Share

682. Part 7

last update Last Updated: 2024-11-23 01:01:13

"Rupanya kau memang sengaja ingin adu ilmu kesaktian denganku, Bocah Kadal!"

"Aku tidak bermaksud begitu, tapi aku siap jika kau inginkan!"

"Kau tidak terkejut sedikit pun melihat aku bangkit lagi!"

"Itu permainan anak kecil! Tetanggaku punya anak, dan anaknya juga bisa bangkit lagi dari kematiannya! Itu hanya permainan anak-anak saja, tak perlu membuatku terheran-heran!"

"Kalau begitu, kutunjukkan jurus mautku yang bisa membuatmu terperangah dan terheran-heran! Hiaaaat...!"

Perwira Mayat Hidup melompat bagaikan terbang ke arah haluan. Pendekar Kera Sakti segera melompat juga menyongsong gerakan terbang lawannya. Tapi tiba-tiba tubuh Perwira Mayat Hidup berhenti di udara tanpa beralaskan apa pun. Ia berdiri menghadang gerakan Baraka ke arahnya, lalu dengan cepat ia sentakkan tangannya yang mengeluarkan cahaya kuning itu.

Clapp...!

Baraka cepat kibaskan tangan dan sinar kuning itu tepat mengenai suling mustikanya.

Tabb...! Wuttt

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   683. Part 8

    Dan Hantu Laut segera mengenali orang itu. "Rupanya kau yang datang dan menghambat perjalananku ke Pulau Beliung, Jangkar Langit!""Ya. Aku yang datang, menuntut kematian adikku si Talang Sukma, dan merebut kembali Pusaka Tombak Kematian-ku itu!" kata Jangkar Langit dengan tegas. Lalu serta-merta Jangkar Langit sodokkan tangannya ke depan sebagai sodokan jarak jauh ke arah dagu lawannya.Wuttt!"Serahkan tombak itu! Kau tak akan bisa membunuhku, Hantu Laut!"Hantu Laut tersedak keras, mulutnya ternganga, muncrat darahnya dari mulut itu. Ia cepat berdiri mengambil keseimbangan badannya yang gemuk itu. Ia terhuyung-huyung dan hampir saja jatuh, untung tombak di tangannya cepat digunakan untuk menahan tubuh, hingga ia tak sempat jatuh.Jangkar Langit cepat menyerang kembali lawannya dengan pukulan tenaga dalam dari jarak lima langkah.Wuttt...!Tapi saat itu Hantu Laut cepat putarkan tombak di atas kepalanya, lalu keluarlah sinar hijau m

    Last Updated : 2024-11-23
  • Pendekar Kera Sakti   684. Part 9

    Hal itu membuat si Golok Makam palingkan wajahnya memandang Loh Gawe, lalu serukan kata dari haluan, “Tahanlah dulu nafsumu, Loh Gawe! Aku percaya Kapal Neraka itu berlayar ke Pulau Beliung! Di sana kita pasti akan bertemu dengan Hantu Laut, dan kita bisa tanyakan kepadanya siapa yang membunuh kakakmu si Tapak Baja itu. Apakah orang-orangnya Resi Kidung Sentanu, atau muridnya si Jangkar Langit! Sebab kulihat mayat Talang Sukma, adik Jangkar Langit, ada di Pulau Kidung juga!""Apakah mungkin orangnya Resi Kidung Sentanu ada yang masih hidup dan bisa mengalahkan kakakku, Tapak Baja itu!" suara Loh Gawe lebih besar dan bernada seperti orang menggeram dalam gerutuan."Setahuku, Kidung Sentanu mempunyai anak angkat yang bernama Lembu Ireng. Tadi tak kulihat mayat Lembu Ireng di antara mayat-mayat penduduk Pulau Kidung! Jadi jelas, Lembu Ireng belum terbunuh oleh Tapak Bajai""Kalau begitu kita cari si Lembu Ireng itu dulu!""Jangan, Loh Gawe! Tugas kita

    Last Updated : 2024-11-23
  • Pendekar Kera Sakti   685. Part 10

    Sinar hijau selalu digunakan Hantu Laut untuk melindungi dirinya dari serangan Jangkar Langit. Sedangkan Jangkar Langit sendiri tahu, bahwa sinar hijau yang keluar dari tombak yang diputar-putarkan itu memang sulit ditembus oleh jurus apa pun.Tanpa disadari oleh keduanya, pertarungan itu mulai terlihat oleh sebuah perahu berlayar biru dengan simbol tengkorak dan tujuh mata rantai yang berwarna putih. Perahu itulah yang membawa Loh Gawe dan si Golok Makam untuk mendekati Kapal Neraka."Loh Gawe...! Lihat Kapal Neraka itu!" kata Golok Makam. "Sepertinya Hantu Laut sedang bertempur menghadapi tokoh tua berpakaian serba putih itu!"“Tak salah lagi, dialah si Jangkar Langit!" geram Loh Gawe dengan mata mulai membuas penuh nafsu membunuh. "Dekati terus kapal itu! Kita hajar si Jangkar Langit dari sini!"Loh Gawe melayangkan pukulan jarak jauhnya yang berwarna merah membara. Sasarannya adalah punggung Jangkar Langit yang sedang menghadapi tebasan-tebasan

    Last Updated : 2024-11-23
  • Pendekar Kera Sakti   686. Part 11

    "Aku tak jelas dengan maksud kata-katamu, Hantu Laut!" kata Golok Makam."Kau dipanggil sang ketua agar segera menghadap!""Aku tidak mau!" jawab Hantu Laut. "Jika sang ketua punya kepentingan denganku, biarlah dia yang menghadapku kemari!""Lancang sekali mulutmu, Hantu Laut!" sentak Loh Gawe dengan dada bergemuruh. Wajahnya pun menjadi tegang. "Apa maksudmu bicara begitu, Hantu Laut? Apakah kau ingin menentang sang ketua? Kau tak takut dibunuhnya!""Ha ha ha ha...!" Hantu Laut tertawa, Loh Gawe segera bernapas lega, karena menyangka itu tadi hanya kelakar Hantu Laut saja. Mereka tersenyum pahit sambil memandangi apa yang dilakukan Hantu Laut. Rupanya Hantu Laut mengangkat mayat Jangkar Langit dan dilemparkannya ke laut. Tapi mayat itu jatuhnya ke perahu berlayar biru."Hei, mayat itu jatuh di perahuku!" kata Golok Makam. Tapi Hantu Laut tidak peduli. Bahkan dengan menggunakan ujung tombak ia putuskan tambang penambat perahu itu, hingga kini perah

    Last Updated : 2024-11-24
  • Pendekar Kera Sakti   687. Part 12

    Kepergian Loh Gawe bukan sekadar kepergian seorang bawahan yang ingin melapor kepada atasannya. Hantu Laut tahu, Loh Gawe ketakutan menghadapi dirinya bersama Pusaka Tombak Kematian. Karenanya, Hantu Laut semakin bangga atas kekuatan dirinya, dan kian besar tekadnya untuk menundukkan Ratu Pekat di Pulau Beliung. Layar hitam bergambar tengkorak dengan tujuh rantai itu terlihat dari pantai Pulau Beliung. Waktu itu, Singo Bodong sedang dilatih jurus-jurus silat oleh orang berpakaian serba putih, bahkan ikat rambutnya yang pendek itu pun juga berwarna putih, padahal rambutnya sendiri sudah putih, bahkan alas kakinya pun dari sandal bertali putih. Agaknya orang ini menyukai warna putih, sehingga pantas ia menamakan dirinya sebagai Jalak Putih.Ketika menerangkan jurus gerakan cepat, Jalak Putih menancapkan gagang tombaknya ke pasir pantai. Tombak berujung bulan sabit yang berkilauan tajamnya itu berdiri dengan tegak dalam jarak lima kaki darinya.Singo Bodong sedang meniruk

    Last Updated : 2024-11-24
  • Pendekar Kera Sakti   688. Part 13

    "Apa... Baju?""Maju, kataku!" bentak Penghulu Petir. Tapi suara bentakan itu membuat si Latah Lidah kaget dan berseru, "Maju! Iya, iya... maju. Ciaaat...!"Si Latah Lidah tahu-tahu melayang dan menerjang Hantu Laut dengan tendangan terbangnya. Senjata pisau besarnya dicabut dan digunakan untuk membabat kepala Hantu Laut.Wutt...!Hantu Laut merendahkan badan menghindari tendangan kaki si Latah Lidah, ia melihat bayangan Latah Lidah di pasir pantai, lalu sambil memutar setengah jongkok ia goreskan tombak itu di pasir.Bruss...!"Aahk...!"Latah Lidah terpekik, jatuh tubuhnya dengan bersimbah darah. Rupanya ia terluka lebar dari pinggang kanan sampai ke pundak kiri. Isi perutnya nyaris keluar karena lebarnya luka. Tentu saja hal itu membuat si Latah Lidah kejang-kejang beberapa saat, kemudian tersentak dalam hembusan napas panjang, dan diam tak bergerak lagi.Jalak Putih dan Penghulu Petir terkejut melihat si Latah Lidah dalam s

    Last Updated : 2024-11-24
  • Pendekar Kera Sakti   689. Part 14

    Blarrr...!Terjadi ledakan dahsyat dari benturan dua cahaya biru itu. Pangeran Berdarah dan Hantu Laut sama-sama saling terpental ke belakang. Bahkan Penghulu Petir pun jatuh kelabakan hampir membentur batu kepalanya akibat hentakan gelombang yang keluar dari ledakan tadi. Sedangkan Tengkorak Terbang yang berbadan kurus tanpa daging ibaratnya, tersentak dan jatuh menabrak Singo Bodong.Bruss...!Hantu Laut cepat berdiri sambil berpegangan pada tombak yang pangkalnya menancap di pasir. Sedangkan Pangeran Berdarah masih terpaku dalam keadaan setengah berlutut, ia mengeluarkan darah dari mulutnya, sementara keris pusaka yang tadi memancarkan sinar biru itu dalam keadaan patah menjadi dua bagian."Luar biasa kekuatan dahsyat dari tombak itu," pikir Pangeran Berdarah. "Pantas kalau Guru sangat wanti-wanti untuk tidak gegabah menyerang orang yang bersenjatakan Pusaka Tombak Kematian! Tapi, bagaimanapun juga aku harus membalas kematian Guru!"Baru saja Pa

    Last Updated : 2024-11-24
  • Pendekar Kera Sakti   690. Part 15

    "Aku harus menghadapi. Terpaksa menghadapinya!" ucap Ratu Pekat seperti bicara pada dirinya sendiri."Jangan, Ibu! Jangan hadapi dia!" Cempaka Ungu menahan. "Biar Mata Elang yang hadapi dia, Ibu! Kita lari saja, bersembunyi lewat pintu rahasia! Lekaslah...!"“Tidak bisa! Mata Elang harus ikut bersembunyi!" sahut Ratu Pekat, karena Mata Elang selain pengawal pribadi juga pemuas gairah.Ratu Pekat tidak mau kehilangan Mata Elang. Karenanya ia tidak mau pergi tanpa lelaki itu."Ratu Pekat! Mau lari ke mana kau, hah? Mau kabur seperti orangmu yang kurus kering mirip tengkorak hidup itu, hah! Ha ha ha...!"Hantu Laut benar-benar tak punya rasa takut sama sekali. Bahkan semakin tampak membanggakan dirinya dengan senjata tombak pusaka itu."Hantu Laut!" hardik Ratu Pekat dengan didampingi putrinya yang sudah mencabut pedang ungunya.Hantu Laut maju setindak dan berkata, "Aku hanya ingin memberitahukan padamu, bahwa aku sekarang menjadi

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status