Dalam pondok terpencil, di kedamaian hutan larangan, Chen Long ditempatkan di atas sebuah alas dari dedaunan. Tabib Sakti Tanpa Bayangan duduk di sampingnya, menatap dengan tatapan penuh perhatian. Dalam keheningan yang mendalam, proses penyembuhan dimulai.Tabib Sakti Tanpa Bayangan memulai dengan mengajukan beberapa jarum tipis yang terbuat dari logam. Dia menempatkan jarum-jarum itu di titik-titik tertentu di tubuh Chen Long, mengikuti pola yang telah dia kuasai selama bertahun-tahun. Jarum-jarum itu ditempatkan dengan hati-hati, merangsang aliran energi dalam tubuh Chen Long.Saat jarum-jarum ditempatkan, Tabib Sakti Tanpa Bayangan mulai memancarkan energi penyembuhan melalui tangannya. Cahaya lembut yang hampir tak terlihat mengelilingi tubuh Chen Long, memasuki titik-titik jarum dan mengalir melalui jalur-jalur energi dalam tubuhnya. Chen Long merasakan sensasi hangat dan tenang yang meresap dalam dirinya.Dalam keadaan seperti itu, Chen Long memusatkan pikirannya. Dia memasu
Dalam keheningan yang menyelimuti ruangan, Xiao Liong Li merasakan ketegangan dan perubahan dalam suasana. Sejak tadi dia memperhatikan setiap gerakan dengan seksama. Saat tirai tiba-tiba terbuka dan kain yang menutupi tubuh Buyung Hoa terlepas, dia tahu ada sesuatu yang terjadi di balik layar. Dia tahu kalau dua kejadian itu bukanlah kebetulan tapi ada campur tangan manusia di dalamnya. Meski awalnya terkejut seperti yang lainnya, tapi dia menyadari kemungkinan adanya niat tersembunyi.Tatapan tajamnya terfokus pada Buyung Hoa. Dia melihat perempuan itu seakan merasa canggung dan tidak nyaman, namun ada sesuatu di matanya yang mengisyaratkan sesuatu yang ganjil. Xiao Liong Li bisa merasakan bahwa ini adalah langkah yang disengaja Buyung Hoa dan pikirannya segera merasakan ada yang salah.Namun, sebelum dia bisa bertindak, dia ingin melihat dulu perubahan dalam suasana hati Buyung Hoa. Perempuan itu tampak sangat malu dan berulang kali mengatakan kalau dia tidak bisa hidup lagi k
Dalam pertarungan yang semakin panas, enam pria pembawa tandu dari Tai Bong Pai itu, terus menyerang Chen Long dengan serangan yang sengit. Chen Long yang baru saja sembuh masih merasa kelemahan dalam tubuhnya, dan serangan-serangan ini semakin membebani dirinya. Dia menghindari serangan-serangan itu sebaik mungkin, tetapi semakin lama semakin terdesak.Namun, dalam momen yang penuh tekanan itu, suasana berubah dengan cepat. Sebuah gerakan cepat dari pondok, menarik perhatian semua orang. Xiao Liong Li muncul dengan langkah yang mantap, wajahnya penuh dengan tekad dan ketegasan.Kehadiran Xiao Liong Li mengubah dinamika pertarungan dengan segera. Chen Long melihat dia dengan senyuman lega. Dia tahu kalau Xiao Liong Li akan datang membantunya. Dengan semangat yang baru ditemukan, Chen Long mulai mengatasi ketidaknyamanan tubuhnya dan bersiap untuk bergerak.Xiao Liong Li berdiri di samping Chen Long, matanya berkobar dengan determinasi. Dalam sekejap, dia meluncur ke arah salah satu pr
Dalam waktu singkat, Chen Long dan Xiao Liong Li sudah berada jauh dari hutan larangan. Itu juga ditunjang karena orang-orang Tai Bong Pai tidak ada yang mengejar mereka.Itu karena Buyung Hoa masih harus menjalani pengobatan sehingga ayah ibunya tidak mau mengejar Chen Long dan Xiao Liong Li karena tidak mau meninggalkan putri mereka.Chen Long teringat sesuatu. Karena itu, dengan perasaan bingung, Chen Long bertanya, "Bibi Liong, aku ingin bertanya sesuatu. Yaitu tentang sesuatu yang Paman Kam katakan sebelum kematiannya. Dia berbicara tentang ramalan dan percobaan bunuh dirimu. Bisakah kau jelaskan lebih lanjut soal itu?"Xiao Liong Li menghela nafas panjang. "Chen Long, sebenarnya itu adalah hal yang sangat sulit bagiku untuk diungkapkan. Kira-kira seminggu yang lalu, Paman Kam meramalkan bahwa aku akan mengalami masalah yang begitu berat sehingga aku akan berusaha bunuh diri. Namun, menurut ramalannya, setiap kali aku berusaha untuk mencoba bunuh diri, maka, aku tidak akan mati,
Chen Long dan Xiao Liong Li disambut dengan hangat oleh Kwee Cheng, saudara angkat Chen Wen, ayah kandungnya Chen Long. Dalam kesempatan ini, Chen Long memperkenalkan Xiao Liong Li sementara Kwee Cheng memperkenalkan keluarganya yaitu Oey Yong, istrinya, Kwee Hui, seorang gadis berusia 17 tahun dan Kwee Siang In, anak perempuan yang baru berusia 3 tahun. "Terima kasih sudah menerima kami," kata Xiao Liong Li. "Kami sangat senang bisa bertemu dengan Anda.""Sama-sama," kata Kwee Cheng. "Senang bisa bertemu dengan Anda berdua.""Saya ingin bertanya tentang Ayah kandungku, Chen Wen," kata Chen Long. "Saya ingin tahu lebih banyak tentang ayah saya."Kwee Cheng dan Oey Yong saling pandang. "Kami mengerti," kata Kwee Cheng. "Kami akan menceritakan apa yang kami tahu.""Chen Wen adalah orang yang baik dan bijaksana," kata Kwee Cheng. "Dia selalu ada untuk membantu orang lain.""Selain pesilat tangguh, dia juga seorang seniman yang berbakat," kata Oey Yong. "Dia pandai melukis dan menulis i
Melihat kemesraan di antara Chen Long dan Xiao Liong Li dan melihat wajah cemberut Kwee Hui, maka Oey Yong bertanya, "bagaimana hubungan kalian berdua? Kukira kalian cuma teman. Dan kukira juga kalian ini ponakan dan bibi."Chen Long tertawa. "Aku memang terbiasa memanggilnya dengan Bibi Liong. Karena di Tong Lam Pai, dia satu angkatan di atasku. Walaupun belakangan dia menjadi adik seperguruanku. Dan... " "Dan apa?" tanya Oey Yong penasaran. Chen Long dengan senyuman penuh kebahagiaan berkata, "Bibi Oey Yong, Paman Kwee Cheng, aku ingin memperkenalkan kalian dengan dia. Ini adalah Xiao Liong Li, calon istriku."Xiao Liong Li mengangguk dengan ramah. "Senang bertemu denganmu, Bibi Oey Yong dan Paman Kwee Cheng.""Sekalian kami datang untuk minta restu dari Anda berdua," timpal Chen Long. Oey Yong berkata dengan kejutan. "Tapi, mengapa kau masih memanggilnya dengan panggilan "Bibi Liong," Chen Long?""Sebenarnya, Bibi Liong dulunya adalah guruku. Aku sudah terbiasa memanggilnya begi
Xiao Liong Li menahan tangis dan dengan suara gemetar langsung pamitan dari Kwee Cheng.Chen Long langsung mengikuti langkah Xiao Liong Li untuk keluar dari ruang tamu rumahnya Kwee Cheng ini. Xiao Liong Li melirik ke arah Chen Long yang mengikutinya. "Chen Long, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku merasa begitu tertolak. Apa ini artinya kau... kau akan menikahi Kwee Hui?Chen Long menggeleng dengan tegas. "Xiao Liong Li, dengarkan aku. Aku tidak pernah tahu tentang perjanjian itu sebelumnya. Aku tidak akan menikahi Kwee Hui, karena hatiku telah jadi milikmu sejak lama."Xiao Liong Li berkata dengan air mata yang terus mengalir. "Tapi perjanjian itu... "Chen Long menggenggam tangan Xiao Liong Li dengan penuh tekad. "Perjanjian itu tidak akan mengubah apa pun. Aku hanya ingin bersamamu, Xiao Liong Li. Kau adalah cinta sejatiku, dan aku tidak ingin hidup tanpamu.""Chen Long. Oh..." Xiao Liong Li dengan rasa haru menatap Chen Long."Chen Long dengan lembut berkata, "Aku tahu b
Tanpa setahu Chen Long dan Xiao Liong Li, pembicaraan antara mereka berdua itu, sudah diketahui oleh Oey Yong yang menggunakan ilmu dengar dari jarak jauh untuk mendengar pembicaraan dua sejoli itu.Setelah itu, Oey Yong dengan senyuman licik berkata kepada Kwee Cheng, "bisakah kau membantuku dengan sesuatu?"Kwee Cheng menatap Oey Yong bingung. "Apa itu, Oey Yong?"Oey Yong berbisik. "Aku ingin kamu membawa Chen Long untuk keluar dulu dari rumah ini.""Tapi untuk apa?""Aku ingin Chen Long keluar dari rumah sebentar. Aku punya rencana."Kwee Cheng menjadi curiga. "Apa rencanamu kali ini, Oey Yong?"Oey Yong berpura-pura santai. "Oh, hanya ingin berbicara dengan Xiao Liong Li. Tidak ada yang serius. Hanya pembicaraan sesama perempuan.""Benarkah?" Kwee Cheng menatap ragu ke arah Oey Yong. "Aku tidak suka rencanamu yang selalu berujung pada masalah.Kwee Cheng tahu kalau istrinya orang baik. Tapi, kadang-kadang istrinya suka bersiasat licik saat hendak menangkap penjahat atau membunu