Pria itu menghampirinya dan membuka sebuah kertas berwarna biru muda.
Mereka membacanya dan terhenyak.Ayah … aku pergi membawa janin dalam perutku. Biarkan aku hidup berdua dengan anakku. Anak dari laki-laki yang aku cintai.
Ayah … Ryu adalah cucu dari keluarga Saloka yang awalnya akan kubunuh. Tapi aku sadar, bahwa aku mencintainya. Dia tidak bersalah dan bukan pembunuh Tuan Jefri. Aku menyimpan semua bukti kejahatan Tuan Dean dan Tuan Jason. Berikan bukti itu pada pihak yang berwajib. Aku mohon … Ayah.Bukti itu ada di dalam kotak kecil di laci paling bawah.Maafkan Angel … ayah."Ya ampun, Angel. Kenapa kamu gegabah sekali seperti ini?" Lingga mengusap wajahnya sendu.
Sementara Agatha termangu karena benar ternyata, Dean dan Jason yang menjebak Ryu. Lingga yang mengetahui wanita itu bersedih karena suami dan putranya
Semua orang menatap Lingga dengan heran."Apa maksud Ayah dengan semua bukti sudah ditemukan?" Ryu menatap Ayahnya lekat.Pria itu mengeluarkan sebuah surat dan memberikannya pada Ryu. Dan pemuda itu tersentak saat membacanya . Dia mengusap wajahnya berkali-kali tak percaya lalu memberikan surat itu pada Simon."Angel mempunyai buktinya selama ini dan dia diam saja? Bahkan bukti itu selama ini juga ada di dekatku," gumam Ryu dengan mata berkabut."Gadis itu sangat mencintai lu hingga dia melakukan semua ini. Kebersamaannya bersama lu, yang membuat dia bahagia. Jika sejak awal dia menyerahkan bukti ini, maka lu akan kembali ke posisi semula dan tidak bisa menjalani hari-hari bersama Angel," pungkas Simon seperti mengerti maksud dan tujuan gadis itu."Tapi mereka bersaudara, Bang." Evan ikut menimpali yang membuat wajah Ryu semakin kelam.Lingga tertawa, "setelah urusanmu besok selesai, cari Angel dan nikahi dia," ujar Lingga
Satu bulan telah berlalu setelah semua kejahatan Dean dan Jason terbongkar. Dan kini, kedua orang itu bersama Tino menjadi buronan polisi, karena mereka melarikan diri sebelum sempat di tangkap. Entah di mana keberadaan mereka sekarang.Semua telah kembali berjalan normal seperti dulu lagi. Ryu juga kembali masuk perusahaan dengan di bantu oleh Agatha--Mamanya. Lingga juga sering berkunjung ke rumah keluarga Saloka. Meski Ryu mendesaknya untuk kembali pada Mamanya, tapi laki-laki itu diam dan seperti sungkan untuk menyatakan perasaannya kembali. Sementara Agatha, wanita itu selalu tersipu malu saat bertemu dengan Lingga.Ryu termenung di taman dengan memandang bunga-bunga yang bermekaran dengan indah dan kebanyakan adalah bunga melati putih. Dia tahu bunga itu adalah kesukaan Bella."Di minum dulu, Den. Jangan banyak melamun, nanti disamber setan." Mbok Darmi datang sambil membawakan segelas orange jus.Ryu tersenyu
Suasana lampu yang temaram dan alunan suara musik yang lembut membuat kamar mewah Ryu semakin romantis.Pria itu memeluk Angel dengan memejamkan mata menghidu aroma tubuhnya yang memabukkan baginya.Sedangkan gadis itu, jemarinya dengan lembut memainkan dada bidang Ryu yang terlihat sexi dengan otot sispax nya."Ryu ….""Hmmm ….""Kamu udah ga marah sama aku?""Masih.""Kalo masih, kenapa mencari aku?""Karena aku cinta kamu."Deg!Jantung Angel terasa bertalu dan seperti banyak bunga bermekaran di relung hatinya.Gadis itu mendongak dan memperhatikan wajah tampan pria itu. Ryu membuka matanya dan menatap dalam manik mata Angel."Jangan pernah lagi berbuat seperti itu. Jangan pergi dan jangan membahayakan dirimu sendiri. Aku ga suka," ucap Ryu serius."Tapi aku ingin membunuhmu," lirih Angel dengan mata berkabut."Nyatanya aku masih hidup dan sekarang kamu me
Sebuah pernikahan yang sakral telah mengikat dua insan manusia menjadi ikatan sah sebagai sepasang suami-isteri.Pernikahan yang mewah digelar dan diliput media karena Ryu seorang pengusaha sukses juga cucu pertama seorang konglomerat terkenal, Prayoga Saloka. Juga karena kasusnya yang sempat menggemparkan masyarakat karena dia dituduh membunuh Pamannya sendiri.Angela Sita, nama baru untuk gadis itu sekarang. Meski dia hanya menjadi seorang ratu dalam sehari, tapi wanita itu sangat bahagia karena bisa menikah dengan orang yang dicintainya.Sementara di tempat lain, Jason mengamuk dan membanting apapun yang ada di depannya dengan menangis.Dean yang berwajah kelam dengan cambang dan bulu halus di sekitar wajah yang sudah lama tak terurus hanya diam.Dia tidak mau mencoba untuk menenangkan putranya lagi.Semua sudah hancur dan mereka tamat. Tidak ada lagi yang bisa mereka harapkan. Dean dan Jason telah kehilangan segalan
Tuan Prayoga menyesap teh hangatnya. Dia menatap putrinya yang terlihat sendu.Nyonya merry yang duduk di sampingnya juga diam melihat keresahan Agatha."Apa surat cerai dari pengadilan sudah datang?" tanya pria tua itu."Sudah dua hari yang lalu, Pi," jawab Agatha dengan menghembuskan napas kasar. "Bella ingin pulang ke rumahnya karena dia merasa sudah tidak menjadi istri jason dan menantu di rumah ini lagi. Kalau Atha tidak mencegah, dia pasti sudah pulang dari kemarin. Atha tidak bisa jauh dari Brisena, meski sebentar lagi Sita juga akan melahirkan," ujar wanita itu sendu."Kasihan gadis itu. Sejak dia menikah dengan Jason, dia belum pernah bahagia sedikit pun. Dan kini dia harus melihat laki-laki yang di cintainya menikah dengan wanita lain." Nyonya Merry menyeka air matanya."Itu yang Atha pikirkan, Mi. Ini semua tidak adil bagi Bella dan juga Brisena. Jason tidak pernah sedikit pun mencintai dan menyayangi mereka dan h
Malam semakin larut dengan hawa dingin mulai menyergap membeku. Mereka saling memeluk tanpa kata. Mata mereka terpejam tapi tidak tidur. Sungguh keadaan yang membuat Ryu berada dalam dilema."Nikahilah Bella." Terdengar suara lirih Angel.Ryu diam dan meneguk salivanya."Aku tahu, masih ada namanya di hatimu yang paling dalam." Angel berusaha menekan nada suaranya agar air mata tidak jatuh membasah lagi.Ryu menggeserkan tubuhnya dan miring menghadap pada istrinya. "Aku tidak ingin kamu terluka. Tapi aku juga … terluka melihat penderitaannya selama ini." Suaranya bergetar sarat dengan luka yang selama ini di pendamnya.Dia menggenggam erat jemari Angel. Sungguh hatinya mencelos dengan keadaan ini."Brisena butuh seorang Ayah. Gadis kecil itu sangat menyayangimu layaknya ayah kandungnya sendiri. Aku bisa … aku … akan berusaha berbagi dengan Bella." Angel menahan sebisa mungkin air matanya agar tidak
Sebuah ruangan khusus untuk bayi yang mengalami masalah pasca kelahirannya menjadi pemandangan Ryu dan Agatha saat ini. Bayi Angel sangat kecil dengan berat hanya 1,7 kilogram membuatnya harus tergolek lemah dalam kotak kecil kaca inkubator. Beberapa selang kecil masuk dalam hidung dan mulutnya yang mungil membuat hati Ryu juga Agatha mencelos.Agatha mengusap lembut bahu putranya untuk memberinya kekuatan. "Dia akan segera keluar dan bergabung bersama kita. Lihatlah, Nak. Betapa tampan putramu," ucap wanita itu tersenyum dengan mata berkabut."Abelard Dewandra Saloka, yang memiliki makna bangsawan yang tangguh dan sang pemilik kekuatan. Kelak … putraku itu, akan menjadi anak yang kuat juga tangguh," ucap Ryu dengan menatap nanar putra mungilnya.Agatha tersenyum dan mengangguk. "Nama yang bagus, Nak. Kamu juga memasukkan nama Ayahmu, Lingga Dewandra dalam nama putramu. Jangan risau, Brisena pasti juga akan menjaga adikny
Keheningan yang tercipta, seperti sebuah sekat bagi cinta mereka di masa lalu. Kini, semuanya telah berubah dan memiliki caranya masing-masing dalam menyikapi cinta yang masih merajai hati hingga hari itu.Ryu mendekat dan menyeka air mata Bella."Maafkan aku …," lirih wanita itu terisak.Pria itu memeluknya erat. "Kenapa harus meminta maaf? Seharusnya aku yang lebih merasa bersalah, karena tidak bisa menjagamu dengan baik, hingga kejadian kelam itu terjadi padamu," ucap Ryu getir."Aku … seharusnya tidak berada di antara kalian." Isak Bella dalam pelukan Ryu.Ryu melepas pelukannya dan memegang kedua rahang Bella dengan lembut. "Kamu sekarang istriku. Mungkin … seperti ini cara Tuhan untuk membuat kita bisa bersama dalam ikatan pernikahan."Dia menyeka air mata Bella dan mencium keningnya. Lalu dengan lembut, dia mengulum bibir Bella dan mulai melepas satu-persatu kancing baju istrinya.Bella diam
12 tahun kemudian, Februari 2019.Seorang anak perempuan berusia sekitar sembilan tahun menangis terisak di taman.Seorang wanita cantik dan anggun berlari menghampirinya dengan cemas."Qinan kenapa, Nak?" Dia memeluk bocah perempuan itu."Kak Sena sama Abang Abel, sembunyikan sandal aku, Ma," jawabnya terisak. Wanita itu terlihat kesal dan marah mendengar perkataan putrinya."Abel … Sena … keluar kalian sekarang juga. Mama hitung sampai lima, kalau ga keluar, mama hukum. Satu … dua ….""Piss, Ma!" seru kedua anak itu keluar dari rerimbu
Ryu menatapnya tak percaya. "Jadi kamu Sita kecil yang itu?" Dia beringsut bangun dan duduk berhadapan dengan istrinya.Angel mengangguk."Waktu itu, seperti biasa aku datang ke rumahmu. Tapi tempat itu sudah dibongkar dan kata orang kamu di penjara. Aku tidak tahu maksudnya. Dan sejak itu, aku mencarimu tapi … yah, kamu seperti menghilang ditelan bumi," ujar Ryu kecewa.Kemudian Angel menceritakan semuanya, bagaimana dia bisa masuk penjara anak dan akhirnya kabur, hingga ditemukan oleh Lingga. Ryu mengerutkan keningnya prihatin."Untung kamu segera menyadari kalo itu aku, jadi kamu ga jadi bunuh aku. Coba kalo nggak, tinggal nama aja aku," ujar Ryu membuat Angel merasa bersalah dan memeluknya erat, "maaf …," bisiknya menyesal."Tapi, ini mungkin jalan buat kamu juga untuk berhenti menjadi pembunuh bayaran. Dan juga Ayah … ahh pria sok kuat itu kini harus tidur di tempat para pesakitan yang dingin." Wajah Ryu
Suasana kediaman Saloka masih diselimuti duka dan malamnya digelar sebuah tahlil bersama untuk mendiang Dean dan Jason.Tuan Dirga--Kakak tertua Tuan Yoga, yang juga Ayah Jefri datang bersama istri dan putra mendiang Jefri.Pria tua dengan rambut yang kesemuanya memutih itu memeluk adiknya yang duduk di atas kursi roda dengan sendu."Maafkan semua kesalahan Jason dan Dean, Mas …," lirihnya pada Kakaknya."Aku sudah memaafkan mereka sejak dulu. Bagaimanapun juga, kamu adalah adikku dan saudara satu-satunya yang masih aku punya," ucap Tuan Dirga getir.Pria tua itu juga memeluk Andre dan Ryu bergantian. Dia mengerti perasaan ponakan dan cucunya itu. Tapi tidak dengan Bobby, putra tertua Jefri. Wajahnya masih menyiratkan amarah karena kematian tragis Papinya."Harusnya mereka membusuk dalam penjara lebih dulu, baru mampus!" ketusnya berapi-api dan membuat orang-orang tersentak."Jaga mulutmu, Bobby. Opa m
Mendung kelabu di pagi hari, menciptakan suasana sendu mengiris kalbu. Membuat suasana duka semakin terasa pilu.Dua peti mati berjejer di ruang tamu keluarga Saloka. Banyak tamu yang datang melayat adalah para relasi Tuan Prayoga dan juga Andre.Mereka banyak mengenang kebaikan sang Tuan rumah selama ini, karena itu mereka datang untuk melayat.Tuan Andre dan Ryu terlihat menyalami para tamu yang datang untuk melayat.Para pelayan sibuk menghidangkan makanan ringan untuk para tamu.Tiba-tiba terdengar teriakan pilu dari dalam rumah. Ryu dan Andre yang terkejut segera masuk dan melihat Agatha yang menangis histeris berlari menuju peti jenasah Jason.
Dengan langkah gontai, Ryu keluar dari kantor polisi dengan dikawal oleh Dodi. Dia masuk ke dalam mobil dengan lemas."Kita ke rumah sakit, sekarang," perintahnya pada Engga dengan suara parau.Pria berperawakan kecil itu segera melajukan kendaraan roda empat nya menuju rumah sakit tempat dua jenasah Dean dan Jason berada.Percakapannya dengan sang Ayah sangat membuatnya terpukul. Pria itu ingin menyelamatkan sang Mama dari hukuman penjara.Sekarang, Ryu merasa lebih dilema lagi. Dia harus merelakan sang Ayah di penjara untuk kebaikan sang Mama.Mama yang telah menyelamatkannya dari timah panas adiknya.
Lingga dan Dean masih bergumul dalam perkelahian. Ryu menatap Jason tajam dan murka.Pria itu hendak menyerang Jason yang terlihat ketakutan saat tiba-tiba ….Dor!Senjata api Dean berbunyi lagi membuat semua terhenyak. "Ayah!" teriak Ryu melihat Ayahnya terkapar. Angel menutup mulutnya tak percaya.Tapi, tiba-tiba Lingga berdiri dengan wajah pucat dan sendu. Dia menatap Dean yang terkapar bersimbah darah.Jason yang sadar bahwa Papinya yang tertembak menjerit dan memeluk sang Papi."Papi … papi … bertahanlah.""Ini … akhir dari … papi … nak …." Dean mulai tersengal dan menangis. "Aga … tha …." Tangannya ingin menggapai mantan istrinya yang masih tak sadarkan diri. "Aku … minta maaf … aku … mencintaimu … dari dulu … hi-hingga … sekarang …." Dean memuntahkan darah dari mulutnya membuat Jason semakin panik.
Bella menelisik seorang pria yang berdiri di samping Dean dengan wajahnya tertutup sebuah topi."Jason?" ucap Bella pelan, membuat pria itu melepas topinya dengan kesal."Kenapa sih, kalian selalu muncul di saat yang tidak tepat?" seru Jason.Dan di saat bersamaan, Agatha dan Angel muncul. Wanita itu menutup mulut saat melihat putranya berdiri dengan wajah kesal di depannya."Jason …." Ingin sekali wanita itu merengkuh putra yang telah lama menghilang. Meski dia benci dengan sifat Jason, bagaimana pun juga, pria itu adalah putranya."Halo, Mami. Apakah mami merindukan aku?" Jason menatap sang Ibu dengan tatapan benci membuat wanita itu terpukul."Untuk apa kalian datang ke sini lagi?" Ryu menatap mereka tajam."Tentu saja untuk mengambil hak kami," jawab Dean ketus."Tunggu, Pi. Sepertinya ada yang tidak beres." Jason menatap murka pada Bella."Kamu hamil? Pria mana yang menidurimu, jalang!" teriak J
Kebahagiaan seperti apa yang dirasakan seorang istri jika bukan cinta dan perhatian dari seorang suami. Seperti hal nya apa yang dirasakan oleh Bella sejak menikah dengan Ryu. Wajah bahagia selalu terpancar dari wajahnya.Perhatian dan kasih sayang yang diberikan padanya tidak pernah berbeda dengan Angel.Sore yang cerah dengan semilir angin yang menyejukkan.Brisena berlari kecil dengan riang saat melihat Ryu datang."A … yah …." Dia menyongsong putri kecilnya dan mengangkatnya tinggi membuat gadis kecil itu terkekeh senang."Sena dah maem?" Ryu menciumi pipi gembulnya dengan gemas."Dah …," jawabnya dengan kegelian."Yah … Nda …." Brisena menunjuk pada Bella yang sedang duduk di taman dengan melihat mereka dan tertawa kecil.Ryu menghampiri Bella sambil menggendong Sena."Sayang, Ayah capek baru pulang kerja. Sena sama Bunda di sini, biarkan ayah ganti baju dulu."
Bau harum sabun menguar harum dari tubuh Ryu ketika Bella memeluknya dari belakang, saat pria itu baru saja keluar dari kamar mandi.Ryu tersenyum dan membalikkan tubuh istrinya. "Kenapa? Kok kelihatannya bahagia banget.""Makasih udah dibelikan makanan siap saji dan kamu yang membelinya langsung dengan turun dari mobil," ucap Bella bahagia."Kok kamu tahu, aku yang membelinya sendiri?""Ya tanya sama Evan lah," jawab Bella tertawa."Oh gitu. Jadi kamu jadikan Evan sekarang mata-mata buat aku?" Ryu menatap masam sambil menggelitik tubuh Bella membuatnya tertawa kegelian."