Share

Masih ada rasa?

Penulis: Vonny Elyana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mama kenapa?" tanya Arinna dan Charles sambil menerobos masuk ke dalam kamar.

Ibu Indah juga setengah berlari mendekat dengan wajah panik. Sandy sudah menceritakan semua yang terjadi dan menjemput ibu dan anak-anak Indah.

Indah tersenyum dan mengulurkan tangannya memeluk Arinna dan Charles.

"Mama baik-baik saja, Nak." Indah membelai dan mencium kening kedua buah hatinya. Saat sedang terjebak dalam ruangan restoran yang terbakar, sempat timbul dalam benaknya rasa takut tidak bisa berjumpa kembali dengan orang-orang yang ia cintai.

"Apa yang sakit, Nak?" Ibu Indah mengusap wajah putrinya.

"Ibu jangan cemas, Indah gak apa-apa, Bu. Mas Sandy datang tepat waktu dan menyelamatkan Indah dari kecelakaan yang lebih fatal. Sekarang Indah hanya luka ringan."

"Terimakasih banyak, Nak Sandy. Ibu gak bisa membayangkan kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk sama Indah." Ibu Indah menatap Sandy dengan haru.

"Iya, Bu. Sudah menjadi tugas saya untuk melindungi Indah," jawab Sandy.

"Sebaiknya kamu ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Persiapan Pernikahan

    Indah menghela nafas panjang melihat punggung Aryo yang menjauh. "Sepertinya Aryo masih menyimpan perasaan padamu, buktinya dia jadi sangat panik saat mendengar kabar tentang kamu," kata Sandy."Ah, gak mungkin, Mas! Kami sudah berpisah dan Mas Aryo juga sudah menikah lagi. Semua tindakan dan perkataannya sudah gak penting bagiku," jawab Indah.Sandy mengalihkan pandangannya ke dinding dan bergumam, "Semoga saja, aku akan cemburu padanya kalau bersikap seperti itu di depanku."Indah mengulurkan tangan meraih lengan Sandy dan menariknya. Sandy berbalik dan menatap Indah, lalu duduk di sisi tempat tidurnya."Mas, hatiku sekarang sepenuhnya milikmu." Sandy terkejut, matanya berbinar mendengar ucapan Indah. Ia tersenyum dan menangkup wajah Indah dengan telapak tangannya. Indah selama ini bersikap tertutup, apalagi setelah terluka karena perbuatan Aryo. Ia sangat jarang mengungkapkan perasaannya secara langsung pada Sandy seperti itu."Apa benar begitu? Kamu serius, Sayang?" tanya Sandy.

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Hari Bahagia

    Undangan pernikahan Indah mulai dibagikan. Ketika seorang office boy akan meletakkan undangan itu di meja Clara, Aryo sempat melihatnya. Ia merasa penasaran dan mengikuti office boy itu sampai ke meja Clara.Clara yang sedang mengerjakan laporan di mejanya terkejut melihat Aryo."Ada apa?"Clara merasa sedikit aneh karena Aryo tiba-tiba menemui dirinya. Aryo dan Clara dulu cukup akrab, karena Clara adalah sahabat Indah. Namun hubungan mereka memang menjauh setelah Aryo mengkhianati Indah. Sebagai sesama wanita, tentu Clara bisa merasakan sakit hati dan kesedihan yang dirasakan oleh Indah.Dia awalnya terpaksa bersikap pasif, tapi akhirnya mendukung dan membantu Indah. Setelah Aryo bercerai dari Indah dan menikahi Tania, Clara semakin kesal dan memutuskan untuk tidak berkomunikasi dengan Aryo. Sekalipun mereka berada dalam satu kantor, Clara tidak menyapa Aryo atau Tania jika tidak benar-benar perlu."Mm.. Aku ingin melihat undangan itu." Aryo menunjuk undangan yang baru saja diletakka

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Malam Pertama

    Seorang pria berjas hitam kembali naik ke pelaminan menemui Sandy. Setelah pria itu membisikkan sesuatu pada Sandy, raut wajahnya mulai berubah menjadi lebih tenang."Mereka sudah berhasil mengusir Aryo," bisik Sandy pada Indah."Syukurlah, Mas," jawab Indah sambil menarik nafas lega. Ia sama sekali tidak menduga kalau Aryo akan datang dan membuat kekacauan di acara terpenting dalam hidup Indah dan Sandy itu. Sandy dan Indah kembali menikmati kebahagiaan dalam acara resepsi pernikahan itu. Walaupun harus berdiri dan berfoto dalam waktu yang cukup lama, mereka sangat ceria dan tidak terlihat kelelahan.Indah sangat bersyukur karena seluruh rangkaian acara hari itu berjalan dengan baik. Malam itu mereka masih menginap di hotel tersebut. Namun kini Sandy sudah memesan sebuah kamar khusus untuk pengantin baru. Ibu Indah dengan rela kembaliv mengurus kedua cucunya malam itu.Indah merasa sangat terkejut dan tersanjung melihat kamar pengantin telah dihias dengan sangat cantik. Ada hiasan k

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Bulan Madu (1)

    Indah sedang memasukkan pakaian dan barang-barangnya ke dalam koper. Arinna dan Charles sama sekali tidak menolak atau protes dengan rencana kepergian Indah dan Sandy. Mereka justru dengan senang hati membantu Indah berkemas."Ma, jangan lupa beli oleh-oleh untuk kami, ya," kata Arinna."Pasti, Sayang. Kalian gak boleh nakal selama Mama pergi. Harus taat sama nenek, ya!" pesan Indah.Sandy masuk ke dalam kamar dan langsung bergabung dengan mereka."Sudah siap, Sayang? Kita akan berangkat jam empat sore.""Iya, Mas. Aku sudah menyiapkan semua pakaian dan keperluan kita." Indah tetap fokus menata barang-barang itu di dalam koper."Gak perlu membawa terlalu banyak pakaian. Kita bisa membelinya di sana.""Jangan boros, Mas! Aku juga gak membawa terlalu banyak pakaian, hanya secukupnya."Sandy menatap Arinna dan Charles, ia membelai rambut mereka."Papa pasti beli banyak oleh-oleh dan hadiah untuk kalian. Nanti kalau Arinna libur sekolah, kita akan pergi jalan-jalan bersama."Arinna dan Ch

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Bulan Madu (2)

    Setelah makan, Indah dan Sandy langsung menuju apartemen untuk beristirahat. Ada seorang asisten rumah tangga yang dipercaya untuk membersihkan dan menjaga apartemen itu. Jika Sandy atau orang tuanya sedang ada keperluan di Singapura, mereka cukup menelepon sehari sebelumnya. Asisten rumah tangga itu tidak menginap di apartemen itu. Ia hanya datang untuk membersihkan dan akan kembali ke rumahnya. Ketika Sandy dan Indah datang, orang itu menyambut dan menyerahkan kunci apartemen pada Sandy.Ruangan di dalam apartemen sangat bersih dan mempunyai perabot yang minimalis dan modern. Indah sangat menyukai desain apartemen itu, karena membuatnya merasa sangat nyaman. "Mas, aku mandi dulu, ya." Indah membuka tas kopernya untuk mengambil pakaian."Iya, jangan kunci pintunya!" Sandy mengedipkan mata menggoda Indah.Indah terkejut dan tersipu, namun ia sangat memaklumi tingkah suaminya tersebut. Ia masuk ke kamar mandi yang cukup luas, bersih, dan mewah. Indah meletakkan pakaian di gantungan p

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Pulang

    Indah dan Sandy sangat menikmati waktu bulan madu mereka. Mereka tiba di Pulau Bali dan menginap di sebuah hotel mewah. Hotel itu mempunyai akses langsung ke pantai yang sangat cantik. Indah tak berhenti mengagumi keindahan alam Pulau Dewata. Malam itu mereka menghabiskan malam di balkon hotel sambil memandangi bintang dan rembulan yang membuat suasana semakin romantis."Kamu baru pertama ke Bali, Sayang?" tanya Sandy."Iya. Dulu saat SMA ada agenda karya wisata ke Bali, tapi aku gak bisa ikut karena ibu gak punya cukup uang," jawab Indah."Wah, kalau begitu aku akan mengajakmu berjalan-jalan sepuasnya di sini. Aku sudah tiga kali datang ke Bali. Terakhir dua tahun lalu, ketika adik sepupuku menikah." Sandy menceritakan semua dengan santai, seolah itu adalah hal yang biasa baginya."Kelihatannya hidupmu sedari kecil sangat nyaman, Mas. Kamu bisa pergi ke luar negeri, hidup mewah, dan membeli apapun yang kamu mau. Kami yang terlahir dari keluarga sederhana, harus sangat berhemat dan m

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Fitnah Mantan Mertua

    "Dua hari yang lalu mantan mertuamu datang kemari," kata Ibu Indah."Mau apa Ibu Mas Aryo datang ke sini, Bu?" tanya Indah."Awalnya Ibu pikir dia kangen sama Arinna dan Charles, jadi Ibu ijinkan saja dia masuk dan bertemu anak-anak. Tapi ternyata.." Ibu Indah berhenti beberapa saat."Ternyata apa, Bu?" Indah penasaran dan menatap ibunya dengan serius."Dia datang untuk mengungkit masalahmu dengan Aryo. Dia menyalahkan kamu atas perceraian kalian. Katanya kamu istri yang tidak patuh, boros, dan tidak bisa memuaskan suami.""Apa?! Tega sekali dia bicara seperti itu," tukas Indah kesal."Ibu Aryo juga mengatakan kamu pernah meminjam perhiasan miliknya untuk modal usaha katering mu dan belum mengembalikannya sampai saat ini."Indah menggelengkan kepala dan merasa heran. "Itu gak pernah terjadi, Bu. Justru Indah yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kami, karena Mas Aryo membagi gajinya untuk wanita lain. Mas Aryo juga selalu memberi uang untuk ibunya setiap bulan.""Yang lebi

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Menemui Aryo dan ibunya

    "Oke, ayo kita makan siang!" ajak Sandy sambil menutup laptopnya.Indah tersenyum dan mengambil tasnya, lalu mengikuti langkah Sandy keluar dari ruangannya.Mereka menuju lift dan langsung menuju ke tempat parkir. Sandy mengemudi mobilnya ke sebuah kafe yang terletak di dekat kantornya. Indah tidak terlalu berselera memesan makanan dan menyantap makan siangnya. Ia masih memikirkan ucapan Ibu Aryo tentang dirinya. Indah ingin segera mendengar penjelasan darinya."Sayang, ingat pesan Ibu. Jangan terpancing emosi saat bertemu dengan mantan mertuamu," kata Sandy."Iya, Mas. Aku akan berusaha menahan diri. Aku hanya ingin mendengar alasannya berbicara begitu dan memintanya menjelaskan pada semua orang bahwa ucapannya gak benar," jawab Indah.Sandy memegang tangan Indah, seakan meneguhkan bahwa dirinya akan selalu ada di sisi Indah.Setelah makan siang, Indah dan Aryo langsung menuju rumah Ibu Aryo. Sudah cukup lama Indah tidak menginjakkan kaki di rumah sederhana itu. Saat menikah dengan A

Bab terbaru

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Akhir Kisah Ini

    Pagi itu Indah masih meringkuk menghadap ke dinding. Kepalanya berdenyut pening jika ia mencoba bangun dari tempat tidurnya. Ia mendengar ibu membuka pintu kamar dan menghampirinya."Nak, suamimu datang. Dia menunggumu di teras.""Mau apa dia, Bu? Kalau mau membuat keributan lagi, suruh saja dia pergi," jawab Indah dengan malas."Sepertinya gak begitu, Nak. Dia tadi sudah minta maaf sama Ibu. Ada sesuatu yang penting yang harus dia sampaikan padamu. Temui saja dulu, Nak!" kata Ibu Indah."Iya, Bu." Indah bangkit dan duduk di tempat tidurnya. Indah menatap dirinya di cermin, penampilannya sangat menyedihkan karena wajahnya pucat, pipinya tirus karena porsi makan berkurang, dan hanya mengenakan daster. Indah segera mengganti pakaiannya, menyisir dan mengikat rambutnya, dan memakai lipstik agar tidak terlihat seperti mayat hidup.Setelah itu ia menarik nafas dalam-dalam dan kembali melihat dirinya di cermin. Tak lupa ia memasukkan alat tes kehamilan di sakunya. Indah berpikir, seandainy

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Garis Dua

    "Masih mual, Nak? Bagaimana kalau ke dokter saja?" Ibu Indah menatap Indah yang berjalan perlahan keluar dari kamar mandi dengan cemas. Sudah lebih dari sepuluh kali Indah bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Wajahnya pucat, karena Indah tidak bisa menyantap makanan apapun. Ibu Indah sudah mencoba membuatkan sup ayam kampung kesukaan Indah. Namun baru saja Indah menyuapkan suapan kedua nasi dan sayurnya, ia kembali muntah. Begitupun dengan roti, buah, atau biskuit, Indah tidak sanggup menelannya. "Nak, apa mungkin.." kata Ibu Indah sambil berpikir."Apa, Bu?" tanya Indah.Ibu Indah menatap putrinya beberapa saat dan berkata, "Apa ini gejala hamil? Kemarin kamu juga mengalami gejala seperti ini, kan?" Mata Indah terbelalak, ia lalu mengambil ponselnya. Ia membuka kalender tempat ia mencatat tanggal terakhir datang bulannya. Ternyata memang tanggal itu sudah terlewat. Masalah yang terjadi bertubi-tubi membuat Indah lupa dan tidak curiga sama sekali pada gejala y

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Terbongkar!

    "Ini upah untukmu! Aktingmu cukup bagus, sampai berhasil membuat Sandy marah dan cemburu buta." Aryo menyerahkan satu amplop coklat di hadapan Hadi.Hadi membuka amplop itu dan menghitung sepintas isinya."Tambah donk, Bos! Lihat nih, aku sampai luka karena pukulan suaminya Indah itu. Aku butuh dana lebih untuk mengobati lukaku." Hadi mengelus pipinya yang masih lebam."Eh, enak saja! Itu sudah sesuai dengan perjanjian kita," tolak Aryo."Tapi kan kemarin pernjanjiannya gak ada adegan pukul-pukulan seperti ini, Bos. Kalau tahu akan luka begini, aku pasti minta tarif lebih tinggi," ujar Hadi."Sudah, terima saja dulu uangnya. Nanti aku lapor sama Nona Daisy dulu."Aryo dan Daisy sudah membuat sebuah siasat untuk membuat Sandy dan Indah salah paham. Aryo meminta Hadi untuk berpura-pura menjadi pengusaha yang ingin menjalin kerja sama dengan Indah. Hadi sebenarnya hanya seorang pengangguran yang biasa mengerjakan pekerjaan apapun, halal ataupun tidak.Setelah memberi upah untuk Hadi, Ary

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Indah hamil?

    "Apa?! Indah selingkuh? Itu gak mungkin, Sandy. Mama tahu Indah paling membenci perselingkuhan. Mana mungkin dia bisa melakukan itu, Nak?" seru Bu Ratna."Ma, apa yang gak mungkin di jaman sekarang ini? Indah itu sengaja membalas perlakuan Sandy. Indah menyangka Sandy sudah berselingkuh dengan Daisy. Mama lihat sendiri foto-foto ini!" Sandy menyodorkan ponselnya. "Sandy juga sudah melihat sendiri mereka sedang berduaan di rumah Ibu Indah. Hati Sandy sangat sakit melihatnya, Ma. Semua cinta dan ketulusan Sandy untuk Indah sudah gak ada artinya."Bu Ratna menatap foto-foto itu dengan mata terbelalak. "Ini gak mungkin! Mama tetap gak bisa mempercayai ini. Apa kamu sudah tanyakan baik-baik sama Indah? Siapa tahu pria itu saudaranya?""Ma, Indah saja gak menyangkal tuduhan Sandy. Dia hanya diam dan gak menjelaskan apapun. Sandy sudah mantap akan menceraikan Indah, Ma. Secepatnya Sandy akan mengurus proses perceraian ini." Sandy menatap nanar ke depan."Nak, kamu harus bicara baik-baik dan

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Jebakan

    "San, dimana Indah? Kenapa beberapa hari ini Mama gak lihat dia?" tanya Bu Ratna saat sarapan pagi itu.Sandy tak langsung menjawab, ia mengunyah makanannya perlahan sembari mencari jawaban yang tepat."Dia ada di rumah ibunya, Ma. Kasihan anak-anak, sudah beberapa hari mereka harus bersama neneknya, " jawab Sandy."Kenapa? Kalian bertengkar? Tolong jujur dan jangan menyembunyikan apapun dari Mama!""Gak ada apa-apa, Ma. Mama gak perlu cemas. Sekarang Mama fokus saja sama kesehatan Mama, jangan terus larut dalam kesedihan!" Sandy berusaha tersenyum.Perbincangan mereka terhenti ketika Daisy tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Sandy. Tanpa ragu Daisy langsung memegang lengan Sandy dan mencium pipinya. Sandy terlihat segan, tetapi ia membiarkan tindakan Daisy itu. Bu Ratna menatap Daisy dan Sandy bergantian. Ia mulai bisa membaca situasi itu."Ma, aku bawa makanan untuk Mama dan Sandy." Daisy meletakkan kantung plastik yang cukup besar di meja makan."Gak perlu repot-repot. B

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Kembali dikhianati

    Indah berlari keluar dari kantor itu dan masuk kembali ke mobilnya. Ia tidak menghiraukan tatapan para karyawan yang melihat reaksi dan air matanya yang terlanjur jatuh."Jahat kamu, Mas! Pantas saja kamu membela wanita itu mati-matian dan memaksa aku minta maaf padanya. Ternyata kamu masih menyimpan perasaan cinta untuknya. Lalu kamu anggap aku ini apa? Figuran? Pelampiasan?""Aku merendahkan diri, datang ke kantormu untuk membawakan makan siang dan memperbaiki hubungan kita. Tapi apa? Ternyata kamu malah menikmati waktu saat jauh dariku.""Bodoh kamu, Indah! Kenapa bisa jatuh kembali di lubang yang sama? Ternyata semua pria memang penipu!" rutuk Indah.Indah memukul-mukul setir mobilnya dan menangis. Setelah bisa sedikit menguasai diri, ia segera meninggalkan halaman kantor suaminya. 'Mas Sandy atau siapapun gak boleh melihat aku menangis. Aku gak akan menangis lagi untuk seorang pria.' Indah menghapus kasar air mata yang membasahi pipinya.Indah kembali ke restoran dan masuk ke ru

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Daisy menggoda Sandy

    "Argh.. kenapa pernikahanku jadi kacau seperti ini?" Sandy menjambak rambutnya sendiri dan duduk di sofa ruang tamu.Bi Ijah menatapnya prihatin dan menggelengkan kepalanya. Dalam sekejap rumah tangga yang harmonis menjadi retak dan nyaris hancur."Sabar, Nak, setiap rumah tangga harus melewati ujian. Coba tenangkan diri dan jangan mengedepankan emosi!" saran Bi Ijah."Bi, apa kurangnya aku selama ini? Aku selalu berusaha menerima, menyayangi, dan mendukung Indah. Aku juga menerima Indah apa adanya meskipun dia sudah pernah menikah dan menyayangi anak-anaknya seperti anakku sendiri. Dengan mudahnya dia pergi dari rumah saat kami ada masalah kecil seperti ini. Aku masih berduka karena papa, Bi. Pikiranku kalut, seharusnya dia bisa mengerti dan memahami aku."Bi Ijah menghela nafas panjang. "Jangan mengambil keputusan saat sedang marah, Nak! Nanti kalau emosi kalian sudah membaik, bicaralah dengan lebih tenang dan jangan saling menyalahkan!""Iya, Bi. Aku akan mencoba mengikuti saran Bi

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Pulang ke rumah Ibu

    Indah mengemudi mobilnya sambil menangis. Ia tidak pernah menyangka jika hal buruk yang pernah terjadi dalam pernikahannya terdahulu akan terulang kembali. Indah meraba pipinya yang terasa sakit, ia melihat ke cermin dan menemukan tanda merah di sana. Tak henti Indah bertanya dalam hatinya, apa kegagalan kisah cintanya dengan Aryo membuatnya trauma dan sangat sensitif seperti sekarang ini?Saat berhenti di lampu merah, Indah mengambil ponselnya, ia melihat tidak ada pesan atau permintaan maaf dari Sandy padanya.'Bukannya mencegah aku pergi, dia malah berteriak dan marah seperti itu! Baiklah, aku gak akan kembali ke rumah itu!' ucap Indah dalam hatinya.Indah tak habis pikir, kenapa ada orang bermuka dua seperti Irene dan Daisy, yang terlihat sangat manis di luar, tetapi hatinya licik dan berbisa.Tanpa ia sadari, Indah tiba di depan rumah ibunya. Ia menghapus air matanya dan memakai masker untuk menutupi bekas tamparan Sandy di wajahnya. Indah mengerti, tidak mungkin ia bisa menyemb

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Pertengkaran

    Dua jam berlalu, Indah tetap berada di kamar dengan perasaan tak menentu. Bayangan Sandy sedang berbincang dan berpegangan tangan dengan Daisy tak pernah bisa hilang dari benaknya. Tak biasanya Sandy membiarkannya kesal dan marah seperti ini. Biasanya, Sandy akan kembali ke kamar dan memeluk Indah sampai amarahnya surut. Indah duduk sambil memeluk bantal. Sekalipun beberapa hari ia lelah dan mengantuk karena kurang tidur, ia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.'Apa aku yang keterlaluan? Terlalu sensitif dan cemburu di saat yang gak tepat?''Tapi bagaimana bisa Mas Sandy berbuat seperti itu padaku? Dia seolah gak menghargai perasaanku?'Indah menarik nafas dalam-dalam, ia mencuci mukanya dan berpikir untuk pulang dahulu ke rumahnya.'Seandainya Mas Sandy masih ingin menemani mama, biar saja dia di sini dulu,' pikir Indah.Indah keluar dari kamar, tak disangka, Daisy masih ada di ruang tamu dan sedang berbincang dengan Irene. Sementara Sandy sedang tertidur di lantai beralaskan

DMCA.com Protection Status