Bixi sekarang memandang ke arah Kinan, lalu kemudian tertawa, “hahahaha. Pantas saja rasanya aku mengenal jurus pedangmu. Jurus itu hanya dimiliki si lemah Amon!” Bixi tertawa kembali.
“Si lemah Amon?” Kinan mengerutkan keningnya, merasa tidak nyaman ketika Bixi menyebut si lemah Amon.
“Ya, dia Adik seperguruanku juga, dia melarikan diri dari Lembah Iblis karena merasa terintimidasi oleh guru kami. Sudah hampir tiga tahun dia menghilang dari Lembah, dan salah satu tujuanku sebenarnya juga untu mencari bocah itu. Guru sudah mengerahkan hulubalang hantu, kurasa dia pasti sudah ditemukan. Aku hanya tidak menyangka bocah pengecut dan lemah itu berani mengambil murid, padahal dalam imdok dia termasuk yang terlemah diantara kami berlima!” Bixi bercerita Panjang lebar, sikapnya penuh cemooh pada sosok Amon, membuat Kinan terbakar emosinya.
lalu mendadak Kinan menyorongkan pedangnya di dada Bixi, wajah Kinan tampak marah, “Jangan panggil dia pengecut!” seru Kin
Delvi, Sion dan Limey mau tidak mau ikut memperhatikan keributan yang terjadi tidak jauh dari tempat mereka berdua duduk. tiga orang yang tadi ribut bernama Damar, Ketut dan Soma. mereka bertiga berasal dari sebuah perguruan kecil di sebuah kampung. tujuan ketiga lelaki itu datang kepertemuan adalah agar bisa masuk ke dalam salah satu delapan perguruan, namun perkembangan yang tidak terduga ternyata membuat ketiganya mengubah rencana. sedang, yang tengah menertawakan niat mereka tersebut bernama Rubah Pemalas, seorang lelaki licik yang senang menipu. semua orang mengenal si rubah karena dia berasal dari sepuluh penjahat licik dari Utara.ketiga orang itu berdiri. Damar, ketut dan Soma mengenali ciri-ciri unik dari si RUbah pemalas, mereka mendesiskan nama, "Kalian Sepuluh penjahat utara. kalian sampai jauh-jauh datang ke sini tentunya punya maksud buruk!" seru Damar sambil mengeluarkan golok miliknya dari pinggang.Rubah Malas hanya mengangkat tangan, lal
"Delvi itu memang anak yang lebih banyak mewarisi karakter ayahnya ketimbang ibunya. keras kepala, pintar dan tegas. kami sebagai orang tua sebenarnya ingin yang terbaik untuk anak itu, terutama ibunya. tapi, anak itu dan ibunya malah bersilang pendapat dan berujung karena masalah itu, Delvi kabur dari rumah.aku memang tidak memiliki anak, dan bagiku Delvi sendiri sudah seperti anak kandungku sendiri, aku juga memahami impian anak itu, tapi kalian tahu, kadang ke khawatiran seorang ibu lebih kuat. ibunya hanya ingin anak itu hidup bahagia dan dilindungi lelaki, tapi anaknya sendiri tidak menyukai cara hidup yang seperti itu."Narayana tampak menceritakan masalah itu dengan blak-blakan terhadap Sion dan Limey. dia merasa bahwa kedua orang itu seolah telah menjadi teman baik anaknya.Sion dengan penuh sopan santun memberi hormat pada tetua Narayana, "Kami senang sekali bisa mengenal Delvi tetua.""Kalau kalian tidak keberatan, tolong titip anakku itu
“Kalau aku boleh memilih, aku ingin menikah dengan laki-laki sepertimu.” Ucap Delvi lagi yang membuat Sion kaget.“Hah?”“Maksudku—itu kan misal, kalau diperbolehkan memilih, aku pasti mencari laki-laki sepertimu—tapi itu bukan berarti aku ingin menikah denganmu—jadi maksudnya…” Delvi menjadi gugup dan salah tingkah, dia sudah mengeluarkan kata-kata yang berbahaya.“Aku tersanjung…” ucap Sion sambil tersenyum.“Benarkah?”“Tentu saja—kalau aku juga boleh memilih, tentu sangat menyenangkan menikah dengan perempuan sepertimu!” jawab Sion dengan ringan. Lelaki itu tidak sadar bahwa kata-katanya telah menjadi racun bagi Delvi.“Sungguh?” tanya Delvi dengan hati-hati, wajahnya merona, Sion tersenyum tanpa memahami bahwa kata-kata itu sudah membuat seorang wanita melambung sampai langit tingkat tujuh.Dan malam itu Delvi
“Aku tahu,” seru Limey dari kamarnya. Limey tampak tengah menulis sesuatu di atas kertas, lalu setelah selesai dia segera menyerahkan kertas tersebut pada Delvi. “Kau bisa memintakan obat ini pada ayahmu. Satu-satunya obat yang aku tahu hanya dimiliki oleh perguruan Naga.”“Eh, ini memangnya apa?”Limey menghela napas, “Kemungkinan Sion dan Tetua Nirwana putih terkena racun Naga Putih. Racun yang dibuat dari tulang ular kobra dicampur dengan bisa kalajengking. Sebenarnya ini adalah racun mematikan yang dimiliki perguruan Naga. Aku pikir racun jenis ini sudah dimusnahkan karena berbahaya, tapi sepertinya malah dipakai oleh para penyerang. Yang terkena akan mengalami gejala kejang, kesakitan dan muntah darah. Mereka hanya punya waktu dua hari untuk bisa bertahan. Aku akan memberi mereka obat-obatan untuk mengurangi dampak buruknya, namun kalau pihak perguruan naga tidak segera memberikan obatnya, aku khawatir keduanya tidak akan
“Maksud Ayah, ayah tidak bisa bantu?!” Delvi langsung merangsek marah. “Bukan begitu Nak. Ini masalah yang harus dibicarakan dengan hati-hati. Saat in kondisi pertemuan kurang baik. Semua saling bertengkar dan bersitegang. Kita tidak ingin memperkeruh suasana tambah runyam.” “Tuan, kalau tuan tidak bisa meminta, kami yang akan memaksa. Hidup ketua kami dipertaruhkan disini. Kalau memang perguruan Naga memiliki racun yang dimaksud oleh Nona itu, maka kami akan memaksa mereka mengeluarkan penawarnya. Perguruan teratai merah bukan orang-orang yang takut mati!” seru salah satu murid teratai merah. “Nona, siapa namamu?” tanya tetua Narayana pada gadis yang berbicara tersebut. “Nama saya Laksmi, saya merupakan Senior dari murid yang lain.” “Nona Laksmi. Saya mengerti kekhawatiran anda, saya akan mencoba mencarikan jalan keluarnya.” Narayana melihat ke arah putrinya, kemudian memberi isyarat untuk mengikutinya. Delvi segera menarik tangan Lim
Seperti perkiraan Lembayung, ketika dia kembali ke penginapan para saudara seperguruan langsung mengerubuti dirinya. Mereka semua cemas akan kondisi guru mereka tapi memilih bertahan di penginapan karena tidak bisa menyerbu datang ke penginapan Perguruan Bintang.“Adik, bagaimana kabar guru?!” tanya murid lainnya.“Kakak, kenapa guru tidak kesini?”“Burukkah keadaan guru?”“Kenapa kau tidak mengabari kami!!”Namun pertanyaan itu hanya dijawab dengan tangan Lembayung karena dia buru-buru hendak mengambil pakaian ganti untuk sang guru.Lembayung harus dengan tegas berkelit dari cercaran pertanyaan yang seolah tidak putus dilontarkan padanya. Dengan berteriak lantang dia berujar untuk menenangkan saudara seperguruannya, “Saudaraku sekalian! Saat ini aku tidak bisa bilang apapun tentang kondisi guru. Nanti pasti kak Laksmi akan datang menjelaskan. Aku harus bergegas karena guru
Nirwana putih memakai pakaian terbaiknya, sebuah jubah berwarna hijau dengan dalaman berwarna putih. Tidak lupa dia juga melengkapi diri dengan senjata pedang. Ketika dirinya bersiap-siap, tiga muridnya membantu sang guru untuk bisa menggunakan pakaian miliknya.Ketika dia sedang merapikan ikat pinggang miliknya, dari pintu terdengar ketukan. Lalu terdengarlah suara Delvi, “Tetua, apakah anda sudah siap?”Nirwana putih memberi isyarat pada Laksmi untuk membukakan pintu. Gadis itu segera berjalan dan membuka pintu.Melihat tetua Nirwana putih terlihat sudah bersiap Delvi memberi hormat, “Ayah memerintahkanku untuk memberi tahu tetua perihal pertemuan di ruang tengah penginapan.”“Aku akan hadir.” Ucap Nirwana putih, lalu kemudian dia berjalan keluar ruangan, “Bagaimana tabib yang mengobatiku? Dia akan hadir juga bukan? Kita membutuhkan keterangannya untuk memberikan bukti bahwa kami diracun oleh jenis racun Naga Pu
“Kau tentu memiliki alasan untuk mengatakan itu Tetua Narayana.” Kini Sesepuh Cie angkat bicara.“Tentu saja saya mengemukakan hal ini bukan tanpa alasan.” Tetua Narayana melirik kea rah Limey yang mengangguk kecil, lalu kemudian tetua Narayana menambahkan omongannya. “Seperti yang aku bilang sebelumnya, yang memeriksa tentang racun itu adalah salah satu kawan anakku, kebetulan dia adalah seorang tabib. Agar lebih mudah untuk menjelaskan—karena saya tidak memiliki kapasitas menjelaskan ihwal pengobatan—silahkan Nak Limey untuk berbicara di sini dan memberi keterangan pada para tetua yang ada di sini.” Tetua Narayana membuka tangannya untuk mempersilahkan Limey berbicara.Limey menghela napas, lalu kemudian dia berdiri. “Salam hormat pada tetua semua. Perkenalkan nama saya Limey, kebetulan saya memiliki pengetahuan mengenai obat-obatan dan racun. Seperti yang dikemukakan tetua Narayana sebelumnya, Tetua Nirwana putih
LukaDua tahun yang laluAmon terbangun dalam kondisi tubuh terluka. Bebat di sekujur dada tampak memerah oleh lumuran darah yang masih merembes dari bakal luka. Lelaki itu melihat ke kiri dan ke kanan, sunyi. Sebuah ruangan yang terbuat dari gubuk dengan tempat tidur dari dipan dilapis kain lapisan jerami. Di samping tempat tidurnya ada jendela yang separuh terbuka, menampakkan latar belakang pemandangan sebuah hutan yang terlihat sedikit jauh. Lalu mendadak pintu di sampingnya terbuka. Kinan datang membawa nampan dan menahannya dengan sisi tangan ketika tangan lainnya membuka engsel pintu.Kinan terperangah menemukan gurunya duduk sambil menatap ke arah jendela luar yang setengah terbuka.“Guru! Padahal jendela sudah sengaja aku tutup agar tidak masuk angin yang terlalu kuat!” Kinan buru-buru meletakkan nampan di meja lantas dia berjalan memutar menutup jendela.Amo
Limey menjadi kelimpungan dan gelagapan. Dia tidak menyangka bahwa akan ada yang bertanya tentang Sion, rasa malunya langsung merebak tidak terkendali. Semua yang terjadi barusan seolah terpapar di depan mata, membuat Limey menelan ludah.Dengan gugup gadis itu mencoba mencari alasan, “Ah, dia tadi pergi ke hutan untuk mencari binatang buruan…” jawab Limey sekenanya.“Ah, omong-omong tentang binatang buruang, aku juga sudah lapar,” Bixi langsung memukul perutnya dan sadar bahwa dia belum makan dari tadi.“Bagaimana kalau aku pergi berburu kak!” tawar Gillian.“menarik, aku juga ikut, sudah lama aku tidak berburu, kita cari rusa yang besar dan kita panggang dagingnya. Aku jadi ingat makanan yang kau berikan padaku sebelum ini.”“Ayo kalau begitu!” Gilian langsung mengangguk, kedua lelaki itu segera turun menggunakan ilmu meringankan diri. Terdengar gelak tawa dari keduanya, terpantul
Setelah Siulan keras, sebuah suara menyentak memanggil nama Limey.“Mey!!”Mendengar namanya dipanggil, gadis itu memutar arah pandanganya ke asal suara. Dari arah utara, tidak terlalu jauh, dua orang lelaki tengah berjalan ke arahnya. Lelaki yang satu tengah menggendong seseorang di bahu, dan lelaki yang satu lagi dengan tidak sabar melentingkan tubuh untuk berlari secepatnya mendekati Limey.“mey!” panggilnya lagi setelah sampai dihadapan Limey.“Gillian?” Limey membelalakkan matanya ketika melihat Gillian datang.“Aku membawa seseorang untuk kau tolong, dia adik kelimaku!” seru Gillian sambil menunjuk ke arah Bixi yang datang. Bixi pun kemudian melompat dengan sangat cepat, sehingga Limey seolah melihat Bixi berjalan layaknya hantu.Bixi sampai di depan Limey dan kemudian membungkuk untuk meletakkan Amon yang berada di dalam panggulannya.“Dia butuh perawatan. Dan aku rasa kau o
Wajah Sion tampak mulai memerah, tubuhnya bergetar. Tampak uap-uap berwarna merah menguar dari sekujur tubuhnya. Sesuatu seolah menggeliat di dalam perutnya, memusar, berputar dan menyebar di dalam tubuh.Sion tahu sensasi apa itu. Itu adalah pembukaan level imdok. Biasanya, ketika seseorang telah mencapai batas imdoknya, tubuh akan membuka kunci imdok pada level selanjutnya. Selama ini Sion tidak pernah bisa naik level dari enam ke tujuh, seberat apapun dia berusaha. Level imdok hanya sampai pintu gerbang, dan Sion selalu tidak memiliki kunci untuk membuka pintu Imdok.beberapa kali lelaki itu mencoba membuka paksa Imdok level tujuh, namun berbeda dengan pembukaan paksa level imdok pertama dan kedua, imdok tingkat tinggi tidak bisa dipaksakan. gelombangnya amat dasyat, dan bisa saja menghancurkan orang yang mencoba paksa. aliran tenaga dalam pasti akan berbalik, lalu menghujam seluruh aliran darah sebelum meledak.Sion tidak pernah melihat orang yang meledak ka
Sekarang Limey menatap ke arah Sion, lalu dia bertanya, “Sion, menurutmu aneh tidak warna mataku?”Sion memperhatikan, “Kenapa? Matamu sangat indah menurutku, seperti warna langit.”Limey langsung menepuk dahinya sendiri. Sion selama ini buta, dia tidak pernah melihat warna mata orang lain, jadi baginya warna mata Limey itu biasa saja.“Kau pernah tidak bertemu orang yang bermata sama denganku?”Sion tercenung, lantas menggeleng, “Memang selama ini tidak ada yang memiliki warna mata sepertimu, tapi kurasa karena aku belum pernah bertemu dengan orang-orang yang bermata seperti itu.” jelas Sion.Limey menghela napas, “Kau tahu, di tempatku warna mata ini hanya salah satu warna mata lain. Ada yang memiliki mata berwarna hijau, cokelat, hitam seperti mata kalian semua.”“Oh…” Sion menanggapi dengan tenang, tidak
Kedua orang saudara seperguruan itu berlari, sebelum mengambil jeda untuk melompat. Tangan keduanya dihantamkan ke depan. Amon dengan pedang buntungnya, dan Gillian dengan tapak dewanya. Warna pedang Amon berpendar, warna tangan Gillian berubah biru. Mereka akan saling hantam, dan kemungkinan keduanya akan terluka parah.Dalam pandangan Amon, Gillian serupa monster yang tengah mengulurkan cakarnya ke arah Amon, hingga pemuda itu bersiap menyalurkan imdoknya pada pedang untuk saling berbenturan, dan kalau berhasil membelah sang monster.Bixi membuka mata, melihat semua yang terjadi, lantas dia bergerak, tubuhnya diangkat terbang seringan bulu. Penyatuan kepribadian Bixi kecil dan dirinya membuat Bixi akhirnya benar-benar menguasai jurus bidadari. Dengan lesatan luar biasa, dia berada di tengah keduanya yang siap beradu tenaga dalam. Bixi mengulurkan tangannya untuk menghantam sisi samping Gillian dan Amon secara bersama-sama.Amon dan
Bixi melompat ke luar dan berlari dari gerbang Air. Percuma bertahan disana, selama Bixi dewasa tertidur, Bixi kecil hanya bisa berusaha agar tubuh milik mereka bersama tidak sampai terluka. Aduh! Bixi kecil mengeluh, karena kesadaran dirinya yang lain masih tertidur, padahal dia tahu untuk mengatasi pertarungan tingkat tinggi, dia membutuhkan Bixi dewasa mengambil alih kesadaran. Tampaknya obat yang masuk ke dalam tubuh Bixi telah berhasil menidurkan Bixi, namun membangunkan Bixi yang lain.Di lain Sisi, Amon dalam kondisi kemarahan yang aneh mengejar Bixi. Tangannya memegang pedang buntung miliknya. Benda yang seperti pedang berkarat itu memiliki daya hancur luar biasa bila dipadukan dengan penggunaan imdok. Amon pun keluar dari pintu labirin dan mengejar sampai depan gerbang. Matanya seolah bersinar dan ada api di dalamya.Sebenarnya, Racun halusinogen dari serbuk-serbuk mawar sudah terhisap dan mengubah kesadaran Amon. Apa yang amon liha
Sion terperangah, dia memperhatikan wajah Limey baik-baik, kebingungan. “Kau bilang apa?”Limey mengulang ucapannya, “Aku akan menjadi penawarmu.” jawab Limey.Sion menunduk, mengepalkan genggamannya, buku-buku jarinya menengang. Lalu dengan setengah bergetar lelaki itu berkata, “Kau tahu apa yang kau katakan? Kau tahu efek dari yang kau katakan dari Mey?”Limey mengangguk. Sebenarnya tangan gadis itu sudah gemetaran, ketakutan melanda hatinya seperti badai, tapi dia mencoba tegar dan menyembunyikan perasaannya yang kacau. Namun seolah paham, Sion langsung mengambil tangan gadis itu, dan merasakan getaran pada tangan itu, “Lihat!” seru Sion, “Kau gemetar….”Limey buru-buru menarik tangannya kembali, lalu berkata cepat-cepat, “Aku bukan gemetar karena takut padamu….aku hanya tidak pernah melakukannya…”
Limey menghela napas, “Seperti yang tadi aku bilang. Bila kau yang terkena racun,maka yang harus meminum penawar ini adalah pihak perempuan, lalu kalian harus bercinta untuk memindahkan penawar itu ditubuhmu dan memusnahkannya.” wajah Limey sampai memerah ketika menjelaskan hal tersebut.Sion merasa kakinya mendadak lemas, dia langsung menjatuhkan diri pada salah satu kursi bambu ditempat itu. Wajahnya menjadi memerah karena malu mendengar penuturan Limey.“Kalau begitu berarti aku akan mati.” desis Sion dengan lemah.“Tidak, enggak bisa begitu! Aku akan membuatkan lagi pil dewa secepatnya, lalu kita akan cari lagi cara lain! Jangan putus asa!” seru LImey yang langsung mendekat ke arah Sion, berlutut di sisi lelaki itu sambil memegang lutut Sion.Sion menggeleng, “percuma Mey. Sudahlah, lupakan saja. Itu adalah obat terjahat yang pernah aku dengar….&rd