Labirin adalah sebuah sistem jalur yang rumit, berliku-liku, serta memiliki banyak jalan buntu. Labirin dapat dibuat dengan menggunakan tanaman yang cukup besar untuk dilewati, juga dapat dibuat dari tembok atau pintu.
Tantangan terberat untuk Candaka dan Jayanti adalah melewati Sungai Merah yang penuh aliran lahar gunung berapi. Tidak bisa menggunakan kemampuan mereka adalah penyiksaan yang sangat kejam, karena dengan kemampuan manusia biasa harus bisa melewati sungai yang sangat panas ini.Perjalanan Candaka dan Jayanti untuk menemui Drago akan segera berakhir jika mereka berhasil melewati Sungai Merah ini.Sungai Merah mengelilingi daerah di sekitar Gunung Berapi Naga. Lahar-lahar panas dari letusan gunung berapi ini mengalir di Sungai Merah.Sungai Merah sangat lebar dan luas. Semua lahar panas tumpah ruah ke sungai ini tapi anehnya lahar panas di sungai ini tidak pernah penuh dan sampai meluap keluar dari sungai.Hanya ada satu jalan akses menuju ke Gunung Berapi Naga yaitu jembatan gantung yang terbentang sepanjang Sungai Merah.Jembatan gantung yang sempit sehingga hanya bisa dilalui satu orang ini sangat berbahaya karena pegangan di kiri dan kanan hanya tali temali saja yang juga membuka ru
Perjalanan panjang Candaka dan Jayanti akhirnya menemui hasilnya dengan tiba di Gunung Berapi Naga yang sangat tinggi sekali. Puncak gunung bahkan tidak kelihatan karena tertutup oleh awan kegelapan langit Alam Iblis.Gunung Berapi Naga memiliki beberapa anak gunung di sekelilingnya yang tiada henti-hentinya meletus dan memuntahkan lahar panas serta bebatuan panas ke udara yang beberapa berjatuhan di sekeliling Candaka dan Jayanti.“Hati-hati kanda..”, teriak Jayanti yang juga hampir terkena bebatuan panas dari gunung berapi ini.Candaka tampak sibuk menepis bebatuan panas ini dengan Pedang Mitologinya. Pedang Naga Api dia titipkan kepada Jayanti yang bisa menyimpannya di Alam Hampa miliknya.Sama halnya dengan Jayanti yang juga sibuk menepis beberapa bebatuan panas dari gunung berapi ini dengan Pedang Naga Langitnya.“Kita harus mencari tempat berlindung, kanda..Batu panas ini tidak ada henti-hentinya berjatuhan!”, teriak Jayanti di tengah gemuruh jatuhnya batuan-batuan panas ini.“A
Candaka dan Jayanti masih berusaha menelusuri labirin goa yang menyesatkan ini. Saat mereka sudah hendak menyerah dan kembali untuk keluar dari goa, terdengar suara lirih orang yang sedang kesakitan.Suaranya cukup pelan tapi terdengar oleh Candaka yang telinganya mulai sensitif mendengar suara-suara yang pelan sejak dia mempelajari Jurus Naga Buta.“Adinda dengar! Ada suara di balik dinding goa ini”, kata Candaka yang tiba-tiba mendengar suara lirih yang sangat pelan iniJayanti yang tidak mendengar apa-apa berusaha menempelkan telinganya ke dinding goa dan benar saja terdengar suara lirih orang yang sedang kesakitan.“Jangan-jangan itu Drago..Kita harus menemukan jalan masuk ke sisi lain lorong goa ini”, kata CandakaJayanti yang masih lebih bagus ingatannya mengenai jalanan goa yang berliku-liku ini akhirnya berhasil menemukan jalan yang dimaksud. “Seharusnya jalan ini berakhir di tempat suara orang yang terluka tadi. Tapi jika itu bukan Drago yang kanda temui, kita pulang ya kand
Tanpa kesulitan lagi akhirnya Candaka, Jayanti, dan Drago berhasil juga keluar dari goa Gunung Berapi Naga.Kondisi Drago juga belum membaik, tapi paling tidak Drago masih dalam keadaan sadar dan masih ada harapan untuk menolongnya walaupun sangat tipis.Perjalanan masih panjang karena masih harus melewati Sungai Merah, Hutan Buangan, dan Rawa Api sebelum benar-benar bisa keluar dari Alam Iblis ini.Candaka merasakan ada sesuatu yang berbeda saat mereka keluar dari goa. Tidak ada bebatuan panas yang sebelumnya banyak mengenai mereka di luar goa ini sebelum mereka berhasil masuk ke dalam.Pendekar Naga ini mendongakan kepalanya ke atas langit Alam Iblis. Terrnyata jawaban atas keanehan yang dirasakannya ini terhampar di hadapannya.Apa yang dilihatnya membuatnya terkejut karena yang menghalangi bebatuan panas gunung berapi ini ternyata sayap besar Naga yang membentang luas. Naga ini mirip Naga Wyvern yang memiliki sayap lebar dengan tubuh besarnya menutupi seluruh area gunung ini.Naga
Naga Buangan Raksasa langsung menyerang dengan cengkraman naganya yang membuat Candaka harus berguling ke samping menghindari terjangannya. Naga ini kemudian mengeluarkan semburan api berwarna biru.Candaka mengantisipasinya dengan Jurus Naga Tanpa Rasa yang merupakan salah satu Jurus Naga Hijau Menusuk Kalbu. Seluruh tubuh Candaka teraliri membran listrik yang membuatnya tidak terkena efek serangan api biru yang bisa membuat apapun yang terkena semburan api es ini menjadi beku.Untuk memastikan pertahanannya, Candaka juga melindungi dirinya dengan Perisai Naga. Jadi ada perlindungan ganda pada dirinya yang bisa meredam serangan Naga Buangan Raksasa.“Aku peringatkan untuk terakhir kalinya. Jika kamu tidak berhenti juga, aku tidak akan segan-segan lagi mengeluarkan jurus yang bisa membinasakanmu Tuan Naga!”, teriak CandakaNaga Buangan mengeluarkan bola api dari dalam mulutnya yang diarahkan ke Candaka. Kali ini Candaka memutuskan tidak bertahan. Jurus Naga Hijau Menyentuh Kalbu lang
Candaka dan Jayanti akhirnya berhasil membawa Drago melewati Alam Iblis untuk kembali ke Dunia Naga. Naga Api sangat membantu mereka melewati Sungai Merah.Naga Buangan di Labirin Hutan Buangan tidak berani mendekati Candaka dan Jayanti karena Candaka membawa Mustika Naga Buangan sehingga Jayanti dengan mudah bisa melewati labirin yang benar.Teka-teki Rawa Api masih sama. Hanya saja kali ini mereka agak kesulitan karena membawa Drago yang masih tidak sadarkan diri. Berkat kegigihan dan kecerdikan Jayanti, mereka akhirnya berhasil melewati Rawa Api.Alam Iblis tidak terlalu sulit dilewati karena Naga Buangan juga tidak berani mendekati pemilik Mustika Naga Buangan.Sesampainya di Dunia Naga, Drago langsung dirawat di gubuk Naga Es.“Tinggalkan saja Drago di sini, biar kakek yang merawatnya. Dia sudah tidak berbahaya lagi karena jiwa naganya sudah musnah”, kata Naga Es“Aku bisa membuka portal dimensi agar kalian berdua bisa sampai dengan cepat ke tempat tujuan kalian”, lanjutnya lagi
Candaka yang sedang sendirian di kamar penginapannya masih terbayang olehnya wajah Jayanti. Sebenarnya Candaka ingin menyusul Jayanti ke Lembah Naga untuk bersamanya seperti dahulu. Tapi dia sudah melihat kekejaman yang dilakukan Iblis Naga Hitam yang dengan mudahnya membuat Drago yang sakti menjadi manusia biasa yang tidak bisa apa-apa.Kalau sampai Naga Hitam menyerbu Hutan Eksotik lagi demi untuk mendapatkan catatan mengenai kelemahannya, maka keselamatan Jayanti juga terancam.Jalan satu-satunya adalah Naga Hitam harus dihentikan. Jika Naga ini masih hidup atau masih berkeliaran, maka tidak ada kedamaian yang bisa tercipta di Bumi Karimun.Satu-satunya cara untuk menaklukan Naga Hitam adalah mempelajari keseluruhan Kitab 9 Naga. Namun Kitab Naga ini hanya bisa didapatkan lewat mimpi Anak Naga. Kitab 9 aga belum terbentuk jika belum ada mimpi yang dialaminya.Bisa dikatakan Kitab 9 Naga ini tercipta lewat mimpi yang dilalui Pendekar Naga. Kitab ini juga akan hancur setelah dipelaj
Candaka terbangun dengan keringat dingin yang membasahi sekujur tubuhnya. Tadinya dia sudah berpikir kalau dia tidak akan kembali lagi ke dunia dengan jiwanya yang sudah meninggalkan raganya.“Mimpi yang mengerikan..Semoga aku tidak mendapat mimpi yang begitu mengerikan lagi untuk Kitab-Kitab Naga selanjutnya”, pikirnya dengan tubuh yang bergidik dan merinding membayangkan mimpi yang dialaminya barusan.Candaka tidak takut mati, tapi Candaka hanyalah manusia biasa juga yang juga merasa ngeri dengan hal-hal yang berhubungan dengan magis, mistis, dan supranatural. Keturunan naga bukan berarti harus berani segalanya kan?“Kak Candaka..Kakak sudah bangun belum?”Terdengar suara Kumalasari memanggilnya dari balik pintu kamarnya.“Sebentar Mala..”, jawab Candaka sambil membukakan pintu untuknyaKumalasari sudah berpakaian rapi dan cantik sekali. Gadis ini tersenyum manis padanya.Candaka tertawa melihat penampilan Kumalasari, karena gadis ini memakai gaun layaknya wanita bangsawan“Kakak..Ko
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s