzurriya terkaget-kaget kembali, apalagi suaminya itu sekarang membalikkan badan ke arah lelaki itu sambil terus bersin-bersin dan batuk-batuk, membuat lelaki itu terlihat terlihat risih.Dia mengira suaminya itu akan menyapa lelaki itu, tapi tidak, suaminya malah menggandeng tangannya untuk masuk tanpa menghiraukan lelaki itu sama sekali.“La ba’sa habibah!” ujar suaminya itu dengan suara yang berat dan serak.“Hah!” gumam Dzurriya agak terkejut mendapati suaminya itu juga bisa berbahasa Arab.******“Siapa dia, Mas?” tanya Dzurriya heran sambil mengunyah roti hangat yang baru dibelikan suaminya itu di dalam mobil.“Itu relasiku, tidak boleh ada yang tahu kalau aku di sini bersamamu,” jaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 109

    “Dzurriya, Dzurriya!”Dzurriya langsung tersentak bangun dengan begitu kaget mendengar bisikan lirih seseorang yang tengah membangunkannya.Nafasnya langsung terengah-engah, dipandangnya wajah sang suami yang tengah berada di hadapannya dengan heran.“Apa kamu mimpi buruk?” tanya lelaki itu cemas sambil menyeka keringat di dahinya, matanya melihat bergantian ke arah mata Dzurriya.Dzurriya menggelengkan kepalanya pelan, padahal baru saja ia seperti dikejar-kejar oleh beberapa orang berjas hitam dan bertubuh tinggi besar juga kekar.Ia tengah dikepung oleh lelaki-lelaki itu yang tertawa begitu keras, kemudian menghentikan tawanya, dan menghampiri Dzurriya secara bersamaan dengan tatapan yang begitu tajam, kala tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil dirinya dan akhirnya ia terbangun. Akhir-akhir ini, sering sekali ia bermimpi buruk.“Lalu kenapa kau sampai berkeringat dingin seperti ini?” lanjut lelaki itu bertanya, terlihat sekali dari wajahnya dia sangat cemas, juga penasaran.Sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 110

    “What a forgetful wife, she knows she is deaf, but always forgets to bring her hearing aids. If it wasn't for Love, may be I would have left her already,” gerutu suaminya yang tiba-tiba menghampirinya dengan nada begitu keras, dan memasang sebuah earphone di telinga Dzurriya.Tapi Dzurriya yang baru belajar bahasa Inggris di sana selama dua bulan itu bingung dengan apa yang dikatakan suaminya tersebut, apalagi logat suaminya begitu cepat. Alhasil Dzurriya hanya bisa meringis kecut di hadapan suaminya itu. Untung suaminya itu peka dan segera membisikkan lirih di telinganya, “aku memasang alat bantu dengar di telingamu.”“Hah!” teriak Dzurriya kaget sambil melotot ke arah suaminya itu Dan sekali lagi suaminya itu menyelamatkannya dengan berkata, “It’s ok, Lovely! Can you listen me now?”“Yes,” ucap Dzurriya spontan, setelah sadar apa yang sebenarnya hendak disampaikan suaminya itu.Petugas itu kini terlihat terdiam di belakangnya. Tapi itu sangat aneh, bagaimana petugas itu bisa meneb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 111

    Akh!.....”BekDzurriya seketika menghentikan teriakannya dan membuka matanya, ketika mendengar suara pukulan keras itu, tapi tidak ada yang terjadi pada dirinya.‘Mas!’Terlihat suaminya yang wajahnya masih pucat pasi dan berjalan agak sempoyongan itu, menghajar satu persatu lelaki yang ada di depannya.Bahkan lelaki itu tak sengaja muntah ke atas pakaian salah satu dari penjahat tersebut tersebut.“Dasar jorok!” gumam penjahat itu, sebelum akhirnya Eshan terlihat meninju pipi lelaki itu sampai darahnya memancar keluar begitu banyak dari mulutnya. Air penjahat itu pun jatuh tersungkur di lantai seperti yang lain.Suaminya itu kemudian mendatangi Dzurriya dengan cemas, “kamu nggak pa-pa?”Belum lagi Dzurriya menjawab, suaminya itu tiba-tiba tampak memutar dan menggantikan posisi berdirinya dengan Dzurriya, dan…DORRSebuah peluru terlihat melesat cepat ke punggung Eshan, hingga badan lelaki itu langsung tersentak dan jatuh terhuyung ke pelukannya.Mata Dzurriya langsung membulat sempu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   EPILOG

    “Jadi ini rumahnya?” ujar Eshan sembari menilik keluar jendela, menatap rumah bercat hijau tanpa pagar dengan halaman yang tidak cukup lebar. Tampak sebuah pohon mangga besar dan rindang yang tengah berbuah banyak berada di tepi samping halamannya, dengan beberapa macam bunga di tepi depannya, rumah milik orang tua Dzurriya itu sungguh terlihat sederhana, tapi menyejukkan mata yang memandang.Terlihat kemudian pintu mobilnya dibuka oleh pengawalnya, ia segera keluar dari mobilnya dan masih menatap rumah itu dalam-dalam.Rumah itu kelihatan sepi seperti rumahnya, tapi kenapa hatinya merasa adem, seperti ada aura yang berbeda di rumah itu.“Apa Saya mau ketukan pintu, Tuan?” tanya salah seorang pengawalnya.Eshan hanya menggelengkan kepala, aku akan melakukannya sendiri.Ia kemudian mulai berjalan ke arah teras rumah itu, saat tiba-tiba seorang anak perempuan berlari ke arahnya sambil memegang-megang jasnya seperti hendak bersembunyi “Jangan lari kau! Dasar anak nakal!”Eshan langsun

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 169

    “Apa kamu bisa menjamin bahwa kalian akan baik-baik saja, jika tidak bersamaku?”Dzurriya terdiam mendengar ucapan suaminya tersebut.“Setidaknya mereka tidak akan tahu bahwa aku dan Angel adalah keluargamu?”“Sampai kapan?” tanya lelaki itu balik.Sekali lagi Dzurriya hanya terdiam. “Apa kamu bisa menjamin tidak akan ada yang mengejar kalian?” lanjutnya membuat Dzurriya semakin tercenung diam.“Jika kalian ada di sini, justru tempat yang menurutmu paling aman, bisa menjadi tempat yang paling berbahaya di dunia ini, apa kau sadar itu Dek?” Ucap lelaki itu terdengar masuk akal.“Aku ingin memberi kalian status, supaya tidak ada lagi orang yang berani menyentuh kalian Aku hanya ingin kebaikan itu untuk kalian, setidaknya dengan bersamaku, aku bisa memastikan bahwa kalian aman dan baik-baik saja,” jelas suaminya itu.Dzurriya menelan ludahnya mendengar ucapan suaminya tersebut.“Aku mencintaimu Dzurriya,” ucap lelaki itu sambil menatapnya dengan lembut.Dzurriya terkesiap diam dan mena

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 168

    Dzurriya menatap keluar jendela mobil tersebut, kampungnya tampak tak berbeda jauh dengan setahun setengah yang lalu.Terlihat beberapa orang yang tengah bersantai di depan rumah tetangganya, memandang mobil yang dinaikinya itu dengan heran.Dzurriya tersenyum dalam-dalam menatap mereka, matanya tampak berkaca-kaca.“Akhirnya aku kembali Aba, Ummi,” gumam Dzurriya dalam hati setelah menghela nafas panjang, kemudian berbalik menatap Putri kecilnya lagi.“Sayang! akhirnya Bunda bisa membawamu pulang,” seru Dzurriya dengan senang, kemudian mengecup pipi mungil putrinya dengan gemas.Tiba-tiba ia mendengar suara berisik dari luar mobil tersebut.Ia segera menoleh ke arah jendela kembali tampak beberapa mobil mewah terparkir di depan rumah budenya yang terbilang sangat luas itu, yang tepat bersebelahan dengan rumahnya.‘Ada apa, kok banyak mobil? apa Mas Erwin sedang lamaran?” pikirnya bertanya-tanya, sampai lehernya menoleh mengikuti gerak mobil itu yang semakin menjauh dari pekarangan r

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 167

    Dzurriya menatap jauh ke arah suaminya yang tengah duduk di taman rumah sakit itu dengan pandangannya yang kosong.Sudah sejam lelaki itu berada di sana dengan matanya yang sesekali berkaca-kaca.Lelaki itu tadi terlihat sangat bahagia mendapati Dzurriya berada di sampingnya tadi, namun tiba-tiba berubah murung saat mengetahui bahwa istri pertamanya telah tiada.‘Secinta itu kau padanya Mas,” pikir Dzurriya sembari menelan ludahnya.“Apa yang kau pikirkan?”Dzurriya tersentak kaget mendengar pertanyaan Ryan barusan, ia kemudian menoleh ke arah sepupu iparnya tersebut.“Kenapa kau tak menghampirinya saja? Sepertinya dia butuh teman bicara,” tanya lelaki itu lebih jauh.Dzurriya tersenyum ringan, kemudian berbalik menatap jauh ke arah suaminya.“Apa kau tahu apa yang ditanyakannya tadi padaku saat dia baru siuman?” tanyanya tanpa menoleh ke arah Ryan sedikitpun.“Apa dia bertanya kalau kau baik-baik saja?”Dzurriya tersenyum sambil menunduk ke bawah, mendengar jawaban Ryan tersebut, kem

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 166

    “Mas!” teriak Dzurriya panik dengan mata yang nanar dan berkaca-kaca. Ia memeluk suaminya dalam perempuannya tersebut.Lelaki itu tampak berusaha tersenyum padanya, sambil berbicara dengan nada terbata-bata, “ S–sekarang kita sudah impas… A—aku sudah ti—dak berhutang lagi padamu.”“Tidak! ini belum cukup! kau harus membayarnya seumur hidupmu! kau dengar itu?” ujar Dzurriya di antara air matanya yang terus-menerus mengalir ketakutan.Eshan kembali terlihat tersenyum, sebelum akhirnya tubuhnya tiba-tiba tersentak hebat, dan dari dalam mulutnya memancar darah yang begitu banyak, hingga menciprat ke sebagian pakaian Dzurriya dan mukanya.Lelaki itu pingsan dan langsung menutup mata setelahnya, membuat Dzurriya menangis histeris dengan begitu panik. Ia berusaha menggoyang-goyang tubuh suaminya itu, namun tidak ada respon sekali.Dengan ketakutan ia mulai berteriak minta tolong.Tiba-tiba beberapa orang datang bersama dengan Alexa yang tadi lari begitu saja setelah menikam suaminya.Di

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 165

    “Lepaskan dia!” Sayup-sayup terdengar teriakan begitu kera, setelah suara pintu yang terdengar digebrak dan dibanting tiba-tiba. Diikuti kemudian oleh suara langkah kaki yang berlari dan berderap begitu berat, tampak tubuh Alexa tertarik ke belakang. Dzurriya langsung terbatuk-batuk, nafasnya yang tertahan begitu lama langsung tersengal-sengal keluar. ‘Apa dia benar-benar sudah gila?’ pikir Dzurriya sembari memegang lehernya dan melirik ke arah istri pertama suaminya itu. “Kamu nggak pa-pa?” tanya suaminya yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah begitu khawatir, sambil memegang kedua lengan atasnya. “Sayang, aku bisa jelaskan,” sela Alexa yang baru saja bangkit dan menghampiri suaminya itu, terdengar begitu gupuh. Jakun Ehsan tampak naik turun mendengar ucapan wanita itu yang kelihatan terus berusaha berkilah, sedang giginya tampak mencengkeram dengan kuat sambil membuang muka ke atas. Lelaki itu tampak begitu kesal, namun sepertinya masih berusaha untuk menahannya. “T

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 164

    BrakTerdengar suara benturan dari bagian belakang kursi roda yang dinaiki Dzurriya karena menabrak dinding. Kursi roda itu tiba-tiba saja ditarik ke dalam sebuah ruangan oleh seseorang, kemudian kerangka sandarannya didorong ke belakang dengan cepat.Kejadian yang begitu cepat itu spontan membuat Dzurriya tersentak dengan tarikan nafasnya yang terjeda yang kemudian terengah-engah.Pria segera berusaha menguasai dirinya yang berdebar hebat dengan menelan ludahnya, kemudian perlahan mendongakkan kepalanya ke atas, menatap siapa yang sudah menariknya ke dalam ruangan tersebut.‘Mas!’Tampak wajah sang suami terlihat merah padam, sepertinya laki-laki itu sedang kesal.“Apa sebenarnya yang kau inginkan?” ucap suaminya itu terdengar begitu sinis dan dingin.“Yang kuinginkan? Apa maksudmu?” tanya Dzurriya tak mengerti dengan apa yang diucapkan lelaki itu padanya.“Jangan pura-pura lugu kau sedang memanfaatkan kami berdua, kan?” tuduh Eshan tampak menatapnya semakin dekat dan semakin dingin.

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 163

    “Kenapa kau membiarkannya pergi?” tanya Ryan tampak menatap Dzurriya dengan heran, setelah kepergian Eshan yang terlihat kesal, saat mendapati dirinya dan Ryan bersama.“Bukankah kau juga menginginkannya?” ucap Dzurriya bertanya balik padanyaLelaki itu tampak memicingkan matanya sembari melirik ke arahnya, “jangan berbohong padaku! bahkan kau melakukannya bukan untukku, apa kau cemburu karena Alexa tadi tiba-tiba datang dan menciumnya?”“Jangan bicara omong kosong! untuk apa aku cemburu pada wanita murahan seperti dia? cepat dorong aku!” ujar Dzurriya berusaha mengalihkan pembicaraan.Ryan tampak terkesiap mendengar penuturannya tersebut.“A–apa maksudmu? Kenapa kau menyebutnya murahan?” tanya lelaki itu terdengar terbata-bata dan berhati-hati.Dzurriya kembali menoleh ke belakang dan menatap lelaki itu dalam-dalam.‘Apa kau benar-benar yakin mau mendengarnya dariku?’ pikir Dzurriya kemudian menelan ludahnya.“Apa kau benar-benar tidak ingin membawaku untuk keluar? aku begitu penat b

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 162

    “Apa?” Tampak Eshan berusaha memastikan apa yang barusan ia dengar tersebut, dengan alisnya yang tampak saling mendekat dan hampir menyatu.“Jadi jangan sia-siakan dia! atau aku akan segera merebutnya darimu,” ujar Ryan tiba-tiba menarik kerah Eshan, sambil menatap begitu tajam ke arah kakak sepupunya tersebut.‘Hah!” desah Dzurriya penuh sesal, Iya begitu terkesiap sekaligus tak menyangka kalau mantan kekasihnya itu bakal bicara sembarangan seperti itu.Sementara Alexa terlihat nyengir kegirangan, Ia bahkan terlihat sangat menikmati pemandangan itu.Berbeda dengan dirinya yang mulai was-was, apalagi melihat suaminya itu memegang tangan Ryan yang tengah mencengkeram kuat kerah bajunya, kemudian perlahan menurunkan tangan adik sepupunya itu, dan mulai menatapnya dengan tajam.‘Jangan-jangan mereka akan berkelahi!’ pikir Dzurriya.Tapi apa yang akan terjadi melampaui perkiraannya.“Kalau kau sangat menyukainya…”‘Apa yang mau kau katakan, Mas?’ pikir Dzurriya sambil menatap mata suamin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status