Pagi semua ( ╹▽╹ ) Selamat Sahur bagi yang menunaikan ibadah puasa (◍•ᴗ•◍) Ini bab pertama pagi ini. Selamat Membaca (◠‿・)—☆
Shiki Seiho menghela napas lega. "Tuan, apakah Anda berencana untuk menyamar?" "Tentu saja." Ryan mengangguk. "Aku sudah berada di Gunung Langit Biru, jadi sudah saatnya memberikan hadiah besar kepada berbagai sekte di sini." Dalam hitungan detik, jari-jari Ryan membentuk segel rumit. Penampilannya berubah seketika, membuat mata Shiki Seiho nyaris keluar dari rongganya. Di hadapannya kini berdiri sosok Arthur Pendragon–tokoh yang telah meneror banyak kekuatan di Gunung Langit Biru! 'Apakah tuanku sudah gila?' batin Shiki Seiho panik. Identitas Arthur Pendragon sudah diketahui banyak orang, dan dia diburu oleh berbagai sekte. Namun sebelum dia sempat protes, Ryan mengenakan topeng yang menutupi separuh wajahnya, menyembunyikan identitasnya dengan sempurna. "Tuan Ryan, Anda tidak bisa melakukan itu! Jika Anda benar-benar melakukannya, Anda akan berada dalam bahaya!" Shiki Seiho tak bisa membiarkan tuannya mengambil risiko sebesar ini. Ryan meletakkan tangannya di belakang punggung
"Beberapa orang mengatakan bahwa tingkat kultivasi Arthur Pendragon tidak terduga," bisik seorang pria tua dengan nada penuh kekaguman. "Dia tampak lemah di permukaan, tetapi sebenarnya dia adalah ahli Ranah Saint King atau bahkan lebih kuat!" "Arthur Pendragon adalah satu-satunya orang di Gunung Langit Biru yang berhasil mencapai level itu di usia dua puluh tahun," timpal yang lain. "Karenanya dia masuk dalam peringkat sepuluh besar Spirit Endowment!" "Satu-satunya yang mampu menandinginya hanyalah jenius nomor satu di Gunung Langit Biru, Shirly Jirk!" "Bahkan Frendor Geiss yang menjadi pusat perhatian saat ini hanya menduduki peringkat ke-99 dalam Ranking Jenius Spiritual!" Identitas Ryan yang tadinya menjadi buah bibir kini tak lagi terdengar. Bagi mereka, Arthur Pendragon jelas topik yang jauh lebih menarik untuk dibicarakan. Namun dari sudut dalam restoran, sepasang mata mengawasi Ryan dengan tatapan intens. Tubuh pemilik mata itu sedikit gemetar–sorot mata dan aura Ryan m
Untuk pertama kalinya, Ryan menaruh perhatian pada Yuna Dee. "Sepertinya kamu sangat mengenal Xena Laurel?" Melihat Ryan akhirnya merespons, mata Yuna Dee berbinar. "Meski ini pesta pertunangan Xena Laurel, aku tidak akan menganggap enteng sikap Keluarga Laurel. Sejauh yang kutahu, Xena Laurel adalah wanita yang sangat licik." "Paviliun Drunken Immortal ini awalnya milik Paviliun Ivoryshroud, tapi Xena Laurel menggunakan caranya sendiri untuk menguasainya. Keserakahannya tak bermoral." "Masih ada lagi..." Yuna Dee mendekat ke telinga Ryan dan berbisik, "Ada rumor yang mengatakan bahwa Sengoku Sano dari Sekte Medical God, tunangan asli Xena Laurel, dipaksa mati olehnya." "Sengoku Sano berkali-kali pergi ke Keluarga Laurel mencari Xena Laurel, tapi selalu ditolak. Hanya sekali Xena Laurel menemuinya." "Saat itu, dia menyalakan harapan Sengoku Sano sebelum dengan kejam menghempaskannya ke neraka. Xena Laurel mempermalukannya di depan semua orang. Sangat menyakitkan mendengarnya. Bahk
Xena Laurel kembali tenang. Dagunya terangkat angkuh, matanya dipenuhi rasa jijik saat menatap Zoku Sano. "Dasar orang tua, jangan memfitnahku," ucapnya dingin. "Bukti apa yang kau punya untuk membuktikan kematian Sengoku Sano ada hubungannya dengan Keluarga Laurel? Biar kuberitahu, kematian Sengoku Sano hanya membuktikan bahwa dia tidak berguna!" "Juga, apakah kamu sadar konsekuensi dari tindakanmu? Kami tidak akan mempertimbangkan hubungan lama!" Mata Zoku Sano memerah mendengar kata-kata kejam itu. Dia memaksakan diri berdiri, senyum getir tersungging di bibirnya. "Konsekuensi? Karena aku datang ke sini hari ini, aku tidak punya niat untuk pergi! Bahkan jika aku mati dan berubah menjadi hantu jahat, aku tidak akan pernah membiarkanmu atau Keluarga Laurel beristirahat dengan tenang!" "Xena Laurel, sebaiknya kau ingat apa yang telah kau lakukan!" Suaranya bergetar penuh emosi. "Ingat, kematian putraku, Sengoku Sano, ada hubungannya denganmu!" "Demi keinginan egoismu sendiri, kau
Zoku Sano yang tadinya memejamkan mata menunggu kematian merasa ada yang aneh. Saat membuka mata, dia melihat seseorang berdiri memunggunginya. Sosok itu terasa familiar, namun dia tak yakin benar mengenalnya. "Anak muda, kamu tidak perlu mengambil risiko untukku," ucapnya lemah. "Aku sudah tua dan tidak akan hidup lama, tetapi kamu masih muda!" Dia merasa menyesal telah membuat orang lain terlibat dalam masalahnya. Ryan mengabaikan kata-kata itu dan melangkah tenang mendekati Frendor Geiss yang masih meringis kesakitan. "Aku akan memberimu pilihan," ujarnya dingin bagai es. "Berlututlah dan hancurkan kultivasimu sendiri. Jika kau melakukannya, aku akan mempertimbangkan untuk memberimu mayat yang utuh." Suaranya sedingin Malaikat Maut yang siap menghakimi. Para tamu terkesiap mendengar nada arogan itu. Belum pernah mereka melihat orang yang begitu berani! Di ruangan ini hadir begitu banyak kultivator, namun pemuda bertopeng ini tetap bersikap seolah sedang menghadapi semu
Seluruh Restoran Drunken Immortal berguncang hebat menahan kekuatan dua binatang buas itu, seolah hendak runtuh kapan saja. Para tamu undangan bergegas mundur menjauh. Tak ada yang ingin terlibat dan kehilangan nyawa dengan sia-sia. Di mata mereka, pemuda bertopeng dan Zoku Sano sudah pasti akan mati menghadapi gabungan dua kekuatan sebesar itu. Bahkan sepuluh kultivator Ranah Saint tak akan mampu bertahan! Yuna Dee menyipitkan mata, sempat terpikir untuk membantu si pemuda bertopeng. Namun setelah pertimbangan matang, dia memutuskan untuk tidak ikut campur. Meski tak takut pada Keluarga Laurel, melawan dua keluarga besar sekaligus akan terlalu merepotkan. Terlebih dia bahkan tak tahu nama pemuda itu. Untuk apa mengorbankan diri demi orang yang mungkin tak bernilai? Kedua binatang raksasa mengamuk, qi pedang menyapu seluruh aula. Namun Ryan tetap tenang bagai danau tak beriak. Dia tersenyum dingin melihat dua sosok buas itu mendekat bagai sungai yang meluap. Dengan ge
Ryan berhenti beberapa langkah dari targetnya. Tatapan dinginnya mengunci Xena Laurel dan Frendor Geiss. "Sekarang, apakah saya memenuhi syarat untuk mengetahui jawabannya?" Wajah cantik Xena Laurel memucat. Dia tak menyangka ada kuktivator sekuat ini yang membela Sengoku Sano! Terlebih, dia tahu betul kematian Sengoku Sano adalah perbuatannya. Begitu pemuda bertopeng ini tahu kebenarannya, dia pasti akan mati! Dengan panik Xena Laurel mendekati ayahnya sambil menggenggam tangan Frendor Geiss. Saat ini hanya mereka berdua yang bisa membuatnya merasa aman. "Ayah, apa yang harus kita lakukan..." Hulk Laurel memasang ekspresi muram. Dia tak bisa membayangkan seberapa kuat pemuda ini. Auranya memang setingkat Ranah Heavenly Soul, tapi kekuatan yang ditunjukkan jauh melampaui itu. Jelas dia menyembunyikan kekuatan sebenarnya. "Tuan, apakah Anda tidak bertindak terlalu jauh?" Hulk Laurel menelan ludah. "Keluarga Laurel dan Keluarga Geiss adalah keluarga besar di daerah ini, fo
Tanpa memberi lawannya kesempatan pulih, Ryan melancarkan serangan lagi. Pedang Surgawi EX-Caliburn bergerak bagai kilat, memancarkan cahaya merah darah yang menyilaukan.Hulk Laurel dengan paksa menelan pil dan menstabilkan tubuhnya. Jari-jarinya kembali menari di atas senar zither.Angin kencang bertiup, membawa ribuan anak panah cahaya yang melesat ke arah Ryan."Serangan penghancur senjata spiritual," Ryan menggumam pelan. Dia segera menarik Pedang Surgawi EX-Caliburn kembali ke tangannya.Begitu pedang itu mendarat di genggamannya, Ryan merasakan kekuatan tak terbatas mengalir masuk ke tubuhnya. Seolah seluruh dunia berada dalam kendalinya."Hari ini, kau dan aku akan bertarung berdampingan," Ryan menepuk lembut pedangnya. "Ini akan menjadi langkah pertamaku dalam penaklukan Gunung Langit Biru! Teknik Pedang Tak Terbatas–Hasrat!"Niat pedang yang dibumbui energi petir meledak dari tubuh Ryan. Aw
Si pria berpakaian kasual takut situasi akan berubah. Dia melirik Xiao Bi dengan tatapan jijik, "Memangnya kenapa kalau dia dari Sekte Medical God? Kalau kami tidak menerima kalian, sekte kalian pasti sudah lama musnah!"Matanya berkilat kejam saat menambahkan, "Dan kau, seorang penyapu rendahan, berani berbicara dengan Guru? Apa hakmu memohon belas kasihan?""Enyahlah!"Tanpa peringatan, dia menendang ke arah dada Xiao Bi. Di mata orang-orang Sekte White Tower, Sekte Medical God memang masih ada hubungan dengan mereka. Namun praktisi Sekte Medical God hanyalah semut rendahan! Membunuh seorang penyapu seperti wanita ini tak akan menimbulkan masalah apapun.Namun sebelum tendangan itu mengenai Xiao Bi, sebuah sosok muncul bagai hantu di depannya. Ryan mencengkeram pergelangan kaki pria itu dengan ekspresi dingin yang mengerikan.Tatapannya beralih pada Xiao Bi yang masih berlutut. Suaranya dipenuhi kesedihan dan amarah saat bertanya, "Kapan Sekte Medical God jatuh ke keadaan sepert
Ryan berbalik perlahan. Di hadapannya berdiri seorang gadis berpakaian hijau sederhana dengan sapu di tangan. Rambutnya hitam legam tergerai indah membingkai wajah oval yang elegan. Alis lurusnya melengkung sempurna di atas sepasang mata berbinar bagai bintang. Hidungnya mungil dan bibirnya yang merah sedikit terbuka karena terkejut."Xiao Bi..." gumam Ryan pelan.Gadis itu yang tadinya memanggil dengan ragu kini menutup mulutnya tak percaya. Matanya berkaca-kaca dipenuhi campuran keterkejutan dan kebahagiaan."Kau... bukankah kau di Nexopolis? Kenapa bisa ada di sini sekarang?" serunya antusias.Sebelum Xiao Bi sempat melanjutkan, Ryan sudah melangkah maju mendekatinya. "Xiao Bi, apakah Guru dan senior lainnya ada di Sekte White Tower? Di mana mereka sekarang?"Ini adalah tujuan utamanya datang ke sini. Bagaimana mungkin dia tidak gembira? Ryan tahu jika bukan karena orang-orang ini yang menyelamatkan dan membimbingnya lima tahun lalu, dia pasti sudah lama mati. Sekarang setelah
"Tuan! Gawat! Ada dua orang yang muncul entah dari mana dan menghancurkan formasi pelindung Sekte White Tower!" serunya panik. "Mereka telah melukai lebih dari sepuluh praktisi kita!"Napasnya terengah saat melanjutkan, "Kemungkinan besar mereka dikirim oleh sekte seni bela diri. Dan salah satunya mengaku dari Keluarga Jirk!"Pria yang melapor ini adalah orang yang sebelumnya dihajar oleh Ryan dan Lina. Begitu pulih dari luka-lukanya, hal pertama yang dia lakukan adalah melaporkan kejadian ini.Mendengar laporan tersebut, ekspresi selusin orang di ruangan itu langsung berubah drastis. Di saat kritis ketika sang patriark hendak menerobos, dua pengacau justru berani menyusup masuk. Mereka pasti berniat mengganggu terobosan sang patriark!"Berani sekali!" salah seorang tetua menggeram murka. Niat membunuh yang pekat menguar dari tubuhnya."Karena mereka berani datang ke sini, kita akan mengubur mereka selamanya
Kediaman keluarga Jirk, di halaman utama Keluarga Jirk, Shirly Jirk berdiri anggun dengan gaun putihnya yang berkibar tertiup angin. Di hadapannya, seorang kultivator Keluarga Jirk berlutut dengan kepala tertunduk."Apakah masih belum ada kabar tentang Arthur Pendragon?" tanya Shirly dengan nada dingin namun menyiratkan kegelisahan."TIDAK!" Sang kultivator menggeleng cepat. "Setelah Arthur Pendragon muncul di Paviliun Drunken Immortal, dia menghilang tanpa jejak."Jeda sejenak sebelum dia melanjutkan dengan hati-hati, "Namun...""Tapi apa? Bicaralah dengan jelas!" potong Shirly tak sabar.Mata kultivator itu menyipit saat menjawab, "Menurut penyelidikan saya, setelah Arthur Pendragon membawa Xena Laurel pergi, dia meninggal di depan makam Sengoku Sano.""Yang membuat saya penasaran..." sang kultivator melanjutkan dengan nada penuh perhitungan, "mengapa Arthur Pendragon menyerang Keluarga Laurel saat pertama muncul di G
Melihat pemandangan mengerikan itu, wajah Ryan memucat. Dia teringat saat lelaki tua di Sekte Medical God mengajarinya keterampilan medis hanya untuk menyelamatkan orang dan melindungi diri. Tak ada yang bisa menyelamatkan Sekte Medical God dari kemunduran. Meski Lin Qingxun sangat kuat di masa lalu, hanya sedikit yang benar-benar dia tinggalkan. Pada akhirnya, Sekte Medical God menjadi satu-satunya sekte medis di Gunung Langit Biru. Bahkan sekte bela diri biasa meremehkan untuk mencari masalah dengan mereka. Satu-satunya harapan lelaki tua itu adalah berkeliling Gunung Langit Biru dan Nexopolis, berharap menemukan seseorang yang bisa menentang surga dan mengubah nasib sekte. Menyelamatkan Ryan adalah awal dari segalanya. Untungnya Ryan memang menunjukkan bakat besar dalam pengobatan, menonjol di bidang formasi dan alkimia. Jika tidak bertekad membalas dendam, Ryan mungkin akan menjadi ketu sekte berikutnya. Sayangnya beberapa hal memang tidak ditakdirkan terjadi. Na
"Ini..." Ryan hendak bertanya namun Lin Qingxun yang berdiri di sampingnya memotong. "Tidak perlu banyak tanya. Keturunanku tidak memiliki kemampuan itu, tapi aku ingin melihat apakah penguasa Kuburan Pedang memilikinya." Lin Qingxun menatap Ryan dengan sorot penuh perhitungan. "Kau telah menguasai teknik Matahari Surgawi secara lengkap tanpa penolakan dari tubuhmu. Ditambah kau dipilih Kuburan Pedang–pasti ada alasannya. Aku hanya ingin tahu apakah alasan itu ada hubungannya denganku." "Jika kau tidak bisa memahami isi prasasti ini, aku tetap akan membantumu sedikit. Tapi aku tidak akan memberikan seluruh warisan medisku yang luar biasa karena kau tidak pantas mendapatkannya." Ryan mengangguk paham. Dengan fokus penuh dia memejamkan mata, mengirimkan indra spiritualnya ke dalam prasasti batu. "Ryan, apa yang kau lakukan?" Lina yang menyadari perubahan itu bertanya penasaran. "Jika tidak masuk sekarang, kita akan kehilangan kesempatan begitu orang-orang itu pulih." Ryan tidak men
Mata Ryan menyipit. Dengan gerakan secepat kilat, dia melesatkan jarum perak yang sedari tadi terselip di jarinya. Merasakan bahaya, pria itu mendengus dan mengayunkan lengan. Gelombang energi tak kasat mata bergulir, berniat menghancurkan jarum itu. Namun di luar dugaan, jarum perak menembus pertahanannya dengan mudah dan menancap di lengannya! Dalam hitungan detik, seluruh lengannya mati rasa. "Kau berani menyerangku? Apa kau tahu statusku di Sekte White Tower?" Pria itu berusaha mencabut jarum perak dari lengannya namun mustahil–seolah ada kekuatan tak terlihat yang melindungi jarum itu. Yang lebih mengkhawatirkan, rasa mati itu terus menyebar! Dia yakin tak lama lagi seluruh tubuhnya akan membeku. "Bocah, apa yang kau lakukan padaku?" Matanya menatap Ryan murka. "Ini Sekte White Tower! Apa kau sudah memikirkan akibatnya?" "Karena kau mengaku keturunan Lin Qingxun, seharusnya kau bisa mengatasi satu jarum perak sederhana," ejek Ryan sambil menyilangkan lengan di dada.
Pria itu melirik Lina sekilas. Melihat yang datang hanya seorang gadis muda, dia mendengus. "Tidak ada pengobatan. Pergilah." Ekspresi Lina berubah mendengar penolakan dingin itu. "Apapun yang Anda inginkan, Keluarga Jirk sanggup memenuhinya! Silakan nyatakan syarat Anda." "Sudah kukatakan dengan jelas," mata pria itu menajam. "Pergi! Meski Keluarga Jirk punya pengaruh di Gunung Langit Biru, itu tak berarti apa-apa bagi kami. Jika tidak pergi sekarang, jangan salahkan aku bersikap kasar." Lina hampir meledak marah–dia belum pernah diperlakukan seperti ini! Keluarga Jirk bukanlah keluarga kecil di Gunung Langit Biru! Tiba-tiba sebuah ide melintas di benaknya. Pasti ada alasan di balik sikap mereka. Tanpa ragu, Lina mengeluarkan sebutir pil emas. Begitu pil itu muncul, energi spiritual di sekitar langsung menyerbu ke arahnya. Aroma obat yang pekat memenuhi udara, membuat pria itu dan para pengikutnya terkesiap. Sebagai anggota Sekte White Tower yang dilatih dalam pengobatan, merek
Ryan tak perlu menjelaskan apapun. Bahkan jika dia mencoba, tak akan ada yang percaya. Biarlah waktu yang membuktikan segalanya. Ketika saatnya tiba, rahasia ini pasti akan terungkap ke dunia. Dan pada hari itu, semua orang di Gunung Langit Biru akan terkejut hingga rahang mereka ternganga. "Oh tidak, aku lupa hal terpenting!" Lina tiba-tiba berseru panik. "Kita harus segera ke Sekte White Tower!" Ryan mengerutkan dahi heran. "Kau juga akan ke Sekte White Tower?" "Tunggu, kau juga mau ke sana?" Lina mengerjap. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Ah, aku dengar dari kakak bahwa Sekte Medical God adalah bagian dari garis keturunan Lin Qingxun. Mungkinkah kau pergi ke Sekte White Tower untuk mencari jalan pengobatan tertinggi?" Gadis itu menatap Ryan penuh selidik. "Kau hanya tinggal di Sekte Medical God beberapa tahun dan menghabiskan waktu berlatih bela diri sepanjang hari. Kurasa kemampuan medismu juga tidak seberapa." Ryan terlalu malas untuk menjelaskan dan hanya mengangguk. "K