“Ketika kau takut, pintu kegagalan sudah menunggu di depan pelupuk mata.” Gatra mengulang kata-kata yang pernah dia katakan pada Bhagawad Gita dulu.
Paham dengan apa yang harus dia lakukan, Asoka segera menggerakkan kakinya memutar searah hembusan mata angin untuk meningkatkan kekuatan serangan elemennya.
“Ajian Ilmu Putih, Pusaran Kaki Tandus!”
Asoka melakukan gerakan memutar di udara dan menendangkan tumitnya ke ruang kosong. Retakan udara terbentuk dua meter di atas kapal, disusul gempa dahsyat yang mengguncang seluruh selat.
Blar!
Tendangan itu menimbulkan hentakan besar di lautan.
Mulut siluman hiu yang tadinya ternganga, langsung menutup. Pendarahan terjadi pada siluman hiu itu. Serangan berhasil mankhlukkan siluman hiu tulang yang ukurannya tiga kali lipat lebih besar dari siluman hiu tulang lainnya.
Asoka yakin, siluman hiu tulang yang ingin memangsanya merupakan pemimpin prajurit siluman Segi
Pedang Kalacakramengeluarkan asap kembali, tapi warnanya sedikit kemerahan. Asap itu menyelimuti pedang dan keluarlah api dari ujung Pedang Kalacakra.Aliran energi alam bercampur kekuatan mustika merah terkandung dalam pedang itu.Campurannya menghasilkan tato pendar berupa garis kekuningan yang terhempas dari ujung gagang hingga puncak bilah.“Kita harus melakukannya sekarang!”Tidak mau menunggu lagi, kaki Asokamendepak angin dengan posisi muka di bawah.Di sisi belakang kapal, Ranu masih bertarung dengan beberapa siluman tulang ikan. Semakin dibunuh, jumlah mereka terus bertambah. Setiap tulang yang terpecah akan membentuk siluman baru. Begitu terus tiada habis.Ranu tidak kehabisan akal. Dia tahu jurus ini saat berlatih dengan Empu Nara. Ada sesosok siluman lintah yang menjaga bagian belakang perguruan. Siluman itu bisa membelah setiap kali terkena serangan hebat.“Kelemahan siluman dengan kekuatan mem
Lenong Panama menundukkan kepalanya dan terpejam. Ini musibah terbesar yang dia hadapi seumur-umur dia berlayar. Bahkan, ini musibah paling dahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah pelayaran orang-orang kadipaten Purwo.Dalam satu kedipan mata, semua serangan mengenai kapal. Ombak raksasa menggulung bagian belakang kapal. Siluman hiu sudah naik satu per satu ke atas kapal. Sementara tentakel topus sepersekian detik lagi menghantam kapal.“Huaaaaaaaaaaaa!”Teriakan para awak kapal menggema, tidak bisa berbuat banyak melihat tentakel raksasa perlahan berayun ke arah mereka.Blam!Duar!Lenong Panama masih belum membuka mata. Dia tidak sedikitpun merasa sakit. Apakah kematian sudah menjemputnya? Syukurlah kalau kematian itu tidak memiliki rasa sakit.Saat membuka mata, pria paruh baya itu terkejut bukan main. Sekeliling kapal dilapisi dengan gelembung berwarna merah kekuningan. Bagian bawah kapal tidak lagi menyentuh air da
Lenong Panama melemparkan ban karet yang sudah diikat tali panjang. Tapi hal naas terjadi, ban itu tidak bisa menembus perisai energi milik Ranudan mengapung terombang-ambing arus lautan.“Paman tetaplah di kapal dan jangan mengganggu pertarungan kami!”Asoka berteriak walau tubuhnya gelagapan menahan arus laut yang terus menerjang dahsyat akibat ulah Topus.Sombong sekali Asoka, Lenong Panama membatin, wajahnya masam seperti rasa jeruk yang warnanya baru menghijau.Asokamemerintah Lenong untuk berdiam diri dan tidak melakukan apapun, ini candaan yang sangat tidak wajar!Padahal niat Lenong baik; menolong Asokadari air laut yang sudah bercampur dengan tinta hitam beracun, tapi Asoka malah menyuruhnya diam di atas kapal.“Tidak usah memikirkan aku, Paman, awak kapal dan keseimbangan kapal jauh lebih penting! Percaya padaku, aku bisa mengalahkan gurita itu dengan kekuatanku sendiri!” Asoka kembali meyakink
Pedang Kalacakrayang menancap di kepala atas Topus terlempar jauh, Asokaberusaha meraihnya, tapi gagal, hingga pedang itu tenggelam ke dasar laut.“Bodoh! Aku tidak bisa menang tanpa bantuan Pedang Kalacakra, semua energi alam dalam tubuh sudah kumasukkan ke dalam pedang itu!” Terpaksa Asokaharus mengejarnya dengan segenap energiyang tersisa, menelusup masuk ke air laut yang sudah tercampur tinta hitam Topus.Di tengah keruhnya air laut, Asokamelihat cahaya merah kekuningan nan jauh didasar. “Sepertinya itu cahaya Pusaka Giok Api milik Ranu, aku harus segera menyelamatkannya.”Tanpa pikir panjang, Asokaberenang ke tempat itu dan Ranu sudah tenggelam tanpa nafas.“Ranu, bangunlah, apa begini perlakuanmu sebagai sahabat baruku? Bangunlah … aku tidak akan kuat melihat sahabatku meninggal dalam kondisi mengenaskan seperti ini!”“Jika kau memang sahabatku, k
“Bukankah itu naga yang pernah menghebohkan alam semesta beberapa abad silam?” “Kenapa dia bisa muncul di tengah musim paceklik seperti ini? Kita tidak punya persiapan apa-apa untuk menghadap Dewata, tapi dunia sudah hampir kiamat.” “Aku belum siap bertemu ajal, aku belum sempat bertobat dari segala khilaf dan perbuatan jahat yang pernah kulakukan di dunia.” Semua masyarakat dihebohkan dengan terbelahnya langit hingga tiga kali suara auman yang membuat bumi berguncang selama beberapa detik. Guncangan itu membangkitkan seluruh siluman aliran putih, terutama bangsa naga yang selama ini bersembunyi di tempat-tempat yang sama sekali tidak bisa dijangkau oleh para pendekar. Air laut meninggi, beberapa naga air keluar menyambut kedatangan Sulong, auman mereka menyatu hingga tsunami tinggi terjadi di beberapa titik. Wedara Toya yang awalnya bersembunyi karena terlalu banyak mendera luka akibat bertarung melawan Kong, akhirnya memberanikan dir
“Tiga dari kalian pergi ke Pelabuhan Hakuma, temui pendekar bernama Shisui, legenda hidup Ninja Ikat Merah, dia adalah pendekar pedang tercepat yang masih hidup di dunia ini!” Meng Khi mengutus anak buahnya pergi menggunakan kapal dan membawa seperempat harta kekayaan serikat. “Bukankah terlalu berlebihan, Tuan?” tanya salah satu petinggi serikat yang menggunakan ikat kepala biru. “Shisui terkenal angkuh dan dingin, dia tidak memberi ampun pada siapapun yang bertentangan dengan pendepatnya … meskipun begitu, dia punya satu kelemahan.” Meng Khi diam sejenak, hingga semua orang bertanya-tanya apa kelemahan pendekar pedang tercepat itu. “Dia memiliki keadilan yang sangat memukau, bijaksana dalam mengambil keputusan, dan selalu mementingkan kepentingan rakyat karena dia adalah pemimpin tertinggi Pelabuhan Hakuma. Namun kelebihan itu bisa kita jadikan bumerang untuk mengambil hati rakyatnya.” “Ide yang bagus!” Semua anggota serikat setuju dengan usulan Men
Naga Sulong adalah incaran semua pendekar di dunia, tak terkecuali mereka yang beraliran putih. Kekuatannya terlampau dahsyat, bahkan setara dengan kekuatan Bunar Kumbara.Atas dasar itulah, pewaris mustika merah kedua melahirkan aliran baru yang tidak memihak putih maupun hitam. Mereka diberi tugas menjaga kemurnian Pedang Naga Sulong yang tersimpan di suatu tempat di mana tempat tersebut tidak diketahui siapapun kecuali pewaris mustika merah.Beberapa orang tentu mengetahuinya -termasuk Ki Damardjati dan sosok perempuan tua yang berani memberi perintah pada Ki Seno Aji waktu pendekar terkuat itu bertapa di sebuah goa kecil di pulau Sumatera.Paham pendekar tanpa aliran mulai tersebar di seluruh dunia, akan tetapi, Serikat Zhang Ze lebih dulu membantai mereka tanpa sempat menyebarkan paham itu ke negara tempat tinggal mereka masing-masing.Hanya di tanah Nusantara paham pendekar tanpa aliran bisa berkembang pesat karena Nusantara dijaga oleh pewaris must
Pagi menyongsong.Asokaterbangun dan langsung memuntahkan air asin berwarna kehitaman. Dia keluar dari kamar dan mencium bau familiar, seperti bau kopi, tapi aromanya khas seperti kopi yang sering dia minum setelah latihan di Menara Energi Perguruan.Menyaksikan Lenong Panama sedang duduk santai sambil membawa secangkir kopi panas, dia datang dan duduk di samping pria paruh baya itu.“Kau sudah sadar rupanya. Bagaimana tidur panjangmu, enak apa tidak?”Lenong Panama tersenyum singkat, dia bersama tiga awak kapal sedang berbincang santai menunggu Asoka siuman.“Tidur panjang maksud Paman?”Asoka bertanya heran, seolah lupa tragedi yang baru saja menimpanya.Lenong Panama menceritakan kejadian tiga hariyang lalu.Asokasempat hampir mati karena terlalu banyak menelan air dalam tubuh. Beruntung salah satu awak kapal dapat menariknya ke atas. Telat beberapa detik saja nyawa Asokasudah tida