Gadis ini membuka topi capingnya membuatnya makin kelihatan cantik. “Iya, ternyata kamu memang Kumalasari..Kamu ke sini sendiri?, kata Candaka dengan muka herannya karena tidak menyangka teman mainnya dari kecil ini ternyata sangat cantik.
Apalagi sekarang gadis ini berpakaian laksana pendekar pedang membuatnya tampak sangat menarik dengan lekuk-lekuk tubuhnya yang dibungkus rapat pakaiannya yang ketat membuat mata pria tidak akan berkedip melihatnya.“Aku ke sini sendiri kak..kan aku sudah bisa jaga diri aku sendiri. Jadi kak Candaka tidak perlu lagi selalu menjaga aku seperti waktu kita di ibukota”, jawab Kumalasari sambil tersenyum“Terus kamu kenapa ke desa ini. Tidak ada yang istimewa di desa ini Mala”, lanjut Candaka lagiIihh kak Candaka ini tidak mengerti juga kalau dia ke sini khusus mencarinya, tapi malahan banyak tanya macam-macam tidak jelas. Huffh sangat menyebalkan kak Candaka yang sekarang. Beda dengan kak Candaka yang“Eiiitttt...Ada apa ini kok ramai sekali berkumpul di sini?”, muncul lagi seorang gadis berpakaian hijau yang langsung menghampiri mereka“Kak Isyana kebetulan sekali tadi kakek lagi tanyain kak Isyana kapan lagi ke Hutan?, lanjut gadis ini lagi ke arah perempuan yang disebut kaak cantik oleh Kumalasari.Kumalasari terperangah mendengar gadis berbaju hijau ini memanggil kaka cantik itu Isyana. “Kakak cantik ini ternyata kak Isyana ya yang jago pedang?”, tanyanya lagi memastikan“Hehehe..Kalau adik cantik ini sebenarnya siapanya Candaka?”, tanya Isyana lagi dengan ramahnya sambil tertawa pelanKumalasari hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pertanyaan Isyana. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena dia sendiri masih tidak yakin dengan perasaan Candaka padanya, apalagi setelah lama tidak bertemu alih-alih memeluk atau gembira, malahan kayak orang asing saja. Tidak ada reaksi apapun, malahan marah-marah terus tida
Tidak sulit bagi Ki Wicaksono menafsir mimpi-mimpi Candaka karena dia sudah berpengalaman dengan mimpi-mimpi yang pernah didapatkannya. Begitu Candaka menceritakan mimpi-mimpinya, Ki Wicaksono langsung tahu lokasi mimpi Candaka.“Itu kamu berada di Gurun Terkutuk. Disebut demikian karena di gurun ini tidak ada makhluk hidup apapun, Hanya ada mayat-mayat hidup yang umurnya mungkin sudah ribuan tahun”, kata Ki Wicaksono menjelaskan“Jadi benar ya kek, ada mayat hidup di sana? Kirainn cuman dalam mimpi aku saja”, tanya Candaka lagi“Iya mayat hidup itu beneran ada di gurun itu. Mayat-mayat hidup ini dahulu adalah makhluk-makhluk penghuni Gurun Terkutuk ini yang dahulu merupakan tempat yang indah sebelum Naga Hitam datang dan menghancurkan semuanya”“Bagaimana cara ke sana kek. Aku sudah cari di peta yang ada di Lembah Naga tapi Gurun Terkutuk tidak pernah ada di peta kek”, tanya Candaka“Memang disengaja cucuku biar tidak ada manusia ataupun Naga yang pergi ke sana. Kono
Candaka dan Gayatri tampak duduk berduaan dengan nyala api unggun yang dibuat Gayatri mengusir dinginnya malam. Terlihat mereka serasi sekali sebagai pasangan kekasih. Kalau benar Gayatri adalah anak dari Bagaskara, berarti dia tidak bersaudara dengan Candaka, jadi sangat memungkinkan jika mereka berjodoh sebagai pasangan kekasih.Tapi sayangnya gadis ini sudah punya tambatan hati yaitu Bagaskara yang sangat dicintainya. Gayatri merasa punya hubungan khusus dengan pendekar sakti ini, sehingga ditafsirkan olehnya sebagai cinta. Padahal hubungan itu adalah hubungan antara ayah dan anak. Karena sudah lama tidak melihat Bagaskara lagi, gayatri perlahan-lahan mulai melupakan pria yang dicintainya ini. “Aku harus melanjutkan hidup. Banyak pria-pria di luar sana yang menyukaiku. Lagian Tuan Bagaskara sudah mempunyai istri. Tidak mungkin lagi akau bisa bersamanya”, pikirnyaKarena sering bertemu Candaka, lambat laun gadis ini mulai tertarik dengan sikapnya yang urakan
“Tuh kakek sudah bangun..Kakak sama kakek dahulu ya..Yatri mau ke desa beli sayuran..Kakak mau makan di sini tidak?”, tanya GayatriCandaka terkesima melihat perilaku Gayatri yang sama sekali berubah dari sebelumnya pasca mereka bersama semalaman. “Mau Yatri..Kamu bisa masak juga ya?”“Bisalah kak..Kalau ga bisa masak, mana ada yan mau jadiin Yatri istri nantinya”, kata gadis ini sambil tersenyum kepada CandakaHufffhhhCandaka menarik nafas dalam-dalam. Mau rasanya dia menjadikan Gayatri istrinya sekarang juga dan membawanya kembali ke ibukota untuk melupakan segala masalah yang selalu merongrong pikirannya selama ini. Cuman pasti banyak larangan yang akan ditemuinya terutama dari Ki Wicaksono, karena masih menganggap mereka sedarah dan pada masa itu masih tabu di kalangan masyarakat kalau masih bersaudara punya hubungan khusus, apalagi sampai menjadi suami istri.“Yatri jalan dulu ya kak..”, kata gadis
Ki Wicaksono memutuskan untuk menunjukkan jalan ke Gurun Terkutuk. Tentu saja ini mendapat tentangan keras dari Gayatri karena menganggap kakeknya belum sehat betul untuk melakukan perjalanan yang berbahaya. Tapi keputusan Ki Wicaksono sudah bulat, jadi gadis ini hanya pasrah saja berharap kakeknya bisa pulang dengan selamat.“Kak Candaka jaga kakek baik-baik ya..Kakek satu-satunya keluargaku yang masih hidup. Aku tidak mau beliau celaka”, pinta Gayatri pada Candaka“Aku juga tidak mau kakek mengantar aku ke sana, tapi kamu tahu sendiri kan kakek itu keras kepala. Aku janji akan bawa kakek pulang dengan selamat”“Kek..Yatri ikut saja ya antar kak Candaka ke Gurun Terkutuk? Kan lebih banyak orang lebih baik kek..”, Gayatri berusaha membujuk kakeknya agar diberi ijin untuk turut sertaKi Wicaksono tidak bergeming dan tetap dengan keputusannya mengantar Candaka sendirian ke sana. “Kamu jaga pondokan saja Yatri..kakek tidak l
“Kita jangan masuk ke dalam perkampungan ini, terlalu berbahaya”, bisik Ki Wicaksono“Memangnya ada apa di dalam perkampungan ini kek..Kok kakek misterius sekali”, kata Candaka sambil bergerak menimbulkan suara gemerisik“Kamu jangan terlalu banyak bergerak. Makhluk-makhluk di dalam perkampungan ini membaca gerakan tubuh, tapi mereka tidak bisa melihat”, kata-kata Ki Wicaksono makin misterius membuat Candaka penasaranAda apa sebenarnya di dalam perkampungan ini. Kenapa pendekar sakti sehebat Ki Wicaksono juga merasa khawatir dengan penghuni perkampungan ini? Kenapa juga mereka tidak memberanikan diri untuk masuk ke dalam perkampungan ini? Berbagai pertanyaan dalam benak Candaka. Tapi dia tidak bisa berlama-lama karena KI Wicaksono mulai bergerak perlahan memutari perkampungan ini dari arah luar.“Kita bergerak perlahan saja. Ada jalan di samping tembok bambu perkampungan ini yang menuju ke Gurun Terkutuk. Kita bisa
Gerakan-gerakan silat Ki Wicaksono sangat indah dilihat, bagaikan menari meliuk-liuk Naga Putih ini menerkam setiap tengkorak hidup yang ada hingga hancur berantakan. “Hebatnya jurus Naga Menari ini. Semoga nanti aku mendapatkan jurus yang cocok denganku dan lebih hebat dari jurus kakek”. Candaka terus melihat kakeknya menyingkirkan ratusan bahkan ribuan tengkorak hidup yang terus muncul tanpa tersisa lagi. “Kakek cuman bisa antar kamu sampai di sini saja cu. Selebihnya kamu harus urus sendiri masalah Kitab Naga ini”, kata Ki Wicaksono setelah membereskan seluruh penjaga kuil ini. “Kenapa kakek tidak ikut dengan aku mencari kitab naga ini?”, tanya Candaka polos “Kitab Naga harus dicari dengan upaya Anak Naga sendiri. Sebenarnya kakek membantumu ini sudah suatu kesalahan yang harus kakek tanggung nantinya”, jelas Ki Wicaksono “Kakek yakin kamu akan menemukan jalan untuk menemukan Kitab Naga Putih ini dan memepelajarinya lebih baik dari kakek”,
Candaka masih merasakan badannya yang lemas tidak bertenaga saat berusaha bangkit dari tempat tidurnya. “Kenapa aku berada di tempat tidur? Tempat apa ini? Bukannya tadi aku pingsan di kuil naga? Kok bisa ada di sini ya?”. Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam benaknya.Kepalanya masih merasa pusing saat berusaha bangkit. Matanya mulai melihat sekeliling ruangan tempatnya berada. Makanan dan minuman tersedia di meja dekat tempat tidurnya, tapi Candaka belum berani menyentuhnya karena tempat ini masih sangat asing baginya.Setelah beberapa lama kesadarannya mulai pulih kembali. Pakaiannya sudah tidak dekil lagi dan diganti pakaian warna biru yang sangat rapi membungkus tubuhnya. Perlahan-lahan dia memberanikan diri membuka pintu kamar.Apa yang dilihatnya membuat dirinya takjub dan tidak habis pikir dengan keindahan yang terpampang di depan matanya. “Apa aku sudah berada di surga ya?”, pikirnyaDia berada di sebuah kota atau desa yang indah de
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s