Beranda / Fantasi / Pendekar Pedang Bulan Sabit / Ilmu Tenaga Dalam (III)

Share

Ilmu Tenaga Dalam (III)

Penulis: Kayinkayinn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-20 09:03:53

"Untuk gerakan yang pertama, berdirilah dengan tegap dan juga kaki yang merapat. Tarik napas dengan keras melalui hidung, dan tahanlah di dalam dada. Bersamaan dengan itu, letakkan tangan kiri di depan dada, dengan ujung-ujung jarinya yang menghadap ke atas, kemudian tangan kanan dirapatkan dan ditempelkan rapat-rapat di samping atau sisi pinggang .

"Pada saat melakukan gerakan tersebut, seluruh kekuatan harus dipusatkan pada perut, dada, dan kedua belah tangan kaliam. Pertahankan dan kekalkan posisi demikian selama 8 menit. Kemudian, keluarkan napas dengan lembut melalui hidung kalian."

Taeshin mulai memperlihatkan gerakkannya dengan detail, kemudian diikuti oleh teman-temannya yang lain. Begitu ada yang salah, ia langsung datang dan memperbaikinya. Melihat Bai Lu yang tampak sempurna dengan gerakannya, Taeshin tersenyum lebar dan menepuk-nepuk pundak perempuan itu sebagai rasa syukurnya, karena ia telah mengerti ajarannya.

"Yuram~shii, kau bisa mengajari teman-teman yang lain. Karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Pelajaran Terakhir

    Bai Lu dan Taeshin saling beradu pandang sambil memberikan senyuman satu sama lainnya dengan sorotan mata rasa persahabatan yang dimiliki keduanya. Namun, entah mengapa ada perasaan tersirat lainnya yang menyelimuti keduanya setiap kali mereka saling beradu pandang seperti ini."Baiklah, kita lanjutkan untuk jurus yang ketiga!" teriak Taeshin hingga membuat teman-temannya kembali berkumpul setelah beristirahat sejenak dan membuat Bai Lu menjadi gugup setelah Taeshin pergi ke arah teman-temannya."Pada prinsipnya, jurus tiga sama saja dengan jurus dua. Perbedaannya, jika jurus dua merupakan cara untuk memberikan tenaga dalam melalui satu tangan, maka jurus tiga menggunakan dua tangan sekaligus. Sehingga kekuatan yang boleh ditimbulkan oleh jurus tiga ini lebih besar dari pada jurus yang kedua."Untuk gerakan 1, awali jurus tiga ini dengan berdiri tegap, kaki merapat, dan kedua tangan lurus di samping atau sisi pinggang dengan sikap sempurna. Ambil napas perlahan-lahan melalui hidung da

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjokgu

    Setelah mempelajari ilmu tenaga dalam dari Taeshin, ke-8 pendekar itu berpamitan kepada warga desa Seoulmyun, kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka."Aku harus mencari Taewon anak Birek, teman-teman. Aku harus menyelamatkannya.""Tenanglah, Gon~ah. Kita pasti akan menyelamatkannya. Tapi, apa kau ingat perkataan Azura? Ryujin dan kelompok Kalajengking Naga Emas tidak sepadan dengan kita, jika kita belum berhasil berkumpul dengan ke-3 pendekar yang lainnya."Ling Fei berusaha untuk menenangkan Lee Gon yang ingin sekali menyelamatkan Taewon yang merupakan anak sahabat karibnya. Ia mengerti, saudaranya itu sangatlah bertanggung jawab atas apa yang telah menimpa sahabatnya. Namun, situasi saat ini tidak memungkinkan mereka untuk menyelamatkan Taewon karena mereka belum dalam formasi yang lengkap."Ada yang harus ku beritahukan padamu, Gon~ah."Bai Lu menghampiri Lee Gon dan menatapnya dengan tatapan sesuatu yang terlihat serius. "Gon~ah, mendiang istri Birek adalah seorang gumiho.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kisah Serangan Bunga Naga

    Samjokgu mempersilahkan tamu-tamunya untuk masuk ke dalam rumahnya yang berbentuk goa. Saat masuk ke dalam, Lee Gon dan teman-temannya yang lain begitu terperangah melihat apa yang ada di balik goa tersebut.Benar-benar seperti kamar peristirahatan seorang raja yang terlihat mewah. Bahkan, Asahi yang sudah mengenal lama Samjokgu pun sangat terpukau begitu melihat anjing berkaki tiga itu, berubah menjadi sosok seperti seorang raja dengan menggunakan hanbok keemasan yang sering dikenakan oleh raja."Samjokgu, aku mengenalmu puluhan tahun lamanya, tapi aku baru melihat sosokmu yang seperti seorang raja. Benar-benar menakjubkan." Asahi terlihat begitu terpesona melihat sisi lain dari Samjokgu yang merupakan teman lamanya itu.Samjokgu tersenyum lebar. Ia mempersilahkan tamu-tamunya itu untuk duduk disebuah kursi dari kayu jati yang terlihat kokoh, akan tetapi kayu itu benar-benar indah karena berbentuk seperti emas."Di minum."Asahi dan yang lainnya mendapati beberapa cangkir gelas yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Ramalan Ogumsha

    "Iya, benar sekali, Saudara Taeshin. Batu Giok Tembaga dengan lambang segitiga terbalikitu adalah batu perlindungan. Di mana, jika seseorang menggunakannya di waktu yang genting, itu bisa melindunginya dari serangan apapun. Dan, Batu Giok Tembaga itu hanya bisa digunakan dua kali saja. Setelah batu itu digunakan dua kali, maka untuk ketiga kalinya tidak akan pernah berfungsi lagi."Taeshin kembali memandangi batu Giok Tembaga dengan lambang segitiga terbalik itu dengan seksama. "Apa maksudnya dia memberikanku batu Giok ini? Apa dia tahu jika aku akan mengalami sesuatu hal yang mengerikan suatu hari nanti?" gumamnya pelan."Kau mendapatkan batu Giok Tembaga itu dari siapa, Saudara Taeshin? Seingatku, yang memiliki batu Giok Tembaga itu di dunia ini tidak banyak, dan hanya 5 orang saja yang aku tahu. Mereka adalah guru Okuda, Jochen, Yeonseok, Jinhwan dan Gikwang."Mendengar nama Gikwang, Choi Yeon dan Choi Rim begitu terkejut, kedua bola mata mereka melebar dan kedua tangan mereka jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjokgu Si pembuat Senjata Rahasia

    "Bolehkah kita berbicara sebentar hanya berdua saja?" Samjokgu menatap wajah Bai Lu hingga membuat pendekar wanita itu menatap ke arah teman-temannya meminta persetujuan mereka.Teman-temannya menganggukkan kepala mereka pelan. Karena sudah diizinkan, mereka semua meninggalkan Samjokgu dan juga Bai Lu hanya berdua saja di dalam rumah."Ada apa?" Bai Lu kembali menatap wajah Samjokgu yang terlihat serius."Apa rencanamu selanjutnya, Saudara Yuram" tanyanya kembali."Apa maksud perkataanmu?" Bai Lu sama sekali tak mengerti.Samjokgu mengambil sesuatu dari dalam rak buku. Begitu mengeluarkan sebuah buku, ia membukanya, kemudian mengambil 2 buah cincin berwarna merah yang berada di dalam buku tersebut dan memberikannya kepada Bai Lu."Cincin darah bulan sabit telah selesai aku buatkan sesuai permintaanmu. Kini, aku akan memberikannya padamu.""Cincin darah bulan sabit?"Samjokgu menganggukkan kepalanya. "300 tahun yang lalu, kau memintaku untuk membuat 2 buah cincin yang terbuat dari 100

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Pertemuan Jochen dengan Jinhwan

    Jochen menghajar para bandit dan kawanannya itu dengan serangan cepatnya. Sekali dua langkah, setiap kali ia menggunakan cambuk 3 naga api miliknya, lawannya akan merasa rasa sakit seperti terbakar oleh api.Para bandit itu berusaha untuk melawan Jochen dengan berusaha menghindari cambukan mematikannya itu. Namun, usahanya selalu saja gagal karena Jochen semakin mempercepat langkahnya dan menggunakan kecepatannya itu untuk terus menyerang, agar mereka kelelahan sebagai strateginya."Serangannya akurat. Kecepatannya seperti kecepatan 5 kali lipat dari terjangan singa saat ia berlari. Kekuatannya memang sangat luar biasa."Seseorang dari lantai atas tampak sedang memperhatikan Jochen yang sedang bertempur dengan para bandit. Saat memasuki rumah makan, Jochen memang menjadi pusat perhatian orang-orang. Niatnya memang tidak menganggu, tapi ketika para bandit itu berusaha untuk merampok rumah makan ini, ia langsung berdiri dan mengambil cambuknya untuk menyerang mereka."Apa benar dia dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Asal Usul Batu Giok Tembaga

    "Ryujin dari Kalajengking Naga Emas?" tanya Jinhwan kembali untuk memastikan.Jochen menganggukkan kepalanya seraya menatap wajah Jinhwan yang sepertinya sangat terkejut mendengarnya."Kenapa, Wan~ah? Apa ada masalah?""Kita memiliki musuh yang sama, Sunbae." Jinhwan menatap wajah seniornya dengan tatapan yang berani dan juga tegas.Jochen mengernyitkan keningnya bingung. "Apa maksudmu dengan mengatakan kita memiliki musuh yang sama?"Jinhwan menghela napas pendek. "Sejak awal, aku memang memiliki dendam pribadi dengan Kalajengking Naga Emas, Sunbae. Mereka telah membunuh keluargaku sejak aku masih kecil. Maka dari itu, aku menimba ilmu di perguruan Seokyundong untuk mengasah kemampuanku, agar bisa membalaskan dendamku."Jinhwan mulai menceritakan bagaimana bisa keluarga besarnya dibunuh oleh kelompok Kalajengking Naga Emas. Ia mengatakan, keluarganya adalah keturunan bangsawan dan sangat terpandang di Hanyang. Namun, suatu ketika keluarga mereka difitnah oleh seseorang dengan menyeba

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kemunculan Kangchul

    Kisah batu Giok Tembaga berlambang segitiga terbalik itu begitu mencengangkan Jinhwan saat mendengarnya. Banyak kisah di balik dari batu Giok tersebut yang menjadi perisai setiap orang yang memilikinya.Batu Giok tersebut juga memang sangat ampuh karena pada dasarnya Giok tersebut merupakan sebuah senjata terhebat milik Dewa Matahari yang terbagi menjadi 5 bagian.Guru Okuda yang merupakan salah satu avatar Dewa Langit memang sangat dihormati oleh manusia dan para Dewa di Langit. Maka dari itu, Dewa Matahari menganugerahkannya kelima bagian batu Giok itu semuanya kepadanya."Lalu, kenapa batu Giok itu akhirnya jatuh kepadaku, Sunbae?"Jinhwan kembali menatap wajah seniornya dengan rasa penasarannya yang sangat tinggi. Ia masih bingung, kenapa ia bisa memiliki batu Giok tersebut."Saat aku bangkit dari kematian di hari ke 11, guru Okuda memberikanku sisa batu Giok miliknya. Dia mempercayakan Giok tersebut kepadaku karena aku adalah murid kesayangannya, dan memberitahukan juga kepadaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Tersirat Perasaan yang Aneh

    Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Sebuah Ritual

    "Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rahasia Kang Sora

    Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj

DMCA.com Protection Status