"Kehamilanmu sudah berapa bulan?" tanya Herin kepada Belle, "sepertinya sudah besar, apa sudah waktunya akan lahir?" tanyanya lagi penasaran. Belle tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dan menjawab, "ini baru beberapa bulan saja, perutku besar seperti sudah mendekati kelahiran karena ada dua bayi
Belle menganggukkan kepalanya, namun saat dia mengingat ucapan Nenek dan juga Kakeknya, terpaksa sudah Dia mengingatkan suaminya, "Nenek dan Kakek minta kita untuk tetap tinggal di sini lebih dulu, mereka kan belum bisa membiarkan aku pergi untuk ikut denganmu kembali ke rumah?"Jelios berdecih kesa
Jelios bangkit dari posisi tidurnya. Sebentar dia mengusap wajahnya untuk menyingkirkan rasa kantuk yang dia rasakan karena dia harus segera pergi untuk mengambil air minum. Jelios sebenarnya malas sekali keluar dari kamar, tetapi mau tidak mau dia memang harus melakukan itu karena tidak ingin menga
"Terimakasih," ucap Belle menerima barang-barang yang diberikan oleh pelayan rumah keluarga Terren untuk Jelios. Barang-barang tersebut adalah berupa, laptop, ponsel milik Jelios, lalu ada beberapa lembar dokumen yang diberikan kepada Jhon. Yah, Maklum saja karena Jhon juga tidak diperbolehkan masu
Setelah Jelios selesai mengerjakan semua pekerjaannya, bahkan Jelios sampai tidak menyadari bahwa istrinya tengah duduk menyandar dan tertidur dengan seorang anak anjing yang ada di pangkuannya juga tengah tertidur karena istrinya terus mengusap tubuhnya. "Dia benar-benar sangat lucu," gumam Jelios
Herin membalikkan tubuhnya seketika begitu Jelios menyentuh resleting baju Herin, namun belum sempat menaikkannya. Melihat Herin yang tiba-tiba saja berbalik ke arahnya dengan jarak tubuh mereka yang sangat dekat, Jelios berniat untuk menjauhkan dirinya dengan memundurkan langkahnya. Namun, hal itu
"Setelah kejadian ini, aku memutuskan untuk keluar dari rumah keluarga Terren. Aku akan kembali ke rumah kami berdua," ucap Belle dengan sorot matanya yang terlihat begitu yakin. Seluruh anggota keluarga Terren benar-benar sangat terkejut mendengar hal itu. Padahal, dia sudah merasa sangat lega kar
"Jadi, kau benar-benar tidak bisa membuka pintu gerbangnya dan membiarkan kami lewat?" tanya Jelios kepada penjaga pintu gerbang utama yang sejak tadi hanya bisa menunduk tak melihat Jelios maupun Belle. Dia sudah ditugaskan untuk tetap mengunci rapat-rapat gerbang utama agar tidak membiarkan Jelio
Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios
Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge
Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun
Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat
"Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han
Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,
Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran
Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia