Ada yang punya pengalaman seperti kejadian Candaka dengan Jayanti? Share ya pengalamannya di komentar ini kalau ada. Hehehe.
“Bagaimana kalau kita tinggal beberapa hari lagi di sini adinda, biar aku bisa merampungkan Jurus Pedang Naga Hijau Menusuk Kalbu juga”. Candaka meminta Jayanti agar bisa menemaninya lagi beberapa hari ke depan karena hanya Jayanti yang bisa membawa dirinya keluar dari Pulau Mistis dengan cepat melalui teleportasi.Candaka juga merasakan kebahagiaan jika ditemani oleh Jayanti, walaupun perasaannya tidak disampaikannya kepada Jayanti.“Baik kanda..nanti aku masakin makanan yang enak lagi ya”, jawab Jayanti senangCandaka hanya tersenyum melihat kebahagiaan di wajah Jayanti.“Ya sudah..Aku tinggal dahulu ya mau cari sayuran dan kalau beruntung bisa menemukan hewan yang bisa dimakan di pulau ini. Jangan kendor ya kanda..Teruskan latihannya”, kata gadis ini yang kemudian hilang di rimbunnya hutan Pulau MistisCandaka mulai mengeluarkan Pedang Naga Hijaunya. Matanya silau melihat pedang ini yang sangat mengkilap diterpa matahari sore.Seluruh permukaan pedang ini benar-benar berasal dari
Hari demi hari di Pulau Mistis diisi Candaka dengan memantapkan Jurus Naga Hijau serta melakukan beberapa kombinasi jurus yang bisa digabungkan dengan Jurus Naga Hijau agar menjadi jurus naga yang lebih kuat lagi.“Adinda..Sudah saatnya kita pergi menolong Drago”, kata Candaka setelah dia sudah selesai merampungkan latihannya.“Aku kira kanda tidak berpikir lagi menolong naga jahat itu?”, tanya Jayanti“Jahat atau tidaknya dia, kita tidak bisa memutuskan begitu saja. Perbuatannya memang jahat tapi pasti ada alasan dia melakukan perbuatan itu”, kata Candaka“Kanda terlalu baik, padahal Drago mati-matian ingin menghabisi kanda”, kata Jayanti dengan wajah cemberut“Sebenarnya Drago tidak terlalu jahat. Dia melakukannya dengan tujuan yang diyakininya. Mengenai pertarungan di pulau ini tidak masuk hitungan karena Drago dalam pengaruh Iblis Naga Hitam. Benar kan?”“Apa kanda yakin mau menolongnya? Alam Iblis juga dijaga makhluk-makhluk yang disebut Naga Buangan loh”, tanya gadis naga ini“N
Naga Es langsung berubah wujudnya menjadi manusia. Ternyata Naga Es ini sudah tua sekali berwujud kakek-kakek yang rambutnya sudah memutih seluruhnya.Setelah menikmati suguhan makanan dan minuman dari Naga Es, Candaka dan Jayanti langsung diantar menuju portal yang terletak di belakang gubuk Naga Es ini.“Hati-hati kalau sudah di dalam Alam Iblis. Naga Buangan akan melakukan segala macam cara agar mereka bisa bebas kembali ke alam nyata”, pesan Naga Es“Baik kek. Terima kasih atas kebaikan kakek”, jawab Jayanti“Aku akan menunggu kalian di sini. Semoga tujuan kalian tercapai”Naga Es langsung menghilang dari hadapan mereka.“Mari kanda kita masuki portal ini. Ingat! Selalu jauhi Naga Buangan”, pesan Jayanti“Bagaimana wujud Naga Buangan ini biar aku bisa menghindarinya dari jauh”, tanya Candaka“Banyak wujudnya. Lebih sering berwujud Ruh Naga yang seperti api berbentuk Naga melayang-layang. Tapi ada juga yang berwujud tengkorak naga. Usahakan jangan tersentuh oleh Naga Buangan ini”**
Candaka masih memikirkan perkataan Jayanti tentang betapa bahayanya untuk pergi menolong Drago. Tapi membiarkan Drago terkurung selamanya di Gunung Berapi Naga juga bukanlah tindakan seorang pendekar. Drago memang sudah banyak berbuat jahat, tapi Candaka masih melihat sisi kebaikan di hati Drago yang tidak terlihat oleh orang lain. Bagaimana dia bisa mengaku sebagai pendekar sejati jika menolong saja dia tidak mau. Hanya karena Drago pernah berbuat jahat jadi sah-sah saja jika dia mengabaikannya? Tapi membebaskan Drago juga membawa masalah baru yaitu bangkitnya Naga Iblis Hitam yang sudah terkurung di kedalaman inti Bumi Karimun. Perbuatan Drago yang mengakibatkan banyaknya penduduk Kota Naga yang tewas dan menjadi Undead sangat tidak bisa dibenarkan. Apalagi perbuatannya yang menjadikan penduduk Kota Para Pendekar sebagai pasukan yang telah dipengaruhinya, bahkan Drago melenyapkan semua Pendekar yang menjadi pemimpin Kota Para Pendekar, kecuali Kertajaya yang berpihak padanya dan
Salam Pendekar Naga, Halo semuanya... Ada pro dan kontra mengenai kelanjutan tindakan Candaka yang hendak membebaskan Drago di Alam Iblis. Banyak yang tidak setuju Drago dibebaskan karena telah melakukan banyak perbuatan jahat apalagi menyebabkan penderitaan hebat di Kota Naga dan Kota Para Pendekar. Author harus berpikir keras untuk tetap melanjutkan tindakan Candaka melewati rintangan di Rawa Api, Hutan Buangan, dan Sungai Merah menuju ke Gunung Berapi Naga tanpa membuat author merasa bersalah. Jadi mohon maaf jika update agak telat dan baru up malam ini. Semoga yang pro dan kontra dapat melihat alasan Candaka untuk tetap mempertaruhkan nyawanya menemui Drago. Bebas atau tidaknya Drago masih harus menunggu kelanjutannya besok ya di Bab selanjutnya. Terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Jangan lupa Vote Gems nya ya biar author tambah semangat... Note : Untuk yang ingin mengetahui masa lalu Drago dapat mengikuti petualangannya di Ksatria Naga Phoenix ya..Masih di Goodnove
Hutan Buangan di sini hanyalah hutan yang berisi pepohonan hitam yang sudah mati. Dari kejauhan saja hutan ini sudah terlihat kelam dengan banyaknya pohon-pohon mati yang sudah menghitam. Hawa kegelapan makin terasa dengan banyaknya kabut-kabut hitam yang ada di sekeliling hutan ini. Terkesan hutan ini mudah untuk dilewati dan tidak berpenghuni karena tandus dan gersangnya Hutan Buangan ini. Setelah memasuki Hutan Buangan baru terasa keganjilan karena di dalam Hutan Buangan memiliki labirin yang banyak sekali. Biasanya labirin hanya berupa dinding batu atau dinding yang ditumbuhi tanaman merambat yang menutupi pandangan saat memasuki jalan yang bercabang-cabang. Tapi itu tidak berlaku untuk Labirin Hutan Buangan. Labirin di Hutan Buangan memiliki banyak pohon-pohon yang sudah tua dan mati di samping kiri dan kanan yang tinggi sekali menutupi semua akses jalan di kiri dan kanan labirin. Warna hitam pohon ini ditambah banyaknya akar-akar serabut yang masih menempel pada pohon mati
Tantangan terberat untuk Candaka dan Jayanti adalah melewati Sungai Merah yang penuh aliran lahar gunung berapi. Tidak bisa menggunakan kemampuan mereka adalah penyiksaan yang sangat kejam, karena dengan kemampuan manusia biasa harus bisa melewati sungai yang sangat panas ini.Perjalanan Candaka dan Jayanti untuk menemui Drago akan segera berakhir jika mereka berhasil melewati Sungai Merah ini.Sungai Merah mengelilingi daerah di sekitar Gunung Berapi Naga. Lahar-lahar panas dari letusan gunung berapi ini mengalir di Sungai Merah.Sungai Merah sangat lebar dan luas. Semua lahar panas tumpah ruah ke sungai ini tapi anehnya lahar panas di sungai ini tidak pernah penuh dan sampai meluap keluar dari sungai.Hanya ada satu jalan akses menuju ke Gunung Berapi Naga yaitu jembatan gantung yang terbentang sepanjang Sungai Merah.Jembatan gantung yang sempit sehingga hanya bisa dilalui satu orang ini sangat berbahaya karena pegangan di kiri dan kanan hanya tali temali saja yang juga membuka ru
Perjalanan panjang Candaka dan Jayanti akhirnya menemui hasilnya dengan tiba di Gunung Berapi Naga yang sangat tinggi sekali. Puncak gunung bahkan tidak kelihatan karena tertutup oleh awan kegelapan langit Alam Iblis.Gunung Berapi Naga memiliki beberapa anak gunung di sekelilingnya yang tiada henti-hentinya meletus dan memuntahkan lahar panas serta bebatuan panas ke udara yang beberapa berjatuhan di sekeliling Candaka dan Jayanti.“Hati-hati kanda..”, teriak Jayanti yang juga hampir terkena bebatuan panas dari gunung berapi ini.Candaka tampak sibuk menepis bebatuan panas ini dengan Pedang Mitologinya. Pedang Naga Api dia titipkan kepada Jayanti yang bisa menyimpannya di Alam Hampa miliknya.Sama halnya dengan Jayanti yang juga sibuk menepis beberapa bebatuan panas dari gunung berapi ini dengan Pedang Naga Langitnya.“Kita harus mencari tempat berlindung, kanda..Batu panas ini tidak ada henti-hentinya berjatuhan!”, teriak Jayanti di tengah gemuruh jatuhnya batuan-batuan panas ini.“A
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s