Saga yang berbaik hati ingin melepaskan murid tidak bersalah perguruan Sangka masih tetap menunggu, sudah cukup lama dirinya menunggu tidak jauh dari perguruan Sangka tetap tidak ada satupun murid yang keluar."Hahahahaha, sebenarnya apa yang aku lakukan sekarang. Kenapa aku harus terus menunggu," ucap Saga."Baiklah karena mereka tidak ada yang ingin keluar, kesabaran ku sudah habis mereka semua harus mati," sambung Saga mengepalkan tangannya.Wheeeeeeeeeeessssssss.Wheeeeeeeeeeeeesssssss.Saga memerintahkan pedangnya terbang ke arah gerbang perguruan Sangka, melihat pedang yang terbang menyerang mereka para murid penjaga gerbang serentak mengeluarkan pedang masing-masing.Saga berjalan dengan santai ke arah beberapa murid yang terus menangkis pedangnya, Saga sengaja tidak meminta pedangnya langsung membunuh karena mati dengan sekali tebas terlalu menyenangkan bagi mereka.Cetaaaaaaak.Murid yang menjaga gerbang tidak bisa bergerak setelah Saga menjentikkan jari."Pedang kembali," uc
Anak-anak perguruan Sangka yang dipindahkan oleh Saga langsung berpindah ke wilayah kerajaan Nandong, semua berpindah secara bersamaan di depan Glai yang masih sama menjaga gerbang."Kalian semua datang dari mana?" tanya Glai."Kami ingin hidup, kami tidak ingin mati," ucap beberapa murid yang terus bergumam tidak mempedulikan perkataannya.Melihat anak-anak yang tiba-tiba muncul tidak bisa diajak bicara Glai meminta beberapa penjaga ikut dengannya, Glai ingin melaporkan pada Raja Suh dan membawa anak-anak itu sekaligus ke sana.Di istana Raja Suh melihat ke arah anak yang dibawa oleh Glai, setelah mendengar perkataan Glai Raja Suh menjadi penasaran siapa yang mengirim mereka semua."Kalian semua dari mana?" tanya Raja Suh berusaha berbicara selembut mungkin."Kami murid perguruan Sangka," ucap salah satu murid sambil menundukkan kepala."Perguruan Sangka sangat jauh dari sini, butuh waktu tujuh hari untuk sampai di sana," bisik guru Glai menjelaskan ke Raja Suh."Lalu bagaimana kalia
Saga bergegas menghilang keluar dari rumah Merah, sang misterius yang baru saja keluar membuat Saga yakin orang itu masih berada tidak jauh dari tempatnya saat ini.Saga berpikir orang itu pasti tahu sesuatu dan dirinya harus mengetahui semuanya, apa rencana Dewa dan siapa sang misterius itu sendiri."Tidak perlu mencari ku, lakukan saja semua sesuka hati mu. Aku yakin kamu pasti tau jika Raja iblis sampai bangkit dunia akan hancur," ucap suara tanpa wujud yang tiba-tiba terdengar membuat Saga menghentikan langkahnya."Lalu kamu siapa? dari mana kamu mengetahui itu semua?" tanya Saga."Jika takdir mengizinkan kita pasti akan bertemu lagi, di saat itu terjadi kamu pasti tahu siapa aku," ucap suara yang langsung menghilang."Bagaimana? Apa kamu mengetahui siapa dia?" tanya Saga pada Luang."Tidak aku tidak mengetahuinya, tapi aku merasa seperti tidak asing dengan suaranya," sahut Luang.Saga yang tidak mau memikirkannya terpaksa bergegas pergi, Walau tidak tau siapa sang misterius itu S
Saga sampai di padang pasir hanya dalam waktu tiga jam, melewati gunung yang pernah didaki nya Saga sampai di perbatasan padang pasir yang sangat luas.Saga yang turun dari pedangnya di sambut beberapa anak buah Meziza, semua menundukkan kepala meminta Saga ikut dengan mereka.Tanpa banyak bicara Saga mengikuti wanita berbadan setengah ular yang berjalan di depannya, setelah berjalan cukup jauh Saga sampai di istana yang pernah di datanginya itu."Selamat datang kembali, kita bertemu lebih cepat dari perkiraanku," ucap Meziza yang menunggu Saga di depan istananya."Dia tidak datang ke sini?" tanya Saga."Aku tidak mengerti maksud mu, dia siapa?" sahut Meziza."Apa kamu tahu titik susunan bintang?" tanya Saga lagi tidak berbasa-basi."Tentu saja, susunan itu sudah lama ada, susunan titik bintang akan digunakan untuk membangkitkan dan membutuhkan lima tumbal," ucap Meziza."Benar, untuk membangkitkan Raja iblis Sar sudah menculik empat pemimpin lainnya dan kamu adalah yang ke lima," sah
Luang masih tidak mengerti bagaimana bisa Saga berpikir untuk menggabungkan kepingan jiwa Raja iblis menjadi satu, Saga bahkan tidak mengatakan apa-apa padanya hingga membuatnya mengira tubuh Saga berhasil di ambil alih jiwa Raja iblis.Dari atas Luang melihat Saga yang menatap tajam ke arah Sar, di tangan Saga pedang berlapis api bersiap diarahkan pada Sar.Bruuuuuuuuaaaaaaak.Jleeeeeeeeeeeeeeeeeeeb.Saga menendang Sar hingga jatuh tersungkur, pedangnya yang sudah dilapisi api ditancapkan ke perut Sar.Arrrrrrrrrrrrkkkkkkkkh.Sebelumnya melihat Saga yang ingin menusuknya Sar mencoba menghindar, pukulan Saga saat melepaskan jiwa Raja iblis dari tubuhnya sangat kuat, saat ini tubuhnya sangat terasa lemah bahkan untuk menghindar saja dirinya tidak mampu."Aku tahu kamu dan aku hanya bisa mati di pedang suci, tapi kamu harus ingat tanpa pedang suci aku masih bisa menyiksamu," ucap Saga menyeringai."Arrrrrrrrrgggggh, lakukan saja. Aku tidak akan memberitahumu di mana aku simpan pedang su
Hutan Hun adalah hutan yang berada di bawah gunung neraka, di kedalaman hutan Hun memiliki sungai beraliran Lava yang tidak pernah ada habisnya.Saat mencari ginseng berusia ratusan tahun di kehidupan sebelumnya Saga menemukan Sar yang terbaring tidak sadarkan diri di sekitaran hutan, Saga memang bukan manusia baik hati, tapi saat melihat anak berusia 7 tahun terbaring dikelilingi hawa panas tanpa banyak berpikir langsung membawanya pergi.Setelah terbangun Sar tidak bisa mengingat apapun, Sar kembali merasa kasihan pada Sar karena tidak mengingat apapun Saga mengangkat Sar menjadi murid satu-satunya.Mengingat kembali kejadian yang sudah sangat lama itu Saga berdecak kesal, andai dirinya tahu Sar akan seperti sekarang lebih baik dibiarkannya saja mati di sana."Haaaaaaaaaa."Saga menghela nafas panjang, sebelum pergi Saga mencoba berkeliling wilayah timur hingga perbatasan, tak seperti biasanya melihat wilayahnya sangat sepi, tidak ada tanda-tanda para anggota sekte iblis yang melaku
Saga bergegas terbang meninggalkan wilayah timur, tempat yang akan ditujunya sangat jauh walau menggunakan pedang masih membutuhkan satu hari satu malam penuh untuk sampai di sana.Sepanjang perjalanannya Saga tidak berhenti memperhatikan bawahnya, setiap kota atau desa yang dilaluinya Saga selalu melihat sesuatu yang tidak biasanya."Apa ini juga karena jiwa Raja iblis, tapi bagaimana bisa sudah menyebar sangat cepat," ucap Saga sedikit kebingungan."Haaaaah, semakin menyedihkan dunia. Membunuh, merampas, adu domba hingga membuat semua lupa diri," sambung Saga sambil menggelengkan kepalanya."Sepertinya jiwa Raja iblis menjalankan sumpahnya, aku ingat sumpahnya jika ada kesempatan akan membawa seluruh manusia dalam kesesatan," sahut Luang."Aku memang bukan orang baik, aku bahkan sudah merasakan sakitnya siksaan lembah hitam Melihat semua itu aku merasa sesuatu di dalam tubuhku bergejolak," ucap Saga."Ternyata seperti itu, aku paham sedikit apa yang direncanakan Dewa. Kenapa dia har
Saga terus berpikir dan mencoba sebisa mungkin tetap tenang, Dirinya memang tidak akan mati walau terkena lava, tapi bagaimana dengan tubuhnya nantinya."Tidak, tidak," ucap Saga mencoba kembali berpikir."Begini saja bagaimana jika aku yang mengambilnya, kulitku sangat keras," sahut Luang."Tidak bisa, sekeras apapun kulitmu yang ada di depan kita saat ini adalah lava, yang ada kamu akan menjadi Naga panggang," ucap Saga."Heeeeeh, kamu meremehkan ku," sahut Luang."Aku tidak meremehkan mu tapi kenyataan memang seperti itu, aku tidak akan mengorbankan mu," ucap Saga.Saga kembali berpikir sambil menutup matanya, Perlahan Saga merasakan kekuatan tersembunyi di dalam tubuhnya akan keluar, sebisa mungkin Saga mencoba menarik kekuatan tersembunyi dan mencoba mengendalikannya.Berusaha mengendalikan kekuatan tersembunyi tidak mudah untuk Saga, saat ini yang dilakukan Saga seperti bertarung dengan dirinya sendiri.Setelah cukup lama Saga yang mencoba mengendalikan kekuatan tersembunyi akhi
Saga meminta semua masuk ke dalam, kebetulan ada yang mau ditanyakan olehnya, baru berjalan beberapa langkah Ketua Pe menghentikan Saga, Ketua Pe dan lainnya sudah memutuskan untuk pulang dari semalam, terlalu lama pergi tidak bagus bagi mereka meninggalkan anggota keluarga dan perguruan mereka."Apa kalian serius ingin pergi?" Tanya Saga mencoba memastikan."Mau bagaimana lagi kita beda dunia, tidak mungkin bagi kami tetap di sini," ucap Qu Wi."Baiklah, aku tidak akan memaksa kalian untuk tinggal lebih lama. terima kasih sudah banyak membantuku," sahut Saga."Tidak perlu berterima kasih, kami juga senang sudah membantu mu," ucap Raran."Jika ada kesempatan datanglah ke dunia bebas kami akan selalu menerima mu," sahut Tetua Zum.Saga hanya tersenyum mendengar ucapan Tetua Zum, untuk ke dunia tanpa batas entah dirinya memiliki kesempatan atau tidak untuk pergi ke sana lagipula di dunianya sendiri Saga memiliki tanggungan.Tanpa meminta persetujuan Qu Wi dan Raran langsung memeluk Saga
Kreeeeetttaaaak.Kreeeeettaaaaaak.Saga yang baru bangun tidur merasa tubuhnya kembali pulih, semalaman Saga tertidur sangat pulas bahkan Tamra sama sekali tidak bangun sejak tertidur.Saga menatap Tamra yang baru membuka mata dan menatap ke arahnya, aura bayi itu terlihat berbeda dari hari sebelumnya pertanda Tamra sudah mulai menyerap energi yang ada di sekitarnya.Saga menganggukkan kepala tidak heran ternyata bayi yang menjadi anak angkatnya benar-benar sangat berbakat, walau begitu bayi yang masih kecil tetap membutuhkan susu untuk pertumbuhannya, tidak bagus jika bayi hanya menyerap energi untuk mengenyangkan tubuhnya.Sambil menunggu kedatangan Ajer Saga tiba-tiba teringat sesuatu, Saga baru ingat kalau kemarin dirinya meminta orang-orang yang ingin bertemu dengannya untuk menunggu sampai dirinya terbangun."Hem, sudahlah mungkin mereka sudah pergi," ucap Saga.Tap, tap, tap.Langkah kaki Ajer terdengar semakin mendekat, setelah pintu dibuka Ajer masuk ke dalam membawa susu yan
Sesampainya di rumah Saga memandikan sang bayi yang sedari tadi di sama sekali tidak menangis, sang bayi berbeda dari bayi pada umumnya yang biasanya akan sering menangis jika haus.Melihat bayi hanya diam menatapnya terus menerus Saga merasa sedikit keheranan, Saga belum pernah merawat bayi dirinya tidak tau apa yang harus dilakukannya untuk sang bayi agar mau tidur.Tap, tap, tap.Ajer yang sebelumnya melihat Saga membawa bayi bergegas ke kota terdekat, Ajer membeli susu untuk bayi karena tau Saga pasti tidak terpikirkan tentang itu."Aku membawakan susu untu bayi mu," ucap Ajer yang baru saja kembali."Bagaimana bisa aku lupa kalau bayi masih harus minum susu," sahut Saga menggelengkan kepalanya."Untung saja kamu membelinya," sambung Saga.Saga mengambil susu yang diberikan oleh Ajer, sang bayi meminum susu dengan lahap seperti memang sedang kehausan.Selesai meminum susu sang bayi masih menatap ke arah Saga, sang bayi masih menginginkan sesuatu dari Saga itu sebabnya sang bayi te
Tetua Rag menatap bayi yang diberikan wanita tua padanya, bayi itu adalah anak Saga Tetua Rag tidak menyangka Sgaa sudah memiliki anak bayi disela melakukan perjalanan."Kalau begitu aku pergi dulu, akan aku tanyakan semua padanya," ucap Tetua Rag yang langsung menghilang."Tunggu."Wai Yan yang ingin menghentikan Tetua Rag terlambat, Tetua Rag sudah pergi menghilang membawa sang bayi, padahal Wai Yang baru mau menjelaskan tentang asal usul bayi itu.Tetua Ragg yang berhasil membuka portal memeluk sang bayi dengan sangat erat, bayi yang dibawanya adalah anak Saga jika terjadi sesuatu dirinya tidak akan berani menanggung resikonya.Sesampainya Tetua Rag semu terkejut melihat apa yang ada di tangannya, Raran berpikir kalau Tetua Rag menculik bayi dari benua Dasar dan membawanya pergi."Kamu berani menculik bayi dari benua dasar, apa kamu tidak takut tidak bisa kembali ke dunia bebas," ucap Raran."Diamlah, bukan aku yang seharusnya menjelaskan, kita minta saja Saga menjelaskan," sahut T
Semua anak-anak menatap Saga yang baru datang, mereka menebak-nebak apa orang itu yang mereka tunggu kedatangannya.Dari tatapan anak-anak Saga bisa melihat mereka semua yang sudah tidak sabar ingin kembali pulang, Saga. berjalan ke depan ratusan anak-anak di depannya dan membaca ingatan masing-masing dengan cepat.Hanya membutuhkan waktu beberapa menit Saga sudah bisa melihat dari mana mereka semua berasal, Saga membagi mereka semua berdasarkan tempat yang akan mereka tuju agar lebih cepat kembali pulang."Mereka dari benua dasar, mereka dari benua Alstar, mereka dari benua bahga, mereka dari benua cnaya, mereka dari benua paga, mereka dari benua satuan," ucap Saga sambil menunjuk anak-anak yang sudah dipisahkan.Tetua Zum dan Tetua Rag yang sudah selesai memulihkan diri menghampiri Saga, mereka juga ingin mengambil bagian untuk mengantar anak-anak kembali pulang."Baiklah, kita berenam sama-sama mengambil satu bagian mengantarkan mereka pulang, aku akan mengantar anak-anak benua Als
Pusaran api sama sekali tidak bisa melukai Saga yang dilindungi jubah emasnya, Yai yang tidak ingin menyerah terus mengeluarkan semua kekuatannya untuk menyerang Saga tanpa henti.Setelah menyerang cukup lama Yai terdiam sejenak, Yai berpikir keras bagaimana caranya agar Saga terlepas dari jubah emasnya dan dirinya bisa langsung membunuhnya.Sesuatu tiba-tiba terlintas di pikiran Yai, jubah emas adalah jubah pertahanan bagaimanapun caranya dirinya harus bisa membuat Saga melepaskan jubah emas itu."Hahahahaha," Yai tertawa sangat keras sambil menatap Saga yang berada di tengah pusaran apinya.Indera pendengaran Saga yang sangat tajam bisa mendengar jelas Yai yang sedang tertawa walau suara pusaran yang terus mengelilinginya terdengar sangat keras, Saga tidak mengerti kenapa Yai tiba-tiba tertawa setelah gagal menyerangnya berulangkali."Aku lupa memberitahu sesuatu," ucap Yai yang langsung menghentikan pusaran apinya."Apa kamu tidak penasaran di mana Naga mu saat ini dan bagaimana ke
Melihat Qu Wi memeluknya Saga hanya diam, Saga memang tidak tau apa yang sudah terjadi padanya tadi tapi setelah membaca pikiran Qu Wi Ash tiba-tiba tersenyum penuh syukur.Saga sendiri tidak percaya kalau dirinya menghadapi semua itu, terbang ke atas berulang kali dengan ekspresi wajah kesakitan, serta Halilintar yang menyambarnya tanpa henti membuat Saga tidak heran Qu Wi mengkhawatirkannya."Saat ini aku sudah baik-baik saja, kamu bisa kembali tunggu aku di sana," ucap Saga."Tidak bisakah aku di sini untuk membantumu," sahut Qu Wi."Tidak, karena ini pertarungan hidup dan mati jika kamu ikut itu akan membahayakan nyawamu," ucap Saga."Baiklah, aku akan mempercayakan semua padamu, segeralah kembali kami menunggumu," sahut Qu Wi.Saga hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap Qu Wi yang baru saja menghilang, sudut mata Saga tiba-tiba melirik ke arah Yai yang baru saja tiba dan saat ini berada tidak jauh darinya."Hahahaha, akhirnya kita bertemu lagi, sangat disayangkan aku harus
Qu Wi yang membawa Saga menghilang berpindah di suatu tempat, Qu Wi bergegas menurunkan Saga yang saat ini terluka sangat parah, tepat setelah Di turunkan Saga menatap tajam ke arah Qu Wi."Kenapa? Kenapa kamu membawaku pergi!" Teriak Saga."Jadi kamu mau tetap di sana dan mati di tangan wanita itu?" Tanya Qu Wi."Itu bukan urusanmu jika aku mati, setidaknya aku mati setelah bertarung sampai akhir," ucap Saga."Tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi jika kamu mati bagaimana nasib muridmu, bagaimana cara ku dan yang lain menjelaskannya belum lagi jika kamu mati siapa yang akan membunuh wanita itu," sahut Qu Wi."Memangnya setelah kamu membawaku pergi apa yang bisa di dapat, kenyataannya aku tetap tidak akan bisa menang darinya karena dia lebih kuat dariku," ucap Saga."Saga yang aku kenal tidak akan mudah menyerah, aku mau kamu tetap seperti itu ingat masih ada cara untuk mu juga menjadi sekuat dia bahkan melebihinya," sahut Qu Wi."Jika kamu ingin aku berkultivasi ganda dengan Y
Treeeeng, treeeeeeng, treeeeeeeng.Suara adu pedang terdengar sangat keras setelah Saga dan Yai sama-sama menerbangkan pedangnya. Saga langsung menghilang berpindah ke belakang Yai melayangkan pukulan kekuatan Naga di kedua tangannya.Bruuuuuuuuuuaaaaaaak.Pukulan keras Saga berhasil membuat Luai terlempar, walau berhasil mengenai Yai pukulan Saga hanya membuatnya terluka sedikit tidak parah."Ayolah, apa hanya ini yang kamu miliki," ucap Yai sambil mengusap darah di sudut bibirnya.Tak menjawab ucapan Yai Saga kembali menghilang, Saga memukul berulang-ulang mencoba membuat pertahanan Yai melemah.Serangan yang sama tak berhasil membuat Yai terluka dua kali, Yai memasang beberapa pelindung agar serangan Saga tidak bisa mengenainya.Bruuuuuuuuuuuuaaaaaak.Yai mengambil kesempatan menyerang balik Saga yang hanya fokus menyerangnya, satu serangannya berhasil membuat Saga terlempar sama seperti dirinya sebelumnya.Saga bangkit berdiri bersiap menyerang Yai kembali, tapi kali ini Saga memu