Beranda / Pendekar / Pendekar Kembara Semesta Seri 2 / Kekasih Pimpinan Bajak Laut

Share

Kekasih Pimpinan Bajak Laut

Penulis: Suwito Sarjono
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

”Anak buah Tuan Lau Pan ternyata jago main senjata golok,” gumam Suro Joyo. “Mereka bisa menandingi para bajak laut yang sok jago. Mereka mampu membuat anak buah Ponggewiso keteter.”

 Kata-kata yang digumamkan Suro Joyo tidak salah. Anak buah Lau Pan berhasil memecah gerombolan bajak laut menjadi dua kelompok. Para bajak laut terpecah kekuatannya. Kalau mereka bergerombol, maka akan mudah menghabisi anak buah Lau Pan. Namun karena mereka terpecah menjadi dua bagian, kekuatan mereka tinggal separuh untuk masing-masing kelompok.

Beberapa bajak laut luka parah terkena sabetan golok-golok anak buah Lau Pan dalam pertempuran yang seru. Sebagian dari anak buah Ponggewiso itu malah terjungkal tewas dan masuk ke laut. Para bajak laut tewas karena terkena sabetan golok yang cepat dan sulit dihindari.

“Bajingan…, kalian licik!” umpat seorang bajak laut yang masih hidup. “Jangan merasa telah menang. Kalian semua akan ku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Menuju Perguruan Tepaswaja

    Suro Joyo tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Dia benar-benar terkejut ketika Lau Pan berterus terang bahwa pedagang dari Tiongkok itu mengenal Raja Agung Paramarta, ayah Suro Joyo. Bagaimana mungkin pedagang dari negeri yang letaknya jauh dari Krendobumi itu bisa mengenal Agung Paramarta?”Benar, Raden Suro Joyo,” jawab Lau Pan atas pertanyaan Suro Joyo. “Saya mengenal Raja Agung Paramarta yang bijaksana.””Ah..., jangan berbasa-basi seperti itu, Tuan Lau Pan. Saya lebih senang dipanggil ’Suro Joyo’ saja. Tidak perlu memanggil saya dengan sebutan ‘raden’, ‘pangeran’, atau semacamnya.””Baiklah. Kalau begitu, Saudara Suro Joyo jangan panggil ’Tuan’, karena Saudara Suro Joyo bukan anak buah saya.””Lantas, saya mesti memanggil dengan sebutan apa?””Terserah Saudara Suro Joyo saja.””Ya..., kalau begitu saya panggi

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Sergapan Empat Pendekar

    ”Aku heran..., mengapa manusia suka mengumbar nafsu liarnya?” gumam Suro Joyo sambil terus berjalan menelusuri jalan bersemak belukar yang ditumbuhi rumput liar. “Padahal semua manusia pasti tahu bahwa nafsu liar tidak bisa dikendalikan. Nafsu liar tidak ada batasannya. Sekali nafsu liar diumbar, maka perilaku manusia tersebut bisa brutal. Bahkan bisa sangat brutal.”Ketika manusia sudah tidak dapat mengendalikan nafsunya, maka perbuatannya sudah tidak sesuai nalar. Perbuatan manusia yang hanya menghamba kepada nafsunya semata, maka perilakunya sudah tidak waras. Perilaku manusia semacam ini tidak bisa diterima dengan akal sehat.Manakala manusia suka mengumbar nafsu liarnya, maka derajat manusia tersebut rendah. Bahkan sangat rendah. Saking rendahnya, manusia tersebut setara dengan binatag. Bahkan bisa lebih rendah di bawah derajat binatang.Karena binatang memang tak mempunyai akal pikiran. Yang dimiliki binatang adalah nafsu belaka. Se

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Bertemu Lakseta

    Batang pohon yang ambruk cukup besar. Kalau sampai menindih seseorang, maka orang itu bisa celaka. Atau bahkan bisa kehilangan nyawa. Suro Joyo menoleh ke belakang. Dia menyadari bahwa ada bahaya mengancam jiwanya. Pendekar muda itu mesti melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya. Bahaya yang sudah nyata ada di depan mata!“Empat orang itu benar-benar memiliki kemampuan silat yang mumpuni,” gumam Suro Joyo. “Tenaga dalam mereka juga luar biasa hebatnya. Patahan ranting yang mereka lemparkan, bisa merobohkan sebuah pohon.”Tiba-tiba Suro Joyo menjatuhkan tubuhnya ke semak belukar. Gerakan Suro Joyo saat menjatuhkan diri berlangsung sangat cepat. Dia berusaha menjauhi tempat yang akan kejatuhan pohon tumbang itu.Brusss!Batang pohon menerpa rerumputan, berjarak beberapa tombak dari tubuh Suro Joyo yang tengkurap di semak belukar. Dirinya lolos dari terpaan batang pohon. Tubuhnya selamat dari timpaan batang pohon. Pendekar Rajah Cakra Geni itu segera melompat bangun.Suro Joyo lansung

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Kedatangan Kowara di Pelabuhan Atri

    Senang hati Suro Joyo karena sudah berada di Perguruan Tepaswaja. Susah payah dia datang dari jarak yang sangat jauh, kini telah sampai tanah tujuan. Jauh-jauh dia datang ke pulau ini, sekarang sudah sampai tempat Lakseta menggembleng murid-muridnya.Selama perjalanan memasuki areal Perguruan Tepaswaja, Suro Joyo belum mengemukakan maksud kedatangannya ke Perguruan Tepaswaja. Umpama Suro Joyo tanpa mengatakannya pun, Lakseta tentu sudah tahu. Dulu keinginannya ini sudah pernah disampaikan kepada Lakseta.Sementara waktu cerita beralih ke Pulau Sapit Yuyu. Sebuah pulau berbentuk setengah lingkaran yang bentuknya mirip penjepit yang dimiliki ketam atau udang. Di pulau tersebut dihuni Ponggewiso dan kekasihnya yang bernama Lasih Manari, serta ratusan anak buahnya. Anak buah Ponggewiso adalah orang-orang yang berlatar belakang buruk. Ada yang pernah jadi pencuri, ada yang pernah jadi perampok, ada nada pula pelarian dari sebuah wilayah kerajaan karena pernah melakukan suatu kejahatan.Di

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Percobaan Pembunuhan di Penginapan Latri

    “Aku mesti ke Pelabuhan Atri,” gumam Kowara. “Tak ada gunanya singgah di Pulau Sapit Yuyu. Tak ada gunanya ketemu Ponggewiso dan Lasih Manari.”Sebenarnya Ponggewiso dan Lasih Manari pendekar yang mempunyai ilmu silat tinggi dan mampu menggunakan berbagai macam senjata. Kowara bisa belajar banyak ilmu kepada sepasang pendekar hebat itu. Namun Kowara menyadari bahwa mereka sepasang pendekar yang suka merompak kapal dagang yang lewat di Selat Utara.Kowara mendengar kabar dari teman-teman bahwa Ponggewiso, Lasih Manari, dan anak buah mereka suka merampok kapal dagang di tengah laut. Banyak pedagang atau pun masyarakat pada umumnya yang menjadi korban perbuatan jahat Ponggewiso dan anak buahnya. Perilaku mereka yang mencelakakan banyak orang itu yang kurang disukai Kowara.“Kalau aku terlihat akrab dengan Ponggewiso dan Lasih Manari, diriku bisa rugi,” kata Kowara pada diri sendiri. “Aku bisa dijauhi teman-teman, di antaranya sesama pedagang. Aku juga bisa dijauhi teman-teman lain yang p

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Tantangan dari Pimpinan Bajak Laut

    Tiga orang yang mengenakan pakaian serba hitam tidak menghiraukan teriakan Kowara. Mereka tidak mengindahkan ancaman yang dilontarkan Kowara. Yang ada di benak mereka adalah lari dan terus lari. Ruanya mereka menyadari bahwa Kowara bukan pendekar sembarangan. Dengan kelihaiaannya, ketika dilempari senjata beracun, bisa membalikkan senjata tersebut, sehingga menewaskan satu dari orang yang berniat jahat pada Kowara. Dari gerakan Kowara tadi bisa diketahui bahwa kemampuan Kowara tidak diragukan lagi. Kowara bisa membunuh lawan dengan senjata yang dilemparkan lawan tersebut. Kalau tiga orang itu tidak lari, bisa mati di tangan Kowara. “Gila…, mereka bisa lari sekencang ini,” gumam Kowara. “Aku akan berlari lebih kencang lagi supaya bisa mengejar mereka. Aku mesti tahu siapa mereka dan apa yang menyebabkan mereka ingin membunuhku.” Kowara merasa gusar. Dia merasa penasaran. Apa mereka ingin membunuhku atas keinginan sendiri ataukah disuruh orang lain? Begitu pertanyaan berkecamuk dalam

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Mengejar Para Penculik

    Beberapa saat Suro Joyo masih termenung. Dia merasa senang atas semangat yang ditunjukkan masyarakat. Para penduduk setempat terlihat punya tekad kuat untuk ikut terlibat. Mereka berani maju untuk bertempur melawan para bajak laut yang telah menculik para gadis. Suro Joyo sebagai seorang laki-laki menyadari bahwa para penduduk merasa diinjak-injak harga dirinya. Mereka merasa disepelekan oleh gerombolan perompak. Para perompak itu seolah-olah merasa tidak ada yang bisa menandingi. Para bajak laut seolah-olah merendahkan kemampuan para penduduk yang dekat dengan pelabuhan itu. Namun di sisi lain, Suro Joyo juga bertanya-tanya dalam hati. Apakah para penduduk yang berada di Desa Glagah itu mempunyai ilmu silat untuk menghadapi para bajak laut? Apakah mereka kemampuan yang bisa diandalkan ketika bertempur melawan gerombolan bajak laut yang ganas dan tidak mengenal belas kasihan? Sebelum Puguh sebagai kepala desa menggerakkan warganya untuk menggempur gerombolan bajak laut, Suro Joyo in

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Merusak Kapal Penculik

    Lakseta memandangi Suro Joyo disertai perasaan heran. Dalam pemikiran Lakseta, berenang adalah cara satu-satunya untuk mengejar para penculik. Tidak ada cara lain. Mungkin ada cara lain, tetapi tidak masuk akal. Terbang! Itu cara mengejar penculik selain berenang menuju kapal para penculik. Namun tidak mungkin dilakukan karena Suro Joyo tidak bisa terbang.“Bertindak?” tanya Lakseta tak bisa menutupi keheranannya. “Apa yang akan kamu lakukan kalau tidak berenang?”“Iya. Kalau kamu berenang untuk menuju kapal layar mereka, maka kamu bisa dicincang habis sama mereka! Ingat, mereka itu kalau sudah berhadapan dengan orang yang memusuhinya, bisa berubah seperti binatang. Ganas dan tak berperikemanusiaan.”Lakseta mengangguk-angguk tanda setuju atas pernyataan Suro Joyo. Lakseta membenarkan perkataan Suro Joyo. Lakseta mengakui bahwa yang dikatakan Suro Joyo tidak salah sama sekali. Namun dia penasaran tentang apa yang akan dilakukan Suro Joyo untuk mengejar para penculik selain dengan bere

Bab terbaru

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Sanggaliwung

    Sebelum menemukan satu cara untuk menghadapi jurus lawan, tiba-tiba Suro Joyo tertawa-tawa riang. Dia ingat sesuatu. Sesuatu itu adalah nama jurus terakhir yang akan dikeluarkan lawannya. ”Hehehe..., aku sudah tahu sekarang!” kata Suro Joyo. “Kamu mau mengeluarkan Jurus Ular Api Neraka. Iya kan? Ah..., tapi aku ngak percaya kalau jurusmu itu hebat. Soalnya caranya seperti cacing kepanasan... !” ”Suro Joyo! Tak perlu banyak bacot! Sekarang bersiap-siaplah kukirim ke neraka, hiaaat…!” teriak Sanggariwut sambil melompat tinggi dengan gerakan tangan siap mencakar lawan. Gerakan cepat yang dilakukan Sanggariwut ini merupakan kembangan dari jurus mautnya. Kembangan jurus ini dinamakan gerakan ’Ular Neraka Mematuk Mangsa.’ Sanggariwut meluncur ke arah Suro Joyo untuk mencakar wajah lawan. Secara sigap, Suro Joyo melibaskan pedang saktinya untuk menebas leher Sanggariwut. Namun Sanggariwut malah menggenggam ujung pedang Suro Joyo dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kiri siap mencakar

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Jurus Terakhir

    ”Kalau kamu tak percaya, akan kubuktikan sekarang juga, hiaaat...!” seru Wadungsarpa sambil menusukkan kerisnya ke arah leher lawan.Sargo cepat menangkis dengan pedangnya. Terdengar dentingan nyaring disertai sinar berkilatan. Saat pedang Sargo berbenturan dengan keris lawan, pedang itu patah menjadi beberapa bagian.Senapati Pulungpitu itu terbelalak kaget. Wadungsarpa tak memberi kesempatan, dia segera melesat cepat dengan ujung keris mengarah dada lawan.Gerakan Wadungsarpa sangat cepat, membuat Sargo panik. Dia tak mungkin menangkis senjata sakti Wadungsarpa hanya dengan menggunakan pedang yang tinggal gagangnya! Ketika Sargo sedang berpikir untuk menyelamatkan diri, Keris Kawungtunjem terus melesat untuk menembus jantungnya!Secara tak terduga, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Baru saja terjadi benturan keras antara Keris Kawungtunjem dengan Pedang Dadaplatu. Benturan dua senjata sakti juga menimbulkan pijaran api. Pedang sakti berkelo

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Bertemu Musuh Lama

    “Bisa saja. Makanya, aku lebih baik menjadi pendekar pengembara.”Kedua pendekar muda itu bercakap-cakap cukup lama. Sampai tak menyadari kehadiran Ratri di dekat mereka.”Oh, Nona Ratri!” sapa Sargo yang lebih dulu mengetahui kehadirannya. ”Belum tidur?””Belum, aku merasa sulit tidur. Maka aku kemari kerena juga ada perlu dengan Suro,” jawab Ratri. Sekaligus menyuruh Sargo meninggalkan tempat itu secara halus.”Kalau begitu, aku permisi dulu,” kata Sargo tahu diri.“Maaf, Senapati, kalau mengganggu.”“Tidak apa-apa, Nona. Mari Suro!””Mari,” sahut Suro Joyo. Lalu Sargo bergegas masuk ke rumah.Samar-samar wajah cantik Ratri diterangi oleh sinar lentera yang tergantung di teras. Sebenarnya dada Suro Joyo sedikit berdesir-desir seperti orang naksir. Namun dia tahan sekuat tenaga. Untuk saat ini dia belum berminat memikirkan kekasih.

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Membalikkan Ajian Lawan

    Keksi Anjani menghantamkan Ajian Maruta Seketi ke arah dada Miguna. Hantaman angin puting beliung siap menghempaskan tubuh tua itu sejauh ribuan tombak. Atau bisa juga membenturkan tubuh Miguna dengan benda keras hingga remuk!Terdengar suara puting beliung menggiriskan hati.Miguna memutar pedang saktinya di depan dada. Lalu dia silangkan pedang di depan dada. Ketika angin puting beliung menghantam dada, angin deras itu membalik ke arah Keksi Anjani!Keksi Anjani menghindar, angin puting beliung menghantam pendapa kalurahan hingga berkeping-keping! Pendapa Jenggalu hancur berkepingan terkena terjangan Ajian Maruta Seketi.Putri Siluman Alan Waru itu tertegun setelah tahu bahwa ajiannya dapat ditangkis dan dibalikkan oleh lawan. Lawan yang sudah tua renta lagi! Sungguh malu dan geram Keksi Anjani atas kenyataan dihadapi.Keksi Anjani mencabut pedangnya. Pedang tipis tersebut akan dia padukan dengan gerakkan yang cepat seperti siluman untuk menyeran

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Miguna yang Tak Terduga

    Di tengah berkecamuknya pertarungan, tiba-tiba Sanggariwut dan Keksi Anjani terjun di arena pertempuran. Mereka mengamuk ke dalam barisan prajurit Pulungpitu. Para prajurit yang bersenjata pedang itu bertumbangan terkena sabetan selendang Keksi Anjani yang mematikan.Sudah beberapa saat berlalu pertarungan semakin seru. Para prajurit yang bertarung melawan anak buah Wadungsarpa tidak merasa kesulitan dalam merobohkan lawan. Karena anak buah Wadungsarpa memang tidak begitu pandai memainkan jurus pedang. Jadi dengan mudah dapat dirobohkan.Pertarungan semakin seru juga terjadi antara Taskara melawan Bremara. Taskara telah mengeluarkan senjata andalannya berbentuk trisula. Bremara pun mengeluarkan tongkat semu dari balik pinggang. Taskara langsung menusukkan senjatanya ke arah lawan. Bremara menangkis senjata lawan dengan tongkat semunya. Beberapa kali dia berhasil menangkis trisula lawan. Pada satu kesempatan Bremara mengetokkan tongkatnya

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Serangan dari Pulungpitu

    ”Kalau kamu masih penasaran dan ingin bertarung denganku, kutunggu di Jenggalu!” seru Sanggariwut sambil melesat pergi bersama Keksi Anjani. Mereka melesat ke arah selatan, menuju Jenggalu. Sepeninggal mereka, Suro Joyo segera mendekati Sargo yang tertelungkup di tanah. Di punggungnya yang robek terlihat dua tapak kaki yang gosong. Suro Joyo pernah mendengar tentang Jurus Ular Api Neraka yang hanya dimiliki Sanggariwut. Tendangan maut itu kalau dilakukan secara sempurna, maka yang ditendang akan jebol dan gosong. Mungkin tendangannya tadi kurang sempurna, sehingga punggung Sargo hanya gosong. Tapi, masih hidupkah dia? Suro Joyo meraba pergelangan Sargo. Ternyata masih ada denyutan. Berarti senapati muda itu masih hidup. Segera Suro Joyo mencabut pedang saktinya. Dia tempelkan gagang pedang pada punggung Sargo yang gosong. Hal itu untuk menyerap hawa panas akibat tendangan jurus maut dari Sanggariwut. Setelah tubuh Sargo normal, Suro Joyo mengembalikan pedangnya di sarung yang meling

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Jurus Maut Sanggariwut

    Pada sisi lain, pertempuran antara anak buah Sanggariwut melawan para prajurit Pulungpitu semakin seru. Kedua pihak timbul korban. Walau jumlahnya berimbang, tapi anak buah Sanggariwut semakin menipis. Sekarang tinggal beberapa orang saja yang kocar-kacir mencari selamat dengan melarikan diri memasuki Jenggalu. Para prajurit Pulungpitu terus mengejar mereka secara beramai-ramai. Sanggariwut yang melihat anak buahnya berlarian, jadi semakin gusar. Sungguh tak diduga bahwa mereka ternyata pengecut dan memalukan! Hal ini justru membuat Sanggariwut ingin segera menyelesaikan pertempuran ini. Dia segera mencabut senjata andalannya. Cambuk Sewugeni! Cambuk tersebut langsung dia sabetkan secara bertubi-tubi ke arah lawan. Sargo mesti berjumpalitan mencari selamat. Setiap cambuk menghantam pohon, maka pohon itu hancur dan terbakar. Terdengar suara menggelegar setiap kali cambuk sakti disabetkan. Batu yang tersabet ujung Cambuk Sewugeni pun hancur berkeping-keping disertai letupan api. Sargo

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Keksi Anjani

    Sanggariwut kini menyadari bahwa lawan-lawan yang dihadapi bukan sembarang pendekar. Mereka ternyata orang-orang hebat, jago-jago silat dengan segudang pengalaman di dunia persilatan.Bukan hanya Sanggariwut, Keksi Anjani pun sadar diri bahwa lawan-lawan mereka ternyata para pendekar hebat yang menjadi senapati Pulungpitu. Pendekar wanita itu makin sadar diri setelah tahu kehebatan Sargo.“Keksi…, lawan kita ternyata para pendekar hebat,” kata Sanggariwut kepada Keksi Anjani dengan nada lirih. “Mereka orang-orang pilih tanding yang punya banyak pengalaman. Kalau kita tadi hati-hati, justru kita berdua yang tewas di tangan mereka.”“Aku pun tak menduga kalau orang-orang Pulungpitu itu ternyata ada yang hebat,” sahut Keksi Anjani. “Benar-benar ini sebuah kejutan.”Walaupun dirinya tahu kalau lawan-lawan yang dihadapi punya kelebihan yang layak diperhitungkan, Keksi Anjani tidak mau harga dirinya jatuh. Dia tak ingin terlihat lemah, apalagi terkesan kalah di depan lawan-lawannya. Keksi A

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Kehebatan Sargo

    ”Huahahaha..., aku sudah tahu tujuan kalian,” kata Sanggriwut dengan lantang. ”Kalian pasti ingin menggempur Jenggalu. Maka dari itu, kami sudah menyiapkan sambutan yang sangat meriah untuk kalian. Kayu besar ini akan kami gunakan untuk menyambut kalian...!”Sanggariwut dan Keksi Anjani bersalto ke belakang. Lalu kedua tangan mereka yang dimuati tenaga dalam, disorongkan ke depan untuk menghantam kayu gelondongan yang melintang di jalan. Kayu gelondongan melesat cepat ke arah Sargo dan anak buahnya! Kayu besar tersebut melesat untuk menghantam dan menggencet mereka...!“Awas!” teriak Panggas memperingatkan kepada teman-teman dan anak buahnya.Panggas tidak ingin dirinya, teman-teman, dan prajurit Pulungpitu celaka akibat terpaan gelondongan kayu yang besar. Kayu gelondongan yang besar itu sangat berat. Manusia yang terhantam bisa celaka. Manusia yang tergencet, bisa tewas seketika.“Cepat menghindar!” Sargo menyambut teriakan Panggas. Sargo, Sang Senapati Pulungpitu, juga punya pemik

DMCA.com Protection Status