Share

82. Benci Menjadi Dokter

Penulis: Lucky Number 12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-10 08:00:22

“Baiklah, Dokter. Akan tetapi, aku hanya ingin berbicara dengan Anda, Tuan Ho beserta keluarga saja.”

Setelah sempat khawatir akan banyak orang yang mengetahui bahwa dirinya memiliki kekuatan spiritual, Gao Tian menemukan cara untuk menjaga rahasianya.

Memang benar. Menurut dia, Dokter Mao kemungkinan besar bisa diajak bekerjasama. Akan tetapi De Shu dan Deng Na, bisa saja bergosip. Ia belum mengetahui, Deng Na telah menyimpan rahasia mengenai apa yang ia lakukan di Bukit Xiniu.

Selain itu Gao Tian berpikir, keluarga Ho pasti akan mau mendengarkan dia karena mereka ingin kepala keluarga mereka sembuh.

“Perawat …!” Dokter Mao memanggil salah satu perawatnya yang muncul. “Tolong antarkan Tuan Ho ke kamar rawat kedua.”

“Ayah …” De Shu berusaha mengingatkan ayahnya.

Dia memang agak khawatir, ayahnya justru bakal merugikan diri sendiri. De Shu tentunya ingin menjaga nama baik Dokter Ma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   83. Pendekar Idola Bikin Gemas

    Namun sekonyong-konyong, mata dari makhluk itu terbuka. Gao Tian memperhatikan gelagat makhluk yang ada di hadapannya.“Hati-hati Gao Tian. Bisa saja roh jahat itu ingin melepaskan diri. Salah-salah, dia pergi dan tak terkendali. Lalu, malah menclok di tubuh orang lain,” Xuanwu mengingatkan hostnya.Diberitahu oleh si Raja Iblis, tangan kiri Gao Tian bergerak-gerak. Setelahnya, jari jemarinya membentuk simbol tertentu. Kemudian, ia memberikan tenaga pada telapak tangan kanannya yang berada di atas dada Tuan Ho.Apa yang disampaikan Xuanwu benar adanya. Makhluk halus mirip kera yang menghinggapi kedua pundak Tuan Ho terlihat ingin meronta. Akan tetapi, bagai ada tenaga yang terus menahannya.Di tempat ia duduk, Dokter Mao menyaksikan. Kini, ada pencaran cahaya merah di atas kepala pasiennya. Matanya terus memperhatikan hal tersebut.“Dewa, berikan aku kekuatan. Musnahlah roh jahat ini …!” batin Gao Tian. Ia mengambil napas, kemudian mengembuskannya keluar perlahan-lahan.Berusaha meron

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   84. Raja Kalajengking Setan

    “Di sini tempat roh jahat itu berada?” tanya Ding Lam lugu pada rekannya.“Ya. Dia ada di dalam,” jawab Ju Jiang.“Katanya ia adalah roh jahat yang kuat. Tetapi berdiam diri di tempat seperti ini,” seloroh Ding Lam.Bagai tidak menghiraukan perkataan kawannya, Ju Jiang menyalakan lilin. Setelah itu, ia melangkah menuju gua yang berada di hadapannya. Ding Lam pun menyusul.Gua tersebut sama seperti gua lain yang dipenuhi bebatuan, stalaktit dan stalagmit. Keduanya sampai di sebuah relung yang agak lega.Ju Jiang menyerahkan lilin pada pada Ding Lam. Ia maju ke tengah relung tersebut, Ding Lam mengikutinya. Dari balik busana yang ia kenakan, Ju Jiang melempar benda-benda seperti batu perhiasan dan jenis bebatuan lain juga tulang belulang.“Wahai roh jahat, kami datang dari kekelaman menuju kegelapan lain untuk menjumpaimu. Kami tahu kamu ada di sini. Oleh karena itu, kami ingin bermediasi,” ucap Ju Jiang sedangkan Ding Lam terus tersenyum seperti biasa. Ju Jiang berucap lagi.“Kami meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   85. Kembali Melakukan Penyamaran

    Zi Qi berkata pada Gao Tian yang berhenti di depan kelas sementara kedua kawannya lanjut berjalan meninggalkan kawan mereka berdua saja dengan sang guru.“Gao Tian, tadi Kapten He kemari. Jadi, ada seorang pria dibunuh semalam di hutan timur sana. Istirnya meratap-ratap meminta pelaku pembunuhan untuk dibekuk secepatnya.”Ekspresi wajah Zi Qi memang hampir selalu datar-datar saja. Sekarang ia mengangkat alisnya tipis saja, menandakan apa yang ia ucapkan adalah sesuatu yang agak membingungkan.“Apakah bisa diperkirakan siapa pelakunya, Master? Maksudku …, perampokkah, pendekar jahat atau mereka yang lain?” tanya Gao Tian lugu.Untuk sejenak, Zi Qi tidak langsung menjawab muridnya. Terdiam sedetik, iapun angkat bicara. “Ada kemungkinan ‘yang lain’ itu. Waktu itu kita berhadapan dengan iblis, bukan?”“Ya, Guru.”“Nah, aku khawatir ini juga semacam demikian. Karena menurut putranya Dokter Mao yang melakukan autopsi terhadap jenazah korban, luka-lukanya cukup aneh.”Selanjutnya, Zi Qi mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   86. Roh Jahat Bikin Lapar

    Pria itu bak tidak mampu meneruskan kata-katanya. Ia menoleh ke arah belakang. Gao Tian, Zihao dan Guo Li terdiam karena merasa heran pada lelaki yang mereka jumpai.“Merasakan apa, Tuan?” tanya Zihao.“Aku … tidak yakin. Maksudku …, aku tidak memiliki kekuatan spiritual. Akan tetapi, pada saat melintas dekat gua di sebelah sana …, aku bisa merasakan ada hawa yang aneh di situ. Hiiiy … lihat bulu romaku berdiri seluruhnya!”Memang, roh jahat tak dapat dilihat oleh orang biasa. Bahkan, yang memiliki kekuatan spiritual biasa pun belum tentu mampu melihat penampakan setan.Akan tetapi, kadang kehadiran mereka dapat dirasakan oleh orang biasa. Terutama, apabila sesosok roh jahat sedang berniat untuk menunjukkan eksistensinya. Dalam arti, ingin menakuti orang.Mereka akan mengerahkan pancaran kekuatannya untuk mengintimidasi. Biasanya, gelagat yang umum dari hal tersebut adalah temperature suhu sekitar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   87. Dipergoki Sang Pendeta

    “Mungkinkah ada setan di dalam sana?” tanya Guo Li. Wajahnya membuat ekspresi berpikir dan ingin tahu.“Untuk menjawabnya, kita masuk saja ke dalam,” usul Zihao pasti.“Kamu sudah diberi jimat oleh Master Xue, bukan, Gao Tian?” Guo Li berkata pada kawannya.Pada pergelangan tangan kiri Gao Tian ada sebuah gelang yang terbuat dari tali. Pada untaiannya, terdapat kancing logam, juga semacam bebatuan dengan logo tertentu.Pada lehernya juga tergantung aksesoris serupa. Malahan, pada talinya terdapat gigi taring kecil uga tulang, entah yang berasal dari hewan apa.“Y-ya. Dan yang berada di leherku ini sebenarnya agak tidak nyaman,” ucap Gao Tian menyentuh perhiasan yang tergantung pada lehernya. Karena, kalung itu mengelilingi lehernya begitu pas.Kocak. Apa yang dikenakan Gao Tian itu bukanlah jimat. Melainkan, aksesoris biasa. Xue Zi Qi memang menyuruh Gao Tian mengenakan gelang dan kalung terseb

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   88. Aksi Para Murid Berprestasi

    “Persetan dengan kamu, Pendeta!”Tahu-tahu saja, Ding Lam sudah berada di belakang Fu Han Yuan. Dia telah menyiapkan kepalannya untuk membokong sang pendeta.Tap!“Apa …?!”Tangan kiri Pendeta Fu menggenggam pedangnya. Sedangkan tangan kiri dia menangkal serangan dari Ding Lam yang terkejut.Tentu saja, Ju Jiang tidak tinggal diam. Ia turut maju dan langsung melayangkan agresi terhadap musuhnya.Pertarungan antara kedua pendekar misterius itu dengan Pendeta Fu terjadi. Namun Sesuai yang Ju Jiang dan Ding Lam perkirakan. Lawan mereka mampu menghadapi keduanya dengan sangat baik.Hingga, Pendeta Fu mengeluarkan salah satu teknik spiritualnya. Memutar-mutar tangan kanannya 3 kali, cahaya kuning terang berbentuk lingkaran muncul dan menembakkan energi. Sehingga, membuat Ju Jiang dan Ding Lam terempas mundur. Akan tetapi, mereka masih mampu berdiri tegak.“Siapa kalian? Belum pernah aku mencium aroma gaib seperti yang kalian miliki sebelumnya,” Pendeta Fu berkata dengan sabar. Kedua tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   89. Penyerapan Energi Negatif

    Tembakan energi spiritual Pendeta Fu yang berbentuk bagai gelombang cahaya putih menyembur. Di saat yang bersamaan, Ding Lam juga menghentakkan kedua tangan untuk mengerahkan serangan jarak jauhnya.“Kutukan Penyembah Neraka Penjajah Jiwa!” ucap Ding Lam.Dua pancaran kekuatan yang berlawanan itu beradu. Ding Lam mengapung di udara. Ia terus berusaha agar kekuatan spiritualnya dapat mengalahkan Pendeta Fu.Memanfaatkan keadaan, Ju Jiang turut merapal ilmu spiritualnya. “Ular Iblis Bertaring Racun Tiga Belas!”Sebelah tangan Ju Jiang terjulur. Dari telapak tangannya, meuncul pancaran energi berbentuk dua ekor ular yang saling melingkari satu dengan yang lain.Segera itu, Pendeta Fu menggerakkan tangan kirinya yang memegang pedang. Lantas, ia menyambut serangan Ju Jian dengan mengangkat senjata tajamnya.“Dewa, aku serahkan musuh-musuhku ini padamu!” ucap Pendeta Fu.Serangan Ju Jiang berhasil ditahan menggunakan pedangnya yang belum terhunus oleh sang pendeta. Terus beradu kekuatan den

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   90. Pendeta Itu Harus Mati

    Bagi mereka yang memiliki kekuatan spiritual tentunya dapat menyaksikan. Ada gelombang kekuatan negatif yang keluar dari dalam gua dekat Gao Tian dan kawan-kawan, kemudian bergerak menuju si Raja Kalajengking Setan.Janggal. Hewan besar itu mengangkat kaki depan dan bertopang pada kaki belakangnya saja. Tubuhnya bergerak-gerak.Setelahnya, baik Gao Tian, Zihao dan Guo Li dapat melihat. Bagaimana, roh jahat tersebut malah semakin membesar. Ia benar-benar berubah menjadi kalajengking raksasa.“Khrrriekh …!”Makhluk tersebut bersuara. Selain membesar, badannya kini berubah menajdi kemerahan. Seolah mendapat kekautan baru, dia menggerakkan buntutnya menghujam ke arah Zihao dan Guo Li.Dua murid sekte Tujuh Bintang Kejora itu segera mengelak. Setelahnya, wujud kalajengking itupun menjadi tak terlihat.“Celaka, ke mana perginya dia?” Guo Li terperangah.Zihao yang baru saja berguling segera meraup pasir, kemudian menggunakan kekuatan spiritual, ia menabur pasir yang ada dalam tangannya ke a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   100. Iblis Dalam Diri Penguasa Barat

    “Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   99. Keturunan Terakhir Dinasti Gao

    Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   98. Untung Ada Fenglei

    Menurut Xiao Mei, kehadiran Fenglei justru bakal menjadi penetralisir kencan dia dengan Gao Tian. Ia bisa menyembunyikan dari Chun Ho bahwa sebetulnya dia dan si Bintang Kejora sudah membuat janji makan siang bersama terlebih dahulu.Pengakuan Gao Tian membuat Xiao Mei tersenyum. “Tidak mengapa. Biar Kakak Pertama ikut bersama kita,” kata dia ceria.“Sebetulnya …, aku berjanji akan mentraktir dia. Karena, paman dan bibimu memberiku upah yang lumayan …”“Tidak perlu kau mentraktir Kakak Pertama. Biar aku saja yang membayarnya nanti!” Xiao Mei menyerobot kata-kata Gao Tian.“Ya sudah, berarti aku yang akan membayar bagianmu,” sambut Gao Tian mengusulkan dengan tersenyum cerah. Akan tetapi, Xiao Mei malah cemberut.“Aku yang mengajakmu untuk makan siang bersama sebagai imabalan kamu dapat memusnahkan roh jahat malam itu, Gao Tian. Jadi, tidak usah kau mengeluarkan uang buatku!” sergah Xiao Mei galak.Gao Tian hanya bisa menurut pada gadis bangsawan yang ada di hadapannya. Xiao Mei memand

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   97. Acara Kencan Yang Terganggu

    Serasa melihat dewi yang turun dari langit, Chun Ho tersenyum pada Xiao Mei penuh keterkaguman, lantas dia berucap, “Kau cantik sekali hari ini.”Dipuji oleh Chun Ho, Xiao Mei malah agak kikuk. Nyaris saja dia menkuk wajah karena tak mampu menyembunyikan demi siapa dia tampil paripurna sedemikian rupa.Meski begitu, sang putri Su terpaksa tersenyum anggun, lalu membalas, “Aku adalah seorang putri Su. Sudah seharusnya aku tampil seperti ini.”“Xiao Mei …, apakah … kamu ada kesibukan?” tanya Chun Ho bagai ragu pada wanita yang tengah disanding-sandingkan oleh keluarganya dengan dirinya tersebut.Ingin rasanya Xiao Mei ‘mengusir’ Chun Ho dengan menyampaikan bahwa hari itu ia memiliki janji. Akan tetapi, Xiao Mei tahu. Diam-diam di ruang sebelah, ayah dan ibunya pasti menyimak.Memang benar. Su Yu Ping dan Liao Bi berusaha menyimak obrolan anak perempuan mereka dengan Chun Ho.Terpaksa, Xiao Mei menjawab pertanyaan si Kesatria Bukit Elok. “Sebetulnya, aku berencana untuk keluar memang …”

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   96. Berdandan Cantik Demi Seseorang

    Begitu ucap Pendeta Fu setelah Zi Qi menyampaikan apa yang terjadi saat mereka berhadapan dengan Ruo Gang. Sang pendeta berkata lagi.“Namun setidaknya, ia tidak seperti ingin menunjukkan bahwa dirinya telah memiliki kekuatan spiritual atau juga tanda-tanda memberontak pada sekte atau apapun. Setidaknya, itu merupakan pertanda bahwa didikan kalian dipegang teguh dengan sangat baik oleh dia.”“Terpujilah para dewa apabila ajaran kami tertanam dalam dirinya,” sambut Tan Guan Ming. “Kemudian semalam, sepertinya ia sudah mengusir roh jahat dalam gua tersebut. Itu berarti, dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk kebajikan.”Semalam, Gao Tian telah melaporkan dan mendapat rekomendasi dari Xiao Mei. Bahwa, insiden supranatural Raja Kalajengking Iblis atau disebut ‘teror hantu kalajengking’ telah diselesaikan. Lucunya, Gao Tian mengaku bahwa ternyata, roh jahat itu takut pada jimat yang diberikan Zi Qi.Terang saja, para gurunya langsung tahu. Gao Tian yang berhasil mengalahkan kalajengki

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   95. Sumpah Setia Huanzu

    “Ha…?”Lucu. Gao Tian yang berpembawaan kalem melongo melihat sosok wanita yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa, Huanzu saat itu muncul tanpa berpakaian sedikitpun.Kulit putih dan tonjolan-tonjolan pada tubuhnya terekspos. Rambutnya tertata cantik dengan aksesoris indah pada kepalanya. Dia mengenakan anting-anting berbandul hijau.Bibirnya berwarna hijau cerah, bahkan kuku-kuku baik tangan maupun kaki Huanzu juga berwarna hijau.“Hai, adik kecil, bagaimana. Apakah kamu suka melihatku?” ucap Huanzu. Dia berpose dengan menekuk sebelah lutut, sementara berkacak pinggang.Sebagai laki-laki sejati, sudah barang tentu tubuh Gao Tian bereaksi melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya.Akan tetapi, ia sadar. Yang dia lihat merupakan sosok roh jahat wanita. Selain itu hingga saat ini, mungkin hanya tubuh indah Xiao Mei yang merupakan wujud yang sangat ideal baginya.Terutama saat itu, Gao Tian sedang merasa riang. Nanti siang, dia akan makan bersama dengan Xiao Mei. Sehingga, dia tida

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   94. Roh Jahat Dalam Bambu

    “Oh, itu …, anu … euh …”Pertanyaan Xiao Mei membuat Gao Tian gugup. Saat itulah si putri Su menyadari. Gao Tian kemungkinan ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, hambanya di Balai Riung Kejora Merah tersebut kemungkinan merasa kikuk dengan para anak buahnya yang ada di sana.“Hhhh…!” Xiao Mei menghela napas halus, kemudian meraih tangan Gao Tian dan membawa pengawalnya itu menjauh dari yang lain. “Apa yang mau kau katakan kepadaku?” tanya Xiao Mei pada Gao Tian dengan ekspresi galaknya.“Ak-aku baru saja bertarung dengan roh jahat, Xiao Mei,” ungkap Gao Tian.Dia tidak bisa berbohong pada Xiao Mei, terkeculai mengenai Xuanwu yang berada dalam dirinya. Sehingga sekarang, Gao Tian menyampaikan yang sejujurnya pada Xiao Mei tentang apa yang dirinya alami.Sedangkan Xiao Mei terang saja tertegun dengan apa yang dikatakan oleh Gao Tian. “K-kamu … dapat bertarung dengan roh jahat?!” Xiao Mei berusaha memastikan.“Begitulah, Xiao Mei,” Gao Tian menjawab lugu.Sekarang Xiao Mei tertegun.

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   93. Penyerapan Roh Jahat

    Dari salah satu benteng kastil kelaurganya, Xiao Mei hanya bisa melihat samar-samar. Ada hewan yang menurutnya mirip dengan kalajengking. Ia tidak mengetahui, orang yang sedang berhadapan dengan makhluk tersebut adalah Gao Tian.“Siapkan 1 regu pasukan untuk ikut denganku ke atas sana. Tidak usah terburu-buru. Karena sepertinya, ada orang yang sedang menghadapi … entah sosok apa itu,” titah Xiao Mei pada para anak buahnya.“Siap, Nona Su!” sambut bawahan sang putri.Kembali pada Gao Tian. Menaklukkan Raja Kalajenging Setan sesuai keinginan Xuanwu tidaklah mudah. Dia harus bersabar. Pengerahan kekuatan spiritualnya pun mesti sangat terukur.Sebab salah-salah, bisa saja kalajengking jadi-jadian itu malah musnah. Jika sudah demikian, Xuanwu tidak akan bisa lagi menyerap roh jahat itu.“Lantas kapan kalajengking ini mulai menyerah? Yang mererpotkan adalah serangan tembakan energi yang berasal dari buntutnya itu. Tampak berbahaya!” batin Gao Tian.Berusaha untuk sabar, Gao Tian terus mengg

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   92. Kekuatan Bambu Sakti

    Sambil terkaget-kaget karena sepertinya dia bertemu dengan junjungannya, wanita serba hijau bernama Huanznu itu terus melangkah menuju tahta Xuanwu.“Aku … aku sendiri tidak tahu. 10 tahun yang lalu, aku disegel di sini menggunakan sebuah batang bambu oleh Pendeta Fu. Konon aku baru dapat lepas 5 tahun lagi. Tapi barusan, anak ini …”Huanzu tidak meneruskan kata-katanya. Ia memikirkan sesuatu yang sepertinya juga terlintas dalam pikiran Xuanwu.“Gao Tian. Anak itu mampu melepaskan segel dengan hanya menyentuhnya? Bagaimana mungkin?” batin Xuanwu. Lantas, dia berkata pada Huanzu. “Barusan … kekuatan spiritual yang ia kerahkan … berasal darimu, bukan?”“Aku rasa begitu, Tuan Xuanwu,” Huanzu terus berjalan. Sekarang ia meniti tangga platform tempat pimpnannya berada.“Kamu sama sekali tidak mengerahkannya, bukan?”“Tentu tidak, Tuan. Dia dapat mengambilnya sendiri, untuk apa aku repot-repot?”Sementara bertanya jawab dengan Huanzu, Xuanwu terus berpikir. “Tunggu, tunggu. Ada yang salah d

DMCA.com Protection Status