Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Rekomendasi Novel Pendekar yang Berhubungan Dengan Novel Pendekar Tengil

Share

Rekomendasi Novel Pendekar yang Berhubungan Dengan Novel Pendekar Tengil

Author: Jajaka
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Selamat siang sobat semuanya.

Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Saya mohon maaf karena belum bisa update maksimal novel Pendekar Tengil setiap harinya. Alasannya sama seperti yang saya tulis di catatan sebelumnya. Saya juga sangat berterima kasih kepada sobat semua yang senantiasa bersedia menunggu update dari saya dan memaklumi segala kekurangannya.

Saya juga berterima kasih atas dukungan sobat semuanya selama ini, baik yang sudah membaca karya saya atau yang sudah mengirimkan gemnya. Saya akan mengusahakan yang terbaik dari setiap karya saya meski tidak bisa update maksimal. Jika sobat merasa bosan sambil menunggu update saya, kali ini saya akan rekomendasikan novel pendekar yang tidak kalah serunya dan masih ada hubungannya dengan novel Pendekar Tengil ini.

Novel Jawara

Novel ini berkisah tentang Kerajaan Galuh dan para pendekar yang hidup di sana. Di novel ini sobat semuanya bisa mengetahui sendiri bagaimana kehebatan para pendekar Kerajaan Galuh yang katanya jauh lebih kuat dibandingkan para pendekar Kerajaan Panjalu, di novel ini sobat semua bisa mengetahui bagaimana mengerikannya 10 ajian terlarang yang ada di Kerajaan Galuh.

Novel ini memiliki rentang waktu 8 tahunan sejak perang di Kerajaan Panjalu berakhir atau 10 tahun sejak kejadian mengerikan yang menimpa Kerajaan Galuh (peristiwa Dasawarsa). Ini dia sinopsisnya dan rekomendasi bagian serunya dalam novel ini:

Sejak pertempuran dahsyat dunia persilatan 70 tahun yang lalu yang membuat Gunung Margabuana rata dengan tanah, kini orang-orang yang memutuskan untuk menjadi pendekar semakin sedikit. Terlebih setelah kejadian mengerikan Dasawarsa yang terjadi 10 tahun yang lalu. Kebanyakan para pendekar memilih untuk menjalani kehidupan normal daripada harus berkecimpung di dunia persilatan. Begitu pula yang diimpikan oleh keluarga Surya Sasmita yang merupakan mantan murid terkuat Perguruan Margabuana.

Tapi impiannya harus pupus saat tiba-tiba saja adik seperguruannya datang ke kediamannya dan membuat kegaduhan, dia dan putranya yang bernama Jayadharma harus menghadapi adik seperguruannya yang juga bersama dengan seorang pendekar hebat dari Perguruan Jatibuana, Ayodya putra Mahaguru Waluya. Namun ternyata dibalik kedatangan mereka, ada seseorang yang lebih berbahaya dari siapapun luput dari perkiraan Surya Sasmita.

Gurunya yang seharusnya sudah tewas 70 tahun yang lalu mendadak hadir dan menghabisi istri serta menantunya yang tengah mengandung cucu keduanya. Dia tak lain adalah Purbakala, Mahaguru dari Perguruan Margabuana, Purbakala berniat balas dendam atas pengkhianatan Surya Sasmita di masa lalu. Satu-satunya yang selamat selain mereka berdua hanyalah cucu pertamanya yakni Irgi yang sedang pergi jauh dari kediaman mereka.

Kembalinya Sang Raja Bencana itu sontak menggemparkan seluruh jagad persilatan Kerajaan Galuh, Sembilan Mahaguru dari perguruan besar Kerajaan Galuh segera menggelar pertemuan darurat guna mengantisipasi kehancuran yang dulu sempat berhasil digagalkan. Surya Sasmita dan Jayadharma akhirnya memutuskan untuk menitipkan Irgi di Perguruan Pancabuana sedangkan mereka sendiri kembali mengembara guna mencari keberadaan Purbakala yang lenyap setelah menghabisi keluarganya.

Novel ini jelas sangat seru sebab sobat semua bisa tahu sebenarnya seberapa kuat Purbakala yang bahkan sampai diagung-agungkan oleh Wirarasa serta muridnya yang lain. Meski hampir semua bab dari novel ini ada keseruannya tersendiri, tapi saya akan sedikit membocorkan bagian yang paling seru dan menjadi favorit saya diantara yang lainnya dari novel ini.

1.    Purbakala vs Nila Arum dan Ratri Galuh (pertarungan sengit yang menunjukan ajian pamungkas dari Perguruan Margabuana, Mekarbuana dan Linggabuana).

2.    Purbakala vs Surya Sasmita dan Jayadharma

3.    Irgi vs Giri Hanacaraka (pertama kalinya Irgi menunjukan gerakan enam tapak iblis dan ajian terlarang yang dia kuasai).

4.    Irgi vs Rena (Irgi harus menghadapi ilmu pedang tercepat yang ada di Kerajaan Galuh).

5.    Irgi dan Rena vs Bandit Kelabang Hitam.

6.    Purnakala vs Dua pendekar kembar murid Purbakala (Di sini untuk pertama kalinya putra bungsu Mahaguru Adiyaksa tersebut terpojok)

7.    Irgi dan Rena vs Jayadharma (Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Irgi kembali bertemu ayahnya di pengembaraan).

8.    Irgi vs Sandi Gopala (Dua pendekar yang menguasai ajian terlarang yang berbeda).

9.    Irgi dan Rena vs Mahaguru Ajinata (di sini Ajinata sudah menjadi Mahaguru dari Perguruan Sastrabuana).

10.    Perguruan Pancabuana diserang oleh para pendekar aliran hitam kelas atas yang berpihak kepada Purbakala.

11.    Irgi dan Pusparani vs 8 pendekar aliran hitam tingkat atas.

12.    Mahaguru Adiyaksa, Mahaguru Purwadaksa, Surya Sasmita dan Jayadharma vs Purbakala (pertarungan mereka membuat Gunung Kencabuana hancur dan rata dengan tanah saking dahsyatnya).

13.    Perang besar dunia persilatan Kerajaan Galuh. (semua Mahaguru perguruan besar langsung turun bersama para pendekar hebat lainnya yang ada di Kerajaan Galuh untuk menghadapi Purbakala).

14.    Benturan 18 ajian terlarang di medan perang.

15.    Pertarungan tingkat Mahaguru.

Itu adalah bagian favorit saya dari Novel Jawara, tapi sobat semua jangan salah sebab selain yang ada di atas masih banyak hal seru yang tidak mungkin saya sebutkan di sini sebab nanti spoilernya kebanyakan lagi hehehe.. untuk lebih lengkapnya sobat bisa baca langsung novelnya, tapi tidak ada di sini sebab sudah terkontrak ekslusif di tempat lain, linknya ada di sosial media saya, silahkan baca dulu 25 bab awal yang gratis dan rasakan sensasinya hehehe.. 2 bagian favorit saya di atas juga bisa dibaca secara gratis kok tenang saja.

Selain berhubungan dengan novel Pendekar Tengil, Novel Jawara ini juga masih berhubungan erat dengan Novel Wismaya: Mata Scientia (Bisa dibaca gratis full), sebab kedua novel tersebut memang menjadi bagian dari Trilogi Jawara, Wismaya dan Widya di Galuh Universe.

Novel Wismaya: Mata Scientia

N. Arendra merupakan keturunan trah Wismaya di Kerajaan Galuh yang kehilangan ingatannya satu tahun yang lalu saat baru naik ke kelas 3 SMP, dia tidak mengingat apa yang terjadi kepadanya, dia juga tidak mengingat siapapun termasuk orang tua dan teman-temannya. Dia baru tahu kalau orang tuanya sudah meninggal sejak dia masih kecil dari orang yang telah membesarkannya dia adalah Profesor Niskala.

Tapi mendadak orang yang dia anggap orang tua kandungnya sendiri itu tiba-tiba hilang, dia kemudian menerima ancaman dari orang misterius yang memaksanya untuk membuat perjanjian jika tidak ingin hal buruk terjadi kepada Profesor Niskala. Arendra tidak memiliki pilihan lain selain menyetujuinya sebab tidak ingin kehilangan satu-satunya orang yang berharga baginya.

Setelah menjadi siswa di Wismaya High School tiba-tiba saja dia mendapatkan tugas dari orang misterius itu untuk mengawasi seseorang di sekolahnya. Hal itu membuatnya harus terlibat pertarungan sengit dengan beberapa keturunan trah Jawara dari Perguruan Margabuana. Dia bahkan sudah harus berhadapan dengan murid Mahaguru Purbakala yang mengincar orang yang di awasinya.

Novel Wismaya ini bisa sobat baca secara gratis seluruhnya, meskipun saya sarankan baca dulu novel Jawara agar lebih paham nantinya hehehe… linknya ada sosial media saya yang ditulis di bawah. Selain kedua novel tadi saya juga punya beberapa karya lainnya. Diantaranya: novel Solo vs Squad (di goodnovel ini), ada juga novel Sang Legenda dari Masa Lalu (di goodnovel juga ada).

Novel Sang Legenda dari Masa Lalu

Nata Digjaya merupakan salah satu ahli sihir berbakat pada zamannya di era Avaritia, orang-orang menjulukinya Sang Dewa Angin. Meskipun masih berumur belasan tahun namun di era Avaritia ini Nata termasuk ke dalam lima orang penyihir tangguh yang berjuluk Pentagram. Bahkan berkat mereka berlima itulah era Avaritia menjadi era paling damai di dunia ini. Kedamaian itu didapat setelah mereka berhasil mengalahkan Lotus Sang Raja Ketamakan serta mengambil alih kerajaannya.

Namun pada suatu malam, Nata tiba-tiba saja terbangun di dalam sebuah gua yang begitu asing. Lebih mengejutkannya lagi semua tempat yang dia lewati begitu asing baginya, ternyata kini dia sudah berada di era Superbia yang memiliki rentang waktu tujuh ratus tahun sejak era Avaritia berakhir. Di tengah kebingungannya yang memuncak, Nata tiba-tiba saja melihat seorang gadis cantik yang hendak di eksekusi di tengah lapangan.

Itulah dia sekilas tentang sinopsis dari beberapa rekomendasi novel saya.

Untuk informasi tentang karya saya tersebut ada di Igagram atau Fanepage Pacebuk saya, karena itu yang berkenan untuk mengikuti sosmed saya silahkan. Kalau ada sobat yang mau mendengarkan karya-karya saya di Yoshgube juga silahkan, di sana sobat cuma perlu mendengarkan saja tanpa perlu membacanya hehe.. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak kepada sobat semuanya.

Sampai jumpa lagi di karya selanjutnya.

Igagram: @jajakareal

Fanepage Pacebuk: jalanfantasy

Yoshzube: Jalan Fantasy

Comments (3)
goodnovel comment avatar
erwan hidayat
ia thor di mana novel jawaranya
goodnovel comment avatar
Muhammad Sani
iya gak ada dimana diaplikasi mana baca ya
goodnovel comment avatar
Sopian Ali Nurdin
Saya cari novel jawara nya kok gak ada??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Tengil   Bab 82: Pamit dari Sastrabuana (part 1)

    Saptabira secara resmi mengakhiri latih tanding. Para murid Sastrabuana yang lain segera membubarkan diri, sementara itu Banara membawa Indra ke pendopo untuk beristirahat. Sinta dan putranya segera kembali ke kediamannya setelah latih tanding selesai, sementara itu Mira yang tadi pergi membawa Ajinata kini kembali datang ke sana.“Banara, tolong berikan Indra ramuan untuk menyembuhkan tangannya. Aku akan menemui Mahaguru sebentar,” tutur Saptabira seraya beranjak pergi.“Tunggu sebentar di sini,” kata Banara kepada Indra sebelum dia pergi untuk membawakan ramuan yang Saptabira maksud.“Sudah selesai Kang?” tanya Mira setelah sampai di pendopo, dia terlihat agak kecewa karena tidak keburu melihat pertarungan Indra.“Sudah Nyi, nih tangan saya sampai seperti ini,” jawab Indra sembari menoleh ke tangan kanannya yang masih belum bisa dia gerakan sepenuhnya.“Sayang sek

  • Pendekar Tengil   Bab 83: Pamit dari Sastrabuana (part 2)

    “Maafkan saya Kang, bukannya tidak ingin menginap di Sastrabuana. Tapi saya sudah berniat untuk segera melanjutkan perjalanan, mungkin lain kali saja saya menginap di sini,” jawab Indra.“Sayang sekali, padahal aku sudah mau meminta Saptabira dan Banara untuk menyiapkan jamuan untukmu malam ini Indra,” ucap Dasanata.“Mohon maaf Mahaguru, tidak usah repot-repot. Mungkin lain kali saja,” kata Indra dengan penuh hormat.“Baiklah. Jika memang itu keputusanmu, apa boleh buat. Aku hanya menitip pesan agar kau berhati-hati saja di perjalanan nanti,” tutur Dasanata.“Terlebih setelah di Linggabuana, sebab Mahaguru Kusuma Galuh adalah tipe orang yang selalu berhati-hati,” sambung Dasanata, tentunya Indra paham maksud Dasanata tersebut yang pasti berkaitan dengan ajian gelap ngampar yang dikuasai olehnya.“Terima kasih banyak Mahaguru. Saya sangat senang bisa sin

  • Pendekar Tengil   Bab 84: Dua Bandit yang Malang (part 1)

    Indra berlari menuju asal suara rintihan minta tolong yang dia dengar, setelah semakin dekat kali ini dia mendengar suara jeritan wanita yang tengah kesakitan. Tampak jelas di hadapannya kini dua orang pria tengah tertawa puas sementara tak jauh darinya ada seorang wanita yang terluka tergeletak di tanah. Tubuhnya terlihat bergetar sementara di sekujur tubuhnya penuh luka-luka yang mengeluarkan darah.“Hahaha.. kau pikir bisa kabur begitu saja hah,” bentak seorang pria dewasa diiringi gelak tawa.“Gara-gara kau, kami harus repot-repot masuk ke hutan seperti ini!” timpal seorang pria lainnya seraya menendang pinggang wanita yang sudah tidak berdaya itu.“To-long,” kini rintihan wanita itu terdengar semakin lemah, tangannya mulai bergerak seakan hendak merangkak menjauhi dua pria sangar di dekatnya. Deraian airmata yang sejak tadi mengalir di pipinya kini mulai bercampur dengan darah yang menetes dari luka di k

  • Pendekar Tengil   Bab 85: Dua Bandit yang Malang (part 2)

    “Apa urusannya denganmu hah? Mau baik atau buruk terserah kami dong!” tegas seorang pria.“Hamh.. itulah alasan mengapa semakin banyak orang jahat di dunia ini,” tukas Indra seraya menghela nafas dalam.“Jika baik dan buruknya kalian hanya untuk kalian sendiri ya tidak masalah kalian ngomong begitu juga, tapi akan jadi masalah jika sampai melibatkan orang lain! Lihatlah apa yang kalian lakukan kepada seorang wanita tak berdaya sepertinya, kalian tidak pantas untuk dibiarkan begitu saja, kalian adalah contoh buruk di dunia ini. Dalam pandanganku, kalian tidak pantas untuk hidup,” jelas Indra.“Hahaha.. dia mendadak sok baik,” kata seorang pria di hadapan Indra sambil tertawa terbahak-bahak.“Dasar sok baik, kayak nggak pernah berbuat kejahatan saja kau,” timpal pria lainnya.“Hihihi.. kata-kata yang kalian ucapkan barusan hanya dikatakan oleh orang yang j

  • Pendekar Tengil   Bab 86: Teror Bandit di Desa Karipuh (part 1)

    “Baik, saya bersedia untuk membantu. Tapi tolong Nyai jelaskan kepada saya apa yang perlu dibantu,” tutur Indra.“Terima kasih banyak tuan, ayo ikut saya ke sana,” ucap si wanita yang berusaha berdiri sembari menunjuk arah dengan jari telunjuknya.“Aduduh..” baru saja wanita itu berdiri, dia langsung meringis kesakitan. Kaki kanannya terlihat lebam hingga dia kesulitan untuk menapakannya.“Biar saya gendong saja Nyi,” tawar Indra seraya berjongkok di hadapan si wanita.“Eh?” ujar si wanita terlihat agak ragu untuk menerima tawaran Indra.“Hihihi.. jangan takut, saya tidak akan macam-macam kok. Katanya tadi sudah tidak punya banyak waktu,” ucap Indra. Wanita itu hanya bisa mengangguk dan menerima tawaran Indra.“Jadi siapa nama nyai sebenarnya?” tanya Indra sambil berjalan menuju arah yang ditunjuk si wanita tadi.

  • Pendekar Tengil   Bab 87: Teror Bandit di Desa Karipuh (part 2)

    “Aku juga baru mendengarnya tuan, tapi ayahku sepertinya sudah pernah mendengar nama Mbah Jambrong. Sebab dia tampak terkejut saat mendengarnya, dia juga segera memerintahkan aku untuk melarikan diri jika bisa bersama yang lainnya,” timpal Ratih.“Begitu ya, aku paham. Lalu ibumu juga berpencar daripada harus bersamamu?” tanya Indra.“Ibuku sudah tiada, aku hanya tinggal bersama dengan ayah saja saat ini tuan,” jawab Ratih dengan lirih.“Aduh, maaf. Aku pikir tadinya kamu melarikan diri bersama ibumu,” ucap Indra buru-buru karena merasa tidak enak.“Tidak apa-apa tuan,” ucap Ratih.“Ngomong-ngomong jangan panggil tuan ya, soalnya aku juga belum setua itu. Hihihi,” tukas Indra seraya cengar cengir.“Baik kalau begitu tu- Akang,” tutur Ratih sembari tersenyum.Mereka terus berjalan menyusuri hutan menuju ke arah

  • Pendekar Tengil   Bab 88: Teror Bandit di Desa Karipuh (part 3)

    Bandit yang membawa golok segera menerjang dengan ayunan goloknya mengarah ke leher Indra, sementara dua bandit yang lain menyerang dari dua sisi yang berlawanan. Bandit yang kakinya dicengkram erat oleh Indra juga segera menghentakan kakinya yang bertumpu ke tanah hingga tubuhnya terlontar ke atas.“Aku tidak punya waktu banyak untuk meladeni kalian,” ujar Indra dengan santainya.Tangan kanan Indra sama sekali tidak dilepaskan dari kaki lawannya. Saat ayunan bandit yang menebaskan goloknya datang, dia segera menarik tubuh bandit yang terlontar ke atas hingga menghalangi serangan golok bandit dari depan, sementara itu Indra juga membungkukan tubuhnya ke bawah guna menghindari dua serangan bandit yang melesat dari samping kiri dan kanan tubuhnya.‘Srets’“Aduuhh!” jerit bandit yang dijadikan perisai oleh Indra, punggungnya dengan telak tertebas oleh golok temannya sendiri hingga berlumuran darah,

  • Pendekar Tengil   Bab 89: Teror Bandit di Desa Karipuh (part 4)

    “Am-puni saya tuan,” tutur bandit dengan lirih. “Berisik! Orang lagi berpikir juga,” bentak Indra. “Saya sudah mengatakan semuanya, tolong lepaskan saya tuan,” rengek bandit dengan berderai airmata. “Eh malah nangis. Sudah berisik, cengeng lagi! Giliran mau mati saja nangis, pas hidup mah bebas berbuat kejahatan tanpa memikirkan orang lain yang menjadi korban. Dasar pengecut!” gerutu Indra karena dia tidak bisa berpikir jernih mendengar rintihan si bandit yang menangis tersebut. “Am-pun tuan, saya tidak akan berbuat jahat lagi,” tutur bandit. “Hihihi.. apa jaminannya? Orang sepertimu itu mustahil berubah pikiran. Lihat saja di sekitar tempatmu berada sekarang ini. Berapa banyak nyawa yang sudah kau lenyapkan? Berapa banyak orang yang kau habisi? Orang serakah yang tidak peduli dengan nasib orang lain, tidak akan pernah berubah menjadi orang baik. Keserakahanmu itu akan menutup hatimu dari kebaikan!” ucap Indra.

Latest chapter

  • Pendekar Tengil   Penutup

    Selamat siang sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Novel Pendekar Tengil di Tanah Para Jawara akhirnya tamat juga. Cerita novel ini hanyalah fiktif belaka. Karena masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mungkin masih ada beberapa misteri yang belum terungkap di novel ini karena masih berhubungan dengan Novel Jawara, jadi di sana ada jawabannya. Jika di sana tidak menemukan jawabannya maka bisa request ke saya di media sosial tentang jawabannya. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada sobat semua yang sudah mendukung saya selama ini. Semoga support yang telah sobat berikan kepada saya nanti akan mendapatkan balasan yang berkali-kali lipatnya. Mungkin untuk sementara saya tidak akan membuat novel baru di GN dulu, jika ingin tahu perkembangan karya lama atau karya baru saya selanjutnya silahkan ikuti media sosial saya di bawah. Sampai jumpa lagi. Igagram: @jajakareal Fanebuk: jalanfantasy Yoshzube:

  • Pendekar Tengil   Bab 137: Sampai di Kampung Halaman

    Waktu berlalu dengan cepat. Dalam jangka waktu tiga hari tiga malam saja Indra sudah sampai di Desa Kowala. Dia juga tak lupa menyempatkan waktu untuk singgah di kediaman Badra dan Surti. Setelah menginap satu malam di sana, Indra kembali melanjutkan perjalanannya ke tepi pantai guna mencari nelayan yang bersedia membawanya ke kapal yang hendak pergi ke Kerajaan Panjalu.Tanpa perlu kesulitan Indra berhasil menumpang di kapal yang pergi menuju ke Kerajaan Panjalu. Dua hari dua malam lebih yang dibutuhkan oleh kapal untuk sampai ke Dermaga Nanggala. Dari Nanggala, Indra bergegas segera pergi ke Kadipaten Mandala untuk singgah di Desa Panungtungan sekalian berziarah ke pusara Braja Ekalawya dan Lingga.Dalam waktu kurang dari tiga hari saja Indra sudah sampai ke Desa Panungtungan, rasa gembira bisa langsung dia rasakan. Risau dan cemas yang sempat terlintas saat dia di Perguruan Jatibuana kini sudah terlupakan. Indra buru-buru pergi ke Pasir Gede untuk menziarahi pusara Braja Ekalawya,

  • Pendekar Tengil   Bab 136: Kejanggalan di Perguruan Jatibuana

    Tak lama kemudian muri Jatibuana yang tadi pergi meninggalkan Indra sudah kembali lagi. Dia mengatakan bahwa Mahaguru Waluya bersedia bertemu dengan Indra. Saat itu juga Indra dan dua murid Pancabuana lainnya segera pergi menuju Perguruan Jatibuana. Suara ramai murid yang latihan mulai terdengar dari kejauhan, rasanya suaranya jelas lebih ramai dibandingkan saat dulu Indra datang ke Jatibuana.Setelah sampai di area perguruan, tampak ada puluhan pendekar sedang berlatih gerakan silat di halaman perguruan. Saat melihatnya Indra tersentak kaget sebab tidak hanya ada satu atau dua orang saja pendekar yang pernah dia lihat sebelumnya, kebanyakan pendekar lainnya sama sekali belum pernah Indra lihat. Saat Indra datang tampak semua pendekar mengalihkan pandangannya kepada Indra. Sementara itu di pendopo perguruan terlihat Mahaguru Waluya sedang duduk bersila bersama dengan Darga.“Silahkan temui Mahaguru di sana,” tukas dua pendekar yang mengantar Indra, mereka berdua segera pergi lagi ke d

  • Pendekar Tengil   Bab 135: Sampai di Jatibuana Dalam Sekejap

    “Itu mustahil. Aku belum pernah ke Paguron Jatibuana. Aku hanya bisa sampai ke kaki Gunung Jatibuana saja,” potong Laila.“Itu sudah bagus. Lagipula Indra kelihatannya tidak akan keberatan jika diantar sampai ke sana,” kata Purnakala.“Eh? Sebenarnya apa yang kalian maksud sejak tadi?” tanya Indra yang masih kebingungan dengan percakapan dua anggota Balapoetra Galuh tersebut.‘Set’‘Tap’Tiba-tiba saja secepat kilat Laila melayangkan tangan kanannya mengincar leher Indra, namun kemampuan Indra sudah meningkat pesat jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dia dengan mudah menangkap tangan Laila menggunakan tangan kirinya.“Ada apa ini?” tanya Indra dengan waspada.“Cih, gesit juga,” gerutu Laila.‘Beukh’“Heukh..” pekik Indra. Tanpa dia sadari Purnakala sudah menotok lehernya dari belakang, sontak saja tubuh Indra menjadi lemas, pandangannya juga samar-samar mulai kabur.“Maafkan aku Indra, ini adalah bagian dari perjanjianku,” terdengar suara Purnakala pelan.“Kenapa?” batin Indra

  • Pendekar Tengil   Bab 134: Pamit dari Pancabuana

    Malam itu semua murid Perguruan Pancabuana tampak senang karena sudah lama sekali mereka tidak mengadakan jamuan seperti itu. Indra sendiri merasa lega karena malam ini kemungkinan adalah malam terakhir dia menginap di Pancabuana. Setelah selesai makan, Indra juga tidak langsung tidur dan memilih untuk mengobrol bersama dengan Dewa dan murid Pancabuana lainnya.Esok paginya. Setelah selesai sarapan Indra langsung pergi ke kediaman Mahaguru Adiyaksa guna berpamitan. Kali ini di sana juga sudah ada Purnakala dan Jaka yang seakan sudah menunggu kedatangan Indra. Saat itulah Mahaguru Adiyaksa memberikan wejangan untuk terakhir kalinya kepada Indra, dia juga meminta Indra untuk mengamalkan ilmu yang dia dapat di Pancabuana dalam jalan yang benar.“Aku juga tidak keberatan jika kau mengajarkan ajian gelap ngampar yang kau kuasai itu kepada muridmu kelak, tapi kau harus berhati-hati agar kau tidak salah dalam memilih murid yang ingin kau ajari ajian terlarang itu. Sebab kau akan bertanggung

  • Pendekar Tengil   Bab 133: Akhir Masa Perjanjian (part 2)

    “Saya juga sudah berniat untuk mengambil jalan pintas saja Mahaguru, soalnya kalau berputar seperti jalan awal saya ke sini mana mungkin cukup satu atau dua bulanan. Kalau begitu saya akan menunggu sampai Purnakala pulang saja,” ucap Indra sembari tersenyum.Indra kemudian pamit dari kediaman Mahaguru Adiyaksa. Dia memutuskan untuk menunggu sampai satu minggu lagi, lagipula sebisa mungkin dia juga ingin pamit dulu kepada Purnakala. Tapi jika Purnakala tidak kunjung pulang maka mau tidak mau dia akan langsung pamit saja tanpa menunggu Purnakala dulu.“Padahal aku juga berharap bisa bertemu dengan kang Raka Adiyaksa, tapi tampaknya aku tidak akan bertemu dengannya di sini,” batin Indra. Selama hampir dua tahunan ini dia berguru di Pancabuana, dia belum pernah juga bertemu dengan Raka Adiyaksa.***Hari kembali berlalu sejak Indra berniat meminta izin meninggalkan Pancabuana dari Mahaguru Adiyaksa, lima hari sudah Indra kembali menjalani aktifitasnya di Perguruan Pancabuana. Hari keenamn

  • Pendekar Tengil   Bab 132: Akhir Masa Perjanjian (part 1)

    Hari berganti hari sejak Indra secara resmi menjadi murid Perguruan Pancabuana. Dia berlatih dengan giat demi menyempurnakan gerakan silat serta ilmu kanuragan miliknya. Tentunya dia tidak terlalu kesulitan untuk menyesuaikan latihan dengan murid-murid lainnya, sebab sejak awal dia sudah memiliki dasarnya yang dia dapatkan dari Maung Lara.Waktu terus berlalu dengan cepat, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Tanpa terasa satu tahun lebih sudah Indra berada di Perguruan Pancabuana. Hampir dua tahun sudah dia berada di Kerajaan Galuh meninggalkan Kerajaan Panjalu. Murid Perguruan Pancabuana yang jumlahnya dulu hanya sepuluh orang dengan dirinya kini kedatangan empat murid baru, dua murid laki-laki yang bernama Taryana dan Pala serta dua lainnya adalah murid perempuan.Kini jumlah murid Perguruan Pancabuana berjumlah sebelas orang karena ada tiga orang yang memutuskan keluar dari perguruan. Dua murid laki-laki yang memutuskan untuk meninggalkan perguruan dan mengembara di du

  • Pendekar Tengil   Bab 131: Akhir Ujian Pancabuana (part 2)

    “Apakah tidak ada cara lain yang bisa saya lakukan agar Indra bisa menjadi murid di sini?” tanya Jaka dengan raut wajah serius.“Tidak ada. Dalam ujian ini dia harus bergantung kepada dirinya sendiri, entah itu pemikirannya atau keberuntungannya,” tegas Adiyaksa.“Yahuuu! Huaaaahh!” tiba-tiba saja dari kejauhan samar-samar suara Indra berteriak kencang.“Apakah dia sudah mengerti petunjuk yang aku berikan?” batin Jaka sambil berdiri menatap ke arah suara terdengar.Mendengar suara teriakan Indra seperti itu mendadak para murid pria keluar dari pondoknya dengan tatapan bingung, para murid wanita yang berada di pondok yang berbeda juga segera keluar menuju ke halaman perguruan. Adiyaksa sendiri segera berdiri dengan mengerutkan keningnya, baginya suara teriakan Indra tersebut tidak seperti orang yang akan menyerah dalam ujian.Semua orang yang ada di Perguruan Pancabuana kini berdiri menatap ke arah asal suara teriakan Indra. Tak lama kemudian semilir angin pagi mulai berhembus, dari ke

  • Pendekar Tengil   Bab 130: Akhir Ujian Pancabuana (part 1)

    “Mira, apakah jika kau ada di posisiku saat ini kau bisa memikirkan cara lain?” batin Indra seraya membayangkan wajah pujaan hatinya.“Hmmh..” Indra menghela nafas panjang sambil bangkit dan menatap permukaan sungai.Semakin lama Indra berpikir semakin pusing dia dibuatnya, karena itulah Indra memilih untuk segera turun lagi ke sungai guna mencari batu yang dilemparkan Mahaguru Adiyaksa. Berpikir diam saja juga rasanya tidak akan membuahkan hasil. Indra terus menyusuri dasar sungai sesuai tanda yang telah dia buat di tepi sungai menggunakan bambu.Hari demi hari terus berlalu, Indra terus menyisir dasar sungai membolak balik batu yang dia lihat di dalamnya. Tanda yang dia buat di tepi sungai semakin lama semakin jauh dari tempat awal dia membuat tanda. Dia tidak bisa memikirkan cara lain yang lebih efektif untuk menemukan batu yang dia cari, karena itulah dia terus menggunakan cara yang sejak awal mampu dia pikirkan.Tanpa terasa enam hari sudah berlalu sejak dia pertama kali mencari

DMCA.com Protection Status