Share

1096. Part 15

last update Huling Na-update: 2025-02-18 01:03:19

PADA saat itu, Ki Bwana Sekarat sudah berhasil dilumpuhkan oleh Ratu Tanpa Tapak. Ketika di kamar tidur sang Ratu, Ki Bwana Sekarat berhasil diserang dengan dua jurus jebakan. Empat jari tangan Nila Cendani disentakkan, maka melesatlah empat larik sinar hijau dari masing-masing ujung jari berkuku runcing itu. Arahnya sengaja sedikit ke kanan, supaya Ki Bwana Sekarat menghindar ke kiri.

Sraab...! Dugaan Nila Cendani benar. Ki Bwana Sekarat berguling di atas ranjang ke arah kanan. Tapi pada saat itu juga Nila Cendani sentakkan keempat jari kanannya yang memancarkan empat larik sinar putih perak berkilauan.

Sraaab...! Arahnya lebih ke kiri dari tubuh Ki Bwana Sekarat, sehingga ketika Ki Bwana Sekarat menghindari ke kiri, maka ia terperangkap sinar putih perak itu.

Jraaab...!

"Uuhg...!"

Tubuh Ki Bwana Sekarat mengejang dengan kepala terdongak menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Tubuh itu menjadi kaku dan kejang sekali. Nila Cendani segera memanggil

Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1097. Part 16

    Akibatnya mereka hanya terdesak beberapa kali oleh serangan Ratu Tanpa Tapak yang menggunakan jurusj-urus berbahaya. Tiga tiang utama istananya sendiri sempat hancur menjadi debu karena serangannya yang dihindari oleh Pelangi Sutera."Monyet busuk! Bagaimana dia bisa masuk ke bentengku!" pikir Nila Cendani memandangi Sumbaruni. Ratu Tanpa Tapak tidak tahu kalau semua penjaga di pintu gerbang sudah dilumpuhkan oleh Pelangi Sutera terlebih dulu, sehingga wanita itu dapat dengan mudah melompat naik ke dinding benteng dan menggagalkan acara hukuman pancung tersebut.Kini lebih dari tiga puluh orang terkapar tanpa nyawa karena amukan Ki Bwana Sekarat dengan Pelangi Sutera. Sabit Guntur sendiri yang tangannya buntung juga mati di tangan Ki Bwana Sekarat dengan tebasan kipas putihnya. Sementara itu Nila Cendani semakin murka, menyerang mereka berdua dengan melayang tanpa menginjak tanah sejak tadi. Ki Bwana Sekarat sempat terjungkir baik ke belakang ketika ia mencoba menahan

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Pendekar Kera Sakti   1098. Part 17

    Sinar merah meluncur dari mata Nila Cendani. Sinar merah itu semula berbentuk lidi kecil, tapi makin jauh makin menyebar lebar dan menghantam tubuh Ki Bwana Sekarat dengan Pelangi Sutera.Hanya saja, sebelum kedua sinar yang terlepas dari kedua mata Nila Cendani itu sampai di tubuh mereka berdua, seberkas sinar putih perak melesat dan menghantam kedua sinar merah tersebut secara melintas cepat dari samping kanan.Blaaar...! Glegaaarrr...!Bunyi ledakan itu luar biasa dahsyatnya. Tubuh Ki Bwana Sekarat dan Pelangi Sutera sama-sama terpental dan terguling-guling di rerumputan. Tapi yang lebih aneh lagi, tubuh Ratu Tanpa Tapak pun terlempar ke belakang dan sempat berjungkir balik sampai jatuh tersungkur di tanah belakangnya, ia segera bangkit dengan merasa heran mengalami peristiwa seperti itu.Matanya segera memandang mencari penyerang yang menggunakan sinar putih perak itu. Ketika pandangan matanya menemukan sesosok pemuda tampan berdiri tegak dengan pakai

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Pendekar Kera Sakti   1099. Part 18

    "Baraka! Biar kami yang hadapi!" teriak seseorang yang ternyata Ki Lumaksono. Ia dan Ki Parandito sempat tersesat jalan dan tiba di tempat ketika Nila Cendani terlempar tadi.Kedua tokoh tua itu segera melesat mendekati Baraka. "Biar kami yang hadapi, supaya kami tak sakit hati jika beliau terluka!"Tapi baru saja mereka bersepakat begitu, Sokobumi melepaskan serangannya berupa puluhan bintang yang menyerang kedua tokoh tua dan Baraka. Puluhan bintang itu tentu saja berkekuatan tenaga dalam sangat tinggi. Gerakannya sangat cepat dan nyaris tidak terlihat lagi."Awas...!" teriak Baraka sambil menendang dengan kedua kaki ke kiri dan ke kanan secara serempak.Tendangan itu mengenai tubuh Ki Lumaksono yang ada di kirinya dan Ki Parandito yang ada di kanannya. Akibatnya mereka berdua terlempar jauh dan terhindar dari puluhan bintang berbahaya itu. Sedangkan untuk menyelamatkan dirinya, Baraka segera mengibaskan Suling Naga Krishnanya ke depan.Wuuut...!

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Pendekar Kera Sakti   1100. Part 19

    "Aku butuh bantuanmu.""Indah sekali. Belum-belum sudah butuh bantuan.""Aku terpaksa menghubungimu, karena tak punya senopati.""Begitukah...!"Asmaradani, Ratu Samudera Kencana, anggukkan kepala dengan gemulai. Bau wewangiannya menyerap ke dalam hati sanubari Pendekar Kera Sakti. Lama-lama mata indah itu mulai berkaca-kaca. Wajah cantik ceria menjadi tersaput duka.Ratu Samudera Kencana melelehkan air mata. Baraka trenyuh, lalu menghapus air mata yang meleleh sampai di pertengahan pipi. Ia menghapus dengan jari telunjuk yang ditekuk dan digunakan sebagai menadah butiran air mata itu."Jangan menangis, Asmaradani. Aku akan datang menolongmu," bisik Baraka dengan nada mesra sekali. "Sebutkan kesulitanmu dan aku akan lakukan apa yang seharusnya kulakukan."Asmaradani menatap dengan penuh perasaan. Jari-jemarinya yang lentik indah itu meraba pipi Baraka. Pendekar tampan berbaju rompi kulit ular emas tanpa lengan itu membiarkan pipinya d

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Pendekar Kera Sakti   1101. Part 20

    Ternyata seorang pemuda berusia sekitar dua puluh enam tahun. Kurus dan berpakaian rompi keemasan. Pemuda itu juga membawa suling berwarna keemasan yang terselip di sabuk pinggangnya. Melihat wajahnya yang pucat tegang dengan bibir berdarah, pemuda itu pasti habis dihajar oleh seseorang, ia malahan bersembunyi di balik pohon besar yang dipakai bersembunyi oleh Baraka di atasnya. Pemuda itu tak tahu kalau di atasnya ada orang bersembunyi pula.Mungkin karena panik, takut, ngos-ngosan, sehingga pemuda kurus itu tak sadar bicara sendiri dengan gemetar. "Ya ampuuun... dosa apa aku ini kok sampai dikejar-kejar orang? Mimpi apa aku semalam kok sampai dihajar orang? Kalau tadi aku tak segera lari, pasti aku dibunuh oleh orang itu. Ihh... mengerikan. Goloknya tajam sekali. Kalau aku dibacok pakai golok itu, oooh... ngeri! Ngeri sekali membayangkannya."Di atas pohon Pendekar Kera Sakti mendengarkan dengan seksama."Wah... itu dia orangnya!" ucap pemuda itu dengan tenang

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Pendekar Kera Sakti   1102. Part 21

    Mat Paung mencabut goloknya dan ingin menebaskan ke bagian kaki. Ia bermaksud memotong kaki pemuda itu sebagai pelajaran. Tetapi ketika golok terangkat, Baraka melepaskan jurus 'Jari Guntur'-nya lagi ke pergelangan tangan Mat Paung.Teess...!Tangan yang memegang golok itu tersentak ke samping dan goloknya lepas bagaikan dibuang begitu saja. Tapi Mat Paung sempat memekik kesakitan dengan wajah menyeringai dan melangkah mundur dua tindak, ia memegangi lengan kanannya memakai tangan kiri dan menggamitnya ke dekat paha."Uuuh...! Bangsat kau! Kau punya ilmu tapi tidak bilang-bilang. Uuhh...! Ternyata apa yang dikatakan orang-orang itu memang benar, kau berilmu tinggi. Tapi... tapi aku yakin ilmumu tak setinggi ilmuku, Setan Alas!""Buk... bukan aku, Kang...! Sumpah... summ... sumpah...! Aku tidak menyakitimu, Kang," bocah muda itu ketakutan walau ia sudah bangkit dan hendak melarikan diri. Langkahnya terhenti karena di sisi lain ia dihadang Brojo yang mulutn

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Pendekar Kera Sakti   1103. Part 22

    "Delapan hari yang lalu aku sedang berada di Pulau Serindu menengok calon istriku," pikir Baraka.Hening tercipta sejenak. Baraka terbayang wajah Ki Empu Sakya yang pernah ditolongnya saat terancam keserakahan Wiratmoko dalam persoalan keris itu juga, ia sama sekali tak menduga kalau Ki Empu Sakya ternyata sudah tiada. Berita itu baru saja diterimanya, karena ia pergi ke Pulau Serindu menengok Hyun Jelita selama enam hari. Baru sekarang ia tiba di tanah Jawa, dan tahu-tahu mendengar kabar tersebut."Aku sudah bilang kepada orang-orang Perguruan Lumbung Darah itu bahwa aku tidak memiliki keris pusaka tersebut, tapi mereka tetap tidak percaya.""Mengapa mereka menduga keras kaulah pemilik keris itu"' tanya Baraka."Karena mereka sangka aku bernama Baraka!""Hahh...!" Baraka terkesiap memandang pemuda kurus."Padahal namaku Sabani, bukan Baraka. Enak saja, aku disamakan dengan Baraka. Gantengnya saja sudah tentu ganteng aku, ya Kang?""H

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Pendekar Kera Sakti   1104. Fitnah Berdarah Sang Pendekar

    PENGEJARAN terhadap diri Ratu Tanpa Tapak kehilangan jejak. Berhari-hari Baraka tidak temukan perempuan yang ingin menjadi penguasa di seluruh jagat raya itu. Akhirnya Baraka putuskan untuk menghentikan pengejaran, ia berangkat ke Pulau Serindu untuk menengok Hyun Jelita. Kepergiannya itu didampingi oleh Ki Bwana Sekarat, si tukang tidur, karena memang dialah yang diutus mencari Baraka oleh sang Ratu negeri Puri Gerbang Kayangan itu. Sedangkan Pelangi Sutera tetap tinggal di tempat dan tidak mengetahui kepergian Baraka.Berawal dari situlah, ternyata sebuah peristiwa yang tak diduga-duga itu terjadi dengan sangat menyedihkan. Ki Empu Sakya dibunuh seseorang dan tersebarlah berita bahwa Baraka adalah pembunuh Ki Empu Sakya. Tersebar pula kabar, bahwa keris pusaka milik Ki Empu Sakya yang bernama Keris Setan Kobra itu telah dicuri oleh Baraka dengan cara membunuh Ki Empu Sakya lebih dulu. Siapa yang menyebarkan berita itu pertama kalinya, tak diketahui secara pasti. Yang jelas,

    Huling Na-update : 2025-02-21

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1142. Part 19

    Maka, pendekar tampan yang ternyata sejak tadi diintip oleh Sundari dari celah pintu dapur itu, mencoba mengutarakan maksudnya kepada Pak Tua pemilik kedai tersebut. "Apakah kau menyediakan kamar untuk penginapan, Ki?""Tidak. Maksudmu bagaimana, Baraka?""Kalau ada kamar, aku akan bermalam di sini. Aku ingin tahu siapa bayangan hitam itu. Karena..., terus terang saja, kedatanganku kemari adalah dalam perjalanan menemui Raja Hantu Malam.""Hahh...!" Ki Rosowelas terkejut. Baraka memang tidak jelaskan pokok masalah sebenarnya agar tak mengundang perhatian terlalu besar bagi si pemilik kedai itu.Baraka hanya berkata, "Aku punya sedikit urusan dengan Raja Hantu Malam dan harus segera kuselesaikan. Jika bayangan hitam itu memang Raja Hantu Malam, berarti aku tak perlu susah-susah mendaki Gunung Keong Langit. Jika memang bukan dia, maka kita semua akan tahu siapa sebenarnya bayangan hitam itu.""Tapi dia berbahaya, Baraka. Bayangan hitam itu, baik dia

  • Pendekar Kera Sakti   1141. Part 18

    Karena tutur katanya sopan dan wajah Baraka tidak kelihatan bengis, maka Ki Rosowelas pun mempersilakan Baraka untuk masuk ke kedainya. Kedai itu tidak ditutup semua, melainkan disisakan satu pintu untuk keluarnya Baraka nanti. Selain mengisi perutnya, Baraka juga memesan secangkir arak. Dua potong ketan bakar dinikmati pula sebagai pengisi perutnya. Ki Rosowelas menemani Baraka dengan ikut menikmati secangkir arak pula.Seorang gadis manis berkulit hitam segera bergegas ke belakang setelah membantu beberes tempat itu. Gadis manis berusia sekitar dua puluh tahun itu adalah anak tunggal Ki Rosowelas yang terlambat lahir. Gadis itu bernama Sunari, yang lahir pada saat Ki Rosowelas sudah berusia empat puluh tahun.Mulanya Ki Rosowelas dan mendiang istrinya merasa tidak akan punya keturunan, karena sudah bertahun-tahun hidup berumah tangga tapi tidak pernah mempunyai anak. Ketika mereka sudah berusia separo baya, sang istri justru hamil. Tapi sayang sang istri harus mening

  • Pendekar Kera Sakti   1140. Part 17

    "Kuhancurkan tubuh Sumbaruni jika kau tak mau tunduk padaku, Baraka!" kata Nila Cendani mengancam dengan suara dingin."Aku tak akan pernah tunduk pada orang sesat sepertimu, Nila Cendani!""Bagus. Kalau begitu kau ingin lihat tubuh Sumbaruni hancur sekarang juga!"Wuuut...! Claaap...!Dari mata Nila Cendani melesat selarik sinar biru bening ke arah tubuh Sumbaruni yang terkapar tak berdaya itu. Baraka yang memang mengetahui kalau serangannya bisa menyentuh Ratu Tanpa Tapak, cepat patahkan sinar biru itu dengan lepaskan jurus 'Tapak Dewa Kayangan', yaitu Sinar putih perak yang keluar dari telapak tangan yang disatukan di dada dan disentakkan ke depan.Baraka memang sudah mengetahui keistimewaan akan dirinya yang akan selalu perjaka, walaupun keperjakaannya itu sudah di obral kesana kemari.Claap...!Blegaaarrr...! Ledakan lebih dahsyat dari yang tadi telah membuat tanah bagaikan diguncang gempa hebat. Tiga pohon di seberang sana tumba

  • Pendekar Kera Sakti   1139. Part 16

    Dalam perjalanannya menuju Gunung Keong Langit, yang menurut keterangan Tabib Awan Putih, bentuk gunung itu seperti rumah keong raksasa itu, Baraka sempat berpikir tentang semua kata-kata dan penjelasan tabib bungkuk itu."Mungkin memang karena tak beristri lagi, maka Raja Hantu Malam kembali ke jalan yang sesat karena tak ada orang yang mengingatkannya. Tapi mengapa diawali dari dasar laut? Mengapa sasaran pertamanya Ratu Asmaradani? Apakah dengan begitu tingkah lakunya tidak mudah tercemar di permukaan bumi? Atau karena Raja Hantu Malam tak bisa menahan hasratnya untuk beristri lagi dan sudah lama mengincar Ratu Asmaradani yang masih tampak muda itu?"Renungan itu patah. Langkah pun terhenti. Pandangan Baraka segera tertuju ke arah kirinya. Di sana ada tanah lega berpohon jarang. Di atas tanah itu tampak dua orang mengadu kesakitan dengan letupan-letupan yang kadang menjadi ledakan mengguncang tanah. Baraka segera bergegas ke pertarungan dua perempuan yang jaraknya l

  • Pendekar Kera Sakti   1138. Part 15

    Pada saat Pendekar Kera Sakti tercengang, wajah Ratu Asmaradani tertunduk malu dan sedih. Tapi suaranya terdengar jelas, "Paksa dia untuk sembuhkan diriku, Baraka. Jika memang sangat terpaksa, kalahkan dia dengan caramu. Aku mohon bantuanmu. Pendekar Kera Sakti...!"Baraka masih tertegun merinding melihat keganasan ilmu 'Racun Siluman', ia dapat bayangkan alangkah menderitanya hidup tanpa bagian perut ke bawah.-o0o-RINDU MALAM hanya diizinkan oleh Ratu Asmaradani mengantar Baraka sampai di permukaan laut saja. Ia harus segera kembali, karena sang Ratu punya firasat adanya rasa cinta di hati Rindu Malam. Bahkan sebelum ia ditugaskan mengantarkan Baraka ke permukaan laut, sang Ratu sudah berpesan kepada semua rakyat dan orang-orang bawahannya, "Tak satu pun boleh mencintai Baraka dan merayunya. Dia orang terhormat, murid dari kakak sepupuku. Apalagi kalau dia berhasil kalahkan Raja Hantu Malam, kalian semua, termasuk aku, berhutang budi kepadanya.

  • Pendekar Kera Sakti   1137. Part 14

    "Ibuku adalah adik dari ibunya Dewi Pedang. Jadi cukup dekat hubunganku dengan bibi gurumu itu, Baraka."Pendekar tampan angguk-anggukkan kepala. Senyumnya kian mekar berseri menggoda hati para prajurit di pinggiran ruang pertemuan itu. Pendekar Kera Sakti merasa lega dan bangga bisa bertemu dengan Ratu Asmaradani, yang dalam urutan silsilah termasuk orang yang patut dihormati dan dilindungi, sebab adik dari gurunya sendiri. Tetapi Baraka diam-diam menyimpan keheranan kecil."Tentunya dia punya ilmu tinggi. Tapi mengapa dia tak bisa selesaikan persoalannya sendiri? Mengapa harus meminta bantuan padaku?"Kemudian Baraka pun bertanya, "Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu, Nyai Ratu? Bibi atau....""Terserah kau. Bukan panggilan hormatmu yang kubutuhkan, tapi kesaktianmu yang kuharapkan bisa menolongku.""Boleh aku tahu apa kesulitanmu, Nyai Ratu?""Beberapa waktu yang lalu, seorang lelaki berilmu tinggi dapat masuk ke negeri ini. Ia mengaku

  • Pendekar Kera Sakti   1136. Part 13

    "Gusti Ratu kami mempunyai ilmu 'Latar Bayangan' yang membuat semua pemandangan di sini seperti pemandangan di permukaan pulau," kata Kelana Cinta."Apakah di sini juga ada siang dan malam?""Ya. Kami juga mengenal siang dan malam, tapi kami tak punya matahari dan rembulan," jawab Rindu Malam."Hanya orang berilmu tinggi dan mempunyai kepekaan indera keenam saja yang bisa sampai di tempat kami ini. Tetapi jika kau tinggal di sini, kau akan dibekali ilmu tersendiri yang bisa membuatmu keluar masuk ke negeri kami, seperti contohnya ilmu yang kugunakan membawamu kemari tadi," kata Kelana Cinta."Seandainya ada...." Kelana Cinta tak jadi teruskan kata, ia melihat seorang wanita berjubah perak muncul di serambi istana. Wanita berambut pendek itu membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Baraka.Maka Kelana Cinta berkata, "Sebaiknya kita segera masuk ke istana. Pendeta Agung Dewi Rembulan sudah mempersilakan kita untuk menghadap sang Ratu.""O

  • Pendekar Kera Sakti   1135. Part 12

    "Aneh sekali!" gumam Baraka sambil memandang pulau gundul yang seolah-olah tempat pengasingan amat menyedihkan. Tak ada tonggak, tak ada pohon, tak ada atap, tak ada apa-apa. Tentu saja Pendekar Kera Sakti bingung mencari di mana negeri Samudera Kencana itu.Rindu Malam membawa Baraka persis ke tengah pulau. Kelana Cinta segera lakukan gerakan aneh. Kedua tangannya direntangkan, lalu mengeras, dan bergerak saling mendekat di depan dada. Kedua tangan itu saling bertemu, tapi hanya ujung telunjuk dan ujung jempolnya saja yang bertemu, jari lainnya menggenggam rapat. Kelana Cinta memusatkan pikirannya, mengerahkan tenaga untuk keluarkan kekuatan aneh dari ujung pertemuan dua telunjuk tersebut.Kejap berikut, ujung telunjuk itu lepaskan selarik sinar warna-warni, bagaikan sinar pelangi. Sinar itu melesat tanpa putus, mengarah ke tanah cadas berumput laut. Sinar itu bergerak sesuai dengan langkah kaki Kelana Cinta yang mengelilingi tubuh Rindu Malam dan Baraka. Sinar warna-

  • Pendekar Kera Sakti   1134. Part 11

    "Memang... memang hanya salah paham saja."Baraka tertawa, tapi Rindu Malam dan Sumbaruni saling lirik penuh hasrat untuk saling menyerang. Hasrat itu sama-sama mereka tahan supaya tidak membuat si pendekar tampan besar kepala, karena merasa diperebutkan.Tiba-tiba sekelebat bayangan datang dari arah belakang Sumbaruni. Bayangan itu tahu-tahu sudah berwujud di depan mereka, membuat Sumbaruni dan Baraka sedikit tercengang melihat penampilan seorang tokoh tua berambut panjang abu-abu, berbadan kurus dan berjubah putih kusam. Orang itu bukan orang tua yang bertarung aneh di puncak bukit seberang tadi, melainkan seorang tokoh tua yang amat dikenal Baraka dan Sumbaruni. Dia adalah Raja Maut, tokoh beraliran putih yang tidak sempat hadir dalam pertemuan di Bukit Kayangan untuk membicarakan pelaku pembunuhan Ki Empu Sakya."Sumbaruni, syukurlah kau bisa kutemui di sini!" kata Raja Maut."Ada apa, Prasonco?" tanya Sumbaruni menyebutkan nama asli Raja Maut.

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status