Share

845. Part 17

last update Last Updated: 2025-01-02 01:02:36

Wuttt...! Crakkk...!

Sebuah senjata kecil berbentuk tusuk konde menancap di batu tempat Karang Wesi duduk. Batu itu kepulkan asap putih kebiruan dan menjadi serbuk sedikit demi sedikit. Serbuk itu dihembus angin sehingga makin lama batu itu menjadi habis bagai terkikis waktu. Kilatan tusuk konde putih mengkilap dari bahan baja itu datang dari arah kanan Karang Wesi. Maka secepatnya Karang Wesi pandangi keadaan sekeliling hutan di sebelah kanannya.

Ternyata tak jauh dari pohon beringin biru itu telah berdiri seorang nenek bongkok berjubah biru. Rambutnya abu-abu, usianya sepertinya lebih tua dari Ki Candak Sedo. Selain bongkok juga berbadan kurus, mata cekung dan giginya tinggal tiga. Ia bersenjata tongkat pendek lengkung dari rotan kuning.

Karang Wesi segera dapat mengenali perempuan kempot itu, yang dulu pernah tiga kali bertandang ke persinggahan Ki Candak Sedo, untuk membicarakan satu masalah yang tak diketahui Karang Wesi. Nenek itulah yang bernama Nyai Pung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   846. Part 18

    Sinar biru sebesar genggaman tangan itu menerjang lebih dari sepuluh pohon di belakang Karang Wesi. Pohon itu lenyap tak berbekas sedikit pun bagai ditelan bumi. Kurang dari dua kejap lebih dari sepuluh pohon yang lenyap dihantam sinar biru besar dari punggung Nyai Pungkur Maut. Barangkali karena jurus dahsyat yang keluar dari punggungnya itulah maka nenek kempot itu bergelar Nyai Pungkur Maut. Memang maut yang terjadi jika ia telah memunggungi lawan dan melepaskan sinar birunya itu. Kepala Nyai Pungkur Maut berpaling sebentar ke belakang. Agaknya ia ingin melepaskan kembali sinar birunya. Karang Wesi segera berguling ke tanah menuju ke arahnya. Lalu, dengan cepat kapaknya dikibaskan ke betis Nyai Pungkur Maut.Wutt...! Sattt...!Dengan lincah Nyai Pungkur Maut mengangkat kakinya itu dan menendang wajah Karang Wesi dengan cepat.Wusss...! Tabb...!Karang Wesi berhasil menepak telapak kaki lawannya yang hampir mengenai wajah."Uhg...!" Nyai Pungkur

    Last Updated : 2025-01-02
  • Pendekar Kera Sakti   847. Part 19

    "O, ya! Kau penjaga gua yang sakti tentunya! Tapi belum tentu kau bisa menahan pukulan tongkatku yang bernama 'Belut Penyebar Maut'! Hiaaah...!"Wuttt...!Sinar merah melesat dari tongkat lengkung itu. Sinar merah ini yang dilepaskan untuk menyerang si Alu Amah kemarin malam, tapi akhirnya menghantam pohon, dan pohon itu menjadi terpotong-potong menjadi tiga puluh bagian lebih.Kali ini sinar merah dari jurus 'Belut Penyebar Maut' itu dilepaskan untuk menghantam tubuh Karang Wesi. Tetapi dengan cepat Karang Wesi menghadangkah kapak tiga mata itu ke depan, dan sinar merah tersebut menghantam kapak tiga mata.Trangngng...! Zrrrubb...!Sinar merah padam seketika. Hilang entah ke mana. Sedangkan kapak tiga mata masih utuh dengan kilauan cahaya logamnya yang terkena pantulan sinar matahari."Edan bocah ini!" Ki Cagar Nyawa terbelalak matanya. "Kapaknya bisa menahan jurus 'Belut Penyebar Maut'-ku! Ini sungguh-sungguh mengagumkan bagiku! Tak pernah

    Last Updated : 2025-01-02
  • Pendekar Kera Sakti   848. Part 20

    Kali ini yang berbaju ungu serukan kata, "Andini! Kalau kau nekat berangkat ke sana, terpaksa aku bertindak lebih kasar lagi padanku! Jangan kau salahkan aku jika aku lebih kasar bertindak padamu, Andini!""Apa hakmu melarangku pergi, Gayatri! Kita sudah dewasa dan punya urusan masing-masing!"Gayatri, si gadis berbaju ungu itu, memandang dengan wajah cemberut marah kepada Andini, yang menyandang pedang di punggungnya. Gayatri berambut panjang sebatas lewat punggung sedikit dan dilepas meriap begitu saja, sehingga sesekali rambut itu meriap di depan wajahnya, membuat kecantikannya tampak samar-samar. Gayatri mempunyai kecantikan lembut, berbeda dengan Andini yang berkesan cantik-cantik genit. Yang jelas ia tidak kelihatan lembut seperti Gayatri. Tetapi melihat gerak saltonya yang tadi menghindari pukulan lawan dapat dilihat bahwa ia berilmu tinggi."Ingat, Gayatri! Sekali lagi kau masih mengejarku, kuhabisi nyawamu di mana saja kita bertemu!""Aku tak tak

    Last Updated : 2025-01-02
  • Pendekar Kera Sakti   849. Part 21

    Takkk...!"Auuhh...!" Gayatri pejamkan mata sambil meringis kesakitan.Tiba-tiba sebelum Baraka mendekat untuk menolongnya, Andini melompat tinggi-tinggi bagaikan terbang, dan pedangnya berkelebat untuk ditebaskan ke leher Baraka.Wuttt...!Pendekar Kera Sakti sentakkan suling mustikanya naik ke atas.Trang...!Pedang Andini bagai menebas sebatang besi baja. Bahkan pedang itu terpental jatuh dari tangan Andini, karena pada saat itu tangan Andini merasa seperti kesemutan. Seolah-olah pedangnya menyentuh benda yang mempunyai getaran petir melumpuhkan persendian dan urat-uratnya.Andini jatuh, dengan buru-buru pedangnya diambil oleh Gayatri, dan sekarang pedang itu ditodongkan ke leher Baraka seraya Gayatri berseru, "Lepaskan suling keparat itu atau kurobek lehermu dengan pedang ini!""Sabar, Nona...!""Lepaskan suling keparat itu! Buang!" bentak Gayatri makin melotot matanya."Robeklah leherku kalau kau memang tega!

    Last Updated : 2025-01-03
  • Pendekar Kera Sakti   850. Part 22

    Mereka yang mati, langsung dibuang oleh Karang Wesi ke jurang. Bahkan ada yang belum mati, tapi masuk jurang karena terpeleset. Kapak bermata tiga itu tak pernah kering oleh darah. Baru saja mau dikeringkan sudah datang mangsa lagi yang mendesaknya untuk berkelebat merobek bagian tubuh lawan atau memenggal kepala lawan. Pada umumnya mereka yang datang bukan berilmu rendah. Tapi beruntung sekali Karang Wesi, karena semua ilmu milik Ki Candak Sedo telah diturunkan kepadanya, sehingga mereka yang datang sama saja bertarung melawan kesaktian Ki Candak Sedo. Bahkan kali ini kesaktian Ki Candak Sedo berada di tangan orang perkasa dan lebih kekar lagi dari pemilik aslinya."Lama sekali Guru berada di dalam? Jangan-jangan dia mati karena salah masuk ruang bercahaya sembilan itu?" pikir Karang Wesi.Maka, ia pun bergegas masuk ke dalam gua untuk menyusul gurunya. Tapi baru saja ia melangkahkan kaki satu tindak, tiba-tiba sebuah pukulan jarak jauh telah melesat menghantam punggu

    Last Updated : 2025-01-03
  • Pendekar Kera Sakti   851. Part 23

    Tombak tersebut diambil oleh Cambuk Guntur, lalu dihujamkan langsung ke dada Macan Bangkai. Tentu saja Macan Bangkai tak mampu menghindar lagi karena hal itu terjadi sangat di luar dugaan dan tak pernah terpikirkan sama sekali olehnya. Akibatnya, ia terpaksa menerima ajal di ujung tombak senjatanya sendiri. Dan itulah yang dikatakan senjata makan tuan.Macan Bangkai sempat mengerang ketika napasnya belum lepas dari raga. Bahkan ia masih berusaha ingin mencabut tombak mata tiga yang menembus dadanya itu. Tapi oleh Cambuk Guntur ujung tombak itu makin dihantam dengan telapak tangannya, membuat tombak makin masuk ke dalam tubuh dan tembus ke belakang.Cambuk Guntur pandangi lawannya dengan bengis, sementara sang lawan mendelik sambil muntahkan darah dan tak bisa ucapkan kata lagi, lalu rubuh tanpa nyawa.Dua kali Karang Wesi bertemu dengan Cambuk Guntur, yaitu pada saat ia diajak pergi oleh Ki Candak Sedo ke sebuah pertemuan orang-orang sakti di Bukit Jagal, dan ke

    Last Updated : 2025-01-03
  • Pendekar Kera Sakti   852. Part 24

    "Baiklah," Karang Wesi menghembuskan napas kesal"Masuklah dan temui dia. Tapi kalau dia merasa terganggu dan marah, kau yang bertanggung jawab! Jangan aku yang menjadi pelampiasan kemarahan Guru!""Baik. Aku yang bertanggung jawab!""Masuklah!" Karang Wesi menyingkir dan mengizinkan Cambuk Guntur masuk ke dalam gua untuk menemui Ki Candak Sedo. Tetapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuat Karang Wesi tersentak kaget. Lekas-lekas ia menahan lengan Cambuk Guntur seraya berkata dengan nada pelan, "Cambuk Guntur, aku mau bicara sebentar tentang seseorang, kuharap kau tidak keberatan!""Tentang seseorang siapa maksudmu?" Cambuk Guntur kerutkan dahi.Sambil menuntun lengan Cambuk Guntur, Karang Wesi berkata, "Kapan kau bertemu Nyai Sirih Wangsit?""Kira-kira satu bulan yang lalu, di Lembah Cupu Hasta?" Keadaan Cambuk Guntur sudah berada di luar gua, bahkan mereka bicara di bawah pohon berwarna kuning dari batang sampai daunnya."Apakah kau bi

    Last Updated : 2025-01-03
  • Pendekar Kera Sakti   853. Part 25

    "O, kau rupanya, Warok Kober!" ucap Ki Candak Sedo."Syukur kalau kau masih mengenaliku, Candak Sedo!" katanya dengan suara besar."Aku memang mengenalmu, tapi tak menyangka kau ingin merebut darah ini dariku, Warok Kober!""Ha ha ha...! Kau memang perlu memperhitungkan kehadiranku, Candak Sedo. Memang selama ini kita berhubungan baik, tak pernah ada perselisihan apa pun. Tapi untuk kali ini, demi darah yang sudah hampir seratus tahun itu, aku terpaksa buka perkara denganmu, Candak Sedo!"Karang Wesi bergegas maju, tapi dicegah oleh Ki Candak Sedo. Karang Wesi menggeram. Setahu dia, Warok Kober memang tidak pernah berselisih dengan gurunya. Tapi sekarang Warok Kober merusak hubungan baik hanya gara-gara ingin memperebutkan pusaka Darah Sabda Dewa itu. Karang Wesi jadi berpikir, alangkah amat berharganya darah tersebut, sehingga seseorang sampai berani mengorbankan persahabatan demi mendapatkan darah keramat itu. Jelas ini sebuah pengorbanan yang amat luar

    Last Updated : 2025-01-03

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status