"Bertanya apa?" Vivi menatap wajah Zero yang terlihat sangat serius."Kemarilah sebentar." Lalu Zero mengajak Vivi ke tempat yang lebih sepi.Ternyata Zero bertanya kepada Vivi tentang keluarganya yang ada di Istana. Zero khawatir kalau ada orang yang nantinya akan membahayakan keselamatan Vivi. Namun Vivi meyakinkan Zero bahwa dirinya akan baik-baik saja. Vivi sangat percaya kalau Zero akan melindunginya apapun yang terjadi nanti di Istana. Vivi juga memberitahu kepada Zero kalau ia sudah bisa menebak jika nanti ada yang akan mencelakainya. Tapi Vivi merasa beban tanggung jawab yang ia tanggung sebagai seorang Putri Raja harus berani menghadapi masalah ini.Masalah yang ada di Istana yang tak kunjung selesai itu adalah masalah perebutan tahta. Padahal sudah jelas kalau Raja terakhir mengatakan bahwa kerajaan ini harus di teruskan dengan Vivi lah yang menjadi Ratu. Namun banyak yang tidak setuju karena Vivi sudah dianggap tidak ada lagi di dunia ini. Sudah puluhan tahun kabar tentan
Di tengah perjalanan, ternyata rombongan kereta kuda yang membawa Sang Putri dihadang oleh sekelompok orang."Berhenti!" ucap orang itu."Hiyeik...!""Hiyeik...!"Terdengar suara kuda-kuda itu yang merasa tak nyaman karena disuruh berhenti secara mendadak."Ada apa?" tanya Vivi pada pengawalnya."Sepertinya kita kedatangan Tamu Yang Tak diundang, cih!" Kaisar Juned merasa kesal dengan adanya gangguan dalam perjalanannya. Ia sudah sangat senang akan mendapatkan hadiah dari Raja jika berhasil membara Tuan Putri Kembali ke Istana.Namun ketika ia melihat lima orang yang ada di depannya, nyalinya langsung ciut."Sepertinya akan ada hal berbahaya," Kaisar Juned berbisik pada Zero.Namun, Zero dengan gagah beraninya maju dan langsung berbicara kepada lima orang tersebut.Zero bertanya apa yang mereka inginkan. Setelah beberapa puluh menit kemudian barulah Zero kembali ke dalam kereta kudanya.Ternyata yang mereka inginkan adalah meninggalkan Kaisar Juned beserta pasukannya. Mereka memiliki
Kaisar Juned melihat secarik kertas dan kemudian membacanya. Kaisar Juned langsung berdiri dan bersiap akan menyerang namun Dika dengan cepat datang dan menunjukkannya. Sedangkan para prajurit lainnya saat ini tengah gemetaran. Mereka tidak menduga bahwa saat ini sedang dikepung oleh warga desa yang memiliki dendam.Di kertas itu tertuliskan perjanjian tentang hutang piutang. Namun entah bagaimana ceritanya dan yang terjadi hasilnya ada satu keluarga yang dipaksa merelakan putri mereka untuk dibawa ke markas para prajurit Kaisar Juned. Hutang itu dikatakan menjadi lunas setelah mereka membawa gadis cantik yang akan mereka jadikan mainan di markas mereka. Perbuatan tercela yang sangat bejat itu membuat hati Zero benar-benar terbakar api membara. Zero sangat marah dengan semua kejadian yang terjadi itu. Zero yang dengan bersusah payah melindungi dan menjaga dari desa itu dari ancaman desa lain amarahnya benar-benar memuncak. Bagaimana tidak? Terlihat jelas kalau hutang itu hanyalah untu
Betapa terkejutnya Vivi saat melihat tangan Zero yang berkobarkan api berwarna biru di bagian lengan kanannya."Argh...!" Zero berteriak sekali lagi. Yang Zero rasakan seperti ada listrik yang menyengat tubuhnya.Karena melihat ada hal yang aneh pada Zero, Vivi dengan cepat bergegas mendekati Zero. Namun saat Vivi menyentuh tangan Zero, tubuhnya langsung terpental."Argh...!" teriak Vivi."Vivi...! Ah! Sial! Ada apa dengan pedang ini?!" Zero merasa marah karena melihat Vivi terpental akibat menyentuhnya tadi. Zero tidak ingin melihat Vivi terluka barang sedikitpun. Zero benar-benar menjaga Vivi baik secara jiwa dan raganya.Dulu, sebelum guru mereka meninggal telah berpesan kepada Zero agar menjaga Vivi dengan baik. Dan pada hari itu Zero bersumpah kepada gurunya akan melindungi dan menjaga Vivi supaya terhindar dari apapun yang menyakitinya sampai ia mati. Zero tidak hanya membual atas ucapannya. Itu semua terbukti dengan perilaku dan sikapnya terhadap Vivi selama ini. Zero benar-ben
Zero dengan sekuat tenaga berusaha untuk menegakkan tubuhnya. Dan beberapa detik kemudian akhirnya ia berhasil. Setelah itu Zero langsung berjalan mendekati Vivi yang terlihat sedang terbaring. Ternyata Vivi pingsan. Ketika Vivi terpental tadi ternyata energinya juga ikut terserap oleh pedang yang Zero pegang itu.Lalu Zero memangku Vivi untuk meminumkannya ramuan pemulih. Butuh waktu lima menit untuk ramuan itu beraksi. Dan setelah lima menit akhirnya Vivi kembali sadar. Ketika sadar, Vivi mencoba mengingat kejadian terakhir kali yang ia alami."Zero? Apakah kau baik-baik saja?" Bukannya khawatir dengan dirinya sendiri, ketika baru saja sadarkan diri, Vivi justru mengkhawatirkan keadaan Zero."Hey, aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu. Sudahlah, kau lanjut istirahat saja dulu." Zero berdiri dan menatap ke arah pedang yang masih tergeletak.Salam harinya Zero merasa ragu. Apakah ia harus mengambil kembali pedang itu, atau ia buang saja? Tapi hati kecil
Zero akhirnya turun dari kereta kudanya dan langsung memasang kuda-kuda untuk siap bertarung. Namun orang yang menyerang secara diam-diam itu tidak juga memunculkan keberadaannya. Malahan, ada lagi beberapa serangan anak panah beracun ke arah Zero. Namun serangan-serangan itu masih sanggup Zero tepis dengan mudahnya.Lalu Zero melirik ke arah Vivi yang ingin mendekatinya dan langsung berteriak untuk menyuruh Vivi agar tidak mendekatinya. Zero dapat merasakan bahwa anak panah itu semuanya beracun. Zero mengetahuinya ketika ia menepis beberapa anak panah itu yang mengenai pepohonan dan beberapa batang pohon itu yang tadinya tumbuh segar langsung menjadi layu seketika. Dari situlah Zero yakin bahwa racun yang ada pada anak panah itu sangat mematikan."Vivi, jangan mendekat! Sebaiknya kau bersembunyi saja yang agak jauh dari sini terlebih dahulu! Biarkan aku saja yang menghadapi orang yang menyerang kita ini! Cepatlah!" teriak Zero."Ta-tap-" Vivi yang ingin membantah langsung disela lagi
Zero melesat dengan cepat mengikuti arah yang dituju oleh pedang miliknya. Pedang yang terbang untuk mengejar orang itu, ternyata berhasil mengejarnya.Sring!Pedang aura harimau menebas orang itu dan setelahnya kembali ke genggaman Zero."Boleh juga, kau. Kalau kau ingin bertarung, hadapilah aku secara jantan. Jangan beraninya menyerang secara sembunyi-sembunyi." Zero langsung menggunakan jurus pertamanya dan menyerang orang itu.Namun orang itu ternyata memiliki sebilah pedang juga yang memiliki aura yang cukup kuat.Roar...!Pedang milik orang itu mengeluarkan aura serigala ketika ditebaskan.Melihat hal itu, Zero langsung menambah kewaspadaannya. Sebab, pedang yang digunakan oleh musuh kali ini terasa kuat. Itu terbukti ketika Zero mengadu serangan orang itu menggunakan jurus keduanya ternyata seimbang."Katakan padaku! Siapa kau sebenarnya? dan kenapa kau menyerangku secara tiba-tiba?" Zero masih mencoba mengajak bicara lawannya karena Zero sedari tadi tidak merasakan aura jahat d
Zero merasa bingung saat melihat ekspresi isterinya itu. Sepertinya Vivi kenal dengan wanita yang menyerang mereka."Vivi, apakah kau mengenalnya?" tanya Zero penasaran."Hem..., iya Sayang, tentu saja aku mengenalnya. Dia adalah salah satu prajurit berperang wanita di Istana. Tapi aku heran kenap ia berada di sini," jawab Vivi.Lalu Vivi menyuruh wanita itu melepaskan topengnya dan memperkenalkan dirinya kepada Zero."Maafkan atas kelancanganku, Tuan Zero. Namaku adalah Hanabi." Hanabi menundukkan tubuhnya guna memberi salam hormat terhadap Zero."Sudahlah. Aku tidak mau mempermasalahkan lebih lanjut. Yang telah terjadi, ya sudah biarkan saja. Tapi, aku ingin tahu tentang dirimu. Tadi kau mengatakan terang wilayah? Apa maksud dari ucapanmu itu?" tanya Zero.Kemudian Vivi dan Zero mengajak Hanabi untuk merawat lukanya terlebih dahulu di kereta kuda. Setelah itu barulah Hanabi diminta untuk menceritakan situasi dan kondisi yang ada di wilayah ini.Ternyata, Hanabi adalah utusan yang di
Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat
Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri
Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m
Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap
Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe
Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga
Setelah Zero membawa Razgor ke istana, dia diserahkan kepada penjaga kerajaan yang akan mengawasinya sementara persiapan pengadilan dilakukan. Ratu Vivi, yang telah diselamatkan oleh tindakan berani Zero, mengucapkan terima kasih kepadanya dan memerintahkan agar pengadilan diadakan secepat mungkin.Pengadilan diadakan di hadapan Ratu Vivi, para pejabat kerajaan, dan warga yang tertarik untuk menyaksikan proses hukum. Razgor dihadapkan dengan tuduhan berencana untuk membunuh Ratu Vivi dan berbagai kejahatan lain yang telah dia lakukan selama masa jabatannya sebagai pemimpin pembunuh bayaran.Selama pengadilan, jaksa menghadirkan bukti dan kesaksian yang menunjukkan kejahatan Razgor. Sementara itu, Razgor diberi kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan alasannya melakukan tindakan jahat tersebut.Setelah semua bukti dan kesaksian telah disajikan, Ratu Vivi mempertimbangkan seluruh informasi dan memutuskan hukuman yang pantas untuk Razgor. Mengingat kejahatan serius yang telah dia l
Zero yang telah melihat banyak pertempuran dan musuh, tidak terkejut oleh serangan bayangan Razgor. Dia telah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengandalkan bayangan dan tipu muslihat. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan fokus, dan tidak boleh terpancing oleh serangan bayangan Razgor.Saat Razgor menggunakan "Bayangan Menyerang," Zero menggunakan jurus "Cahaya Penyembuh" untuk melindungi dirinya dari serangan bayangan. Cahaya dari pedangnya menerangi area sekitarnya, mengungkap bayangan dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.Ketika Razgor mencoba menggunakan "Bayangan Kembar," Zero menggunakan jurus "Angin Badai" untuk mendorong bayangan itu pergi. Angin kencang dari pedangnya mampu memecah bayangan dan mengungkap posisi sebenarnya dari Razgor.Razgor, yang awalnya merasa yakin dengan kemenangannya, sekarang mulai merasa terpojok. Dia menyadari bahwa Zero bukanlah lawan yang bisa dia remehkan, dan bahwa dia mungkin telah meremehkan kekua
Setelah mendapatkan Gleaming Scepter, Zero merasa lebih yakin dan siap untuk kembali ke istana dan melaporkan pencapaiannya kepada Ratu yang tak lain istrinya sendiri. Dia juga sangat berterima kasih kepada Tigreal, Eldrakon, dan Arion atas dukungan dan persahabatan mereka selama perjalanan ini.Untuk Tigreal, Eldrakon, dan Arion, mereka memutuskan untuk kembali bersemayam di dalam ketiga pedang yang Zero miliki saat ini. Mereka ingin tetap bersama Zero, membantunya dalam pertempuran dan memberinya petunjuk saat dia membutuhkannya. Zero merasa terharu oleh keputusan mereka dan berjanji untuk selalu menghormati kekuatan mereka. Dia berkata, "Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tentunya akan aku gunakan hanya untuk melindungi semua orang dari kejahatan. Mari kita bersatu untuk menghadapi kejahatan."Dengan perasaan gembira dan penuh harapan, Zero bersiap kembali ke istana, membawa ketiga pedang legendaris bersamanya. Sekarang, deng