Beranda / Romansa / Penakluk Hati Sang Billionaire / 16. Amarah Sang Billionaire

Share

16. Amarah Sang Billionaire

Penulis: Winda Venska
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-08 15:30:45

"katakan apa yang membuatmu seperti ini?"

Syarif masih berusaha untuk mencari tahu tentang perubahan sikap istrinya yang terlalu mendadak.

padahal tadi dia baik-baik saja.

"Aku tidak tahan lagi," Syafa berkata dengan nafas memburu.

dia menatap Syarif dengan pandangan penuh kebencian. sesuatu yang semakin membuat Syarif tidak mengerti.

"Malam itu, saat badai salju. Kau telah melakukan hal yang jahat padaku. Kau ingat?" Gadis itu memalingkan wajahnya dari Syarif.

masih dapat dia ingat rasa sakit di tubuh dan hatinya, ketika dia tersadar di rumah sakit. tidak hanya sekali, Syafa sangat ingat sang CEO melakukannya beberapa kali. sebelum semuanya menjadi gelap.

"Malam badai salju?" Syarif bergumam pelan, sambil mengingat-ingat lagi kejadian beberapa Minggu lalu tersebut.

Beberapa saat kemudian pria itu menghela nafas berat dan kembali menatap istrinya, dan berkata, "Bukankah kau sendiri yang memintanya?"

Syafa seketika memutar pandangannya, menatap tajam sang suaminya.

"Apa aku mem
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   17. Tetangga Baru, Dari Masa Lalu.

    Sejak kemarin seluruh keluarga mereka dari Kalimantan sudah datang ke Bali. Karena malam ini, syukuran rumah baru Syafa dan Syarif akan di adakan. Sejak sore telah terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an oleh ustadz yang di datangkan oleh Syarif. Karena ibunya meminta mereka mengadakan syukuran secara Islami. Setelah sholat Isyak, beberapa tetangga sudah mulai berdatangan. Syafa dan Syarif menyambut mereka di teras rumah. "Ternyata dunia memang sangat sempit, Syarif." ucap Almeera. Wanita yang mereka temui di pesawat malam itu. "Jadi kita tetangga sekarang?" ujarnya tersenyum penuh arti. sementara Syarif hanya tersenyum sekilas, tanpa membalas jabat tangan wanita itu.Syafa pun, hanya tersenyum formal dan mempersilahkan wanita cantik itu masuk danenikmati perjamuan, bersama tamu yang lain. Sepanjang acara syukuran Syafa merasa penasaran dengan wanita bernama Almeera itu. Seluruh keluarga Syarif mengenal dan menyapanya. Mereka bahkan berinteraksi dengan hangat. Sebenarnya Syari

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Penakluk Hati Sang Billionaire   18. Wanita Ambisius.

    "Ya Allah, Pak Ridwan?" Kedua netra Syafa tampak berbinar saat melihat sosok pria itu. Pria paruh baya yang sudah dia kenal sejak lahir. "Bagaimana bisa?" gumam Syafa melirik suaminya. Sementara Syarif hanya diam, tanpa berniat menjawab pertanyaan Syafa. pria itu menikmati ekspresi wajah Syafa, yang tampak lucu karena terkejut. "Mulai hari ini, Pak Ridwan yang akan mengantarkan kemanapun kau pergi," ucap sang CEO. "Dia adalah supir pribadimu, aku tidak mengizinkanmu mengemudi sendiri," lanjut Syarif tegas, dengan nada tidak dapat dibantah lagi. Syafa tidak kuasa menjawab, dia berada antara senang dan sebal. Sejak insiden kemarahan Syarif sore itu. Sikap suaminya mulai sedikit berubah dingin dan kaku. Tetapi beberapa tindakan sang putra Billionaire itu, hampir-hampir membuat Syafa tidak tahu harus bagaimana. dia bisa begitu dingin dan cuek, tetapi juga bisa tiba-tiba baik dan perhatian. sesuatu yang sangat tidak bisa diprediksi oleh sang dokter muda. Seperti pagi ini, saat men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Penakluk Hati Sang Billionaire   19. Agar Mereka Tahu, Kau Milikku!

    "Kenapa mendadak sekali? Apa ada masalah?" tanya Syafa ketika mereka sudah duduk di cafetaria rumah sakit untuk makan siang. Syarif sengaja memilih tempat tersebut, untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan Almeera. juga agar dia mengetahui tempat kerja istrinya. "Aku suka melihatmu makan, mulai sekarang aku akan makan siang bersamamu di sini. Setiap hari," ucap Syarif datar. "Setiap hari?" Syafa membelalakkan kedua netranya. bersama dengannya di rumah saja rasanya sudah membosankan bagi Syafa. Sekarang suaminya malah ingin makan siang bersama terus. Sungguh sangat menyebalkan. "Kau ingin memata-mataiku di tempat kerja?" Dokter muda itu benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah suaminya.Salah satu niatnya kembali bekerja, adalah untuk menghindari pertemuan dengan sang suami. Sekarang bahkan saat dirinya telah merasa cukup nyaman. Pria itu seolah tidak membiarkannya lepas dari pandangannya."Kalau aku ingin memata-mataimu. Tidak perlu datang kemari. Aku bisa menyewa bodyg

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Penakluk Hati Sang Billionaire   20. Penghuni Baru

    Syafa baru saja tiba di rumah setelah seharian bekerja. Hari pertama dengan banyak sekali tugas dan pasien. Meski demikian sang dokter merasa sangat bersyukur dan bahagia. Semua kesibukan itu adalah impiannya sejak kecil. Menjadi seorang dokter yang bisa mendedikasikan ilmu dan hidupnya, untuk membantu para pasien. Bukan hal mudah, mengingat semua proses yang sepama ini telah dia lalui. Diam-diam Syafa bersyukur karena suaminya memberikan izin. Untuk terus melanjutkan impiannya. "Selamat malam, Nyonya." Ucap dua orang wanita hampir bersamaan, yangenyambut Syafa di pintu depan rumahnya."Astagfirullah!" Syafa memekik kaget, jetuka mendengar dan melihat kedua wanita asing tersebut.Mereka tampak ramah dan baik. Salah satu dari mereka berusia sekitar 50 tahunan. Sementara yang lain terlihat lebih muda, mungkin baru berusia sekitar 40 tahun. Namun, bukan itu yang membuat Syafa hampir melompat karena terkejut. Siapa mereka? "Kalian? ..." Syafa menatap satu persatu kedua wanita itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Penakluk Hati Sang Billionaire   21. Bimbang.

    "Selamat Pagi, perkenalkan ini dr. Andrian Hadinata. Beliau akan menjadi dokter pembimbing kalian mulai hari ini," ucap dr. Rudi. Dokter ahli penyakit dalam, sekaligus pimpinan dokter di rumah sakit tersebut. Memperkenalkan pembimbing resmi untuk para dokter intership yang ada di sana. saat ini ada 4 orang dokter intership termasuk Syafa. Seminggu terakhir ini, dr. Rudy sendiri yang menjadi pembimbing mereka. "Terima kasih, dr. Rudy." kata para dokter intership bersamaan. Mereka semua yang kebetulan adalah dokter wanita, menatap dr. Adrian dengan tatapan terpesona, kecuali Syafa yang sama sekali tidak menstuh minat pada ketampanan sang dokter. "Mohon bimbingan dan pengarahannya dr. Andrian," ucap Syafa memberi hormat pada dokter ahli bedah berusia 38 tahun itu. Sementara sang dokter hanya tersenyum dan mengangguk. Kemudian mereka kembali bekerja dan sibuk dengan tugas masing-masing. "Dia memang sangat tampan, pantas saja banyak pegawai wanita di sini yang mengincarnya," bisik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Penakluk Hati Sang Billionaire   22. Perjanjian Kedua.

    "Lahirkan putra untukku, dan aku akan melepaskannya." Ucapan Syarif tersebut, membuat Syafa hampir tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Wanita yang minggu depan tepat berusia 26 tahun itu, sama sekali tidak menyangka jika suaminya akan mengatakan hal tersebut. Syafa bahkan hampir tidak dapat mempercayai pendengarannya sendiri. "Aku tidak ingin membuat orang yang aku sayangi menderita," kata Syarif lagi tanpa menghiraukan reaksi istrinya. "Aku berharap kau akan menerimaku suatu hari nanti. Tetapi sepertinya itu mustahil," kata sang CEO sambil menghembuskan nafas berat. "Kau akan mendapatkan apa yang kau ingnkan, setelah melahirkan putra untukku." Pria itu kembali mempertegas penawarannya. Dia tidak ingin mengecewakan siapapun, Terlebih orang tuanya. Beberapa hari yang lalu, ketika Abi dan umminya terus saja membahas tentang bayi. Membuatnya merasa harus melakukan sesuatu. Selama ini orang tuanya sangat mendambakan cucu laki-laki. Mereka belum merasa tenang, sebelum memiliki garis

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Penakluk Hati Sang Billionaire   23. Kenapa Aku Harus Marah?

    "Saya istrinya Tuan Syarif Abdullah," ucap Syafa serius. Mendengar itu, si resepsionis bukannya memberi perhatian. Wanita itu justru tersenyum mengejek, sambil memperhatika penampilan Syafa. "Silahkan anda tunggu sebentar, saat ini Tuan Syarif Abdullah sedang ada di ruang rapat. Saya akan bertanya apakah beliau akan menemui anda atau tidak, setelah rapat selesai," kata resepsionis tersebut mempersilahkan Syafa untuk duduk. Masih dengan tatapan meremehkan dan abai. Syafa merasa kesal sekali, karena wanita itu tidak percaya padanya. Dia ingin membentak dan menerobos masuk, tetapi urung dilakukannya. Syafa tidak ingin membuat keributan dan mempermalukan suaminya, di kantornya sendiri. Meskipun dia merasa kecewa, tetapi Syafa menurut. Dia duduk dan menunggu sampai Syarif selesai rapat nanti. Beberapa orang memperhatikan dirinya. Semua staff Syarif belum pernah ada yang melihat istri sang CEO. Mereka semua adalah karyawan Syarif dari Balikpapan.Penampilan Syafa yang sederhana, dan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Penakluk Hati Sang Billionaire   24. Cemburu?

    Syafa menatap Syarif sambil terus memikirkan perkataan sang suami. Benarkah dia sedang cemburu? Tetapi semua itu jelas tidak mungkin, dia hanya mencintai Ben. Pria itu satu-satunya orang yang ada di hatinya. Jadi mustahil jika dia merasa cemburu dengan wanita bernama Almeera itu. "Jangan berharap," kata Syafa kembali bersikap acuh. "Aku tidak mungkin cemburu," lanjutnya. Syarif memperhatikan sang istri dengan seksama. Mencoba mencari kebenaran dari sorot mata Syafa. Karena kejadian hari ini terasa sangat aneh bagi sang Billionaire. Syafa hampir tidak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan hidupnya. Wanita yang dinikahinya itu, hanya terus fokus pada usahanya memisahkan diri dari pernikahan ini. Sulit dipercaya jika Syafa cemburu padanya dan Almeera. Tetapi Syarif tidak dapat menemukan definisi yang paling pas, untuk sikap aneh istrinya itu. "Lalu kenapa kau menangis saat melihatku bersama, Almeera?" tanya SyarifSyafa menghela nafas dalam untuk menenangkan diri, sekaligus

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18

Bab terbaru

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 41. Curahan Hati Sang CEO

    "Ummi tidak ingin mencampuri masalah kalian, Nak. Tapi Ummi sedih melihat kalian berdua seperti berseberangan." Ny. Annisa akhirnya tidak dapat menahan lagi. Wanita berwajah kalem dan ramah itu, merasa hubungan putranya dan sng istri sudah dalam taraf yang harus di selesaikan segera. Sebagai seorang ibu sekaligus wanita, yang telah memakan asam garam kehidupan. Sang istri miliarder berdarah arab tersebut, dapat denga jelas melihat kejanggalan dalam pernikahan putra keduanya. "Ummi tidak ingin melihat kalian menderita, terlebih Syafa yang saatbini tengah mengandung anak kalian. Dia butuh ketenangan dan kenyamanan selama menjalani kehamilan ini," kata Ny. Annisa dengan lembut. Meskipun Syarif adalah putra kandungnya, diamtetap tidak ingin terlalu kuat campur. "Ummi hanya ingin membantu, mungkin dengan kau menceritakan semua dengan jujur. Ummi bisa memberikan saran," lanjutnya, sambil mengelus lengan Syarif. Setelah beberapa hari tinggal dan mengurusi bisnis di Balikpapan, Ny. Annis

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 40. Perubahan Sikap

    Steven menatap pria yang berdiri dan memegang tangannya dengan pandangan tidak suka. Sementara Syafa menatap orang yang sama dengan keterkejutan yang tidak dapat ia sembunyikan. Dia sama sekali tidak mengira jika suaminya kini berdiri dihadapannya, memegang tangan teman masa lalunya dengan sorot mata tajam. Jelas terlihat Jika sang CEO tidak menyukai pria berwajah blasteran tersebut. "Mas, Syarif?" gumam Syafa pelan dengan suara tercekat. Syarif melepaskan genggaman tangannya pada Steven dan menatap Syafa dengan sorot intimidasi yang menakutkan. Syafa tahu suaminya sedang tidak senang. "Kau mengenal pria ini?" tanya Steven menatap Syafa yang masih tercengang di tempatnya. Dalam hati Syafa sedang bingung dan takut. Dia takut Syarif akan salah paham padanya, dan bingung bagaimana cara menjelaskan tentang semua ini. Syafa juga masih belum bisa mengerti, bagaimana suaminya bisa berada di tempat itu. Biasanya Syarif akan pulang dari kantornya, sekitar jam 8-9 malam. Kecuali memang

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 39. La Laguna dan Seorang Teman Lama.

    "Mau kemana?" tanya Syafa saat Syarif mengemasi pakaiannya ke dalam koper. "Aku akan ke Kalimantan besok pagi, ada beberapa pekerjaan yangnharus aku sendiri yang menangani." jawab Syarif "Berapa lama?""Mungkin tiga atau empat hari. Karena akuningin melihat tambang barunkami di muaralawa. Setelah itu menghadiri pernikahan putri rekan bisnis Abi di sana." Syarif mengatakan semuanitu tanpa melihat istrinya. Diamgokus mengemas dan menyiapkan emua barang yang dia butuhkan selama berada di tanah kelahirannya itu. "Aku menyimpan vitaminmu di laci, jangan lupa meminumnya stelah sarapan dan sebelum tidur. Mbok Minah dan mbak arus sudah aku berikan jadwal makananmu selama seminggu, sesuai yang dianjurkan dokter Anna." Syarif,enutuo kopernya dan menatap sang istri. "Tolong jaga diri baik-baik selama akuntidak di rumah, jangan berpikir untuk menyakiti anak-anak," kata Syarif pelan tetapi penuh penekanan. Entah kenapa setelah kejadian Syafa menyembunyikan kehamilannya waktunitu, membuat Sya

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 38. Kegalauan Hati Sang Putra Billionaire.

    Stella dan dokter Anna yang kebetulan belum sampai keluar dari rumah mereka, segera berlari dan menghampiri Syafa. Saat mendengar teriakkan Syarif. Dua dokter rekan kerja Syafa tersebut, segera mengikuti langkah sang CEO menuju kamar mereka d lantai atas untuk memeriksa kondisi Syafa. Seluruh keluarga tampak panik, Ny. Annisa dan Ny. Fatima, dan Amira, segera ikut ke kamar sementara para lelaki tetap di bawah untuk menemani para tamu yang sedang berpamitan untuk pulang. Semua orang terlihat khawatir, tetapi mereka yakin Syafa dan kedua bayinya baik-baik saja. "Bagaimana dokter?" tanya Syarif setelah dokter Anna selesai memeriksa.Untung saja anggota dokter masih membawa peralatannya di tas. Karena mereka berangkat langsung setelah tugas dari rumah sakit. "Tekanan darahnya naik. Saya belum bisa memastikan, tetapi Syafa sepertinya sedang kelelahan dan stres. Dia butuh istirahat saat ini," kata dokter Anna menjelaskan. Sementara Syafa perlahan membuka mata ketika beberapa saat sang

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 37. Merasa Terasing

    Seluruh keluarga besar Syarif dan Syafa hadir dalam acara syukuran kehamilan Syafa. Semua rekan bisnis dan juga teman-teman mereka juga di undang semua. Rumah bergaya klasik modern, dengan halaman luas tersebut penuh dengan kebahagiaan dan kehangatan. Terlebih saat mengumumkan jika Syafa sedang mengandung bayi kembar. Rona bahagia tidak dapat ditutupi oleh semua anggota keluarga. Membuat Syafa merasa cukup kesulitan untuk menampakkan ekspresi bahagia, ditengah kegundahan dan kegalauan yang dirasakannya. "Aku tidak menyangka kalian akan memiliki bayi kembar," kata Almeera, menghampiri Syarif dan Syafa yang sedang duduk. "Selamat, Rif. Semoga kehamilan dan persalinannya nanti lancar." Almeera tersenyum, meskipun dalam hatinya tidak terlalu senang. "Bagaimana dengan permintaan tolongku? Apa kau sudah mempertimbangkannya?" Almeera tidak ngin menyia-nyiakan peluang untuk meminta pertolongan Syarif. Minggu depan sidang pertama hak asuh anaknya, akan segera di gelar. Karena mantan suam

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 36. Sikap Tegas Sang CEO

    Syarif dan Syafa masih duduk termenung di tempatnya. Dua buah kelapa muda dan beberapa camilan de meja terlihat utuh tak tersentuh. Mereka saling berhadapan tetapi seperti berada dalam dimensi yang berbeda. Sesekali hanya terdengar suara Isak tangis Syafa yang membelah keheningan. Suasana kafe pagi itu belum terlalu rame, sehingga hanya mereka berdua yang saat ini mengisi meja di bagian outdoor resort tersebut. "Aku sudah memutuskan," kata Syarif beberapa saat setelah memikirkan tindakan apa yang harus dia lakukan saat ini. Syafa mengangkat kepala dan menatap sang suami dengan perasaan cemas. "Karena kau telah memutuskan sesuatu tanpa berunding denganku sebelumya. Aku juga akan memutuskan semuanya secara sepihak." Deg, Belum reda semua kekalutan di hatinya, Syafa kembali diterpa gelombang rasa takut dan kepanikan, mendengar ucapan Syarif barusan. "Setelah anak-anak lahir, dan kau selesai masa nifas. Aku akan menceraikanmu. Sesuai perjanjian kita, hak asuh anak-anak berada pada

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 35. Rahasia Yang Terbongkar

    Syafa mencoba untuk memaksa turun dari gendongan Syarif. Tetapi pria itu seolah memiliki kekuatan berlebih, yang bisa dengan mudah mencengkeram tubuh Syafa dipelukannya. Sekuat apapun Syafa mencoba lepas, tenaganya tidak akan dapat menyamai sang CEO. "Ya Allah tolong beri jalan keluar terbaik," bisik hati Syafa. Wanita berdarah Turki-Bali itu akhirnya menyerah. Dia lebih memilih untuk memejamkan mata, agar tidak melihat orang orang disekitarnya yang tentu saja memperhatikan mereka. Hampir semua orang yang berada di tempat itu menoleh ke arah mereka berdua. "Tuan Syarif Abdullah?" tanya seorang perawat yang berada di depan poli kandungan, ketika melihat mereka berhenti di hadapannya.Syarif hanya menjawab dengan anggukan kecil. "Silahkan tunggu sebentar, setelah pasien di dalam selesai diperiksa, anda bisa langsung masuk." Perawat berseragam pink itu tersenyum ramah. Sementara Syafa masih tidak ingin membuka matanya, dia merasa sangat malu dengan posisi mereka. "Turunkan aku, a

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 34. Sport Jantung

    Syarif berjalan ke arah Syafa dan berhenti tepat di hadapan sang istri, dengan tatapan mata tajam yang mengintimidasi. "Bayi kembar?" ucapnya dengan pelan, tetapi penuh penekanan. "Jadi selama ini kau menyembunyikan fakta itu dariku? Kita akan memiliki bayi kembar dan kau tidak mengatakan apapun padaku?" Wajah Syarif berubah geram, dia mencengkeram kedua lengan istrinya sambil terus menatap dengan sorot emosi.Sungguh pria berdarah Arab-Jawa itu tidak mengira, jka Syafa bisa melakukan hal sejauh itu padanya. Selama ini Syarif mencoba untuk memahami dan mengerti posisi Syafa dengan segala perasaan bencinya. Dia selalu berusaha agar tidak menyinggung atau menyakiti hati wanita yang sangat ia cintai tersebut. Tetapi kali ini Syarif merasa sangat terkejut, sekaligus merasa sakit hati. Bagaimana mungkin Syafa menyembunyikan sesuatu yang begitu penting darinya. "Inikah alasan kenapa kau tidak pernah mau aku temani setiap kali periksa kandungan?" Syarif tersenyum sarkas. "Apa sebenarnya

  • Penakluk Hati Sang Billionaire   Bab 33. Kejutan Yang Tidak Menyenangkan.

    "Menantuku sedang mengandung, Almeera," kata Ny Annisa sambil tersenyum bahagia. Sebuah senyuman yang terasa seperti tamparan keras bagi Almeera. Dia sama sekali tidak menyangka jika Syafa akan hamil secepat ini. Padahal wanita itu sangat yakin jika hubungan Syafa dengan Syarif, terlihat bukan seperti dua orang yang saling mencintai.Almeera bahkan sangat yakin, jika wanita 26 tahun itu tidak menginginkan Syarif. "Lalu kenapa dia mau mengandung anak Syarif?" tanya Almeera dalam hati. Meskipun merasa tidak senang dengan kabar tersebut, Almeera berusaha terlihat biasa saja."Selamat, Tante Annisa. Selamat untuk kalian semua," kata Almeera dengan senyum yang tampak canggung. Meskipun demikian tidak banyak dari mereka yang menyadari hal itu. "Datanglah ke rumah Syarif besok lusa, kami akan mengadakan acara syukuran. Ini anak pertama Syarif dan Syafa. Mereka butuh banyak doa dan dukungan." Ny. Annisa kembali tersenyum dengan tulus. Mengundang wanita yang dulu hampir menjadi menantuny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status