Share

33. Pahlawan Kesiangan

Bimo mengucek mata, lalu merenggangkan tubuhnya sambil menguap panjang. Lalu tangannya menggapai-gapai nakas untuk mengambil ponsel. “Wanjrit!” pekiknya dengan mata melotot. Cowok itupun tunggang langgang ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Lalu ganti baju secepat kilat, tersandung-sandung saat memakai celana panjangnya.

“Sialan, bisa-bisanya gue nggak dengar suara alarm bunyi.” Pria itu mengumpat diri sendiri karena terlalu nyenyak tidur dan baru terbangun tepat jam 6 lewat padahal dia sudah janji akan siap di depan rumah Jelita jam 6 tepat.

Dia tergopoh-gopoh menuju mobil sambil menelepon Jelita, tetapi gadis itu tak jua menerima panggilannya. “Bangke, nggak dijawab lagi teleponnya.” Bimo betul-betul panik.

Bimo menekan klakson mobilnya berulang-ulang tepat di depan rumah Wiliam. Dan pria itu baru berhenti membuat keributan setelah melihat Bik Yuni nongol dari balik gerbang rumah.

“Jelita mana, Bik?”

“Sudah berangkat sama tuan William.”

“Hah? Sudah berangkat tho.” Bimo mend
Indy Shinta

Happy reading :)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status