Zhian kembali ke Aliansi Pendekar Naga membawa kabar yang sama sekali tidak diduga oleh anggota aliansi.“Candaka ... aku hendak bertanya sesuatu kepada Jayanti untuk memastikan perkataan Ling The yang pastinya bisa membahayakan kita semua nantinya,” ujar Zhian begitu tiba di kapal Gandar.“Kamu hendak bertanya apa padaku, Zhian?” sahut Jayanti yang baru saja muncul di atas geladak kapal.“Aku tadi sempat berbicara lewat kekuatan pikiran Naga dengan Ling The! Katanya di dalam tubuhmu ada Iblis Naga Biru, apa kamu mengetahuinya Jayanti?” tanya Zhian tajam.“Aku tidak tahu sama sekali mengenai Iblis Naga Biru yang kamu katakan, Zhian! Aku hanya tahu Ling The melakukan sesuatu terhadap tubuhku ini!” ujar Jayanti.“Kalau kamu tidak tahu masalah ini, tidak apa-apa! Mungkin saja Ling The hanya menggertak saja agar kita mundur dari Pulau Buangan ini!”“Jadi ... kita masuk saja untuk menuntaskan masalah ini dengan Ling The!” seru Candaka yang diikuti persetujuan dari seluruh anggota Aliansi P
“Kalau kamu berani, hadapi aku Ling The!” seru Jayanti.“Hahaha ... bagus kamu datang kemari, jadi aku tidak perlu jauh-jauh mencarimu!” ujar Ling The sambil tertawa.“Kamu telah mempermainkanku selama ini. Aku begitu menghormatimu walaupun banyak yang menganggapmu jahat!” seru Jayanti penuh kemarahan.“Kamu yang bodoh! Tidak ada ilmu bela diri yang cuma-cuma!” ujar Ling The lagi.“Aku akan menghadapimu dengan jurus ajaranmu sendiri, Ling The!” “Silahkan Naga Biru!” jawab Ling The santai.“Pedang Naga Halilintar!”Jayanti langsung menyerang Ling The dengan pedang naganya, tapi Ling The dengan mudah menghindari pedang yang sudah diselimuti energi listrik ini.“Jurusmu tidak ada artinya buatku, Jayanti! Aku akan mudah untuk menghindarinya.”Ling The tidak sekedar omong kosong saja. Semua serangan Jayanti tampak dengan mudah dihindarinya tanpa susah payah.“Pedang Kaisar Langit!”Jayanti tetap tidak menyerah. Serangannya yang mengandalkan energi es yang disertai petir mengelagar ini cuk
Candaka tidak bisa melepas pandangannya dari Bagaskara Mukti yang sudah berulang kali ditemuinya.“Sekarang bergabung dengan Ling The rupanya. Tidak ikut dengan Naga hitam lagi?” tanya Candaka.“Aku dan Candaka memang sangat berjodoh. Kalau saja kita dalam aliansi yang sama, kita bisa menjadi saudara!” seru Bagaskara Mukti.“Aku tidak ingin menjadi saudaramu, Bagaskara! Tindakanmu ini telah menyulitkan Isyana dan Brahm!”“Jangan ikut campur dalam urusan keluargaku! Kamu tidak berhak, Pendekar Naga Biru!” kata Bagaskara penuh kemarahan.“Asmawati sudah mati. Jangan sampai Isyana dan Brahm menjadi sebatang kara. Menyerahlah Bagaskara!” seru Candaka yang penuh sedikit ejekan terhadap Bagaskara Mukti.“Brengsek kamu! Asmawati sudah mati?” tanya Bagaskara yang sama sekali tidak mengetahui nasib istrinya ini.“Dia bersekongkol dengan Iblis Naga Hitam hendak membunuhku di Pulau Pedang, jadi kami terpaksa menghabisinya!” “Aku akan membalaskan dendam Asmawati!” seru Bagaskara yang langsung me
Gandar terkejut saat melihat salah satu pengikut Ling The adalah Zhou Yun yang merupakan titisan atau reinkarnasi dari Zhu Kai, musuh besarnya selain Naga Ananthaboga.“Zhou Yun! Aku kira kamu sudah bertobat setelah pertempuran di Samudra Malaka!” seru Gandar.“Hahaha ... Aku memang tidak bisa jauh-jauh darimu Gandar!”“Zhu Kai! Kamu telah memanfaatkan tubuh pemuda ini! Lepaskan dia!” perintah Gandar dengan kemarahan yang besar.“Melepaskan pangeran muda ini? Tidak akan kulakukan! Aku membutuhkan pasukannya untuk mengalahkanmu, Gandar!” seru Zhu Kai.“Aku tidak akan membiarkanmu lolos lagi kali ini! Kamu harus pergi meninggalkan tubuh Zhou Yun!”“Tidak akan!”“Naga Samudra!”Gandar langsung menyerang Zhu Kai dengan serangan jurus khas naga yaitu posisi tangan yang hendak mencengkraam seperti naga tapi membawa elemen air yang besar yang bergulung-gulung di pergelangan tangan Gandar.Zhu Kai langsung memiringkan tubuhnya menghindari serangan Gandar.“Masih jurus mainan anak-anak!” ejekn
“Salam Pendekar Dewa Kaisar!’ kata Zhu Fei menyapa salah satu pendekar terkuat di dunia persilatan yang juga ketua dari Lima Pendekar Dewa ini.“Salam juga Pendekar Naga Phoenix! Boleh aku bertanya, kenapa Pendekar naga Phoenix ikut campur dalam urusan di Kamandaria? Kami tidak pernah mengacau dan menganggu negeri Arkandaria.”Perkataan Pendekar Dewa Kaisar ini cukup membuat Zhu Fei agak sulit menjawabnya.“Aku hanya membantu sahabatku, Pendekar Naga Biru. Semua ini tidak ada kaitannya dengan masalah Kerajaan Arkandaria!” jawab Zhu Fei diplomatis.“Seharusnya Pendekar Naga Phoenix tidak ikut campur urusan di Kamandaria, walaupun hanya masalah pribadi!” ujar Pendekar Dewa Kaisar.“Aku, Zhu Fei. Kalau boleh tahu, aku sedang berhadapan dengan siapa?” tanya Zhu Fei.“Wu Lin!” jawab pendekar Dewa Kaisar singkat.“Kenapa Pendekar Wu jauh-jauh dari Benua Timur hanya untuk menguasai Kamandaria ini. Apalagi sekarang bergabung dengan Naga Ling The!” Wu Lin terdiam dengan pertanyaan Zhu Fei. Tid
Rinjani sangat tertarik dengan salah satu Pendekar Dewa yang sangat ahli dalam bidang racun ini.“Saudara Mao Li ... aku dengar kamu sangat ahli dalam ilmu racun?” tanya Rinjani.“Kamu siapa?” tanya Pendekar Dewa Racun ini tidak mengenali Dewi Racun Rinjani.“Bagus kalau kamu tidak mengenalku, Mao Li!”“Apa aku harus mengenalmu, perempuan genit!”Rinjani langsung meluap kemarahannya mendengar hinaan dari Pendekar Dewa Racun ini. “Aku tanya baik-baik, kenapa sikapmu seperti itu?’ tanya Dewi Racun ini.“Aku tidak perlu mengenalmu, dan aku tidak ada urusan dengan dirimu! Siapapun yang berada di dekat Pendekar Naga Biru adalah musuhku!”“Betapa munafiknya dirimu! Tadinya kupikir kamu adalah pendekar yaang bijaksana. Ternyata hanya sampah!”“Apa katamu!”Mao Li langsung bereaksi dengan hinaan balasan yang dilontarkan oleh Rinjani.“Kamu hanyalah pendekar sampah yang tidak berguna!” ujar Rinjani sengit.“Bangsat ... perempuan tengik! Siapa dirimu, biar tidak mati tanpa nama!”“Tadi tidak p
“Naga Merah ... kenapa kamu yang seharusnya menjaga Alam Iblis, malahan membantu Ling The?” tanya Arjani yang penasaran dengan keinginan naga ini.“Aku sudah muak menjaga Sungai Merah terus menerus! Naga Ling The menjanjikan kejayaan kepadaku apabila aku setia mengikutinya!” jawab Naga Merah.“Kamu percaya dengan perkataannya?” tanya Arjani lagi.“Kenapa aku tidak harus percaya? Apa alasannya membohongiku?” “Bisa saja dia hanya memanfaatkanmu untuk tujuannya. Setelah itu kamu dicampakkan olehnya!”“Aku tidak pernah berpikir Ling The akan mengingkari janjinya. Naga tidak pernah ingkar janji!”“Kalau Ling The mungkin akan ingkar janji padamu, Naga Merah!” kata Arjani berusaha mempengaruhi naga ini.“Aku tidak percaya padamu! Kamu bukan naga yang sama denganku. Kamu adalah Naga Kuno, sedangkan Ling The adalah naga yang sama denganku!”“Naga yang sama bukanlah jaminan untuk setia dan menepati janji, Naga Merah! Lebih baik kamu ikut saja denganku ke Negeri Naga di Kepulauan Malaka. Aku ak
Yenny menatap Nagabumi yang besar sekali postur badannya.“Nagabumi ... kamu terkenal naga yang baik hati walaupun kamu dihukum di Alam Iblis. Tapi kenapa kamu ikut dengan Ling The?’ tanya Yenny.“Aku tidak punya banyak pilihan, Naga Biru! Aku ingin keluar mencari belahan jiwaku, Greenie! Hanya Ling The yang bisa mengeluarkanku dari Alam Iblis, jadi aku berterima kasih banyak padanya. Aku tahu Ling The jahat, tapi aku tidak peduli lagi. Ling The tetap akan menjaga Klan Naga tetap abadi dan tidak ditindas oleh manusia. Itulah yang membuatku bergabung dengannya,' jelas Nagabumi.“Tapi kamu kan bisa mencari jalan lain, Nagabumi!” bujuk Yenny.“Jalan apa lagi. Naga Biru! Kalau aku keluar dari Alam Iblis maka tubuhku akan hancur. Aku juga heran, Ling The berhasil mengeluarkanku dari Alam Iblis tanpa tubuhku hancur!” seru Nagabumi.“Aku rasa dari awal Alam Iblis ini tidak ada pengaruhnya dengan tubuh hancur saat keluar. Itu hanya untuk menakut-nakuti naga buangan saja!” jelas Yenny.“Apapun
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s