Penasaran dengan cerita Naga Geni? Kalau cerita Pendekar Naga Biru ini sudah tamat, akan dilanjutkan dengan cerita Naga Geni ya ... tapi jika Readers tertarik! Vote saja ya di komentar Bab ini... jika banyak yang penasaran, akan dibuat nanti untuk mengetahui latar belakang Xian Ling menjadi Naga Geni yang melegenda.
Perjalanan panjang Candaka membawanya ke pegunungan Nirvana untuk bertemu Naga Geni yang sebenarnya adalah Dewi Xian Ling, kultivator sakti yang berasal dari Benua Timur.Candaka yang diramalkan Naga Geni akan menjadi penyelamat Nusantara, bahkan mungkin seluruh negeri di Bumi Karimun dari ancaman invasi Kerajaan Benua Timur beberapa tahun ke depan akan dibekali ilmu pengobatan dan ilmu bela diri oleh Naga Geni.Naga Geni ingin Candaka menjadi semacam kultivator, dan bukan hanya pendekar biasa saja seperti yang ada pada diri Candaka sekarang ini. Hal ini diperlukan karena musuh Candaka dari Benua Timur nantinya kebanyakan adalah kultivator, termasuk pemimpinnya Xian Ming.“Ki Sakuntala bisa mengajarimu bagaimana cara membuat ramuan obat dari bunga abadi ini!” ujar Naga Geni, “kalian bisa menginap di salah satu gubuk di belakang gubuk bambuku ini!”Ternyata Naga Geni juga mempunyai beberapa gubuk bambu yang lebih kecil di belakang gubuk bambu besarnya. Rimbunnya pepohonan yang mengelil
Candaka menginap di gubuk bambu yang masih terang benderang oleh kunang-kunang yang menghiasi gubuk bambu ini.“Indah sekali ya ... Kak Candaka!” kata Kanaya yang sedang duduk di depan gubuk ini.“Iya ... Kanaya, indah sekali!” gumam Candaka.“Andai saja tidak ada masalah di dunia ini, betapa nyamannya tinggal di atas pegunungan Nirvana ini,” ujar Kanaya.“Memangnya diijinin Naga Geni, kalau kita terus-terusan tinggal di sini?’ tanya Candaka dengan jujur.“Iiih ... kakak, tidak bisa romantis sedikit saja!” ucap Kanaya yang gemes dengan ucapan Candaka yang tidak sesuai suasana romantis ini.Mereka hanya berdua saja di depan gubuk kecil ini. Masing-masing mereka mendapat satu gubuk kecil untuk beristirahat. Ki Sakuntala dan Sekar Wangi sudah berada di gubuk mereka masing-masing. Langit juga tampak cerah, terlihat di kejauhan sementara rimbunnya pepohonan menutupi gubuk kecil mereka.“Aku belum berterima kasih banyak kepada Kak Candaka, yang sudah bersusah payah menyelamatkanku dari kem
Pagi-pagi Candaka sudah ditunggu Naga Geni di depan gubuk besarnya. Naga Geni tampak cantik sekali dan segar, membuat Candaka sempat hilang konsentrasi.“Kenapa Candaka? Kamu naksir ya sama diriku?’ canda Naga Geni sambil tertawa.“Bukan begitu ... aku bingung saja, ada wanita yang secantik Guru Naga Geni!” kata Candaka memberanikan diri mengutarakan perasaannya.“Hahaha ... jangan naksir diriku! Aku ini sudah tua ... hihihi!”Naga Geni tidak berhenti-berhentinya tertawa melihat sikap Candaka yang selalu gugup jika berada di dekat dirinya.“Ayo ... aku ajarin kamu ilmu Naga Geni yang kuciptakan saat berada di pegunungan Nirvana ini!” ujar Naga Geni.Candaka mengikuti Naga Geni yang bergerak sangat cepat menuju ke bagian depan pegunungan tempat Sembrani mendarat sebelumnya.“Kita belajar di sini saja, biar lebih luas!’ ujar Naga Geni kepada Candaka.“Ilmu Naga Geni itu seperti apa, Guru?” tanya Candaka.“Hanya ada 5 Jurus dalam Ilmu Naga Geni ini yang akan sekaligus kuajarkan padamu h
Candaka merasa pegunungan Nirvana merupakan tempat yang ideal untuk melatih Jurus Pedang Jingga Penusuk Sukma.“Sebentar ... Naga Geni!” teriak Candaka sebelum Naga Geni memasuki gubuk besarnya.Naga Geni terhenti tepat di depan gubuk besarnya. “Ada apa ... Candaka?” tanyanya.“Aku boleh tidak sehari lagi di sini? Aku mau melatih Jurus Kitab Naga Jingga biar bisa mendapatkan kitab berikutnya!” ujar Candaka.“Baiklah ... kamu selesaikan dahulu Kitab Naga Jingga!” ujar Naga Geni yang kemudian masuk ke dalam gubuknya.Tidak ada yang tahu ada apa sebenarnya di dalam gubuk bambu besar ini. Naga Geni bisa lama sekali di dalam gubuk bambu ini. Menurut Ki Sakuntala, ada pintu dimensi di dalam gubuk bambu ini yang memungkinkan Naga Geni bisa bepergian, tapi dia tidak berani untuk memeriksa kebenarannya, karena gubuk bambu besar ini merupakan tempat terlarang yang tidak boleh dimasuki siapapun selain Naga Geni.*****Kanaya bersedia membantu Candaka untuk merampungkan berlatih Kitab Naga Jingga
Pertarungan menyelamatkan Kota Nusa akhirnya dimulai. Candaka akan kembali ke Kota Nusa bersama Kanaya dan Sekar untuk mengusir Gagak Hitam selamanya dari kota ini.Sama halnya saat mereka ke pegunungan Nirvana, untuk kembali ke Kota Nusa mereka harus menggunakan kereta kuda Sembrani.Ki Sakuntala sementara menetap di pegunungan Nirvana atas perintah Naga Geni karena ada tugas yang hendak diamanatkan kepadanya dari Naga Geni.“Sampai jumpa lagi ... Pendekar Naga Biru! Kita akan bertemu lagi nanti dalam Pertempuran Maha Besar yang akan terjadi beberapa tahun lagi! Aku harap kamu segera menyelesaikan semua Kitab Sembilan Naga Sakti agar bisa klaim tahta Kamandaria dari raja yang sekarang!” ujar Naga Geni.“Tapi aku tidak berminat jadi raja ... Guru Naga Geni! Aku lebih senang berpetualang seperti sekarang!” elak Candaka.“Takdir sudah menentukan nasibmu nanti ... suka atau tidak, kamu tetap akan menjadi Raja Kamandaria! Setelah itu kamu akan menjadi Raja Nusantara juga, bagaimanapun jala
Tanpa menunggu lama, Sembrani langsung mendarat di pinggiran Kota Nusa. Suasana pinggiran kota ini memang sepi sekali dibandingkan dengan pusat kota yang ramai.“Ada baiknya kita mencari penginapan yang berbeda dengan yang kemarin, agar anak buah Gagak Hitam tidak menemukan kita! Aku khawatir mereka masih berkeliaran di penginapan yang lama” saran Candaka.“Aku setuju Kak Candaka ...!” seru Sekar yang sedang menyuruh kuda sembraninya kembali ke pegunungan Nirvana.“Bukannya lebih mudah menemukan mereka jika kita tetap di penginapan yang lama?” tanya Kanaya.“Kita harus memulihkan tenaga kita dahulu ... besok saja kita cari mereka! Mata-mata mereka dimana-mana, jadi kalau kita muncul sebentar saja di keramaian pasti mereka mengetahuinya,” ujar Candaka.“Kak Candaka yakin di tempat penginapan yang baru, tidak ada yang mengenali kita?” tanya Kanaya lagi.“Semoga saja tidak ada yang mengenali kita di tempat penginapan yang baru!” ujar Candaka.Tanpa kesulitan berarti, Candaka beserta Kana
Candaka bangun pagi-pagi sekali karena khawatir dengan datanganya gerombolan Gagak Hitam untuk membalas dendam. Dia masih belum mendapatkan mimpi yang menuntunnya ke Kitab Sembilan Naga Sakti selanjutnya. Padahal Candaka sangat berharap segera mendapatkan mimpi ini untuk menuntaskan perjalanannya.Pagi yang cerah membuat Candaka sedikit meregangkan tubuhnya di luar penginapan. Tidak tampak tanda-tanda munculnya gerombolan Gagak Hitam ini atau munculnya Rangkabumi yang akan membalaskan dendam anak buahnya yang dipermalukan olehnya.Beberapa saat kemudian Kanaya dan Sekar menyusul Candaka keluar dari penginapan.“Kak Candaka ... kita jadi hari ini pergi ke Perguruan Gagak Hitam? Apa harus tunggu Arjani terlebih dahulu?” tanya Kanaya.Candaka baru teringat dengan Arjani yang masih belum sampai juga di Kota Nusa. “Apa Arjani sudah sampai ya, tapi menginap di penginapan yang sebelumnya? Kok aku lupa kalau Naga Geni telah menyuruh Arjani menemuiku di Kota Nusa,” gumam Candaka dengan sedikit
Rangkabumi, sebelum menjadi ketua dari Perguruan Gagak Hitam merupakan pendekar yang cukup terkenal di Nusantara dengan julukan Pendekar Cakar Naga.Pendekar Cakar Naga ini awalnya adalah pendekar pembela kebenaran. Tidak ada yang tahu kenapa pendekar yang cukup hebat ini berubah haluan ke aliran hitam dan kegelapan. Bahkan Rangkabumi menjadi ketua dari gerombolan yang selalu memeras rakyat sebenarnya bukan sifat asli dari pendekar ini.Rangkabumi mengambil alih kepemimpinan Gagak Hitam setelah mengalahkan pimpinan Gagak Hitam sebelumnya yang sangat meresahkan warga Kota Nusa dengan kekejamannya yaitu Pendekar Tendangan Geledek.Bahkan Pendekar Tangan Geledek ini sudah tidak terdengar lagi kabar beritanya setelah dikalahkan Rangkabumi. Ada yang menduga kalau pemimpin Gagak Hitam ini sudah dihabisi Rangkabumi dengan keji, tapi ada juga yang berpendapat kalau Pendekar Tangan Geledek ini sudah bertobat dan menjadi manusia biasa yang jauh dari dunia persilatan dan pendekar.Saat Rangkabum
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s