Para pelayan Brian juga bergerak dengan sigap, memikul tugas mencari buah tropis yang langka di Kanada itu. Mereka tersebar dalam beberapa tim, menyusuri toko-toko Asia dan supermarket yang tersebar di seluruh kota Montreal, berharap menemukan petunjuk tentang kehadiran buah manggis yang dicari. Akhirnya, tim di bawah kepemimpinan George berhasil menemukan sebuah toko Asia yang memiliki stok buah manggis yang berharga. Dia memborong seluruh buah manggis yang tersedia, tahu betapa pentingnya buah tersebut bagi sang tuan muda Brian Ashford.“Maaf, Tuan. Manggis ini sudah dipesan dan dibayar oleh pelanggan kami, dia sudah membayarnya dan akan mengambilnya nanti. Maaf, kami tidak bisa menyerahkannya,” kata penjaga toko.“Kami akan membayarnya tiga kali lipat, sebutkan saja harganya,” kata George sambil memerintahkan timnya untuk mengangkut semua buah manggis yang berada di dalam rak itu.“Maaf, Tuan. Saya hanya pelayan di sini. Saya tidak bisa membuat keputusan,” kata si penjaga toko.“I
Di rumah megah keluarga Ashford, sebuah helikopter mendarat di landasan heli yang terletak di atap gedung rumah mereka. Para pelayan dengan sigap turun dari helikopter itu dan mengantarkan peti buah itu kepada pemimpin mereka. Begitu sampai di tangannya, Jacob langsung menangani buah tropis yang langka itu. Dengan cermat dia mengawasi langsung anak buahnya menata dan menyiapkan buah manggis itu yang terbagi dalam beberapa keranjang yang ditata dengan cantik. Setelah semua rapi, Jacob menyerahkannya kepada tuan muda mereka yang sudah menunggu. “Tuan, buah manggis itu sudah kami dapatkan dan sudah kami siapkan” kata Jacob sambil membungkukkan badan.Brian merasa bahagia melihat usaha pelayannya. Ia merasa beruntung memiliki tim yang begitu berdedikasi dan setia mendukungnya. Dia ingin memberikan yang terbaik bagi Laura, wanita yang telah mencuri hatinya.Tak lama setelah itu, bersama para pengawalnya, Brian mengirimkan keranjang-keranjang buah manggis itu ke apartemen Laura. Para pe
Di sebuah hotel bintang lima Jakarta, pada sebuah acara malam penganugerahan penghargaan bergengsi, ballroom hotel dipenuhi sorotan lampu kilau dan hiasan bunga mewah. Suasana semarak semakin hidup dengan kehadiran para pengusaha dan tokoh terkemuka dalam industri Food and Beverage.Di antara para tamu, sosok Jelita tampak mempesona dalam balutan gaun malam hitam yang elegan, membuat William tak henti-hentinya menatap sang istri dengan takjub. “Aku tahu sejak dulu kau cantik, sayangku, tapi kau selalu berhasil mengejutkanku setiap saat, seolah-olah aku baru pertama kalinya melihat wanita secantikmu,” bisik William sambil meremas lembut tangan Jelita.“Makin hari kau semakin pintar menggombal saja, Bang.”William mencium punggung tangan Jelita. “Kau anggap pujianku sebagai kata-kata gombal? Ck. Tega sekali,” ujarnya pura-pura cemberut. “Apa aku harus mengganti kata-kataku tadi dengan aksi langsung saja? Menciummu misalnya, di sini? French kiss,” godanya sambil mengedipkan sebelah mata.
Setelah sepuluh tahun tak pernah pulang menengok kampung halamannya, kali ini Jelita memutuskan ikut ketika William ingin pergi ke sana untuk menengok Nyonya Cindy. “Kau yakin mau ikut, Sayang?” William bertanya sekali lagi. Dia tahu, betapa kampung halaman Jelita telah memberikan jejak kehidupan tak menyenangkan bagi sang istri. William ingin melindungi perasaan Jelita dengan cara tak pernah mengajak Jelita pergi ke sana.Namun, kali ini Jelita mengajukan diri ingin ikut ketika William mengatakan ingin pergi ke Lampung. Dia sudah siap mengunjungi tempat yang pernah menorehkan banyak kenangan luka menyakitkan di hatinya sejak kecil.Perjalanan pulang ke kampung halaman Jelita dimulai setelah mereka turun dari pesawat di Bandar Udara Radin Inten. Udara pagi yang segar menyambut kedatangan mereka. Jelita tersenyum dalam gandengan tangan William. "Kau ingat, Bang? Aku mengekorimu seperti anak itik saat pertama kali menginjakkan kaki ke sini dulu, ketika kita akan berangkat ke Jakarta.
Esok harinya, ditemani oleh William, Jelita mengunjungi rumah bibiknya, Saroh. Jelita merasa tegang saat mereka memasuki halaman rumah yang tampak kusam dan tak terurus. Sedangkan William menggenggam tangannya erat-erat sejak mereka turun dari mobil, memberikan dukungan dan kehangatan yang membuat Jelita merasa lebih tenang.Kedatangan mereka menyedot perhatian orang-orang yang melihatnya. Mereka menghentikan sejenak aktivitas mereka hanya untuk mengamati Jelita dan William yang baru tiba dengan mobil Nyonya Cindy yang sudah dikenali warga kampung. Ketampanan William tak bisa dipungkiri, para tetangga Saroh yang melihatnya terkesima oleh pesona dan aura kesuksesannya yang penuh wibawa. Di sebelahnya, Jelita pun terlihat cantik dan elegan. Keduanya tampak begitu serasi sebagai pasangan suami-istri.Pesona William memang tak bisa dipungkiri. Para tetangga Saroh tak bisa menyembunyikan kekaguman mereka. Wajah tampan dengan senyum lembut William membuat hati para tetangga bergetar. Postu
Di bawah langit pagi yang berwarna biru cerah, Jelita dan William berjalan beriringan menuju pemakaman. Suasana tenang dan hening memenuhi udara, hanya dipecah oleh gemercik angin lembut yang meniup daun-daun pepohonan. Mereka berdua telah tiba di tempat di mana makam Mala, ibu Jelita berada.Semua kenangan masa kecil hingga remaja bersama sang ibu kembali melintas di kepalanya. Jelita ingat betapa seringnya Mala menyiksanya dengan kata-kata kejam dan perlakuan yang tak manusiawi. Sejak kecil, Jelita sudah harus merasakan kehampaan kasih sayang dari ibunya. Dia sering dihina, dianggap tak berarti, dan diabaikan, sehingga perasaan cinta dari seorang ibu bagaikan sesuatu yang asing baginya. Kala itu, Jelita hanya bisa menangis dan menahan sakit, seraya bertanya-tanya mengapa takdir memberinya ibu yang begitu keras dan kejam. William berdiri di sampingnya, memeluk Jelita dengan penuh kasih sayang. Dia tak tahan mendengar tangisan pilu Jelita. Sakit Jelita adalah sakitnya juga. "Sayang,
Jelita bersedekap sambil tersenyum sinis memandangi kepergian adik-adik Irwan. Berani-beraninya mereka menemui dirinya, padahal saat ia dulu sedang membutuhkan bantuan dan dukungan moral mereka ketika Irwan nyaris memperkosanya, mereka malah mendorong Jelita terjatuh lebih keras dengan kata-kata penghakiman dan penghinaan yang kejam. Sedangkan di sebelahnya, William tersenyum puas melihat ketegasan Jelita dalam menghadapi adik-adiknya Irwan. Orang-orang tak tahu diri itu akhirnya pulang dengan kepala menunduk dan hanya mengantongi kekalahan tanpa mendapatkan sepeser rupiah pun. “Bagus, sayangku. Kau memang harus tegas kepada orang-orang itu. Tak tahu malu sekali mereka mengaku-aku sebagai pamanmu saat kau sudah di atas begini. Jangan pernah berhubungan dengan mereka lagi,” ketus William merasa geram. Dia tak ingin orang-orang macam lintah itu mengganggu kedamaian istrinya. “Tenanglah, Bang. Aku memang tak berminat bertemu mereka lagi. Aku menerima kunjungan mereka hari ini hanya un
Laura menggigit bibirnya yang pucat, mencoba menahan gelombang panik yang melanda. Sebulan lagi, semester akan berakhir, dan dia bisa cuti dan benar-benar bersembunyi. Sementara waktu itu, perutnya yang semakin buncit ini harus disembunyikan dengan cerdik."Duh, aku harus pakai baju apa hari ini? Lingkar pinggulku semakin besar, celana dan rokku sudah tak muat lagi," gumamnya, wajahnya mencerminkan keputusasaan. Hari ini, dia terpaksa bolos kuliah karena tak ada pakaian yang dapat menyamarkan perut buncitnya.Tanpa banyak pikir, dia memutuskan menelepon Bimo, sosok yang seharusnya bertanggung jawab atas ini semua. "Om! Tolong belikan aku pakaian baru yang bisa menyamarkan perut buncit ini. Aku bolos kuliah karena tak punya apa-apa lagi yang bisa kupakai," suaranya penuh kesedihan."Ya udah. Beli saja, uangnya akan kutransfer.” Bimo menjawab begitu sebelum menutup sambungan telepon itu.Laura terperangah, ponselnya terkatung-katung dengan nada putus. "What? Dia menutup telepon gitu aja
Adam Ashford menikahi Laura dengan identitas barunya sebagai Keanu Royce. Hanya Laura dan Sam yang tahu bahwa Keanu Royce adalah Adam Ashford. Mereka menyimpan rahasia itu seumur hidup mereka. Demi melindungi rahasia itu, Laura memutuskan keluar dari lingkaran pertemanannya dengan para sosialita. Semakin sedikit teman yang mengenalnya, akan semakin aman bagi mereka. Laura tak mau terhubung dengan media sosial. Ia ingin hidupnya terlindungi dari mata publik dan jagat internet yang selalu penuh dengan gosip. Dia ingin melindungi sosok suaminya yang baru dari orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat. Tak ada yang boleh tahu bahwa Adam masih hidup dalam sosok Keanu Royce. Karena itulah dia hanya mendaftarkan pernikahan resminya dengan Keanu Royce, tanpa perayaan pesta. Lagipula setiap malam bersama Adam adalah pesta baginya, suaminya itu menyentuhnya dengan penuh cinta dan mempersembahkan kepuasan yang tak tertandingi. Mereka berdua hidup bahagia dalam kedamaian dan kebahagiaan mer
Laura lega setelah bicara dengan Nicholas. Anak itu akhirnya melupakan permintaan hadiah ulang tahunnya berupa ‘daddy’. Sebagai gantinya, Laura mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman safari. Nick senang sekali menikmati pemandangan satwa liar dari dalam mobil. Ditambah Keanu yang menjelaskannya tentang banyak hal tentang satwa-satwa itu. Nicholas semakin terpukau akan pengetahuan Keanu yang luas tentang dunia hewan.Sementara Laura yang berada di kursi belakang tersenyum melihat antusiasme Nicholas dan kesabaran Keanu dalam memaparkan wawasan tentang dunia satwa kepada Nicholas. Dalam hati Laura mengakui bahwa Keanu memiliki jiwa kebapakan yang sangat dibutuhkan putranya. Bukan hanya Nicholas, Laura juga merasa membutuhkan Keanu. Sejak kedatangan pria itu dalam hidupnya, hari-harinya mulai terasa berbeda. Ada satu ruang kosong di hatinya yang pelan-pelan mulai diisi oleh Keanu. Namun di sisi lain, Laura masih belum siap untuk melengserkan Adam Ashford yang selama ini bertahta dalam h
Ulang tahun Nicholas yang kelima menjadi sebuah perayaan yang berkesan. Meskipun pesta tersebut hanya dihadiri oleh teman-teman sekolah Nicholas, Laura telah merancang segalanya dengan sempurna. Rumahnya yang mewah dan luas menyediakan latar belakang yang indah untuk perayaan ini, tetapi Laura dan Nicholas tetap menjalankannya dengan kerendahan hati.Tamunya tiba dengan senyum penuh kekaguman saat mereka memasuki rumah besar Laura. Mereka melihat sentuhan berkelas dalam setiap sudut rumah Laura yang luas dan mewah. Dan Laura telah mendekor sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun elegan. Souvenir yang disiapkan Laura untuk para tamu adalah barang-barang bermerk terkenal dan mahal, membuat semua orang terkesan, bahkan kado mereka untuk Nicholas saja tak semewah dan semahal ini. Tetapi mereka tahu, bahwa bagi Nicholas dan juga Laura, kehadiran mereka terasa lebih penting daripada kado apapun yang mereka bawa.Nicholas begitu bahagia, matanya berbinar-binar ketika ia menerima kado
Sambil bergandengan tangan, Laura dan Adam memasuki night club eksklusif dengan sinar lampu berkilauan yang memantulkan warna-warni ke seluruh lantai dansa. Musik berdentum keras menggema di seluruh ruangan, dan orang-orang berdandan glamor berdansa di lantai. Laura merasakan sensasi kebebasan yang luar biasa begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam klub ini. Dia merasa begitu hidup, begitu bahagia, dan dia tak sabar untuk menari bebas seperti semasa mudanya dulu.Adam berdiri di sampingnya dengan sikap waspada yang tidak tergoyahkan. Dia berjanji untuk menjaga Laura malam ini, dan dia tak akan melupakan tugasnya. Laura tersenyum pada Adam dan menariknya ke tengah lantai dansa yang penuh dengan kerumunan.Segera setelah mereka tiba di lantai dansa, Laura mulai bergerak dengan bebas dan bersemangat. Laura mengekspresikan dirinya melalui gerakan tubuhnya yang meliuk indah mengikuti irama musik. Sementara itu, Adam berdiri di depannya dengan mata tajam yang memantau setiap gerakan di sek
“Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in
Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke
Jantung Laura berdebar kencang saat Keanu meraihnya, menghindarkannya dari tabrakan dengan si pelayan. Sensasi tangan besar dan kuat Keanu yang mendekapnya membuat Laura merasa aman terlindungi. Namun, saat Keanu berbicara dan suaranya berubah menjadi rendah dan tajam, Laura merinding. Dia seperti dalam pelukan Adam Ashford yang telah tiada.Sementara itu, pelayan yang tadi menabrak Laura berdiri ketakutan oleh aura dingin yang dipancarkan Keanu alias Adam. Dia segera membersihkan sisa-sisa gelas yang pecah dengan gemetar, tidak berani melihat langsung ke arah mereka berdua.Laura bisa merasakan kemarahan Adam yang terasa berbahaya. Dia mencoba menenangkan keadaan. "Bukan hanya dia yang salah, aku juga salah,” katanya.“Anda tidak salah,” tegas Adam. “Dia berjalan tanpa melihat ke depan dan mengambil jalur yang tak seharusnya.”“Ma-maaf. Tadi saya terburu-buru.” Si pelayan mengakui kesalahannya, dia sedang tidak fokus bekerja hari ini karena pikirannya sedang kacau memikirkan masalah
Para pelayan di rumah Laura dibuat geger melihat ketampanan bodyguard pribadi Laura yang baru. Mereka bukan hanya mengagumi ketampanannya, tetapi juga merasa heran oleh kemiripan pria itu dengan mendiang sosok suami nyonya mereka yang fotonya terpajang besar di ruang meditasinya. Bahkan Nicholas sempat bengong dan berkali-kali memanggil Keanu dengan tanda tanya yang menggantung di ujung kalimatnya, “Daddy …?”“He’s not your daddy, baby …,” tegas Laura seraya tersenyum kepada putranya yang salah paham melihat sosok bodyguardnya yang begitu mirip dengan Adam Ashford yang dia ketahui sebagai ayahnya.“Halo, Nick. I’m your friend, my name is Keanu.” Adam membungkuk dan mengajak Nicholas melakukan tos dengannya.Nicholas mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menerima ajakan tos Adam dengan ragu-ragu. Tapi dia menyukai keramahan teman barunya ini yang begitu mirip dengan daddy-nya yang sering menjenguknya di malam hari. Bahkan suara Keanu terdengar sama dengan suara daddy yang sering me
Senyum Sam terpancar penuh makna ketika ia menatap Adam. Ia ikut merasa lega akhirnya Adam mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, menjalani kehidupan barunya sebagai pria biasa dengan identitas Keanu Royce. Sam memahami bahwa keputusan Adam untuk menjalani "kematian" sebagai Adam Ashford adalah tindakan yang berani demi keselamatan Laura dan Nicholas. Dengan kematian sosok Adam Ashford dalam dunia mafia, kedua orang yang dicintainya itu tidak lagi menjadi buruan musuh-musuh sesama mafia. Sam tahu bahwa Adam telah mengorbankan identitasnya sebagai sosok Adam Ashford yang berkuasa dan kaya raya demi melindungi mereka, dan itulah salah satu tindakan paling mulia yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki ketulusan cinta. Sam mengingat lagi bagaimana “transformasi” Adam Ashford menjadi Keanu Royce itu terjadi. Hari itu, setelah John Wick membantai seluruh pasukan Michael dan pasukan Damon Redwood, Laura keluar dari persembunyiannya dan memeluk tubuh Adam Ashford yang bersimbah d