"Laper, Mas." Rengek Flora. Meskipun tubuhnya telah di gempur habis-habisan, tetap saja rasa lapar di perutnya belum hilang.
"Sebentar, Mas hangatin dulu omelette nya, sayang." Abian memakai kembali boxernya lalu pergi dari kamar untuk mengambilkan makanan.Tak memerlukan waktu yang lama, Abian kembali dengan sepiring omelette yang sudah dia hangatkan agar tidak terlalu amis. Dia menyuapi wanitanya dengan perlahan. Sesekali dia meringis ketika melihat keadaan wanitanya yang mengenaskan. Bahkan bibirnya bengkak karena tak sengaja Abian menggigitnya cukup kuat karena terlalu bernafsu."Maaf, sayang..""Tidak apa-apa, kita sama-sama menikmatinya, Mas." Jawab Flora sambil tersenyum kecil."Kamu cantik sekali, sayang." Puji Abian sambil membelai wajah cantik Flora."Aku masih laper, Mas.""Maaf, sayang. Ini Mas udah kupasin buah." Abian menyuapi wanitanya dengan buah-buahan yang sudah di kupas dan potong-potong agar memudahka"Lihat doang, sayang. Masih bengkak atau enggak, kalau sakit ya Mas gak bakalan tega juga.""Omong doang gitu, semalam juga aku udah minta udahan karena sakit, tapi kamu gak denger!" Kesalnya sambil memalingkan wajahnya."Hehe, aku lagi nafsu banget itu, sayang.""Nyebelin!""Maaf, sayangku.""Pokoknya aku kesel sama kamu!" Ucap Flora dengan kedua tangan yang bersedekap di dada, menandakan kalau dia benar-benar tengah kesal saat ini."Gemesnya.." Abian terkekeh, tangannya terus bergerak-gerak di kaki Flora, dia tengah memanjakan wanitanya dengan cara memijatnya agar tubuhnya rileks."Sshhh..""Kenapa cantikku?""Perih, Mas.""Aduh, ayo kita periksa ke dokter aja. Kalo dokternya nanya, nanti Mas jawab di gigit komodo.""Bukan komodo tapi buaya!" Kesalnya sambil mendelik, membuat Abian terkekeh pelan."Iya deh, aku buayanya.""Ngaku juga akhirnya.""Buaya ini g
"Flora..""Hallo, Mas. Apa kabar?" Tanya Flora. Dia memaksakan senyumnya saat pria yang begitu menyakiti hatinya itu telah duduk di hadapannya.Fisiknya jauh berubah, kepalanya plontos, tubuhnya kurus dengan wajah yang tidak terawat sama sekali, lingkaran hitam di bawah matanya juga terlihat dengan jelas."Aku tidak baik-baik saja, Flo.""Tapi ini adalah hukuman atas semua perbuatan yang telah kamu lakukan, Mas. Kamu pasti sudah tahu bukan? Setiap perbuatan, pasti ada balasannya." Jawab Flora."Aku minta maaf, Flo.""Rasanya sulit, Mas. Mulutku bisa mengatakan kalau aku memaafkan, tapi tidak dengan hatiku. Sakit, rasanya sangat sakit.""Aku tahu, rasa sakit yang aku berikan pasti meninggalkan bekas.""Kamu tidak pernah memberiku banyak hal, selain rasa sakit." Lirih Flora tanpa menatap Arifin. Dia sudah tahu kalau bertemu pria itu pasti akan membuka kembali luka lama, tapi dia tidak ingin menyimpan dendam apapun
Beberapa minggu telah berlalu, hari ini adalah hari yang paling di tunggu-tunggu oleh Flora dan Abian. Hari ini adalah hari yang akan menjadi hari bersejarah untuk keduanya, perjuangan mereka akan berakhir saat ini.Di sebuah ruangan, Flora tengah duduk dengan gelisah. Beberapa kali dia menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu kembali mematut diri di cermin memperhatikan penampilannya yang sudah sempurna.Kebaya putih gading menempel sempurna di tubuhnya yang ramping. Beberapa bulan lalu, Flora diet cukup ketat untuk menurunkan berat badannya menjadi lebih ideal agar terlihat sempurna di hari bahagianya."Wah, kamu cantik sekali, Flo." Ucap Santi yang baru masuk untuk melihat penampilan Flora, calon adik iparnya. Wanita itu juga terlihat anggun dengan kebaya modern berwarna pink pastel yang di padukan dengan kain songket sebagai roknya. Rambutnya di sanggul rapih, membuat penampilannya terlihat dewasa sesuai usianya saat ini."Mbak..""K
"Aku takkan pernah membiarkanmu bahagia, Flora!" Teriaknya sambil bersiap menusuk perut Flora, tapi dengan cepat Abian menendang pisau itu hingga jatuh entah kemana.Dengan sigap, Abian melindungi istrinya. Pihak keamanan datang dan langsung menangkap wanita itu, dia meronta ingin di lepaskan tapi dari pada membuat keonaran lebih baik di amankan saja."Dengarkan aku, kau takkan pernah bahagia Flora.'"Maya..""Diam, aku tidak sudi namaku disebut oleh mulut kotormu itu!" Teriaknya yang membuat Abian emosi.Plak..Tamparan keras mendarat di wajah Maya dan Abian adalah pelakunya, suami mana yang membiarkan saat istrinya di kata-katai seperti itu? Apalagi di hari pernikahannya."Jalaang, pelacur, wanita murahaan. Kau akan mendapatkan balasan dari semua ini, Flora. Kau takkan pernah bahagia selamanya!" Wanita itu mengucap sumpah serapah yang membuat Adijaya akhirnya bertindak.Plak..Dia menampar wajah manta
Beberapa saat kemudian, Flora memberi kode kalau dia sudah siap. Dengan langkah yang begitu antusias, Abian pun menghampiri istrinya yang memang sudah menunggu dengan santai. Dia terlihat sangat cantik dengan lingerie tipis menerawang berwarna biru navy. Sangat kontras sekali ketika Flora menggunakan pakaian itu, kulitnya yang putih bersih terlihat lebih cerah dan sehat."Sempurna.." Puji pria tampan itu sambil mendekat, dia duduk di pinggir ranjang sambil membuka celananya agar tidak menyulitkannya nanti."Udah main buka-bukaan aja, Mas." Ucap Flora sambil terkekeh pelan, wanita itu mendekat dan tanpa basa basi langsung duduk di pangkuan sang pria.Abian merengkuh pinggang istrinya dengan posesif, lalu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir sang istri dengan lumataan lembut namun memabukkan."Enghh, Mas.." Wanita itu melenguh tertahan di balik ciumannya, dia bergerak tak nyaman karena tangan nakal Abian mulai merayap menyentuh tubuhnya dengan nak
"Selamat siang, istriku sayang." Ucap Abian sambil duduk di samping sang istri yang baru saja membuka kedua matanya dengan perlahan."Apaan sih, Mas? Itu bajunya kenapa gitu?" Tanya Flora saat melihat suaminya tampil dengan pakaian yang sedikit berbeda dari biasanya. Dia terlihat lucu dengan celemek berwarna merah muda yang menutupi pakaian bagian depannya."Mas habis masak, sayang.""Haha, apa iya? Aku aja gak yakin kamu bisa masak, Mas." Ucap Flora sambil mengulum senyumnya, pasalnya penampilan suaminya terlihat lucu. Berbeda jauh dengan penampilannya di kesehariannya."Ngeraguin banget sama suami sendiri, di coba dulu, sayang.""Kamu kenapa, Mas?" Tanya wanita itu sambil tersenyum, dia menatap suaminya dengan tatapan penuh arti."Sebagai upaya minta maaf sama kamu, sayang.""Minta maaf? Kamu buat kesalahan apa sama aku, Mas? Apa jangan-jangan kamu selingkuh, Mas? Tega ya kamu, kita baru menikah kemarin lho!" Ucap Flor
Satu minggu telah berlalu, Abian telah pergi bekerja sejak beberapa hari yang lalu, alasannya karena Kala jatuh sakit dan tidak bisa menghandel perusahaan yang tengah sibuk-sibuknya. Jadi, Abian harus mengambil langkah, meskipun rasanya berat karena harus meninggalkan istrinya sedangkan mereka masih menjadi pengantin baru."Mas, aku mau nganter makan siang buat kamu nanti." Ucap Flora sambil memasangkan dasi di leher sang suami."Iya, sayang. Mas tunggu ya?""Mau di masakin apa buat menu makan siangnya?" Tanya Flora lagi, dia merapikan penampilan sang suami dengan detail, bahkan dia memperhatikan hal sekecil apapun yang membuat penampilan suaminya berkurang. Rambut, Flora menyisir rambut pria tampan itu serapi mungkin."Terserah kamu saja, sayang. Apapun yang kamu masak, pasti Mas makan kok." Jawab Abian sambil mengusap lembut wajah cantik sang istri."Oke kalo gitu, ayo sarapan dulu." Ajak Flora dan di angguki oleh pria tampan itu. Kedua
"Silahkan masuk, Dok.""Terimakasih." Dokter wanita itu berjalan pelan ke arah Abian yang terlihat berdiri ketika dirinya melihat kalau dokter yang sedari tadi dia tunggu kedatangannya, akhirnya datang juga."Mana pasiennya, Tuan?""Ini, istri saya tiba-tiba saja pingsan padahal tadi pagi masih baik-baik saja, Dok. Tolong segera di periksa." Ucap Abian mengatakan keadaan istrinya dengan jujur."Baik, sebentar." Ucapnya, dia memasang stetoskop dan mulai memeriksa keadaan wanita yang kini terkulai lemas di atas sofa. Wajahnya terlihat pucat dengan denyut nadi yang tidak beraturan."Apa dia memakan sesuatu?""Pasti makan, Dok. Kalau gak makan, mati dong." Celetuk Kala asal bicara."Bukan begitu, saya rasa ini bukan gejala biasa.""Lalu, penyakit apa yang di idap istri saya?" Tanya Abian dengan panik, jujur saja dia sangat khawatir dengan keadaan istrinya."Istri anda tengah mengandung, itu prediksi saya."