Aditya terlahir dengan kondisi tubuh yang biasa saja. Beda jauh dengan Rangkabumi yang terlahir dengan otot jawara, sebutan Raksabumi untuk jawara yang bisa menerima ilmu silat kuno tingkat tinggi.Bahkan Aditya tidak memiliki sama sekali tubuh jawara untuk mempelajari ilmu silat kuno terendah. Hal ini sangat mengecewakan Raksabumi yang akhirnya mengirim Aditya ke Kota Naga Emas untuk mempelajari ilmu pemerintahan yang akan berguna baginya jika suatu saat dia mendampingi Rangkabumi memimpin Bandit Jawara.Saat itu Rangkabumi merupakan satu-satunya pewaris yang sangat diharapkan Raksabumi untuk memimpin Bandit Jawara. Namun Rangkabumi cepat bosan dengan keadaan yang ada. Ilmu silat kuno yang telah selesai dipelajarinya dianggapnya tidak akan mampu bertahan dengan munculnya ahli ilmu bela diri yang disebut Kultivator yang bahkan bisa mencapai keabadian.Terutama juga, Rangkabumi mendengar tentang kehebatan Pendekar Naga Biru yang mendapatkan Kitab Sembilan Naga Sakti dari mimpi-mimpi be
Candaka masih terus membujuk Darkness Aditya, tapi sepertinya pendekar aliran hitam ini sudah tidak mengubrisnya. Tidak seperti pendekar lainnya, hati dan jiwa Aditya sudah lama mati. Selama ini saat memimpin Bandit Jawara, semua sikapnya itu hanyalah kepura-puraan yang menyimpan rasa sepi di hatinya.“Aku tidak percaya kepada pendekar aliran putih! Aku ingin Naga Hitam berkuasa biar bisa memperbaiki dunia yang sudah hancur dengan munculnya kultivator yang hendak hidup abadi dan menjadi dewa!” seru Darkness Aditya.“Itu hak mereka, Aditya! Kamu tidak bisa memperbaiki dunia dengan membiarkan penghancur dunia ini untuk berkuasa! Apa jadinya dunia yang dipimpin oleh Naga Hitam yang hendak memusnahkan pendekar aliran putih?” bujuk Candaka.“Dunia tidak adil! Hanya yang memiliki dantian sempurna yang bisa menjadi kultivator, hanya anak naga yang bisa menjadi Pendekar Naga, hanya yang mempunyai tulang dan otot jawara yang bisa belajar ilmu silat kuno! Itu yang dinamakan ketidak adilan!” ser
Iblis Aditya alias Iblis Naga Hitam ini sangat mengerikan. Sekarang tubuhnya menghitam, diselimuti api yang membara dengan matanya yang menyala merah. Aditya benar-benar sudah mati, hanya meninggalkan raga dan kekuatannya yang dimanfaatkan oleh Iblis Naga Hitam.“Sepertinya sudah terlambat untuk menyelamatkan Aditya ... sungguh sangat disayangkan!” sesal Candaka yang merasa dirinya terlambat untuk menolong Aditya.“Bagaimana Pendekar Naga Biru? Kamu terima tawaranku sekarang?” tanya Dewi Racun lagi. “Aku bisa menghentikan segera aksi Iblis Naga Hitam ini, jika kamu mengijinkannya!”“Aku tidak butuh bantuanmu! Aku bisa mengatasinya sendiri!” kata Candaka yang masih marah dengan kesadisan Dewi Racun ini.“Pendekar Naga Biru ... rasakan seranganku!” Iblis Naga Hitam Aditya ini langsung menyerang dengan menggunakan palu besar yang bisa menghancurkan tubuh hanya dengan sekali pukul saja.Buuum ...! Duaaar ...!Hantaman palu ini hampir saja mengenai Candaka yang tidak menyangka kalau palu a
Dewi Racun yang terlihat sadis sebenarnya adalah gadis yang cantik dan periang. Sungguh berbeda dengan tindakannya yang sadis tanpa ampun. Namun gadis ini selalu baik terhadap Candaka. Apa sebenarnya yang menjadi alasan dari Rinjani terus membantu Candaka, padahal dalam kenyataannya dia gadis yang tidak peduli sama sekali dengan nyawa seseorang, masih menjadi sesuatu yang misterius dan merupakan misteri yang masih belum terpecahkan.Candaka juga penasaran dengan kesaktian Dewi Racun yang jauh melampauinya, bahkan juga telah mengungguli Iblis Aditya yang sama sekali tidak bisa menyentuh diri Dewi Racun ini.Pendekar Naga Biru ini langsung mengeluarkan Pedang Naga Hijaunya untuk mengeluarkan jurus penakluk naga berikutnya.“Pedang Naga Hijau Menjadi Hitam!”Pedang Naga Hijau langsung dirubah Candaka menjadi Pedang Naga Hitam yang mengandung asap dan aura hitam beracun yang bisa memperlemah daya tahan Iblis Naga Hitam.“Semoga asap beracun ini dapat memperlemah daya tahan Iblis Aditya jug
Kota Nusa akhirnya benar-benar terbebas dari teror Gagak Hitam dan Bandit Jawara. Nama Pendekar Naga Biru semakin harum di Kota Nusa, bahkan mulai menyebar ke seluruh Nusantara.Candaka memutuskan untuk beristirahat beberapa hari di Kota Nusa sambil berusaha mengatur Kota Nusa agar tidak lagi bisa dimasuki gerombolan penjahat dan pemeras seperti Gagak Hitam dan Bandit Jawara.Rahendra menawarkan diri untuk menghitung dan membagikan hasil rampasan Bandit Jawara untuk dikembalikan kepada warga kota Nusa yang berhak mendapatkannya.Nama Bandit Jawara akhirnya tenggelam dengan kematian Aditya dan Jamitko. Tinggal Rangkabumi yang masih menguasai ilmu silat kuno tingkat tinggi ini, karena seluruh anggota Bandit Jawara hanya menguasai ilmu silat kuno tingkat rendah. Namun Rangkabumi tidak berniat untuk membangkitkan Bandit Jawara lagi.Rangkabumi juga tidak menyalahkan Aliansi Pendekar atas tewasnya Aditya dan Jamitko. Dia tahu itu resiko yang harus diambil jika mengambil jalan di aliran hit
Ternyata Kitab Golok Naga Merah Sakti dan Golok Naga Merah ini disembunyikan Candaka di Alam Hampa, sehingga dia melupakannya karena banyaknya kejadian yang memerlukan bantuannya belakangan ini.Jurus Golok Naga Merah Sakti memiliki lima jurus yang masing-masing berbeda cara bertarungnya yaitu,Golok Naga Merah MembaraGolok Naga Penembus SemestaGolok Dewa Naga MerahGolok Racun Naga MerahGolok Sejuta Iblis Rinjani sudah bersiap-siap di halaman Perguruan Harimau Putih saat Candaka baru saja sampai dari penginapan.Gadis ini memakai pakaian biru yang terbuat dari sutra yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna.Sebilah pedang tersanding di punggungnya yang menambah kehebatan Dewi Racun ini.Candaka sampai menelan ludahnya sendiri melihat kemolekan tubuh Rinjani yang dibalut ketat pakaian tipis terbuat dari sutra yang melekat erat di tubuhnya.“Hihihi ... fokus Kanda Candaka! Tugas pendekar masih menanti!” sambut Rinjani sambil tertawa geli melihat Candaka yang terbengong-bengo
Setelah memastikan keamanan sudah terjamin di Kota Nusa, maka Candaka dan Aliansi Pendekar mohon diri untuk meninggalkan kota ini. Sambutan meriah diberikan seluruh warga Kota Nusa mengiringi kepergian mereka ke pelabuhan tempat kapal mereka berlabuh sebelumnya.Candaka, Kanaya, Arjani, Rinjani dan Rahendra berangkat dengan kapal dari Negeri Malaka yang digunakan Candaka sebelumnya saat mengantar Kanaya untuk menemui Tabib Sakti Ki Sakuntala di Nusantara.Arjani sudah minta ijin dari Gandar untuk menggunakan kapal dari Negeri Malaka ini sampai waktu yang tidak terbatas.Kapal yang resmi diberi nama Aliansi Pendekar ini akan terus digunakan untuk kepentingan Aliansi Pendekar ataupun untuk menolong sesama, jika dibutuhkan.Rinjani juga tampak sedang bersantai dan tidak peduli kalau anggota Aliansi Pendekar lainnya tidak suka dengan kehadirannya. Dia hanya menemani Candaka, si Pendekar Naga Biru saja. Jadi, jika semua anggota Aliansi Pendekar tidak menyukainya karena masa lalunya, biarka
Samudra Naga merupakan Samudra yang sangat menyeramkan untuk dilewati kapal-kapal penjelajah lautan. Konon di dasar samudra ini hidup Naga Samudra yang menjaga wilayahnya dari masuknya pendatang asing termasuk kapal-kapal yang melintas di atas samudra ini.Banyak rumor hilangnya kapal di samudra ini karena ditelan oleh Naga Samudra, tapi ada rumor juga kalau di Samudra Naga ini terdapat portal dimensi dan portal waktu yang membuat kapal-kapal hilang dan tersesat di dalam dimensi dan waktu yang berbeda.Kapal Aliansi Pendekar sudah melintasi Samudra Naga. Sementara ini aman-aman saja kelihatannya, tidak ada gangguan yang berarti yang akan mengancam keselamatan mereka.“Kak Candaka ... bagaimana kalau nanti benar-benar muncul Naga Samudra?” tanya Arjani yang mengambil kesempatan untuk berduaan dengan Candaka.“Memangnya Naga Samudra itu ada ya?” tanya Candaka.“Kalau menurut cerita dongeng naga, memang benar-benar ada kak!’ jawab Arjani penuh keseruan.“Kamu tahu seperti apa wajah Naga
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s