Semua orang di balai riung tahu. Jialun adalah murid kedua terkuat setelah Fenglei. Yang unik dari dia adalah: Jialun merupakan seorang ahli persenjataan juga strategi.“Aku paham. Master Zi Qi mengutusmu bersama Kakak Pertama dan Min Wu karena ilmu bela dirimu sangatlah tinggi. Melawan para kroco, kamu pasti unggul. Yang mengherankan bagiku, dirimu berani berkelahi dengan Hwan Ching …,” ujar Jialun sementara Gao Tian masih tutup mulut.Sang kakak kedua melanjutkan. “Kau sendiri tahu, Hwan Ching itu tidak bisa ditantang sedikit saja. Merasa terganggu, ia akan langsung memamerkan kekuatan spiritualnya. Tapi kamu malah bagai sengaja mencari gara-gara dengan dia.”Jialun adalah murid yang cerdas. Wajar memang apabila dia menjadi ketua angkatan Gao Tian dan kini, dia telah mendapati bagaimana kekuatan spiritual Gao Tian telah bangkit.Walau dirinya sering dianggap remeh oleh teman-temannya, bukan berarti Gao Tian tidak memiliki
Pada saat menjumpai Liu Tong, wajah Xiao Mei sama sekali tidak menunjukkan ekspresi berarti. Namun begitu ia melihat ada orang lain yang tiba di halaman kastilnya, ekspresinya menjadi lebih cerah.“… apa kabar, Liu Tong?”Gao Tian. Bisa-bisanya dia datang ke kastil Su persis di saat Liu Tong juga ingin menjumpai Xiao Mei. Dengan gaya tenangnya, ia melangkah ke arah si Nona Su.“Halo, Gao Tian. Kamu tampak baik dibanding terakhir aku melihatmu,” Liu Tong menjawab pertanyaan Gao Tian. Ia agak pongah. Karena terakhir kali mereka berjumpa, ia berhasil membuat Gao Tian tak berdaya.“Gao Tian! Kemarilah. Apakah kau membawa pao pesananku?” pinta Xiao Mei mengingatkan. Dia juga tidak mau Liu Tong menjadi jumawa karena pernah mengalahkan Gao Tian.“Ini, aku sudah membelinya,” Gao Tian membalas sembari melangkah mendekat pada Xiao Mei, melewati Liu Tong.Tamu Xiao Mei dari sekte Amukan Penguasa Ap
Xiao Mei berkata pada Gao Tian seraya memiringkan kepala ke arah Gao Tian yang berdiri di sebelah kiri dia.Sekilas, Gao Tian memandang ke arah Liu Tong. Calon lawannya itu balas menatap dengan mengangkat dagu tanda percaya diri.Setelahnya, giliran Gao Tian mengarahkan kepala pada Xiao Mei untuk menjawab, “Jika itu yang engkau inginkan, aku siap-siap saja,” katanya kalem. Bahkan, ia berucap dengan setengah suara.Merasa pongah, Liu Tong terenyum tanpa menunjukkan gigi. Ia sudah sangat yakin. Hari itu adalah hari di mana ia akan kembali mengalahkan Gao Tian.“Kalian tampak kompak sekali layaknya rekan satu sekte …, mungkin karena memang demikian, bukan?” ujar Liu Tong berusaha untuk tenang-tenang saja. Padahal, dia sudah sangat iri hati dengan keakraban dua pendekar muda yang ada di hadapannya. Dia berkata lagi.“Xiao Mei, jangan kamu tenang-tenang saja. Jika Gao Tian tak mampu mengalahkanku, kamu harus bersiap-
“Ptuh …!” Liu Tong melontarkan darah dari bibirnya.Sewaktu mereka bertarung pertama kali, Gao Tian tidak sempat melukai Liu Tong sedikitpun. Sebab, sang pendekar Tujuh Bintang Kejora sudah mengetahui sangsi yang akan dirinya hadapi apabila ada apa-apa dengan Liu Tong. Karena, kabar pertarungan mereka telah menyebar.Hari itu, tidak ada yang tahu bahwa mereka berdua berhadapan. Gao Tian tidak ragu untuk bertarung lebih lepas.Selain itu, dia juga merasa risau karena Liu Tong sepertinya merasa emosi terhadap Xiao Mei. Sehingga, ia berusaha melindungi junjungannya. Lagi pula kini, Gao Tian telah memiliki ilmu spiritual milik Xuanwu. Tidak ada alasan bagi dirinya untuk menahan diri.“Liu Tong, aku rasa … tidak ada gunanya kita berkelahi seperti ini. Sepertinya, alangkah lebih baik apabila kita …”“Diam, kamu Bintang kejora! Peratrungan kita belum selesai!”Gao Tian bermaksud mengajak Liu
Bugh! Bugh Bugh! Bugh!Diiringi penegrahan kekuatan spiritual yang cukup tinggi disertai emosi yang ia rasakan, Liu Tong melepaskan pukulan berkali-kali pada tubuh Gao Tian.Semuanya berlangsung cepat. Xiao Mei hanya bisa terkesiap tatkala Gao Tian hadir di hadapannya. Sekarang, pemuda yang disebut sebagai pengawalnya benar-benar berjibaku demi dia.“Gao Tian …?!” batin Xiao Mei terkaget-kaget.Akhirnya, Liu Tong menghentikan serangannya. Dia tertegun tatkala melihat Gao Tian seperti tidak merasakan dampak dari hantaman-hantaman yang dirinya buat.Murid sekte Tujuh Bintang Kejora itu diam saja. Karena Liu Tong lebih pendek dibanding Gao Tian, sang lawan memandangi saingannya dengan agak tertunduk.Seperti biasa. Pada kursi kebesarannya, Xuanwu duduk santai memangku kaki dan menopang kepala menggunakan tangan.“Konyol sekali anak bernama Liu Tong ini. Dia tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh Gao Tian,&rdquo
“Liu Tong …”Terdengar suara halus yang menyapa Liu Tong. Sehingga dalam sekejap saja, matanya sudah kembali terbuka. Alangkah terkejutnya dia, tatkala ia melihat sosok Xiao Mei berdiri tidak jauh dari hadapannya.“Xi-xiao … Mei …?”Pendekar dari sekte Amukan Penguasa Api tersebut terpekur. Sebab, ia melihat Xiao Mei hanya membalut tubuhnya menggunakan kain yang menutupi bagian-bagian penting tubuhnya.Yang bisa melihat apa yang tampil di pelupuk mata Liu Tong hanya dirinya sendiri. Ada yang aneh dari wujud sang putri. Buah dadanya membulat besar. Pinggul juga bokongnya begitu menonjol. Ukuran kakinya dari paha hingga betis juga terlalu besar dari yang sesungguhnya.Sebagian rambut Xiao Mei tergerai begitu panjang dan tebal hingga menyentuh tanah. Pun, rambut gadis itu membentuk gelombang-gelombang yang indah.Benar. Apa yang terpampang di hadapan Liu Tong bukanlah kejadian sesungguhnya. Itu hanya
“Semuanya berawal dari saat aku bertarung dengan Liu Tong. Aku bisa merasakan kekuatan spiritualku bangkit.”Di saat Gao Tian masih bingung ingin berkata apa, Xuanwu melakukan kontak batin dengan hostnya. Maksud dia, dirinya akan mendikte apa yang harus Gao Tian ungkapkan pada Xiao Mei. Tentu saja, Gao Tian langsung mengucapkan hal yang sama pada gadis yang berjalan di sisinya.“Pada saat aku bertarung dengan Liu Tong, sebenarnya … aku dapat merasakan kekuatan spiritualku bangkit, Xiao Mei,” ulang Gao Tian dengan gaya bertuturnya sendiri.Xiao Mei sendiri langsung teringat. Usai pertarungannya dengan Gao Tian, Liu Tong sempat mengatakan bahwa tangannya mengalami pegal-pegal.Ilmu kebal tubuh merupakan tanda awal kekuatan spiritual seseorang bangkit. Sedangkan teknik Langkah Seribu Bayangan sebetulnya bisa digunakan orang apabila dirinya telah mampu mengerahkan qi. Hanya saja, kekuatan spiritual membuat kecepatan gerak mening
Peringatan Wen Ru yang sebetulnya juga tidak seserius itu membuat Liao Bi terkekeh singkat tanpa bersuara.“Orang-orang terlalu membesar-besarkannya. Katanya famili Zhong melarang menyebut nama itu karena kaisar tak mau lagi mendengarnya. Lihat, hambanya Xiao Mei itu bahkan bernama ‘Gao’,” ucap ibunda dari Xiao Mei tersebut.Setelah selesai menyantap pao bersama Xiao Mei, Gao Tian berjalan kembali ke Balai Riung Kejora Merah. Mimiknya terlihat cerah.“Makan pao satu saja dan menenggak teh sudah membuat kamu merasa tidak lapar, bukan?” iseng Xuanwu melakukan kontak batin dengan hostnya.“Tidak juga, Xuanwu. Aku masih merasa sedikit lapar dan tentunya akan makan lagi setibanya di Balai Riung,” balas Gao Tian gede rasa. Sebab sebenarnya, yang dikatakan Xuanwu itu benar adanya. Dia berkata lagi.“Omong-omong Xuanwu, apa yang terjadi dengan Liu Tong pada saat kau mengerahkan Ilmu Teluh Awan Mendung Langit Hujan tadi?” tanya dia.Xuanwu sedang duduk dengan gaya malas pada singgasananya. Ia
“Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t
Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini
Menurut Xiao Mei, kehadiran Fenglei justru bakal menjadi penetralisir kencan dia dengan Gao Tian. Ia bisa menyembunyikan dari Chun Ho bahwa sebetulnya dia dan si Bintang Kejora sudah membuat janji makan siang bersama terlebih dahulu.Pengakuan Gao Tian membuat Xiao Mei tersenyum. “Tidak mengapa. Biar Kakak Pertama ikut bersama kita,” kata dia ceria.“Sebetulnya …, aku berjanji akan mentraktir dia. Karena, paman dan bibimu memberiku upah yang lumayan …”“Tidak perlu kau mentraktir Kakak Pertama. Biar aku saja yang membayarnya nanti!” Xiao Mei menyerobot kata-kata Gao Tian.“Ya sudah, berarti aku yang akan membayar bagianmu,” sambut Gao Tian mengusulkan dengan tersenyum cerah. Akan tetapi, Xiao Mei malah cemberut.“Aku yang mengajakmu untuk makan siang bersama sebagai imabalan kamu dapat memusnahkan roh jahat malam itu, Gao Tian. Jadi, tidak usah kau mengeluarkan uang buatku!” sergah Xiao Mei galak.Gao Tian hanya bisa menurut pada gadis bangsawan yang ada di hadapannya. Xiao Mei memand
Serasa melihat dewi yang turun dari langit, Chun Ho tersenyum pada Xiao Mei penuh keterkaguman, lantas dia berucap, “Kau cantik sekali hari ini.”Dipuji oleh Chun Ho, Xiao Mei malah agak kikuk. Nyaris saja dia menkuk wajah karena tak mampu menyembunyikan demi siapa dia tampil paripurna sedemikian rupa.Meski begitu, sang putri Su terpaksa tersenyum anggun, lalu membalas, “Aku adalah seorang putri Su. Sudah seharusnya aku tampil seperti ini.”“Xiao Mei …, apakah … kamu ada kesibukan?” tanya Chun Ho bagai ragu pada wanita yang tengah disanding-sandingkan oleh keluarganya dengan dirinya tersebut.Ingin rasanya Xiao Mei ‘mengusir’ Chun Ho dengan menyampaikan bahwa hari itu ia memiliki janji. Akan tetapi, Xiao Mei tahu. Diam-diam di ruang sebelah, ayah dan ibunya pasti menyimak.Memang benar. Su Yu Ping dan Liao Bi berusaha menyimak obrolan anak perempuan mereka dengan Chun Ho.Terpaksa, Xiao Mei menjawab pertanyaan si Kesatria Bukit Elok. “Sebetulnya, aku berencana untuk keluar memang …”
Begitu ucap Pendeta Fu setelah Zi Qi menyampaikan apa yang terjadi saat mereka berhadapan dengan Ruo Gang. Sang pendeta berkata lagi.“Namun setidaknya, ia tidak seperti ingin menunjukkan bahwa dirinya telah memiliki kekuatan spiritual atau juga tanda-tanda memberontak pada sekte atau apapun. Setidaknya, itu merupakan pertanda bahwa didikan kalian dipegang teguh dengan sangat baik oleh dia.”“Terpujilah para dewa apabila ajaran kami tertanam dalam dirinya,” sambut Tan Guan Ming. “Kemudian semalam, sepertinya ia sudah mengusir roh jahat dalam gua tersebut. Itu berarti, dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk kebajikan.”Semalam, Gao Tian telah melaporkan dan mendapat rekomendasi dari Xiao Mei. Bahwa, insiden supranatural Raja Kalajengking Iblis atau disebut ‘teror hantu kalajengking’ telah diselesaikan. Lucunya, Gao Tian mengaku bahwa ternyata, roh jahat itu takut pada jimat yang diberikan Zi Qi.Terang saja, para gurunya langsung tahu. Gao Tian yang berhasil mengalahkan kalajengki
“Ha…?”Lucu. Gao Tian yang berpembawaan kalem melongo melihat sosok wanita yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa, Huanzu saat itu muncul tanpa berpakaian sedikitpun.Kulit putih dan tonjolan-tonjolan pada tubuhnya terekspos. Rambutnya tertata cantik dengan aksesoris indah pada kepalanya. Dia mengenakan anting-anting berbandul hijau.Bibirnya berwarna hijau cerah, bahkan kuku-kuku baik tangan maupun kaki Huanzu juga berwarna hijau.“Hai, adik kecil, bagaimana. Apakah kamu suka melihatku?” ucap Huanzu. Dia berpose dengan menekuk sebelah lutut, sementara berkacak pinggang.Sebagai laki-laki sejati, sudah barang tentu tubuh Gao Tian bereaksi melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya.Akan tetapi, ia sadar. Yang dia lihat merupakan sosok roh jahat wanita. Selain itu hingga saat ini, mungkin hanya tubuh indah Xiao Mei yang merupakan wujud yang sangat ideal baginya.Terutama saat itu, Gao Tian sedang merasa riang. Nanti siang, dia akan makan bersama dengan Xiao Mei. Sehingga, dia tida
“Oh, itu …, anu … euh …”Pertanyaan Xiao Mei membuat Gao Tian gugup. Saat itulah si putri Su menyadari. Gao Tian kemungkinan ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, hambanya di Balai Riung Kejora Merah tersebut kemungkinan merasa kikuk dengan para anak buahnya yang ada di sana.“Hhhh…!” Xiao Mei menghela napas halus, kemudian meraih tangan Gao Tian dan membawa pengawalnya itu menjauh dari yang lain. “Apa yang mau kau katakan kepadaku?” tanya Xiao Mei pada Gao Tian dengan ekspresi galaknya.“Ak-aku baru saja bertarung dengan roh jahat, Xiao Mei,” ungkap Gao Tian.Dia tidak bisa berbohong pada Xiao Mei, terkeculai mengenai Xuanwu yang berada dalam dirinya. Sehingga sekarang, Gao Tian menyampaikan yang sejujurnya pada Xiao Mei tentang apa yang dirinya alami.Sedangkan Xiao Mei terang saja tertegun dengan apa yang dikatakan oleh Gao Tian. “K-kamu … dapat bertarung dengan roh jahat?!” Xiao Mei berusaha memastikan.“Begitulah, Xiao Mei,” Gao Tian menjawab lugu.Sekarang Xiao Mei tertegun.
Dari salah satu benteng kastil kelaurganya, Xiao Mei hanya bisa melihat samar-samar. Ada hewan yang menurutnya mirip dengan kalajengking. Ia tidak mengetahui, orang yang sedang berhadapan dengan makhluk tersebut adalah Gao Tian.“Siapkan 1 regu pasukan untuk ikut denganku ke atas sana. Tidak usah terburu-buru. Karena sepertinya, ada orang yang sedang menghadapi … entah sosok apa itu,” titah Xiao Mei pada para anak buahnya.“Siap, Nona Su!” sambut bawahan sang putri.Kembali pada Gao Tian. Menaklukkan Raja Kalajenging Setan sesuai keinginan Xuanwu tidaklah mudah. Dia harus bersabar. Pengerahan kekuatan spiritualnya pun mesti sangat terukur.Sebab salah-salah, bisa saja kalajengking jadi-jadian itu malah musnah. Jika sudah demikian, Xuanwu tidak akan bisa lagi menyerap roh jahat itu.“Lantas kapan kalajengking ini mulai menyerah? Yang mererpotkan adalah serangan tembakan energi yang berasal dari buntutnya itu. Tampak berbahaya!” batin Gao Tian.Berusaha untuk sabar, Gao Tian terus mengg
Sambil terkaget-kaget karena sepertinya dia bertemu dengan junjungannya, wanita serba hijau bernama Huanznu itu terus melangkah menuju tahta Xuanwu.“Aku … aku sendiri tidak tahu. 10 tahun yang lalu, aku disegel di sini menggunakan sebuah batang bambu oleh Pendeta Fu. Konon aku baru dapat lepas 5 tahun lagi. Tapi barusan, anak ini …”Huanzu tidak meneruskan kata-katanya. Ia memikirkan sesuatu yang sepertinya juga terlintas dalam pikiran Xuanwu.“Gao Tian. Anak itu mampu melepaskan segel dengan hanya menyentuhnya? Bagaimana mungkin?” batin Xuanwu. Lantas, dia berkata pada Huanzu. “Barusan … kekuatan spiritual yang ia kerahkan … berasal darimu, bukan?”“Aku rasa begitu, Tuan Xuanwu,” Huanzu terus berjalan. Sekarang ia meniti tangga platform tempat pimpnannya berada.“Kamu sama sekali tidak mengerahkannya, bukan?”“Tentu tidak, Tuan. Dia dapat mengambilnya sendiri, untuk apa aku repot-repot?”Sementara bertanya jawab dengan Huanzu, Xuanwu terus berpikir. “Tunggu, tunggu. Ada yang salah d