Candaka masih berusaha memahami arti mimpinya kali ini. Tapi semakin dia memikirkan arti mimpinya ini, semakin rasa pening menyerang kepalanya yang juga mulai terasa sakit. Keputusannya memasuki Hutan Terlarang juga belum memberikan titik terang baginya untuk menguraikan arti mimpinya. Tidur dalam mimpi juga bukan keputusan yang membuatnya bisa terbangun di alam nyata. Karena saat terbangun oleh suara dedaunan, dia masih berada di alam mimpinya di Hutan Terlarang.Candaka yang terbangun mulai bergerak hati-hati menyusuri rimbunnya hutan yang sepi ini. “Andai ada makhluk mitos, semoga tidak berbahaya dan bukan pengikut Naga Hitam. Jadi aku aman menjelajahi dalamnya hutan ini”, pikirnya lagi. Pemuda ini terus bergerak melompati akar-akar besar pepohonan yang menjadi landasan berpijaknya menghindari tanah gambut yang penuh air di bawahnya. “Ternyata hutan ini sangat luas sekali. Belum kutemukan jalan keluar ataupun hutan tempat bertemu dengan pengikut Naga Hitam sebelumnya”. Terus saja
Kumalasari masih tertidur nyenyak di tempat tidurnya yang empuk saat Candaka bergegas meninggalkan kamar untuk pergi ke Hutan Terlarang sesuai keinginannya semalam. “Pesan Sup naganya satu”, teriaknya ke pelayan yang lagi sibuk melayani tamu-tamu pendekar yang tersisa di turnamen, saat dia hendak makan pagi dahulu.Tiba-tiba pundaknya ditepuk dengan keras dari belakang. Untung saja dia sedang waspada sehingga tidak terpelanting dari tempat duduknya. “Sahabatku Mahaputra ternyata berhasil keluar dari ruangan khusus turnamen..Hebat..Hebat..!”. Suara itu sangat dia kenal dan benar saja di depannya berdiri pria kekar yang mengalahkannya di turnamen pendekar.“Saudara Moghul...Aku tidak merasa jadi sahabatmu. Kamu telah menjerumuskan aku ke ruangan itu padahal kamu tahu bahayanya”, kesal Candaka“Hahaha..Saudara Mahaputra jangan sakit hati. Aku tidak bermaksud membuatmu kesal. Aku tahu kamu selama dua minggu ini sering memperhatikan pendekar-pendekar yang kalah jadi aku kan ikut membantum
Candaka sudah hendak beranjak meninggalkan Perguruan Tapak Naga, saat dia melihat gadis cantik yang bernama Zhian ini keluar menuju halaman perguruan. “Kesempatan untuk mengorek keterangan dari gadis ini mengenai sosok si Wajah Tirus Drago dan kenapa gadis ini mengetahui mimpiku di Pulau Misterius’, pikirnya mengurungkan niatnya yang hendak ke Hutan Terlarang“Hei..Aku belum memperkenalkan diriku kemarin”, sapa Candaka setelah mendekati gadis iniZhian tampak agak tidak senang melihat kehadiran Candaka. Pesona kecantikannya tidak berkurang dengan wajah tidak senangnya.“Kenapa kamu ke sini? Memangnya apa pentingnya aku mengetahui namamu?”, jawab gadis ini agak ketus. Sangat berbeda dengan Zhian yang sebelumnya banyak bicara dengannya“Aku cuman ingin tahu bagaimana kamu bisa mengetahui keberadaanku dalam mimpi di Pulau Misterius. Itu kan hanya mimpi, bukan kejadian sebenarnya”, tanya Candaka“Oh itu..Kamu penasaran bagaimana aku mengetahuinya?”, gadis ini malahan balik bertanya“Iya..
Untuk mengetahui bagaimana keadaan Gayatri ini, ada baiknya kita kembali ke kejadian dua minggu yang lalu saat gadis ini ditolong bayangan putih tidak dikenal saat dia hendak diserang Isyana yang penuh dendam padanya.Gadis yang dikhawatirkan Candaka ini masih belum sadar sepenuhnya akibat kelelahan yang dihadapinya setelah hawa iblis dalam tubuhnya hilang disertai chi nya yang terserap oleh pedang iblis Isyana. Gadis ini masih dibopong oleh sosok bayangan putih yang tadi menyelamatkannya dari kema*ian.Bayangan putih ini tidak berhenti sama sekali karena khawatir Isyana akan mengejarnya untuk mengh*bisi gadis yang ditolongnya ini. Sosok ini terus berlari memasuki hutan yang gelap tanpa berhenti sama sekali. Hutan yang gelap seakan tidak mempengaruhi penglihatan bayangan putih ini. Tekadnya hanya satu, mereka harus menerobos hutan dan keluar ke arah pegunungan Tiga Jari agar bisa lolos dari kejaran gadis bernama Isyana yang luar biasa kemampuannya dengan Pedang Iblisnya.Kemampuan rin
Zhu Fei merupakan salah satu dari Tiga Pengawal Pribadi Isyana yang selalu setia menjaga keselamatannya bahkan pada saat Isyana dimanterai sihir oleh Asmawati, mereka bertiga tetap menjaganya dari jarak yang jauh. Untuk itulah Fei selalu tinggal di lereng pegunungan Tiga Jari agar tidak ada pendekar terutama yang berasal dari organisasi Naga Hitam memergokinya. Fei merupakan penduduk asli Arkandria, sama halnya dengan Zhian yang sekarang selalu di sisi Isyana.Fei sudah lama memperhatikan Gayatri dan Ki Wicaksono saat mereka masih tinggal di pondokan Hutan Terlarang. Tapi pemuda ini selalu menjaga jarak agar kehadirannya tidak terdeteksi oleh Ki Wicaksono yang merupakan Pendekar Naga. Lama kelamaan pemuda ini jatuh hati dengan kecantikan dan keanggunan Gayatri. Dia ditugaskan di sekitar Hutan Terlarang karena Isyana sering mengunjungi Ki Wicaksono. Untuk daerah sekitar Desa Kabut Hitam diserahkan kepada Zhian yang selalu mengikuti Tuan Putrinya secara diam-diam kemana saja. Bahkan saat
Candaka masih bimbang dengan keadaan hatinya untuk melihat kondisi Gayatri setelah dua minggu berlalu tanpa ada kabar dari gadis ini. “Apa Yatri sudah memaafkan diriku atau belum ya? Bagaimana keadaan dia sekarang?Langkah kakinya tanpa sadar sudah mencapai penginapan di desa. “Baiknya aku temui Mala dahulu untuk memberitahukannya kalau aku akan pulang bersamanya. Tadi juga aku pergi tanpa pamit sama dia”Candaka yang bergegas menuju kamar penginapannya tidak menemukan gadis ini. “Kemana dia? Tadi juga tidak melihatnya ada di ruang makan penginapan?Mungkin dia bosan dan hanya jalan-jalan di desa. Baiknya aku tunggu dia saja di sini sambil beristirahat”. Tanpa terasa pemuda ini tertidur dan mengalami mimpinya lagi.*****Kali ini tidak seperti biasanya, Candaka berada di sebuah kota yang sangat ramai. Kota ini sepertinya pusat perdagangan yang menjadi lalu lintas perdagangan antar kota dan desa. “Aku berada di ibukota? Kenapa aku bisa berada di Kota Naga Emas? Aku belum mempelajari Kit
Candaka langsung berbalik mendengar suara yang sangat dikenalnya ini. Betapa girangnya dia bertemu gadis ini dalam mimpinya. “Tuan Putri Zhian, terima kasih sudah masuk ke dalam mimpiku ini untuk menolongku”Ternyata benar Zhian yang dilihat oleh Candaka. Gadis cantik ini seperti biasanya memakai pakaian wanita pada masa itu dan tidak kelihatan kalau dia yang bisa menjatuhkan 5 pendekar muda yang coba menyerang Isyana di rumahnya. Tampaknya gadis ini tidak begitu menghiraukan sapaan girang Candaka“Sejak kapan aku jadi Tuan Putri? Lagian siapa yang mau menolongmu? Aku hanya mengawasimu saja. Jika kamu tidak bisa memecahkan arti mimpimu ini, kamu akan tertidur selamanya di alam nyata. Aku tidak berhak mencampuri mimpi-mimpimu karena ini merupakan takdir yang akan terus menyertaimu”, kata Zhian ketus.“Jangan begitu sinis samaku Tuan Putri..Kamu tetap Tuan Putri di hatiku karena kamu begitu anggun bagaikan putri kerajaan”, rayu Candaka. Dia harus berusaha membuat Zhian berpihak padanya
Candaka sempat lupa kalau dia mau melihat keadaan Gayatri dahulu, tapi melihat Kumalasari yang sangat antusias untuk segera meninggalkan desa ini menuju ibukota membuatnya mengurungkan niatnya semula yang hendak ke Hutan Terlarang.“Besok pagi saja kita berangkatnya. Kita siap-siap dahulu dan istirahat yang cukup. Kalau bisa bawa perbekalan yang cukup karena perjalanan ke ibukota cukup jauh juga. Sejak munculnya Naga Hitam, banyak sekali daerah-daerah yang dikuasai Bandit dan Makhluk-makhluk aneh yang kita tidak ketahui keberadaannya”, ujar Candaka“Baiklah kalau itu maunya kakak. Mala ke bawah dahulu ya beli beberapa makanan untuk bekal kita ke ibukota”, kata gadis ini sambil pergi meninggalkan Candaka.Candaka memanfaatkan waktu yang ada membuka Kitab Naga Merah ini. Sama halnya dengan Kitab Naga Putih, di dalam kitab ini terdapat beberapa jurus yang bisa bergerak sendiri saat dia melihatnya. “Pasti karena kitab ini dimanterai sihir sehingga bisa menunjukkan gerakan-gerakan silat di
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s