Apa tindakan Hendrik melihat Harvey menyiksa kakeknya?
Hendrik melihat tindakan Harvey dan dia melihat mata Baskoro, Tuan besar Baskoro menjerit kesakitan sambil melihat Hendrik dan terlihatlah percikan sinar yang bahagia dalam sekejap sebelum dia menjerit.
Tanpa disadari siapapun Hendrik menyalurkan energi tingkat tinggi ke kakeknya untuk melindungi dia dari rasa sakit,
Kartara, Hardy, Margareta dan Kuntara diam diam melihat Hendrik dan mereka sungguh tidak menyangka Hendrik hanya memandangi Tuan Baskoro tanpa reaksi apa juga.
“Hendrik, kamu benar cucu durhaka, melihat kakekmu disiksa, sama sekali tidak ada reaksi.” Kata Kuntara lagi.
“Ohh, yang kalian maksudkan kakek saya adalah Tuan lemah ini, benarkah di
Hendrik membiarkan Kevin dan Kaivan memapah dirinya sampai ke kamarnya dan dibaringkan di ranjangnya. Kaivan keluar dari kamar tapi Kevin tetap diam di kamar dan dia memarahi Hendrik yang dengan teganya menghukum tuan besar Baskoro. “Hendrik, sungguh kejam kamu, menghukum tuan besar samapai begitu berat, sampai dia pingsan.” Kata Kevin marah. Hendrik tidak menjawab hanya terbaring lemah. Dengan marah Kevin memukul hendrik dengan tangannya tapi di pegang oleh Hendrik. “Jangan coba memukul saya, jika tidak diperintah oleh Keluarga Kastara, kamu tidak pantas memukul saya, bukan salah saya menghukum Tuan Besar Baskoro, itu saya lakukan atas perintah tuan Kuntara. Dan lagi ketika saya pegang pergelangan kaki saya dengan tenag
Menjelang pagi, Hendrik terbangun dengan badan yang lebih segar, tanpa disadari oleh mereka yang menghukumnya, kondisi Hendrik bukan makin menurun tapi dengan hukuman hukuman yang meletihkan dan menyiksa justru membuat badan , energi dan kekuatan immortalnya naik beberapa level sampai hampir mencapai puncaknya. Biarpun Badan Hendrik adalah badan manusia tapi Hendrik dapat membuat badan ini menjadi level tertinggi makhluk immortal. Tapi di depan Margareta dan Kuntara, Hendrik harus pura pura sakit dan menderita untuk supaya mereka tidak curiga dan siap siap, Hendrik harus membuat mereka lengah. Jadi begitu keluar dari kamar, Hendrik membuat badannya selemah mungkin, untuk taraf level Hendrik , itu adalah hal yang sangat gampang. Hendrik menunggu di ruang tamu kamar me
Hendrik terikat dengan kencang di kursi dengan kepala menjuntai ke depan dan….di antara sadar tidak sadar mereka menanyai Hendrik dengan pertanyaan bertubi tubi. “Siapa nama kamu?’ tanya Kuntara. “Hendrik.” jawab Hendrik masih menundukkan kepala. “Apa hubungan kamu dengan Tuan Besar Baskoro.” Tanya Margareta. “Tidak ada.” Jawab Hendrik lemah. “Kamu berasal darimana?” Tanya Kastara. “Tidak tahu.” Jawab Hendrik mengangkat kepalanya dengan mata bingung. “Dimanakah saya? Kalian siapa? Mengapa saya terikat disini? Apa yang telah saya lakukan? Panas…. Panas… badan saya panas….” Kata Hendrik sambil berontak.
Sebenarnya apa rencana Hendrik dengan senang hati melukai dirinya sendiri? Hendrik dibaringkan di ranjang dan Kevin keluar untuk menelpon dokter keluarga memberitahukan ada budak yang terluka ditusuk pisau buah di pahanya. Hendrik minta tolong Kaivan ambilkan air dan begitu Kaivan keluar, Hendrik menotok jalan darahnya menurut titik akupuntur untuk mencegah kerusakan lebih parah, Hendrik belum bisa memakai tenaga immortalnya, karena dia tahu, Kuntara dan Magareta sedang memantau sihir mereka untuk mengecek apakah benar Hendrik adalah manusia biasa yang tidak bisa sihir. Tidak lama kemudian, dokter keluarga datang dan dia adalah seorang manusia separuh immortal. Melihat Hendrik dia terkejut dan hampir berteriak tapi dicegah oleh Kevin.
Mau apa ya Harvey dan Hardy itu datang melihat Hendrik?” Harvey mendorong Kaivan sampai terjatuh dan bersama Hardy dia menuju kamar Hendrik yang pintunya telah dibuka oleh Matius. “Bagaimana dekter, apakah lukanya parah? Setelah ini apakah dia tetap bisa kerja? Tanya Harvey congkak. “Jika luka ini tidak berdarah lagi. Dia tetap bisa kerja.” Jawab dokter itu, karena dia tahu seorang budak tidak ada istirahatnya, jika tidak meninggal, dia tidak ada istirahat. “Bagus, kalau begitu kamu jahit saja dan potong saja celana panjangnya sebatas luka itu, biarkan dia memakai celana panjang pendek dan jangan kamu ganti celana itu sampai besok, Kevin berikan dia celana pendek saja, jangan celana panjang, agar lukanya bisa terpantau oleh kami, awas kamu, budak kurang ajar be
Apa lagi yang akan dialami oleh Hendrik? Hendrik, Kevin dan Kaivan kembali ke kamar mereka untuk makan malam, makan yang sehari sekali untuk mereka, dan sudah tersedia tiga piring nasi bersama satu macam sayur, setelah selesai makan, mereka keluar dari kamar untuk menuju kamar makan keluarga Kastara, ketika mereka masuk, keluarga Kastara masih makan dan Hendrik dan Kaivan berdiri disamping pintu menunggu mereka selesai untuk ke kamar Tuan Besar Baskoro. Hardy dan Matius keluar dari kamar budak dan langsung ke kamar makan utama untuk makan malam, Matius karena bukan budak tapi sebagai pelayan setia keluarga Snowander, jadi makan di ruang dapur pelayan utama. Margareta, Kastara dan Harvey menunggu Hardy sampai untuk makan malam. “Mengapa lama? Apa yang terjadi? Kemana
POV MARGARETA. Saya bingung, kenapa untuk budak ini saya sudah timbul benci ketika Kastara dan anak anak membawa dia pulang, rasanya saya sangat mengenal dia, dan timbul keinginan untuk membuat dia menderita. Makin menderita dan makin kesakitan makin puas saya. Jadi ketika dia sampai pada hari pertama, saya sangat ingin menunjukkan kekuasaan keluarga kami sebagai penerus keluarga Snowander , karena itu saya sengaja membawa dia melihat tuan besar Baskoro dan sekretarisnya, saya ingin melihat perubahan raut mukanya. Karena perasaan saya curiga dia adalah cucu kakek renta ini. Sungguh disayangkan sedikitpun tidak ada reaksi apapun pada anak muda ini, apakah dia hilang ingatan sebagai Hendrik Snowander kecil setelah kecelakaan itu? Saya juga curiga dia adalah Hendrik Snowander yang menyamar. Tapi saya bingung,
POV HARVEY Hmmmm, ketika pemuda itu memasuki kantor ayah bersama dengan pemuda yang lain, saya sendiri bingung, kenapa saya sangat tertarik dengan pemuda yang memakai pakaian murah itu. Pemuda yang terlihat sederhana tapi seperti menyimpan hal misterius. Pemuda yang terlihat lugu dan tolol itu dengan penampilan cuek, seperti tidak menyadari akan sesuatu yang akan terjadi padanya, apalagi dengan ringannya dia berkata mau mengganti nama saya dengan apapun juga boleh, apakah bagi dia sebuah nama itu tidak ada harganya? Mengapa dia dapat begitu ringan mengatakannya? Atau karena dia yatim piatu, jadi tidak ada kebanggaan nama keluarga, iya sih, ketika ditanya nama keluarganya siapa? Dia tidak tahu, dia itu yatim piatu. Saya curiga dia itu adalah suami Elisa yang sedang ka
Selesai sarapan, Hendrik kedatangan tamu yang tidak diundang yang menunggunya di depan gerbang sambil menjerit jerit. “Hendrik, menantu kurang ajar keluar kamu.” kata Merry Layran sambil menjerit dengan nada yang tinggi. Hendrik keluar ditemani dengan kakek dan nenek Layran. “Mau apa, kamu kemari, Merry?” Tanya Nenek Layran. “Saya mau Hendrik mengeluarkan Stefanus dan Samuel, kasihan Stefanus menderita di penjara, padahal dia sudah berumur.” Kata Merry Layran menghiba pada ibunya. “Ketika kalian melakukan sesuatu pada Maureen, apakah kalian kasihan padanya?” Tanya Kakek Layran dengan emosi. “Biarkan saja dia disana dulu, biar merasakan penderitaan dan menyesal telah membunuh
Hendrik mengajak kedua anak itu dan Mumu di pundaknya untuk ke depan hutan yang dilindungi oleh makhluk gaib yang baik. Di pinggir hutan, Hendrik memegang tongkat Muku dan tiba tiba tongkat itu terlepas dari tangan Hendrik dan melayang ke atas dan menghilang. Dan kemudian tidak lama kemudian datanglah makhluk aneh yang menyeramkan setinggi tiga meter dengan jalan membungkuk dengan kedua tangan yang panjangnya dua meter menyentuh tanah dan dengan kuku yang tajam, muka yang menyeramkan seperti makhluk jahat yang ada di film dan sangat mengerikan dengan otot seluruh badannya bengkak dan mengerikan. Berjalan menghampiri Hendrik dan memukulnya dengan kedua tangan panjang yang menyeramkan. Hendrik menghindar dari pukulan itu dan dia membalas serangan dengan pukulan pukulan
Kita tinggalkan Stefanus dan Samuel dulu ya. Mari kita lihat keadaan Hendrik di istana yang penuh dengan lingkungan tenaga alam ini. Setelah tinggal di istana ini, Hendrik merasa aman dan dia membiarkan kedua anak kembarnya dirawat oleh dokter Elina dan keempat perawat dan selama seminggu dalam pemulihan kedua anak kembarnya, Hendrik tidak melihat mereka . Dan Karena Elisa juga habis melahirkan jadi perawatan Elisa diserahkan ke Amanda dan selama waktu itu Hendrik tinggal di kamarnya sendiri sambil memantau bisnis dan perkumpulan jaringan Hitam Bawah tanah dan dia mengunci dirinya di kamarnya dengan pesan kepada mereka para pengawal dan kepala pelayannya… Jangan mengganggunya, jika dia telah selesai dia akan keluar sendiri dari kamarnya.
Bagaimana kabar Stefanus dan Samuel ya? Stefanus dan Samuel disidangkan terpisah, tapi mereka masing masing menjadi saksi untuk yang lain dan seperti yang kita duga, mereka pasti selalu menyalahkan lawan mereka dan mengatakan itu semua rencana lawannya. Mari kita lihat persidangan Stefanus dahulu. Saksi dipanggil dan ternyata mereka memanggil Samuel sebagai saksi. “Kamu telah disumpah dan akan memberikan kesaksian yang benar.” Kata Jaksa penuntut. “Saya hanya menanyakan satu pertanyaan, siapakah otak perencana ini? Sehingga menyebabkan nyonya Maureen Layran meninggal dan semua kegiatan yang kalian lakukan.” Tanya Jaksa Sambil menunjuk ayahnya , Samuel berkata dengan te
Dengan takjub Hendrik melihat kedua anak kembarnya, anak yang terlahir prematur tapi memiliki kondisi anak cukup bulan dan menurut pandangan Hendrik, setelah seminggu di istananya kedua anak itu akan meninggalkan inkubatornya. Anak yang dilindungi oleh kekuatan energi alam yang merupakan keturunan murni kekuatan gaib putih yang akan selalu melindungi mereka dari bahaya yang mengancamnya. Sepasang anak, laki dan perempuan yang akan saling melindungi, pantas Stefanus dan kelompoknya tidak dapat mencelakakan mereka, ya mereka dapat melindungi diri mereka sampai umur mereka tujuh tahun. “Hendrik, kamu belum menamakan ketiga anakmu.” Kata Kakek Baskoro, ketika mereka sampai di istana. “Kakek saja yang beri mereka nama.” Kata Hendrik untuk menghormati kakeknya.
Saat kaki Hendrik menapak kakinya di pintu utama rumah sakit, Hendrik menggunakan energinya, dengan menyelaraskan energi dirinya dengan alam, Hendrik mengusir kesedihannya dan membuat hatinya gembira dengan kelahiran ketiga anaknya. Dengan muka ceria , Hendrik mendatangi kamar Elisa. "Hai, apa kabar semuanya?" Sapa Hendrik dengan nada riang. Mereka semua memalingkan kepala untuk melihat Hendrik dan mereka tahu Hendrik dengan diam menyembunyikan kesedihannya. Terlihatlah Elisa sedang sarapan dengan kedua orang tuanya dan ada juga Kakek dan nenek Layran dan Elina Smith. “Hendrik, kemarilah , kenalkan dia adalah bibi kamu, adik perempuan ibu kandung kamu, juga ibu angkat Maureen dan dia adalah seorang dokter anak.” Ka
Hendrik mengatur para pengawalnya untuk melindungi Elisa dan anak anak Maureen dan juga orang tua dan kakek dan nenek Maureen, ibu Maureen dan kakak iparnya dilarang mendekati anak Kembar Maureen. Hendrik berencana mengurus acara kematian Maureen dahulu, baru kemudian menemani Elisa.Orang tua Elisa, Hendrik menyuruh mereka menemani Elisa dan anaknya dan kakek dan nenek Maureen di minta tolong untuk memantau cucucnya. “Elisa, Maureen telah meninggalkan kita, saya harap pengertian kamu, selama beberapa hari saya tidak dapat menemani kamu, saya mau mengurus pemakaman Maureen dahulu, setelah itu, baru saya menemani kamu, apakah kamu keberatan?” Tanya Hendrik mengharapkan pengertian Elisa. “Pergilah, saya ada ayah dan ibu menemani.” Kata
POV MAUREEN Saya sangat senang dengan dokter baru ini, sangat ganteng dan baik hati, dia selalu membuat saya bisa manja dengan nya. Saya tidak tahu kenapa? Tapi saya merasa dia seperti ayah saya, apa karena saya kekurangan kasih sayang dari ayah saya? Jadi saya mengharapkan cinta kasih dari orang lain. Selama sebulan saya mendapat perawatan dari dokter ini dan saya sangat senang, dia sangat telaten dan dengan teliti memeriksa kandungan saya. Setiap memeriksa kandungan, saya bersamaan waktunya dengan kakak Elisa, kakak Elisa memakai dokter lain , dia ingin dokter wanita, jadi dia menolak ketika direkomendasikan dokter kepala atau direktur rumah sakit ini. Untuk tidak mengecewakan dokter kepala, saya bers
POV DEMON Pulang ke negara leluhur bertemu dengan saudara sepupu saya, adalah hal yang menggembirakan. Tapi setelah bertemu dengan anak sepupu saya, luka lama karena kematian ibu dan adik saya terbuka kembali. Setiap melihat muka dan penampilannya yang seperti ibu saya, dendam saya sama gadis itu, kenapa dia hidup? Sedangkan ibu saya meninggal , jadi kemarahan saya saya lampiaskan kepada dia. Sayang ketika saya bertemu dengannya, kandungannya belum bisa dipacu untuk melahirkan paksa, jadi saya harus bersabar untuk menunggu kehamilannya untuk bisa dipaksa melahirkan, hal itu adalah biasa saya lakukan dan selalu terbebas dari hukum, ya, karena tiada bukti yang menguatkan Dengan senyuman yang menyakinkan saya selalu m