Terima Kasih Kak Jaz dan Kak Ian atas dukungan Gem-nya. Dengan ini, total Gem mencapai 6 Gem, ran ini adalah bab bonus itu. sesuai janji, ketika mencapai 5 Gem, othor langsung rilis malam ini juga bab bonusnya(✯ᴗ✯) akumulasi Gem: 28-09-2024 (malam) : 1 Gem (reset) kurang 4 gem lagi nih untuk bab bonus, hehehe ... oke, selamat membaca(◠‿・)—☆
Kota Golden River, di tengah kawasan perumahan yang tenang, sebuah rumah besar bertengger di tengah danau. Bangunan megah itu berdiri kokoh, dikelilingi oleh taman yang luas dan terawat sempurna. Ini adalah kediaman salah satu keluarga paling berpengaruh di Golden River—Keluarga Hilton! Sejarah Keluarga Hilton di Kota Golden River dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno Nexopolis, di mana leluhur Keluarga Hilton adalah seorang jenderal di kerajaan Nexopolis ratusan tahun lalu, sebelum akhirnya berubah menjadi Republik Nexopolis seperti sekarang ini. Konon, jenderal legendaris itu pernah pergi berperang sendirian dan membunuh hampir ribuan musuhnya, sebelum akhirnya berhasil mundur dari perang dengan selamat. Sejak saat itu, nama Keluarga Hilton semakin makmur dan disegani. Meski perlahan-lahan mengalami kemunduran seiring berjalannya waktu, Keluarga Hilton berhasil mempertahankan kedudukan mereka di antara Empat Keluarga Besar di Kota Golden River. Posisi mereka tetap tidak te
*Apartemen Grand City* Ryan dan Adel kembali ke apartemen dengan cukup banyak tas belanjaan. Suasana hangat menyambut mereka begitu melangkah masuk, kontras dengan keributan yang baru saja mereka alami di mal. Adel, yang masih diselimuti euforia setelah sesi belanja mereka, segera menuju dapur. "Aku akan menyiapkan makan malam spesial untuk merayakan hari ini!" serunya riang. Ryan tersenyum melihat antusiasme Adel. "Kau tidak perlu repot-repot," ujarnya, meski dalam hati ia senang dengan perhatian Adel. "Tidak apa-apa," balas Adel sambil mengeluarkan bahan-bahan dari kulkas. "Anggap saja ini ucapan terima kasihku untuk semua yang terjadi hari ini." Hampir setengah jam berlalu, aroma lezat mulai menguar dari dapur. Adel sibuk memasak, sementara Ryan duduk di meja makan, mengamati dengan takjub keterampilan Adel di dapur. Tak lama kemudian, Adel menyajikan hidangan yang membuat mata Ryan melebar: dua piring ayam panggang lada hitam, sepiring sayur capcay, dan semangkuk sup jamur.
Ryan sedikit tercengang dengan pertanyaan itu. Akan tetapi, dia langsung terkekeh setelah itu, berpura-pura memasang ekspresi garang. "Benar sekali. Sejujurnya, aku adalah pembunuh profesional kelas atas. Aku bisa melompat dari atap ke atap, serta melompati tembok. Dan aku telah membunuh banyak orang. Kau yakin masih ingin membiarkanku tinggal di apartemenmu? Kalau-kalau aku punya pikiran mesum, hehe..." Adel menghela napas lega saat mendengar jawaban Ryan. Di dunia ini, tidak ada pembunuh yang akan mengakui dirinya sebagai pembunuh begitu saja. Terlebih lagi, melihat tingkah laku Ryan, masuk akal jika dia suka menghajar seseorang, tapi membunuh? Apalagi membunuh orang-orang terkemuka di Kota Golden River? Itu terlalu jauh. "Berhentilah membual," ujar Adel, menggelengkan kepalanya. "Untuk beberapa hari ke depan, kita harus pulang lebih awal. Pembunuhnya pasti masih berada di Kota Golden River dan siapa tahu mereka akan datang mencari kita suatu hari nanti? Kau dengar aku? Jangan
Lindsay berbalik. Sambil menggoyangkan tubuhnya yang menggairahkan, dia berjalan santai ke depan Ryan. "Sepertinya aku benar, kau benar-benar Ryan yang seharusnya meninggal lima tahun lalu. Siapa mengira yang orang terkenal tidak berguna dari Keluarga Pendragon itu tidak hanya kembali, tetapi juga membawa kekuatan yang mengerikan bersamanya…" Sebelum Lindsay selesai berbicara, sepasang tangan besar mencengkeram lehernya yang jenjang dan mengangkatnya. Tiba-tiba, seluruh tubuhnya merasakan sensasi dingin yang mencekam, seolah-olah ia berada di gua es. "Apa yang ingin kamu katakan?" desis Ryan, suaranya rendah dan berbahaya. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Ryan melepaskan cengkeramannya dan melempar Lindsay. Dengan refleks yang terlatih, Lindsay menahan jatuhnya dengan salto ke belakang. Wajahnya tampak tercengang, tidak menyangka Ryan akan bereaksi sekeras itu. Seni bela diri kuno yang dipelajari Lindsay memang tidak terlalu kuat, tetapi juga bukan sesuatu
Setengah jam kemudian Ryan tiba di Apartemen Grand City. Ia segera membawa tanaman obat ke dapur. Adel masih tidur, jadi dia memutuskan untuk menutup pintu dapur rapat-rapat.Ryan tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Adel jika dia tahu tentang alkemis. Lagi pula, ia yakin Adel tidak akan percaya padanya. Membayangkan reaksi Adel membuatnya tersenyum geli. 'Mungkin dia akan menganggapku gila,' pikirnya.Dia melirik peralatan di sekitarnya dan merasakan sakit kepala mulai datang. Sayang sekali dia tidak membawa tungku alkimia milik sang guru. Kalau tidak, semuanya akan jauh lebih mudah. Sekarang dia hanya bisa mengandalkan panci dan wajan biasa."Kota besar ternyata juga memiliki kekurangan," gumam Ryan dengan menyesal. Dia membayangkan reaksi gurunya jika melihatnya menggunakan peralatan dapur untuk membuat ramuan. Pasti akan ditertawakan habis-habisan.Tanpa basa-basi lagi, Ryan menyalakan kompor ke suhu paling panas dan memasukkan ramuan obat sesuai kebutuhan. Tujuan penggun
"Apa yang kamu lakukan di dapur sendirian?" tanya Adel, matanya menyipit curiga. "Apakah kamu sedang masturbasi? Kau tidak mencuri pakaian dalamku dan menggunakannya di dapur kan? Jika kau tidak melakukannya, mengapa ada begitu banyak suara? Huh, bau apa ini?"Ryan tidak bisa menahan senyumnya mendengar pertanyaan Adel yang bertubi-tubi. "Tidak apa-apa, aku hanya sedang membuat obat herbal untuk diminum…" jawabnya santai, menghalangi pintu agar Adel tidak bisa melihat ke dalam.Adel menatap Ryan dari ujung kepala sampai ujung kaki dan bertanya dengan khawatir, "Apakah kamu sakit? Atau kau sedang terluka? Kapan itu terjadi?"Setelah berkata demikian, dia menunduk dan berjalan menuju dapur, mengabaikan usaha Ryan untuk menghalanginya.Ketika dia melihat situasi di dapur, Adel terdiam membeku. Apakah dia sedang membuat obat? Tapi mengapa dapurnya tampak seperti bekas medan perang? Bahkan ada lubang di dasar panci!Meskipun Adel belum pernah memasak obat apa pun sebelumnya, tapi Adel tahu
Setelah Ryan pergi, Adel kembali melihat sisa pil yang ada di telapak tangannya. Dia baru saja berpikir untuk membuangnya, tetapi entah mengapa, ia memutuskan untuk tidak melakukannya. Jemarinya perlahan menutup, menggenggam erat sisa pil misterius itu. "Pria itu tidak akan menggunakan benda semacam ini untuk menipu orang, kan?" gumam Adel, keningnya berkerut dalam. Ia menghela napas panjang, "Tidak, sebaiknya aku meminta bagian R&D untuk mengujinya pada hari Senin. Akan lebih bagus jika benda ini tidak beracun. Jika beracun..." Adel menggelengkan kepalanya, "...aku harus meyakinkan Ryan untuk tidak membuat benda ini lagi." Dengan langkah gontai, Adel beranjak ke dapur. Matanya menyapu keadaan dapur yang tampak seperti medan perang mini. Panci berlubang, kompor yang nyaris hangus, dan bau aneh yang masih menguar di udara. Adel menggelengkan kepalanya lagi, kali ini dengan senyum geli yang tak bisa ia tahan. "Dasar pria aneh," gumamnya sambil mulai membersihkan kekacauan itu. S
Setengah jam kemudian, di rumah keluarga Blackwood.Mobil Aston Martin DBX 707 meluncur mulus memasuki halaman luas kediaman Blackwood. Ryan turun dari mobil dengan santai, sementara Melanie bergegas membukakan pintu untuknya. Begitu kakinya menginjak tanah, Ryan menyadari bahwa hampir seluruh anggota keluarga Blackwood telah berkumpul untuk menyambutnya.Jeremy Blackwood, sang kepala keluarga, melangkah maju dengan wajah penuh harap. Matanya yang berkantung menunjukkan bahwa ia memang tidak tidur semalaman. "Tuan Ryan, Anda akhirnya datang juga," ujarnya dengan suara bergetar. "Saya tidak tidur sama sekali tadi malam. Saya takut ini akan menjadi jam-jam terakhir saya! Jika Anda terlambat beberapa jam, saya mungkin sudah bersiap-siap untuk pemakaman..."Ryan hanya mengangguk pelan, ekspresinya tetap tenang meski ia bisa merasakan keputusasaan dalam suara Jeremy.Seorang wanita anggun, yang Ryan kenal sebagai ibu Melanie, maju dan berkata dengan sopan, "Tuan Ryan, apakah Anda sudah s
Ryan menyipitkan matanya, memikirkan situasi ini dengan cermat. Ia harus kembali ke Ibu Kota. Karena Tetua Zigfrid telah tiba di Nexopolis, Ryan seharusnya bisa mendapatkan informasi lebih banyak dari Eagle Squad dan lelaki tua itu.Adapun Floridas Kennedy, dia tahu lokasi pasti markas besar Sekte Hell Blood dan merupakan kunci untuk Ryan bisa menyusup ke sana. Karena itu, untuk sementara nyawanya masih berguna. Lagipula sekarang dia sudah menjadi budak, kesetiaannya tidak perlu diragukan lagi."Tuan Ryan," Shiki Seiho tiba-tiba berkata pelan, "saya merasakan dua aura mendekat. Mereka tidak memiliki niat buruk. Menurut perkiraan saya, mereka adalah dua orang dari Keluarga Jirk.""Bagaimana kita harus menangani hal ini?"Keluarga Jirk?Ryan tentu saja tidak mengira keluarga itu akan menyerangnya. Setelah berpikir sejenak, dia melirik ke arah tertentu dan memberi instruksi, "Shiki Seiho, bawa Floridas Kennedy kembali ke ibu kota dulu. Aku akan menyusul nanti.""Baik, Tuan Ryan."Tanpa
"Tidak, aku harus kembali ke Gunung Langit Biru dan melaporkan ini pada pemimpin sekte!" seru seorang pria tua panik. "Kita harus menggambar potretnya sebelum wajahnya terlupakan!""Mulai hari ini, tidak ada seorang pun yang boleh menyinggung Arthur Pendragon," tambah yang lain dengan wajah pucat."Benar, benar! Aku khawatir Arthur Pendragon akan memasuki Gunung Langit Biru suatu hari nanti. Kita harus segera memperingatkan sekte kita. Jika tidak, siapa pun yang berani menyinggung iblis ini akan membuat seluruh sekte mereka dihancurkan oleh dahan pohon bunga sakura!"Di tengah kepanikan itu, seorang wanita tampak tersadar akan sesuatu. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia bergegas mengejar ke arah Ryan pergi. Tetua Juan dari Keluarga Jirk juga melakukan hal yang sama!Setelah semua yang terjadi, mereka harus menunjukkan pendirian Keluarga Jirk. Tetua Juan tidak lagi berambisi memenangkan hati Arthur Pendragon–dia hanya ingin memastikan sosok mengerikan itu tidak menjadi musuh Ke
Pemikiran itu segera terhenti. Bagaimanapun, baik Brandy Shroud maupun para pengikutnya tidak dianggap sangat kuat di Gunung Langit Biru. Terlalu banyak kultivator di sana yang jauh lebih mengerikan.Brandy Shroud hanyalah kepala cabang Paviliun Ivoryshroud di Nexopolis. Para kultivator di cabang lain di Gunung Langit Biru jelas tak akan semudah ini ditangani. Dan kali ini, Ryan tidak hanya menyinggung Sekte Hell Blood, tetapi juga Paviliun Ivoryshroud.Namun Ryan justru tersenyum tipis. Lalu kenapa? Jika orang-orang dari Gunung Langit Biru ingin mencari masalah, mereka akan mencari Arthur Pendragon. Dan setelah hari ini, yang akan mereka temui hanyalah Ryan.'Meski begitu,' pikirnya sambil merapikan jubahnya yang ternoda darah, 'nama Arthur Pendragon mungkin masih berguna sebagai jimat penyelamat nyawa di masa depan.'Mulai hari ini, nama itu akan mengguncang seluruh Gunung Langit Biru. Jika suatu saat dia perlu mengungkapkan identitasnya sebagai Arthur Pendragon, mungkin dia bis
"Dahan pohon bunga sakura menghancurkan formasi kuno dan membunuh Brandy Shroud!" seru seseorang tak percaya. "Pengungkapan kekuatan ini sendiri sudah cukup untuk mengguncang seluruh Gunung Langit Biru!"Tetua Juan dari Keluarga Jirk gemetar hebat. Sebagai anggota terkuat dari rombongan Keluarga Jirk, ini adalah pertama kalinya dia merasakan ketakutan yang begitu mencekam. Penyesalan memenuhi hatinya–dia tahu telah kehilangan kesempatan terbaik.'Jika saja aku mendengarkan nona muda dan berdiri di pihak Arthur Pendragon tanpa ragu,' pikirnya getir. 'Mungkin Keluarga Jirk masih bisa membangun hubungan dengannya.'Berkat bakat Shirly Jirk yang luar biasa, Keluarga Jirk terbiasa unggul dalam hal negosiasi dan perekrutan orang-orang jenius. Namun penampilan Ryan tampak bahkan melampaui kejayaan Shirly Jirk yang selama ini menjadi kebanggaan keluarga.'Selama dua puluh tahun terakhir, mengapa tidak ada berita di Gunung Langit Biru tentang seorang jenius seperti ini?' Tetua Juan bertanya
"Astaga... Ini adalah petir Ilahi!""Bagaimana mungkin? Arthur Pendragon benar-benar memiliki kekuatan petir Ilahi!""Mungkinkah dahan pohon bunga sakura itu? Apakah itu harta karun yang dapat memicu petir Ilahi?""Kali ini Brandy Shroud akan mati!"Bisikan-bisikan ketakjuban memenuhi arena. Para anggota Keluarga Jirk yang hadir saling berpandangan dengan ekspresi tak percaya. Bahkan Tetua Juan dari Keluarga Jirk membelalakkan matanya lebar-lebar. "Dari mana Arthur Pendragon berasal?" gumamnya heran. "Kekuatan seperti ini... dia pasti bukan orang biasa!"Sementara itu, wajah Brandy Shroud semakin memucat. Dia bisa merasakan kematian mengintai dari balik petir ilahi yang menari-nari di sekeliling Ryan. Namun ego dan harga dirinya tidak mengizinkan dia mundur."Pergi kau ke neraka!" teriaknya sambil melancarkan serangan pamungkas.Pedang spiritualnya melesat bagai meteor merah yang siap menghancurkan segalanya. Namun Ryan hanya tersenyum dingin."Hari ini, aku akan mengajarimu kon
Dengan satu gerakan saja, bumi berguncang! Ryan mengayunkan dahan pohon bunga sakura di tangannya dengan gerakan ringan, namun dampaknya luar biasa. Tanah di bawah kakinya retak dan bergetar hebat, menciptakan gelombang kejut yang menyebar ke segala arah.Brandy Shroud yang tadinya berdiri angkuh terpaksa mundur beberapa langkah untuk menjaga keseimbangan. Matanya menyipit melihat kekuatan tak terduga ini.Dengan gerakan kedua, awan gelap menutupi langit!Dahan pohon bunga sakura kembali bergerak, kali ini membentuk pola rumit di udara. Dalam sekejap, langit cerah berubah gelap mencekam. Awan hitam bergulung-gulung menutupi matahari, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk merinding."Mustahil..." bisik salah seorang penonton. "Bagaimana bisa sebuah dahan pohon bunga sakura memiliki kekuatan seperti ini?"Dengan gerakan ketiga, bahkan ruang terasa terkoyak!Ryan tersenyum tipi
Wajah nona muda Jirk memucat seketika, seolah seluruh energinya tersedot habis. Dengan putus asa dia menoleh pada lelaki tua di sampingnya."Kakek Juan, izinkan aku melakukannya. Aku merasa Arthur Pendragon pantas mendapatkannya."Semua wanita di Keluarga Jirk memang memiliki bakat terpendam yang memungkinkan mereka merasakan hal-hal tertentu tentang masa depan. Shirly Jirk telah menyelamatkan Ryan empat tahun lalu berkat bakat itu. Dan kini, wanita lain dari Keluarga Jirk juga merasakan sesuatu yang serupa.Sayangnya lelaki tua di sampingnya sama sekali tidak tergerak. Para penonton mendesah tak henti-hentinya menyaksikan pertarungan ini. Mereka mengira akan melihat kelahiran seorang jenius, namun tampaknya takdir berkehendak lain. Sepertinya orang jenius memang ditakdirkan untuk mati muda.Bahkan Floridas Kennedy yang baru terbangun dari proses pemulihannya hanya bisa menghela napas panjang. Dia telah mele
"Ini adalah pertarungan antara para kultivator sejati!" seru salah seorang dari mereka."Niat pedang mereka benar-benar mengerikan!""Kudengar niat pedang Brandy Shroud berasal dari Dewa Pedang Alex Shroud seribu tahun lalu," ucap seorang tetua. "Tapi dari mana warisan Arthur Pendragon berasal..."Waktu seakan membeku saat kedua sosok itu saling menatap dalam diam. Meski tidak ada yang bergerak, tekanan di sana begitu mencekam hingga membuat para penonton kesulitan bernapas."MAJU!"Teriakan keras Brandy Shroud memecah keheningan bersamaan dengan ledakan auranya yang mencapai puncak."Pedang Pembelah Sembilan Provinsi!"Benda-benda di aula Paviliun Ivoryshroud mendadak tertarik ke arah Brandy Shroud, seolah ada kekuatan misterius yang menarik mereka. Dalam sekejap, semua benda itu hancur berkeping-keping!"Aura yang sangat kuat!""Gerakan ini... sungguh menakutkan!""Ya Tuhan, bahkan ahli Ranah Transcendence tingkat puncak biasa tidak akan memiliki aura semengesankan ini!" seru seora
Dari pinggir area pertarungan, tetua Keluarga Jirk yang tadinya berniat turun tangan mendadak menghentikan langkahnya. Dia memang berencana mengikat Ryan mengingat bakat dan teknik pedang menakjubkan yang dimiliki pemuda itu. Namun situasi telah berubah jauh lebih serius sejak Brandy Shroud memutuskan turun tangan secara pribadi.Ryan hanya mencibir mendengar ancaman itu. Dengan santai dia berkata, "Tidak ada yang pernah berhasil menghentikanku membunuh siapa pun yang kuincar. Albert Shroud harus segera belajar dari pengalaman pahit itu." Tatapannya berkilat berbahaya. "Kau ingin menghentikanku? Apa kau yakin punya hak untuk melakukannya?"Begitu kata-kata itu terucap, Ryan melepaskan niat membunuh yang pekat. Pedang spiritual yang dia peroleh dari Paviliun Ivoryshroud tiba-tiba muncul dan terbang keluar. Awalnya dia berniat memberikan pedang ini pada ibunya sebagai hadiah, namun sepertinya dia harus menggunakannya untuk menampar wajah Paviliun Ivoryshroud terlebih dahulu.BOOM!