Share

Kedatangan Farhan

Penulis: YuRa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 20:45:40

Ceklek! Liqa membuka pintu, ia sangat terkejut melihat siapa yang datang.

"A-ayah." Suara Liqa terdengar sangat gugup.

"Iya, Liqa. Ini Ayah." Farhan tersenyum.

"Mbak, kami nggak boleh masuk, ya?" tanya Aksa yang datang bersama dengan ayahnya.

"Eh, iya." Liqa menyadari kalau ia berdiri di pintu membuat orang lain tidak bisa masuk ke dalam rumah. Ia pun mempersilahkan ayah dan adiknya masuk.

"Siapa yang datang, Liqa?" Terdengar suara Sari bertanya pada Liqa.

Farhan tampak bahagia mendengar suara yang selama ini ia rindukan.

"Mas Farhan," gumam Sari yang muncul di ruang tamu. Jantungnya berdetak dengan kencang melihat sosok yang pernah membuatnya bahagia dan membuat luka dihatinya.

"Iya," sahut Farhan dengan suara bergetar.

"Aksa, kapan kalian sampai disini?" tanya Sari untuk mengatasi kegugupannya.

Sari tentu saja sangat terkejut dengan kedatangan mantan suaminya. Ia sudah lama tidak bertemu dengan Farhan, setelah Farhan keluar dari rumah sakit itu. Bahkan ketika ia dan Liqa bersama,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Hernawaty
Jangan lama donk bab berikutnya , sellu d tunggu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Memang Takdir

    "Eh, Mas, sudah bangun? Mau aku buatkan kopi?" tanya Sari, ia tampak gugup hanya berdua saja dengan Farhan."Boleh."Sari pun segera membuatkan kopi untuk Farhan. Ia masih ingat kopi kesukaan mantan suaminya itu."Ini Mas, kopinya." Sari meletakkan kopi di meja kecil."Iya, terima kasih." Farhan tersenyum."Sini temani aku ngobrol," ajak Farhan. Mau tidak mau, Sari pun duduk."Aku belum mengucapkan terima kasih padamu, karena kamu mau membantu merawatku di rumah sakit. Sampai kapanpun aku akan mengingat kebaikanmu.""Aku melakukannya karena Mas adalah ayah dari Liqa dan Aksa," kilah Sari."Iya, aku tahu. Karena itu aku mengucapkan terima kasih. Semoga kamu selalu sehat dan bahagia.""Sama-sama, semoga Mas juga selalu sehat.""Kalau boleh tahu, apa kegiatanmu sekarang?" tanya Farhan."Santai Mas, kadang-kadang bikin video memasak. Terus diupload di medsos.""Oiya, aku lihat di YouTube sudah punya banyak subscriber ya?""Alhamdulillah. Semua konten yang aku bikin hanya untuk berbagi pen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Tamu Tak Diundang

    “Kamu mencari siapa?” tanya Keenan ketika Liqa melihat ke sekeliling rumah setelah membuka pintu.“Tadi ada orang yang kesini, aku dan Ibu sengaja tidak membukakan pintu. Ayo masuk,” ajak Liqa.“Siapa yang kesini?” Keenan menjadi penasaran. Ia segera duduk untuk mendengarkan penjelasan Liqa.“Om Hendri.”“Om Hendri siapa?” Keenan mengernyitkan dahinya.“Suaminya Tante Farida, adik Ayah.”“Oh, sama siapa dia kesini?” Keenan semakin penasaran.“Kayaknya tadi sendirian, aku dan Ibu mengintip dari kamar Aksa.”“Kenapa nggak dibukain pintu?” tanya Keenan dengan heran.“Mas, aku dan Ibu tidak suka dengan Om Hendri dan Tante Farida. Mereka berdua sama saja, suka mengejek dan menghina Liqa dan Ibu. Mentang-mentang mereka kata, seenaknya saja menghina orang. Lagipula ngapain ia kesini?” Liqa berkata dengan kesal, wajahnya tampak cemberut. Keenan hanya tersenyum melihat ekspresi Liqa.“Mungkin ingin bersilaturahmi.” Keenan berusaha menenangkan Liqa.“Nggak mungkin, pasti ada maksud lain. Aku ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Sok Perhatian

    “Maksud Om apa?” tanya Liqa dengan kesal.“Kalian hanya berdua disini, apa tidak menimbulkan kecurigaan warga…” Belum sempat Hendri melanjutkan ucapannya, Liqa sudah memotong.“Om, kami berdua tidak melakukan apa-apa. Kalau Om lihat, disini ada buku-buku kuliahku. Lagipula pintu depan terbuka lebar. Warga disini gak kepo, mereka juga sudah paham kalau di rumah ini ada Liqa dan Ibu. Om saja yang berpikiran negatif tentang Liqa.” Liqa berkata dengan berapi-api. Keenan menatap Liqa dan sedikit menggelengkan kepala, memberi isyarat supaya Liqa tidak melanjutkan berbicara.“Nggak usah marah-marah, Om hanya memberitahu saja. Itu tandanya Om masih perhatian sama kamu. Supaya kamu tidak salah jalan, kamu itu harus menyelesaikan kuliah.” Suara Hendri terdengar tenang.“Maaf, Om. Hubungan saya dengan Liqa tidak seperti yang Om pikirkan. Hubungan kami sehat.” Keenan angkat bicara.“Apakah ayahnya Liqa tahu hubungan kalian?” tanya Hendri.“Tahu kok, Om.” Liqa menjawab pertanyaan yang ditujukan pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Syukuran

    "Mas, Ayah ada disini," kata Liqa memberi tahu Keenan. Mereka bertemu di kampus, karena Keenan memang sengaja mau menjemput Liqa. Kemarin waktu Keenan ke rumah, Liqa memang tidak bercerita tentang ayahnya, takut menyinggung perasaan ibunya."O ya? Dengan siapa kesini nya? Kok kemarin nggak cerita?" "Aksa, mereka tadi malam menginap di hotel. Kemarin kan ada Om Hendri, lagipula nggak enak mau cerita, soalnya ada Ibu. Takutnya Ibu mendengar dan tersinggung.”"Iya juga, ya? Bagus itu, setidaknya Ayah berusaha untuk menjaga perasaan Ibu. Terus kesini mau ngapain? Atau hanya ingin bertemu dengan Ibu?""Hari ini Melia wisuda." Keenan hanya mengangguk-angguk saja. Liqa pernah bercerita dengan Keenan masalah Melia."Bagaimana sikap Ibu ketika bertemu dengan Ayah? Pasti canggung ya?" tanya Keenan."Awalnya sih, iya. Tapi aku salut dengan Ibu, Ibu pandai menyembunyikan rasa sakit yang pernah dialaminya. Ibu tampak terlihat enjoy ketika ngobrol dengan Ayah.""Mereka sudah sangat dewasa dalam b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Tabur Tuai

    "Kamu merasa nggak enak denganku? Kamu pikir nanti aku akan kecewa dan sakit hati?" tanya Clara lagi."Bu-bukan seperti itu maksudku. Sekarang kita kan sedang berkumpul bersama keluarga. Nggak enak kalau mau mengajak Keenan." Liqa berkata dengan pelan."Jangan bohong kamu! Aku tahu kalau kamu merasa tidak enak denganku." Clara menghentikan kata-katanya. Kemudian menarik nafas panjang."Liqa, dengarkan aku! Kita sudah sama-sama dewasa. Memang dulu aku pernah dekat dengan Keenan dan tentu saja aku pernah menghayal untuk tetap bersama dengannya. Tapi, ternyata semua itu tidak bisa dipaksakan. Keenan sudah memilihmu, bukan aku. Aku bisa menerima semua itu. Aku memang salah telah menyia-nyiakan Keenan. Tapi aku bahagia karena Keenan bisa bersamamu, bukan orang lain. Semua itu jadi pembelajaran bagiku, bahwa aku tidak boleh egois dan memaksakan kehendak disaat aku berhubungan dengan orang lain."Liqa terdiam, ia bingung mau berbicara apa."Maafkan aku. Aku tidak bermaksud merebut Mas Keenan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Menguasai Harta

    "Mbak Sita sudah menikah?" tanya Sari mengalihkan pembicaraan."Belum, Bu.""Sudah ada calon?""Alhamdulillah, sudah.""Single kan? Maksudnya bukan suami orang?" tanya Sari lagi."Aduh, Bu. Jangan sampai dengan suami orang. Orang tua saya berpesan untuk tidak mengganggu rumah tangga orang lain. Lebih baik mendapatkan duda daripada suami orang." Sita berkata apa adanya. Sari pun tersenyum."Kamu tahu Sita, Rosita ini merebut suamiku dan memporak-porandakan keluarga kecilku. Padahal dia itu sepupuku sendiri, orang yang pernah aku tolong dan kutampung sementara di rumahku. Ternyata malah membuatku terusir dari rumahku sendiri."Sita tampak terkejut, sedangkan Rosita hanya menunduk. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini."Maaf, Bu, sekarang kondisi rumah tangga Ibu bagaimana?""Aku meminta cerai dari suamiku, akhirnya mereka menikah. Dan sekarang, mereka juga sudah bercerai. Jadikan ceritaku ini untuk pembelajaran dalam hidupmu. Jangan biarkan ada perempuan lain tinggal di rumahmu nant

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Menyembuhkan Luka

    "Wak, nggak usah marah-marah. Lihat kondisi Uwak, nanti malah stroke kayak Rosita. Perbanyak istighfar dan dzikir Wak, biar hati tenang." Sari berkata dengan tenang tanpa emosi.Yana hanya terdiam mendengar kata-kata Sari. Ia sangat kesal dengan semua yang dikatakan Sari."Eh, Sari, sudah lama?" Terdengar suara Citra menyapa Sari. Sari pun menoleh."Belum lama, kok." Mereka pun cipika-cipiki."Bu, lihatlah, Sari sudah datang menjenguk Ibu dan Mbak Rosita. Kalian berdua cepat sehat ya?" kata Citra.Yana hanya melengos, sedangkan Rosita diam saja."Ayo ngobrol-ngobrol disana? Biar mereka bisa istirahat," ajak Citra. "Wak, aku kesana dulu ya? Kapan-kapan aku menjenguk kalian lagi. Rosita, semangat sembuh ya?" kata Sari pada Yana dan Rosita.Citra dan Sari keluar dari kamar dan menuju ke ruang keluarga untuk ngobrol-ngobrol."Sari, maafkan kelakuan keluargaku ya? Lihatlah Mbak Rosita sudah tidak berdaya seperti itu." Citra pun menceritakan bagaimana Rosita bisa seperti itu. Tapi Citra ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Melamar

    Hari ini pertama kali warung Sari buka, butuh waktu dua Minggu untuk mempersiapkan semuanya. Sari dan Liqa tinggal di rumah sebelah warung, setelah sedikit direnovasi. Rumah dengan tiga kamar itu dicat ulang, begitu juga dengan warung makan. Dengan sentuhan Keenan, warung berubah menjadi lebih kekinian. Sebelum subuh tadi, Sari sudah menyiapkan berbagai bumbu masakan. Liqa ikut membantu karena hari ini ia tidak ke kampus. Kemarin Sari dan Dewi, karyawan Sari, belanja ke pasar untuk membeli sayuran dan bahan-bahan yang diperlukan di warung. Warung mulai sibuk, beberapa pelanggan mulai berdatangan. Mereka adalah pelanggan lama, tapi mereka tahu kalau terjadi pergantian pemilik. Liqa menunggu di meja kasir, sesekali ia membantu membuatkan minuman yang dipesan. Liqa mulai memikirkan untuk menambah minuman yang kekinian.Liqa sangat bahagia melihat ibunya tampak bersemangat menjemput rezeki. Memang ibunya hobi memasak, jadi wajar saja kalau bisnis yang dirintisnya ini berhubungan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13

Bab terbaru

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Ending

    Farida terdiam mendengar kata-kata Liqa, tapi ia masih penasaran dengan keluarga Keenan.Tiba-tiba muncul Keenan, ia mendengar Liqa berkata dengan suara yang agak keras. Ia khawatir jika Liqa sedang marah. Ia pun mendekati Liqa, yang tampak terengah-engah karena berbicara panjang lebar.“Sabar, Sayang,” bisik Keenan. Mata Liqa sudah berkaca-kaca, ia sudah sangat kesal dengan Farida.“Ajak Liqa masuk ke kamar, biar dia tenang,” kata Sari pada Keenan.“Ayo Sayang,” ajak Keenan sambil menggandeng tangan Liqa. Mereka berdua berjalan menuju ke kamar.Sampai di kamar Liqa langsung menangis tersedu-sedu.“Kenapa Tante Farida sangat jahat pada Liqa dan Ibu? Selalu saja menghina dan mengejek kami. Nanti kalau aku buka semua aib suaminya, bisa stroke dia.” Liqa berkata dengan pelan.“Aib suaminya? Om Hendri?”Liqa mengangguk. Dengan perlahan Liqa menceritakan tentang Hendri. Ketika dulu Hendri mendekati Sari. Keenan mendengarkan dengan seksama, walaupun ia sangat terkejut dengan fakta yang ia d

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Keluarga Terpandang

    Terdengar suara orang mengucapkan salam, Hendri dan Liqa langsung menoleh ke arah pintu. “Waalaikumsalam,” sahut Liqa, ia tidak terkejut karena ia hafal betul suara itu. Hendri sangat terperanjat melihat siapa yang datang, begitu juga dengan Farhan. Ia tak kalah syoknya melihat Hendri ada disini.“Kok kamu ada disini, memangnya pernah kesini ya, dengan siapa? Farida mana?” Farhan memberondong Hendri dengan beberapa pertanyaan. Farhan baru saja pulang dari menemui Rosita, diantar oleh Aksa.“Aku memang pernah kesini, mengunjungi Liqa. Farida sedang bertemu dengan teman-temannya.” Hendri menjawab pertanyaan Farhan. Ia merasa heran dengan kehadiran Farhan disini, apalagi ini rumahnya Sari. Ia ingin bertanya, tapi takut nanti malah menjadi bumerang bagi dirinya.Farhan merasa kalau ada yang aneh dengan sikap Hendri, ia pun menemani Hendri ngobrol. Kesempatan ini dimanfaatkan Liqa untuk masuk ke dalam.“Kok Hendri kamu tinggal?” tanya Pak Umar.“Ayah sudah pulang, biar ngobrol sama Ayah s

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Kedatangan Hendri

    “Apa kabar Rosita,” sapa Farhan ketika mengunjungi Rosita di rumah Citra, sehari setelah Liqa menikah. Rosita dan Yana yang sedang duduk tampak kaget dengan kedatangan Farhan. Farhan datang kesini diantar oleh Aksa.“Mas Farhan.” Dengan terbata-bata Rosita memanggil nama Farhan. Farhan tampak tersenyum, walaupun dalam hatinya ia sangat terkejut melihat kondisi Rosita dan Yana. Farhan duduk di kursi yang ada di kamar itu.“Aku kesini karena Melia bercerita padaku kemarin. O ya, kemarin Liqa sudah menikah. Alhamdulillah, anak yang dulu selalu kamu anggap musuh ternyata malah bisa membanggakan orang tuanya. Aku juga bangga dengan Melia, sejak ia putus komunikasi denganmu, jalan hidupnya menjadi terarah. Lihatlah Melia sekarang, ia menjadi anak yang berbakti dan penurut. Ia menuruti semua kata-kataku, akhirnya ia bisa selesai kuliah dan bekerja.” Farhan berkata dengan bangga.Rosita hanya terdiam.“Liqa menikah? Kapan pestanya? Kenapa Sari tidak mengundangku?” Yana yang mengomentari ucapa

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Menikah

    "Kenapa sekarang? Bukankah rencananya hari Minggu?" protes Liqa. Ia tetap berusaha tersenyum, karena semua mata tertuju padanya."Lebih cepat lebih baik, Mbak," celetuk Aksa."Pantas saja, semua kok hadir disini," gumam Liqa. Ia tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Kaget, shock, terharu atau bahagia, semua menjadi satu. Akhirnya sampai juga di meja yang sudah disediakan. Sudah ada Keenan yang tampak gagah mengenakan jas berwarna gelap. Juga penghulu dan dua orang saksi. Irwan sebagai saksi dari Liqa dan papanya Salsa sebagai saksi dari pihak Keenan.Liqa pun duduk disamping Keenan. Keenan tampak tersenyum bahagia melihat Liqa yang sangat cantik hari ini. Acara pun dimulai, Farhan sempat meneteskan air mata sebelum menikahkan Liqa. Ia sangat terharu melihat Liqa yang sebentar lagi akan istri orang. Anak yang pernah ia abaikan ternyata bisa menjadi seperti sekarang ini.Dengan lancar, Keenan mengucapkan ijab kabul. Setelah saksi berkata sah, semua yang hadir tampak lega. Dilanjutk

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Wisuda

    “Seperti dulu yang pernah ia lakukan pada Ibu. Dia mencoba untuk merayu Ibu dengan iming-iming materi. Itulah sebabnya kenapa kita dulu beberapa kali pindah kontrakan, karena untuk menghindari Om Hendri.” Sari berkata dengan pelan.Liqa merasa syok mendengar kata-kata yang terucap dari mulut ibunya. Walaupun ia sudah mengira kalau Hendri akan melakukan itu.“Apakah dulu Tante Farida tahu?” “Enggak. Makanya sebelum ia tahu, Ibu berusaha untuk pindah. Sampai akhirnya Ibu memutuskan untuk menjadi TKW. Selain karena Ibu butuh biaya untuk kehidupan kita, alasan lainnya juga untuk menghindari gangguan Om Hendri.”“Kenapa jadi janda selalu dipandang sebelah mata ya?” lanjut Sari dengan mata berkaca-kaca. Hatinya sangat sedih, karena sepanjang hidupnya sering dipenuhi dengan air mata. Liqa memeluk erat ibunya.“Biarlah orang memandang Ibu dengan sebelah mata. Yang penting kita baik di mata Allah. Jangan pedulikan penilaian orang lain. Liqa pernah mengalaminya, Bu. Penghinaan dan ejekan dari

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Tawaran

    “Maaf, sebenarnya apa maumu?” tanya Sari, ia memberanikan diri untuk menatap Hendri. Hendri sangat senang melihat Sari menatap dirinya, ia pun tersenyum menggoda, membuat Sari merasa jijik dengan Hendri.Sari merasa heran, kenapa Hendri selalu tahu dimana Sari berada? Bukankah jarak kota tempat Hendri tinggal sangat jauh dengan kota dimana Sari berada? Apakah Farida tidak merasa curiga ketika suaminya sering pergi ke kota? Pertanyaan-pertanyaan itu melintas dipikiran Sari.“Seperti yang aku bilang tadi, aku hanya ingin membantu meringankan bebanmu.” “Aku tidak merasa terbebani dengan jualanku ini. Tidak perlu mengasihaniku.”“Jangan angkuh seperti itu. Bagaimanapun juga seorang perempuan itu akan butuh laki-laki sebagai pelindung. Aku siap untuk melindungi mu.”Sari sudah dapat menebak apa yang ada di pikiran Hendri.“Hendri, kamu itu sudah memiliki istri. Lindungilah keluargamu sendiri. Untuk saat ini aku bisa melindungi diriku sendiri.”Hendri tersenyum.“Nggak usah malu-malu, Sari

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Bertobatlah

    "Lihatlah Liqa, banyak orang yang menyayangimu dan mendukungmu. Hapuskan rasa benci dan dendam di dalam hatimu. Kalau kamu biarkan dendam itu, lama kelamaan akan menggerogoti mentalmu. Yang rugi kamu sendiri. Masa depanmu masih panjang, banyak impian yang ingin kamu raih. Bukankah kamu mau punya usaha dan menikah muda?" Sari menggenggam tangan Liqa. "Tarik nafas panjang, masukkan sugesti positif di pikiranmu. Ibu tahu kalau kamu mampu melakukan semua ini."Liqa menuruti semua kata-kata ibunya. Perlahan ia mulai bisa tenang."Ayo, kita kesana, biarkan Bu Rosita istirahat dan memikirkan semua yang telah ia lakukan." Citra mengajak Liqa keluar dari kamar Rosita. Liqa dan Sari berjalan melewati Yana yang duduk di kursi roda. Ada Clara yang mendorong kursi roda Yana. Sari pun berhenti sejenak menghampiri Yana."Apa kabar, Wak Yana?" sapa Sari sambil memegang tangan Yana."Ba-baik," sahut Yana dengan mata berkaca-kaca, sepertinya ia tadi juga mendengar kemarahan Liqa. "Alhamdulillah, semo

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Menghilangkan Dendam

    Hari ini Sari mengajak Liqa untuk mengunjungi Yana dan Rosita. Sari berusaha untuk tidak membenci mereka, tapi untuk memaafkan perbuatan mereka, masih butuh waktu.Rosita sudah mulai bisa duduk, kata Sita tadi. Ia sudah mulai bisa berbicara walaupun masih terbatas. "Halo Rosita, apa kabar?" sapa Sari yang masuk ke kamar Rosita bersama dengan Liqa. Tampak Melia duduk di pinggir tempat tidur ibunya sedangkan Rosita duduk bersandar. Melia kaget melihat Sari dan Liqa datang mengunjungi ibunya."Ba-baik," sahut Rosita dengan suara yang terbata-bata. Wajah Rosita lebih cerah dari waktu Sari menjenguknya.Liqa tampak terkejut melihat Rosita, ia memang baru pertama ini menjenguk Rosita. Liqa seakan tak percaya, dari tadi matanya menatap Rosita tanpa berkedip. Tadi ibunya bilang hanya menjenguk Yana, jadi Liqa benar-benar tidak tahu kondisi Rosita.Rosita tampak tertunduk, menghindari tatapan mata Liqa."Ini Bu Rosita ya, Bu. Kok lain sekali? Yang Liqa tahu Bu Rosita itu penampilannya glamor

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Melamar

    Hari ini pertama kali warung Sari buka, butuh waktu dua Minggu untuk mempersiapkan semuanya. Sari dan Liqa tinggal di rumah sebelah warung, setelah sedikit direnovasi. Rumah dengan tiga kamar itu dicat ulang, begitu juga dengan warung makan. Dengan sentuhan Keenan, warung berubah menjadi lebih kekinian. Sebelum subuh tadi, Sari sudah menyiapkan berbagai bumbu masakan. Liqa ikut membantu karena hari ini ia tidak ke kampus. Kemarin Sari dan Dewi, karyawan Sari, belanja ke pasar untuk membeli sayuran dan bahan-bahan yang diperlukan di warung. Warung mulai sibuk, beberapa pelanggan mulai berdatangan. Mereka adalah pelanggan lama, tapi mereka tahu kalau terjadi pergantian pemilik. Liqa menunggu di meja kasir, sesekali ia membantu membuatkan minuman yang dipesan. Liqa mulai memikirkan untuk menambah minuman yang kekinian.Liqa sangat bahagia melihat ibunya tampak bersemangat menjemput rezeki. Memang ibunya hobi memasak, jadi wajar saja kalau bisnis yang dirintisnya ini berhubungan dengan

DMCA.com Protection Status