Teknik Penguasaan Api agak sedikit berbeda dengan teknik dasar ilmu bela diri.Penguasaan api memerlukan energi panas dari tubuh untuk diolah dan diubah tubuh menjadi energi panas yang bisa dikeluarkan dari dalam tubuh dengan bentuk api.Seperti yang dijelaskan oleh Ki Seno, lebih mudah belajatr teknik penguasaan api ini apabila memiliki roh api di dalam tubuh.Roh api akan terus menerus menghasilkan api yang bisa dikeluarkan sesuai dengan keinginan pemiliknya tanpa batas sama sekali.Tidak sembarangan orang bisa bersatu dengan Roh Api.Apabila tubuh tidak sesuai atau tidak kuat, maka Roh Api akan membakar habis tubuh yang menerima roh api tersebut.Itulah kenapa Ki Seno tidak menganjurkan Mahasura untuk mencari roh api sekarang, karena tubuh Mahasura baru dalam tahap peningkatan tubuh pendekar."Kakek akan mengajarimu lima jurus saja dari teknik penguasaan api ini, sesuai debngan kemampuan tubuhmu!" ujar Ki Seno.Ki Seno tidak mengajari tingkat atas dari ilmu penguasaan api ini, yang
"Mahasura, ada yang ingin kakek sampaikan padamu!" panggil Ki Seno setelah Mahasura sudah menyelesaikan seluruh latihannya."Ada apa, Kek?" tanya pemuda ini mendekati Ki Seno."Kamu kan sekarang sudah mahir ilmu bela diri, jadi kakek tidak khawatir lagi kalau kamu berpetualang di Kerajaan Sembilan naga ataupun kerajaan lainnya di Benua Selatan ini.""Ada apa sih, Kek? Kenapa jadi serius sekali?" tanya Mahasura keheranan."Sudah saatnya kamu mengetahui kejadian sebenarnya yang menimpamu di masa lalu, agar kamu bisa terus maju di masa depan!" sahut Ki Seno, yang semakin membuat Mahasura kebingungan."Kakek bicaranya berbelit-belit dan melantur kemana-mana!" seru Mahasura mulai merasa bosan."Kamu itu ... tidak ada berubahnya! Sudah menjadi pendekar, masih saja jiwa malasnya ada!" kata Ki Seno yang mulai kesal juga dengan sikap Mahasura."Bukan begitu, Kek! Arya kan sudah besar, jadi katakan saja apa yang hendak kakek katakan, Arya bisa menerimanya!" tegas Mahasura."Baiklah, kalau meman
"Kamu yakin akan berangkat mencari tahu keberadaan orang tuamu, Arya?" tanya Frisanti yang membantu Mahasura mengemasi pakaian dan bekal makanannya."Kata kakek, kemungkinan besar ayah dan ibuku masih hidup di luar sana! Aku tidak tahu kenapa mereka membuangku tinggal bersama kakek, dan juga tidak pernah mengunjungiku!" ujar Mahasura."Mungkin saja orangtuamu sudah tewas, Arya! Kan Ki Seno hanya bilang kemungkinan masih hidup, karena sudah lama sekali!" kata Frisanti yang berusaha membujuk Mahasura tetap tinggal di Desa Naga.Hufh!Mahasura terdiam dan menundukkan kepalanya.Berbagai kejadian beberapa hari ini membuatnya sangat lelah.Semula dia mengira dirinya hanyalah anak yatim piatu yang ditemukan dan diasuh oleh kakeknya sekarang, tapi ternyata dia merupakan keturunan pendekar nomor satu di masa lalu, menemukan Kitab Dewa Naga yang dicari seluruh jagad persilatan, mempelajari Kitab Dewa Naga dan menjadi penguasa api.Kini, Ki Seno, kakeknya mengatakan kalau dia sebenarnya bukan y
"Arya ..." sapa Frisanti.""Ada apa, Fris!' sahut Mahasura."Bagaimana kalau aku bilang kalau ...."Frisanti sempat terhenti untuk mengatakan perasaannya."Kalau apa, Fris? Kok kamu jadi aneh begitu sih?" tanya Mahasura."Aku mencintaimu, Arya!"Frisanti sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi untuk diutarakannya kepada Mahasura, tanpa di amenyadari kalau semuanya sudah terlambat.Frisanti merasakan kalau dia akan kehilangan Mahasura Arya untuk selama-lamanya.Untuk itulah gadis ini nekad menyatakan cintanya kepada Mahasura.Sayangnya Mahasura hanya menganggapnya sebagai sahabat masa kecilnya, karena pemuda ini sudah mencintai gadis lain yang tidak diketahui Frisanti."Maafkan aku, Fris! Kamu sudah kuanggap saudaraku sendiri!" ujar Mahasura pelan dengan agak menyesal.Frisanti langsung terdiam beku mendengar jawaban Mahasura yang tidak seperti harapannya.Tapi gadis ini langsung bisa menguasai perasaanya kembali agar tidak terlihat sedih dan kecewa.Dia tidak boleh membebani Arya de
"Kamu mau dibikinin makanan kecil tidak, Arya?" tanya Frisanti."Tidak perlu, Fris! Cukup teh panas saja yang aku perlukan untuk mengusir dingin malam ini!" seru Mahasura."Ada lagi yang bisa mengusir dinginnya malam, Arya ... selain teh panas tentunya!" ujar Frisanti."Aku tidak tahu ada lagi yang lainnya yang bisa menggusir dinginnya malam, Fris!" ujar Mahasura.Frisanti hanya tersenyum mendengarvperkataan Mahasura Arya.Dia tidak tahu apakah Arya hanya berpura-pura atau memang tidak tahu maksud perkataannya?"Bagaimana tehnya? Cukup panass?" tanya Frisanti berbasa basi."Cukup, Fris! Oh ya, kamu mengundangku ke rumahmu untuk apa?" tanya Mahasura.Frisanti hnay tersenyum, kemudian menarik tangan Mahasura agar mengikutinya ke kamarnya."Kenapa kita ke kamarmu, Fris? Nanti orangtuamu tahu, aku bisa dihajar habis-habisan!" ujar Mahasura."Kan aku bilang, orangtuaku sedang berada di ibukota, jadi tidak mungkin malam-malam pulang ke Desa Naga!" kata Frisanti meyakinkan Mahasura.Frisanti
"Aku harus ke ibukota menemui Chandani! Mungkin dia bisa membantuku mencari informasi mengenai keberadaan orang tuaku!" ujar Mahasura dalam hati.Mahasura sedang dilanda kebimbangan memilih antara dua gadis yang mencintainya ini.Frisanti atau Chandani?Perjalanannya ke ibukota juga untuk melihat apakah rasa yang didapatnya bersama Frisanti akan sama rasanya saat dia bersama dengan Chandani.Mahasura tidak bisa menemui C.handani di istana kerajaan karena dijaga ketat.Jadi Mahasura hanya berharap Chandani bisa menemukan dirinya di tengah keramaian Kota Naga Sakti.Menginap di penginapan mewah sebelumnya juga tidak mungkin, karena dia tidak mempunyai koin emas yang cukup untuk membayar biaya penginapan.Mahasura hanya diam terduduk di wilayah kumuh kota Naga Sakti ini."Kenapa tidak aku pikirkan tadi, sebelum ke ibukota ini?" pikir Mahasura.Puk!Bahunya ditepuk oleh seseorang yang menyadarkannya dari lamunannya."Kemapa tidak mencariku ke istaman? Malahan merenung sendirian di tempat
Istana Kerajaan Sembilan Naga ternyata sangat luas di dalamnya. Selain paviliun utama tempat raja memerintah, terdapat beberapa paviliun lainnya di dalam istana kerajaan ini termasuk paviliun tamu tempat Mahasura menginap. Kamar yang diberikan kepada Mahasura, juga bukan kamar sembarangan. Kamar ini memiliki tempat tidur yang nyaman, juga penerangan yang sangat memadai. "Ternyata begini rasanya tinggal di lingkungan kerajaan," gumam Mahasura. Mahasura juga tidak menyangka kalau Chandani akan mengajaknya ke dalam lingkungan istana kerajaan, kaena sulit sekali bagi orang awam seperti dirinya untuk masuk ke dalam istana. Bahakan hanya sekedar menginjakan kaki di pintu gerbang istana saja tidak akan bisa dilakukannya. Tapi sekarang, dia berada di kamar tamu kerajaan. Bahkan Raja Naga Langit akan menemuinya. Sungguh pengalaman hidup yang bagaikan dongeng baginya. Guyuran air dari pancuran air bambu yang dialirkan dari tempat penampungan air istana menyegarkan pikiran Mahasura yang
Ting! Ting! Ting! Bunyi ketukan di gelas yang berasal dari tangan Raja Naga Langit membuat semua peserta perjamuan makan malam ini terdiam. Semua mata tertuju kepada raja yang saangat berwibawa ini. "Perhatian semuanya! Mungkin kalian semua bingung dengan munculnya pemuda gagah yang sedang duduk di samping Putri Chandani ini. Ketahuilah kalau pemuda ini adalah Pendekar Dewa Naga yang mewarisi semua Kitab Dewa Naga yang ditulis oleh salah satu pendiri kerajaan kita yaitu Raja Ravindra yang lebih terkenal sebagai Pendekar Pedang Dewa Naga!" seru Raja Naga Langit. Seluruh yang hadir dalam perjamuan makan malam ini dibuat terkejut oleh pengumuman dari Raja Naga Langit yang tidak disangka-sangka oleh mereka. Plok! Plok! Plok! Tepuk tangan membahana dari seluruh peserta perjamuan makan malam ini langsung bergemuruh memenuhi seisi ruangan perjamuan makan malam ini. "Pemuda ini bernama Mahasura Arya. Bukan hanya mewarisi Kitab Dewa Naga, tapi pemuda ini juga keturunan langsung dari
Pemuda Hilang Ingatan Sinar matahari pagi menerpa wajah pemuda yang tampak sangat berantakan dengan wajah kotor penuh jelaga serta pakaiannya yang agak hancur berantakan. Samar-samar matanya melihat ada dua matahari di atas langit, tapi sinar matahari yang menerpa wajah dan tubuhnya ini terasa hangat dan nayaman. Pemuda ini juga berbaring di tengah tanaman bunga warna warni yang harum semerbak. Tampak olehnya makhluk-makhluk kecil yang lucu berlarian di sekitar dirinya tanpa merasa ketakutan sama sekali terhadap dirinya. "Aku ada di mana ya?' tanya pemuda ini dalam hati. Perlahan pemuda ini bangkit dan melihat sekellilingnya. Dia berada di tengah padang bunga yang luas dengan bunga beraneka warna. Sedangkan di hadapannya terdapat pegunungan yang masih asing bagi dirinya. Salah satu makhluk lucu ini menarik pakaiannya sambil menunjuk ke arah langit. Pemuda ini terpana melihat pemandangan indah di atas langit. Ratusan naga berwarna warni dari naga kecil sampai naga yang besa
Kekuatan Jurus Dewa Phoenix Penghancur Semesta yang dikeluarkan Kaisar Dewa Naga bagaikan kekuatan nuklir yang meledak dengan kerasnya di angkasa.Semua tidak menyangka kalau Pendekar Dewa Naga yang melesat menyerupai Phoenix api ke angkasa ini akan menabrakan dirinya ke lubang dimensi yang menimbulkan ledakan yang sangat mengguncang Benua Selatan ini.Bahkan getarannya juga dirasakan oleh penduduk Benua Selatan yang menyaksikan kehancuran Kekuatan Tertinggi yang semula tidak terkalahkan ini.Dahayu, Qirani, Nivriti, dan Ratu Nareswari yang paling terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Mahasura ini tanpa sempat dicegah oleh mereka."Kenapa kamu lakukan ini, Kanda?" ucap Dahayu yang tidak kuasa menahan tangisnya."Seharusnya aku sudah bisa menebak tindakanmu ono, Mahasura! Kenapa kamu harus berkorban sedemikian besar terhadap rakyat Benua Selatan?" gumam Qirani.Nivriti tidak kuasa menahan kesedihannya dan menyuruh Naga Tantrama membawanya ke daratan.Ratu Nareswari masih berusah
"Tidak ada jalan lain lagi, Shankara! Aku tidak ingin Benua Selatan jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti Kekuatan Tertinggi ini!"Mahasura tetap bertekad untuk membuat ledaka besar di lubang dimensi di atas langit tempat pasukan Kekuatan Tertinggi ini muncul."Paling tidak kamu pamit dahulu kepada Dahayu dan Aksanti! Aku lihat dua gadis ini yang sangat mencintaimu, Mahasura! Aku yakin kalau kamu juga sangat mencintau Dahayu dan Aksanti terlepas masih banyak gadis lainnya yang juga menyukaimu! Kadang aku iri terhadapmu, Mahasura!" ujar Shankara."Mereka pasti tidak mengijinkanku melakukannya, Shankara! Aku harap kamu merahasiakannya dari mereka tentang Phoenix Pengjancur Semesta ini, Shankara! Aku tidak akan memaafkanmu apabila mereka sampai tahu rencanaku ini!:"Baiklah, Mahasura! Kalau memang ini sudah keputusanmu! Aku pasti mendukungmu! Jangan khawatir, tidak ada yang akan tahu rencanamu ini selain diriku! Kita hany abilang kepada mereka kalau kamu hendak
Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal menyerah begitu saja di hadapan Pendekar Dewa Naga hanya karena Mahasura memiliki Naga Vikrama yang bisa membakar mereka hidup-hidup apabila bersikeras melawan Pendekar Dewa Naga.Sayangnya kedua ahli bela diri ini tutup mulut mengenai Lord Agung yang merupakan pemimpin Kekuatan Tertinggi."Kita tidak bisa memenangkan pertempuran ini kalau hanya mengandalkan kekuatan kita semata, Shankara! Aku melihat kalau Kekuatan Tertinggi muncul dari portal dimensi yang berada di atas langit kita ... apa kamu ada akal untuk menutup portal dimensi ini agar pasukan Kekuatan Tertinggi tidak bisa masuk lagi ke dunia kita?" tanya Mahasura."Kamu juga melihat portal dimensi ini? Aku sudah memikirkannya lama sejak awal pertempuran, tapi belum menemukan cara menutup portal dimensi ini.""Bagaimana kalau aku bisa menemukan cara menutup portal dimensi ini?" Ucapan Mahasura ini membuat Shankara semangat kembali. "Kamu bisa melakukannya?" Rasa terkejut dan ti
Perlawanan yang Pertempuran terus berlangsung antara Kekuatan Tertinggi melawan Aliansi Benua Selatan yang merupakan gabungan dari 6 Kerajaan di Benua Selatan.diberikan oleh Aliansi Benua selatan membuat Kekuatan Tertinggi kewalahan menghadapinya walaupun mereka memiliki pasukan yang kemampuannya jauh melampaui pasukan Aliansi Benua Selatan. Bantuan yang terus berdatangan dari segala penjuru kerajaan, membuat keadaan mulai berbalik untuk Kekuatan Tertinggi. Untuk pertama kalinya, Aliansi Benua Selatan berhasil menghancurkan seluruh pasukan yang dikirim oleh Kekuatan Tertinggi. Kehebatan Pendekar Dewa Naga yang memimpin Aliansi Benua Selatan membuat pimpinan Kekuatan Tertinggi marah besar. Apalagi putrinya Qirani dan Dahayu memutuskan berada di pihak Pendekar Dewa Naga untuk menentangnya. "Kirim Pendekar Cakar Iblis dan Kultivator Dewa Immortal untuk menghabisi Pendekar Dewa Naga ini! Kalau pendekar ini binasa, kita akan lebih cepat menguasai Benua Selatan untuk kekayaan alam naga
Tidak terasa pertempuran dengan Kekuatan Tertinggi sudah berlangsung selama 7 hari 7 malam.Pertanyaan Mahasura belum dijawab oleh Shankara mengenai kemungkinan Kekuatan Tertinggi ini bukan manusia.Shankara beralasan tidak boleh membocorkan rahasia di masa depan yang dapat membahayakan mereka di masa ini.Kekuatan Tertinggi kembali menyusun kekuatan lagi setelah pertempuran yang telah berlangsung 7 hari ini sehingga memberi waktu juga bagi Mahasura dan pendekar lainnya untuk beristirahat."Kamu percaya ramalan, Mahasura?" tanya Shankara."Ramalan seperti apa?" tanya Mahasura."Benua Selatan akan diselamatkan oleh pendekar pemalas yang kerjanya tidur saja!' sahut Shankara.Mahasura menganggap Shankara bergurau dengannya yang memang dulu sangat malas dan kerjanya tidur saja."Mana mungkin pemalas bisa jadi pendekar? Kamu ada-ada saja, Shankara!" ujar Mahasura."Mungkin saja! Semua itu mungkin, Mahasura! Kalau kita mempercayainya maka kemungkinan itu akan menjadi kenyataan!" sahut Shank
Kekuatan Tertinggi tidak main-main untuk menguasai Nagarium di Benua Selatan setelah berhasil menguasai Dragon Village yang kaya akan nagarium yang langka."Apa katamu? Dragon Village telah dikuasai oleh Kekuatan Tertinggi?" tanya Dahayu yang merasa baru mendengar kabar ini padahal informasi ini sudah pernah disampaikan sebelumnya."Benar, Dahayu! Aku mendapat informasi mengenai serangan terhadap Dragon Village, makanya aku mempersiapkan diri untuk menghadapi Kekuatan Tertinggi ini!" ujar Shankara."Bagaimana cara kita mengalahkan pasukan yang tiada habisnya ini?" tanya Mahasura."Mereka masih memiliki pasukan khusus yaitu para pendekar dan kultivator yang belum mereka turunkan untuk melawan kita. Kekuatan Tertinggi juga memiliki pasukan naga, lengkap dengan Ryder di atasnya.""Mereka memilikinya?" tanya Dahayu. "Bagaimana kita bisa memenangkan pertempuran dengan kekuatan sehebat itu?" "Kamu tahu dari mana kalau mereka juga memiliki pasukan bela diri yang sama dengan kita?" tanya Mah
"Siapa sebenarnya Kekuatan Tertinggi ini, Shankara?" tanya Mahasura yang semakin penasaran dengan musuh yang hebat ini.'"Kamu tidak akan percaya apabila kukatakan yang sebenarnya!" ujar Shankara.Pertempuran berhenti sejenak karena masing-masing pihak sibuk mempersiapkan strategi selanjutnya."Kamu selalu merahasiakannya dariku! Siapa sebenarnya orangtua Dahayu?" tanya Mahasura."Bukan siapa, tapi dari mana Mahasura!" sambung Shankara."Apa tujuan mereka menguasai Benua Selatan ini? Kenapa mereka sangat menginginkan Qirani dan Dahayu?" tanya Mahasura."Qirani dan Dahayu bersaudara, Mahasura! Demikian juga dengan Qirana! Sejak bayi Dahayu ditempatkan di Dragon Village yang kaya akan nagarium agar suatu hari Kekuatan Tertinggi bisa menguasai Dragon Village. Hal yang sama juga dilakukan terhadap Qirani dan Qirana, tapi saudara kembar ini justru lahir dari Pendekar Lembah Iblis yang merupakan keturunan langsung dari pemimpin Kekuatan Tertinggi!""Aku lihat Kekuatan Tertinggi tidak terlal
Kekuatan Tertinggi bukan hanya memiliki burung besi yang hebat, tapi mereka juga memiliki kereta yang terbuat dari besi padat, yang tidak bisa ditembus pedang apapun. Kereta besi ini bisa menembakkan meriam yang sanggup menghancurkan beberapa bangunan sekaligus.Pasukan berkuda Kerajaan Naga Samudra dan penyamun padang pasir tidak kuasa menjatuhkan kereta besi yang pelan tapi pasti melindas apapun di depannya."Mundur!" seru Aksanti terhadap pasukan Penyamun Padang Pasir yang menggunakan kuda."Biar aku yang atasi!" seru Shankara yang memegang pedang pusaka di tangannya.Kereta besi ini boleh kuat terhadap serangan pedang lainnya, tapi tidak dengan Shankara yang memiliki pedang pusaka legenda,Hanya sekali tebas saja, Shankara berhasil membelah kereta besi ini menjadi dua bagian."Shankara! Hebat sekali!" seru Mahasura yang baru saja turun dari Naga Vikrama kemudian menggunakan Pedang Dewa Naga untuk menghancurkan semua kereta besi yang ada."Wah! Pendekar Dewa Naga tidak kalah hebatn