Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 96_ Inikah Saatnya?

Share

Bab 96_ Inikah Saatnya?

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-17 17:16:42

Xiu Zhangjian teringat pada satu orang yang harus dia bebaskan, yaitu Chen Yufei. Walau perempuan itu berada di penjara, atas keinginannya sendiri, Xiu Zhangjian tetap ingin mengajaknya pergi bersama.

Setiap penjaga yang dia lihat langsung dibunuh tanpa ampun. Dari banyak korban yang sudah dia habisi, tidak ada satu pun korbannya yang mati dalam kondisi utuh.

Hari semakin dekat dengan waktu dipukulnya lonceng raksasa, sehingga penjaga yang keluar semakin banyak. Akan tetapi, sama seperti sebelumnya, mereka akan mati tanpa mengetahui siapa yang membunuhnya.

Saat Xiu Zhangjian sudah sampai di penjara atas, beberapa tahanan terbangun karena mendengar suara pintu besi penjara dibuka. Seketika itu pula penjara yang semula hening menjadi ramai oleh bisik-bisik para tahanan yang melihat Xiu Zhangjian mencari sel tempat Chen Yufei berada.

"Bukankah itu budak lemah yang sangat bodoh itu?"

"Benar, dia budak yang pernah menjatuhkan batu saat memanggulnya, dan yang muntah-muntah saat diminta unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 97_ Lelaki Idaman

    Tanpa basa-basi Xiu Zhangjian memegang tengkuk Chen Yufei dan menariknya. Dengan keberanian seadanya dia nekat menunaikan sumpahnya.Sudah barang tentu tindakan mengejutkan lelaki itu membuat Chen Yufei terbelalak. Dia membeku saat Xiu Zhangjian mencium bibirnya yang ranum."Lihat Nona Chen, anda tidak bermimpi."Chen Yufei langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia membuat kesalahan besar dengan membiarkan pujaan hatinya melihat wajahnya yang polos usai bangun tidur. Dan, bisa-bisanya ciuman dari lelaki itu dilakukan saat wajahnya demikian? Memalukan!Chen Yufei kini menutupi wajahnya. "Apa yang kau lakukan di sini, Kakak Jian?" Melihat reaksi Chen Yufei tidak seperti yang dibayangkan, Xiu Zhangjian kemudian berkata, "Aku ingin menjemputmu. Ikutlah denganku, kita pergi bersama.""Benarkah?" tanya Chen Yufei kegirangan, membuat lelaki di depannya mengangguk. "Tapi aku belum bersiap. Tunggu sebentar, aku akan membersihkan diri dan berdandan dulu." Chen Yufei bergegas merapikan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 98_ Merangkul Dua Bunga

    Chen Yufei tersipu malu. Kemudian dia menatap tajam orang-orang yang meminta pembebasan. Di antara mereka ada orang yang dulu sering menindas Xiu Zhangjian. "Kakak Jian, dulu mereka sering mengolokmu. Aku ikut sakit hati mendengarnya, biarkan mereka mendekam di sini selamanya."Mendengar ucapan Chen Yufei, para tahanan itu langsung bersujud memohon ampun. "Ampuni kami, Nona Chen. Kami bersalah, beri kami kesempatan untuk menebusnya.""Nona Chen, aku bersumpah akan berbuat baik ketika aku bebas nanti.""Nona Chen, aku tidak akan berbuat jahat lagi. Aku bersumpah atas nama leluhurku!"Satu per satu tahanan mulai bersujud dan mengucapkan sumpah masing-masing. Chen Yufei mendengkus kesal dan berteriak dengan suaranya yang imut. "Kalian bersumpah padaku tetapi lupa dengan kesalahan masa lalu kalian. Minta maaf pada kekasihku, maka aku akan membujuknya untuk membebaskan kalian.""Tuan Muda Li, aku minta maaf, kami bersalah telah mengolokmu.""Tuan Muda Li, aku bersedia menjadi pelayanmu asa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 99_ Markas Rahasia Gongliao 

    Xiu Zhangjian membawa Li Yingying dan Chen Yufei keluar dari kota Yan Bian. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan rombongan yang berasal dari Sekte Matahari Barat dan lainnya. Namun karena tidak melihat kakaknya berada dalam rombongan, dia menghampiri Yang Wuyang."Ketua Yang, apa anda melihat kakakku dan Tetua Feng?"Yang Wuyang memperhatikan rombongannya sejenak sebelum menjawab pertanyaan Xiu Zhangjian. "Junior Li, kami belum bertemu dengan Ketua Li dan Tetua Feng. Mungkin mereka bersama dengan orang-orang Sekte Harimau Putih.""Anda benar juga. Semoga tidak ada hal buruk menimpa mereka."Yang Wuyang mengangguk dan meminta Xiu Zhangjian melakukan perjalanan bersama mereka. Walau jumlah mereka banyak, tetapi kondisi mereka saat ini lebih lemah dari pendekar biasa. Jika Huang Fu sudah mengetahui kejadian ini dan mengutus orang-orang Aliansi Gongliao untuk menghadang, mereka tidak hanya menjadi budak, tetapi nyawa mereka akan melayang."Sebenarnya tempat itu tak lagi jauh. Kita

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 100_ Firasat Huang Fu 

    Pertemuan para petinggi Aliansi Gongliao berjalan lama, bahkan ketika hari beranjak pagi dan matahari sudah muncul di ufuk timur pertemuan ini masih berlangsung. Banyak hal yang mereka bahas dan salah satunya adalah mengenai Pedang Naga Suci yang belakangan ini sering bergetar. "Apa mungkin sang pewaris sebenarnya masih hidup? Tapi jelas-jelas kita sudah membunuh Xiu Jian dan orang-orang dari Boushan. Bagaimana mungkin orang itu masih hidup?" ucap Xiao He kebingungan.Huang Fu menghela napas pelan, dari awal dia berusaha untuk menyembunyikan hal ini tetapi mengingat bagaimana pedang naga suci bereaksi terakhir kali, Huang Fu memutuskan untuk berbicara. "Kalian ingat kasus kepala Xiu Jian?"Empat orang selain Huang Fu mengangguk, "Kami ingat.""Sebenarnya pada saat itu aku ragu mengenai dua mayat pembunuh yang diserahkan oleh Feng Yin. Tetapi setelah menyelidikinya, tak ada yang mencurigakan." Huang Fu menggulung lengan jubahnya dan memperlihatkan sebuah luka memar si tangannya. "Ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 101_ Maling yang Kemalingan

    Huang Fu memasuki istana Tian Shang dengan langkah gusar. Begitu dia menginjakan kaki di halaman istana, matanya memelotot dengan rahang yang ikut mengeras ketika melihat kerumunan pengawal di dekat paviliun pribadinya. 'Pasti ada hal buruk sudah terjadi.' Begitu melihat kedatangan Huang Fu, Kasim Bao segera mengumumkan kedatangan pria tersebut. "Yang Mulia Kaisar telah tiba!" Para penjaga yang berkerumun segera menepi dan memberi jalan pada penguasanya. Mereka segera membungkuk ketika Huang Fu melewati mereka. Kasim Bao menghampiri Huang Fu dan memberi penghormatan khusus pada kaisarnya. Tanpa dia sadari, wajahnya saat ini terlihat pucat dan mengeluarkan keringat dingin. "Ada apa?" tanya Huang Fu dengan nada dingin. Demi menjaga wibawanya, dia memaksa untuk terlihat tenang walau hatinya berkecamuk. Kasim Bao membungkuk seraya menjawab pertanyaan Huang Fu. "Yang Mulia, telah terjadi pembunuhan." Mata Huang Fu seketika melebar, terkejut sekaligus marah dengan kabar yang disamp

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 102_ Sumpah Chen Long 

    Penjara Quzhou tidak pernah sepi ketika pagi hari. Suara teriakan para penjaga yang memaki para budak selalu menjadi musik pengiring penjara Quzhou setiap hari. Apalagi ketika lonceng besar sudah dibunyikan, suara-suara makian para penjaga seringkali terdengar hingga dalam kamar Chen Long.Hari ini, ketika Chen Long membuka matanya, dia menyadari ada sesuatu yang aneh. Suara-suara yang biasanya dia dengar setiap hari tidak lagi terdengar. Walau ada keributan dari luar ruangannya, itu bukan suara makian atau ancaman. Dia juga tidak mendengar suara cambuk yang kadang sengaja dilecutkan para penjaga untuk menghancurkan mental tahanan.Chen Long dengan wajah membesi keluar dari kamarnya, melihat apa yang terjadi di luar sana. Sontak saja kehadiran lelaki itu membuat para penjaga yang awalnya ribut cepat-cepat menutup mulutnya sehingga ruangan menjadi hening kembali."Ada apa?" tanya Chen Long.Tidak biasanya para penjaga berkumpul di waktu seperti ini, apalagi dengan wajah pucat dan kerin

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 103_ Impian Manis

    Di bagian selatan penjara Quzhou, dua orang pria dengan penampilan yang sangat berbeda sedang berjalan beriringan dengan langkah yang penuh kehati-hatian. Yang satu menggunakan pakaian serba hitam dan terlihat gagah, sementara yang lainnya menggunakan pakaian budak dengan satu kakinya yang buntung, membuat budak itu terlihat lebih mengenaskan.Dengan langkah tertatih karena kakinya yang buntung, pria berpakaian budak bertanya pada sosok yang lebih muda. "Ketua, kenapa kita tidak lewat gerbang belakang seperti yang lain?"Li Min tersenyum kecil. Masih dengan memapah tubuh Feng Yin, dia menjawab pertanyaan tetuanya. "Tetua Feng, jika kita mengikuti jejak saudara-saudara kita, mungkin mereka tidak akan bisa pergi dengan tenang."Mendengar jawaban ketuanya, Feng Yin menghentikan langkahnya yang membuat Li Min ikut berhenti. "Ketua ... apa maksudmu?"Walau pikiran Li Min biasanya tidak mudah untuk ditebak, tetapi Feng Yin tidak pernah sebingung ini hingga membuatnya mempertanyakan keputusa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 104_ Hidup dan Mati

    Ancaman yang keluar dari mulut Li Min nyatanya mampu membuat para penjaga berhenti seketika. Mereka mengingat bagaimana rupa kawan mereka yang telah mati. Walau jumlah mereka banyak, tetapi mereka meyakini siapa saja yang menjadi penyerang pertama pasti akan tewas karena pedang ketua Sekte Harimau Putih. Melihat pasukannya bergeming, Chen Long mendengkus kesal. Terlintas sebuah pemikiran yang sedikit konyol. "Penjaga yang menyerang pertama dan tetap hidup akan menjadi kepala penjaga menggantikanku!" Sontak saja teriakan Chen Long membuat para penjaga ketar-ketir. Di satu sisi mereka bisa menghadapi kematian kapan saja, dan di sisi lain mereka mendapat posisi yang selalu mereka idamkan. Memangnya siapa yang tidak ingin berhenti dibentak dan dimaki oleh Chen Long? Para penjaga itu diam-diam selalu menginginkan posisinya.Li Min tersenyum lebar ketika Chen Long berkata demikian. "Ingat! Itu hanya jika kalian hidup. Bisa saja saat aku mati, Chen Long akan menikam kalian dari belakang."

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status