Ketika semua orang tertidur pulas, Lily mencoba mengendap-endap memasuki kamar Amberley untuk melakukan tugasnya. Lily tidak sadar jika di kamar Amberley ada banyak cctv yang mengintai pergerakannya, Lily baru berjalan sebanyak tiga langkah namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan menyeretnya keluar dari kamar Amberley. "Apa yang kamu lakukan di kamar Amberley selarut ini!" tanya Rosalyn berbisik. "Aku hanya mencoba menjalankan tugas yang anda berikan," Rosalyn berdecak kesal, "Sudah aku katakan, lakukan sehalus mungkin sampai orang-orang tidak menyadarinya! bukan menyelinap seperti pencuri seperti ini!" "Maafkan saya nona Rosalyn," "Sekarang pergilah, kamu hampir saja membuat kita ketahuan." Rosalyn kembali ke kamarnya setelah Lily pergi, beruntungnya ia sudah menyadap semua cctv dirumah ini saat Flint lengah jika tidak maka rencananya akan gagal total. Rosalyn kembali ke ranjangnya, namun tiba-tiba Flint membuka matanya dan membuatnya terkejut setengah mati. "Astaga, k
Sebagai ungkapan rasa bahagia atas kelahiran Matthias, Amberley berniat mengadakan pesta untuk Matthias dan acara amal untuk panti asuhan miskin di negara I. Sejak pagi hari, Amberley sibuk menyiapkan banyak hal sampai ia lupa jika jahitan operasi di perutnya belum sembuh total."Sayang, kamu harus istirahat. Biarkan paman Roberto yang mengatur semuanya untuk acara Matthias," ucap Zionathan sembari memeluk Amberley dari belakang. "Tidak Zio, aku harus menyiapkan semuanya sendiri karena aku tidak mau ada yang kurang sedikitpun." "Semuanya sudah bagus dan sempurna, tolong beristirahatlah sayang. Aku tidak ingin kamu sakit karena kelelahan," "Baiklah, aku akan istirahat. Tapi tolong kabari aku jika ada sesuatu hal yang tidak sesuai," Zionathan mengecup kening Amberley, "Serahkan semuanya kepadaku," Zionathan kembali mengatur para pekerja yang sedang mempersiapkan acara untuk Matthias, namun tiba-tiba ia merasa ingin buang air dan pergi ke toilet yang berada di paviliun timur. Tidak
Hari acara penyambutan kelahiran Matthias tiba, semua orang penting yang Amberley undang sudah datang dan memberikan ucapan selamat untuk Amberley. Amberley benar-benar dibuat sibuk karena ternyata ia mengundang cukup banyak orang, apalagi ketika suster Margaretha dan anak-anak panti datang. Amberley sampai kewalahan menangani para tamu, tapi biar bagaimanapun ia tetap merasa bahagia karena semua orang terlihat menyayangi putranya. "Dimana Lily?" tanya Amberley. "Entahlah, aku tidak melihatnya sejak tadi." sahut Zionathan sembari melihat ke seluruh sudut tempat. Tidak lama kemudian Lily datang, tangannya menyembunyikan sebuah benda kecil yang kemudian ia simpan di dalam saku mantelnya. "Darimana saja kamu Lily?" "Maaf nyonya, saya baru saja dari toilet." "Bantu aku menjaga Matthias, sudah banyak tamu dan aku harus menghandle mereka." "Baik nyonya," Lily menarik stroller Matthias ke sisinya, namun Zionathan nampaknya tidak sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari Lily sampai Li
Rosalyn terbangun di pagi hari dengan tubuh yang terasa sangat lelah, ia tidak ingat apapun tentang kejadian semalam tapi ia merasa area intimnya begitu penuh dengan cairan. Flint masih tertidur lelap di sebelahnya sembari mendengkur, pelan-pelan Rosalyn turun dari ranjang agar tidak membangunkannya karena ia harus pergi menemui Noah pagi ini. Di sebuah restoran privat, Rosalyn pergi menemui Noah yang sudah menunggunya untuk mengambil rambut Matthias. Rosalyn melepas kacamatanya dan semua atribut penutup yang membuatnya tidak dikenali siapapun, lalu duduk di hadapan Noah yang sudah menyiapkan sebuah cek untuk Rosalyn. "Apa ini?" tanya Rosalyn mengejek. "Bayaran untuk hasil kerjamu," Rosalyn terkekeh dengan tatapan sinis, "Simpan saja uang recehmu itu, aku tidak membutuhkannya." "Hah, sombong sekali." "Ini rambut bayi menyebalkan itu," Rosalyn melempar plastik kecil itu ke arah Noah. "Jaga ucapanmu nona Wood, dia adalah putraku." "Oh ya? kenapa kamu yakin sekali? setauku Amberl
"Saya ingin hasilnya sampai di tangan saya secepatnya, ini sampelnya." ucap Noah lalu memberikan dua buah plastik kecil berisi rambutnya dan rambut Matthias. "Anda harus menunggu antrian tuan Noah, hasil ini baru akan keluar dua minggu lagi." "Tiga hari, aku mau tiga hari dan akan aku bayar berapapun yang kalian minta." Petugas lab langsung merebut sample itu dari tangan Noah, "Baiklah, tiga hari."Setelah kesepakatan selesai dibuat, Noah akhirnya bisa pulang dengan perasaan bahagia. Sebenarnya ia tidak terlalu butuh hasil tes ini, karena ia yakin sekali Matthias adalah darah dagingnya. Tetapi karena Noah membutuhkan dokumen sah untuk membawa kasus ini ke pengadilan, terpaksa Noah melakukan hal ini dan juga sambil berkonsultasi dengan pengacara pribadinya tentang hak asuh anak. Di sudut lain rumah sakit, August kini tengah menemani Cassie untuk memeriksakan kandungannya juga untuk berkonsultasi atas kondisi tubuhnya. August sempat melihat keberadaan Noah di rumah sakit ini, namun
Di sebuah pusat perbelanjaan, August kini tengah sibuk membeli beberapa perlengkapan bayi seperti box bayi dan pakaian bayi. Cassie sudah melarangnya, namun August tidak menghiraukannya karena saat melihat perlengkapan bayi yang begitu imut dan menggemaskan August langsung gelap mata. "Apakah ada yang ingin anda beli lagi tuan August?" tanya pramuniaga toko. "Tidak! tidak ada!" sahut Cassie cepat, jika tidak dicegah bisa-bisa August akan memborong seluruh isi toko ini. "Baiklah, jika anda ingin membeli sesuatu lagi untuk keperluan bayi anda. Anda bisa menghubungi nomor yang tertera di kartu ini," August mengambil kartu itu dan memasukkannya ke dalam dompet, sebenarnya masih banyak yang ingin ia beli tapi Cassie sudah memelototinya dengan tatapan mengancam. Belum cukup puas mengajak Cassie berbelanja, sekarang August malah membawa Cassie ke tempat senam untuk wanita hamil yang ada di mall ini."Kenapa kamu membawaku kesini?" "Dokter bilang kamu harus menjaga kesehatanmu, aku piki
Noah pergi ke rumah sakit seperti orang yang tidak waras setelah mendengar kabar jika Amberley akan menikah dua hari lagi, ia tidak bisa membiarkan itu terjadi dan sekarang ia tengah melakukan segala cara agar hasil tes DNA itu keluar sekarang juga. "Berapapun yang anda minta, aku pasti akan berikan tapi selesaikan hasil tes DNA itu sekarang juga!" perintahnya. "Tuan Noah Christensen, tolong mengertilah. Yang membutuhkan ini tidak hanya anda, tolong menunggu sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati." "Tiga puluh ribu dollar! aku akan memberikan tiga puluh ribu dollar jika anda mau memberikan hasil tes itu sekarang juga!" ujarnya, tidak perduli berapapun yang harus ia keluarkan yang terpenting ia bisa menggagalkan pernikahan Amberley. "Tidak bisa, besok malam atau tetap pada perjanjian awal." tolak petugas lab. Noah mendengus kesal, "Baiklah, pastikan besok malam hasil tes itu sudah keluar. Kalau tidak aku akan menuntut rumah sakit ini!" Noah pergi setelah memberikan ancama
"Bicaralah," ujar Flint karena sedari tadi Victoria hanya diam. Victoria melirik ke arah Amberley, Amberley mengangguk untuk meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Setelah berpikir semalaman, Victoria akhirnya memutuskan untuk meminta maaf kepada Lucia. Victoria sudah siap dengan segala resikonya, meskipun pada akhirnya nanti ia harus dipenjara. "Tuan Flint, saya sudah mengakui perbuatan saya terhadap Lucia kepada nona Amberley." akunya, membuat Flint sangat terkejut.Flint melirik ke arah Amberley yang kini nampak begitu sedih, "Amberley," "Ya kek, aku sudah tau semuanya. Kenapa kakek sampai begitu tega melakukan hal sehina itu? aku tau kakek sangat dendam pada paman James dan bibi Rebecca, tapi kenapa Lucia sampai harus kakek targetkan juga?" Flint menarik nafas panjang, "Karena apa? karena kakek ingin Rebecca melihat bagaimana menderitanya ibumu sebelum kematiannya lewat Lucia, Amberley. Semua demi ibumu," "Apa maksud kakek?" "Saat kamu menghilang, ibumu pergi seorang
Belum selesai masalah penangkapannya, kini Abraham harus menelan pil pahit setelah hartanya disita dan perusahaannya mengalami kebakaran karena korsleting listrik. Tidak ada yang bisa diselamatkan, semua hancur lebur bersama api dan meluluh lantahkan gedung mewah itu. Abraham kini tidak memiliki apapun, hanya pakaian yang menempel di tubuhnya harta satu-satunya yang ia miliki itupun sebentar lagi akan berganti dengan baju tahanan. Jennifer dan Ethan terusir tanpa membawa apapun, semua harta Abraham disita polisi dan mereka tidak diizinkan untuk membawa apapun selain pakaian. Jennifer menangis tersedu-sedu ketika semua kemewahan yang ia miliki tidak lagi berada dalam genggamannya, begitupun Ethan yang merasa usahanya selama ini untuk membangun Christeus sia-sia. Semua karena ulah Noah, begitulah yang Ethan dan Jennifer pikirkan. Sebelum Noah kembali, hidup mereka begitu tenang dan ketika Noah kembali dengan seluruh permasalahannya kehidupan keluarga Christensen mulai tidak beres. "Ny
Hari belum terlalu pagi ketika Abraham yang sedang tertidur pulas di kamarnya didatangi pihak kepolisian, ia diseret tanpa ampun atas kejahatan penggelapan dana sebuah mega proyek juga atas kejahatan karena bekerja sama dengan seorang gembong narkoba kelas kakap. Tidak hanya itu, Abraham juga ikut ditetapkan sebagai tersangka atas penjualan gadis di sebuah klub malam terkenal di kota I. Abraham tidak tau bagaimana bisa semua kejahatannya terbongkar semua dalam satu malam, ia mencari semua anak buahnya tapi sayangnya semua anak buahnya juga sudah diringkus oleh pihak kepolisian. Di tengah kekacauan, Jennifer dan Ethan yang tidak mengetahui apapun soal kejahatan Abraham mencoba meminta kejelasan kepada kepolisian tetapi tidak ada satupun yang menanggapi pertanyaan mereka. Mereka melihat Abraham diseret, tanpa mereka tau apa yang sudah Abraham lakukan. Sejak Jennifer memergoki Abraham di toko perlengkapan bayi bersama dengan seorang wanita, Jennifer tidak pernah lagi berbicara dengan A
Sidang selanjutnya atas kasus kematian Noah dimulai kembali hari ini, tetapi semua orang di ruang pengadilan nampak terlihat murung tidak seperti sidang kemarin terutama Flint. Pria itu tidak banyak bicara dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melihat ponselnya, dengan harapan sang cucu tersayang akan mengabarinya dan memberitahukannya jika ia baik-baik saja. Tidak ada kabar apapun tentang Amberley hingga saat ini, bahkan hingga kini Flint masih belum menemukan jejak keberadaan Amberley. Terakhir kali ia melacak keberadaan Amberley lewat foto yang dikirim orang tidak dikenal, ternyata ketika Flint sampai disana untuk mengeceknya ternyata tidak ada siapapun disana. Tempat itu kosong, entah karena Flint terlambat datang atau memang mereka sudah pergi sebelum Flint berhasil melacak keberadaan mereka. Sejak hilangnya Amberley, Matthias juga semakin rewel tidak seperti biasanya. Berkali-kali Jessica dan Darren mencoba menenangkannya, namun bayi itu tetap menangis seolah ia sangat
"Apa kalian sudah menemukan keberadaan cucuku atau jejaknya?" tanya Flint dengan raut wajah cemas dan gelisah. Mereka serentak menggeleng, mereka benar-benar menutup jejak rapat-rapat sampai tidak terlihat sedikitpun bukti kehadiran mereka di tempat ini. Flint menggeram kesal, ia membanting apapun yang ada di hadapannya untuk melampiaskan kekesalannya. Disaat semua orang sedang sibuk pada pemikirannya sendiri tentang keberadaan Amberley, tiba-tiba suara tembakan dari senjata api terdengar menggelegar di luar gerbang mansion Moore. Semua orang serentak keluar dari mansion untuk memastikan apa yang mereka dengar barusan, saat tiba disana mereka menemukan satu orang penjaga sudah tergeletak bersimbah darah dengan sebuah amplop tergeletak tidak jauh darinya. Flint memungutnya dan mengeluarkan isi dari amplop tersebut, beberapa lembar foto yang ia lihat berhasil membuatnya syok. "Tuan Flint," ujar Roberto dengan wajah memucat. "Roberto, menurutmu siapa yang berani melakukan ini?" tanya
Di sebuah ruangan temaram, Frank menyesap cerutunya begitu berat karena negosiasinya dengan orang di hadapannya ini sangat sulit. Frank tidak bisa serta merta menemuinya dengan mudah, ada beberapa hal yang harus ia lakukan demi bisa bertemu dengan orang ini. Bahkan ketika mereka sudah bertemu Frank masih harus melakukan negosiasi sengit demi tujuannya, kalau bukan demi Flint Frank tidak akan mau berurusan dengan orang seperti ini. "Apa kamu yakin bisa memberikan yang aku inginkan sebagai kesepakatan? aku hanya ingin mengingatkan, ketika kita sudah sepakat maka tidak ada jalan untukmu membatalkan perjanjian kita." ucapnya membuat Frank cukup gelisah di dalam hatinya, tapi tidak ia tunjukkan itu."Ya, aku menyetujuinya. Asal kamu bisa memberikan semua yang aku inginkan juga, aku ingin imbalan yang adil." "Apa kamu tidak percaya kepadaku Frank Moore?" "Jika aku tidak percaya kepadamu untuk apa aku harus bersusah payah untuk bisa duduk disini," Pria itu tertawa, "Baiklah, silahkan tan
Setelah mengasingkan Amberley, Flint langsung pergi menemui Frank untuk meminta bantuannya. Flint harus menyusun rencana baru untuk melawan Abraham, dan tentunya tidak dengan cara lurus seperti kemarin. Abraham tidak bisa dilawan dengan cara hukum, meskipun Flint bisa memenangkan Zionathan tapi Flint yakin Abraham akan bertindak gila jika ia kalah di pengadilan. "Frank tolong bantu aku, keselamatan cucuku terancam sekarang." ucap Flint setelah membuka pintu ruangan pribadi Frank.Di dalam sana, Frank tengah sibuk bercinta dengan seorang wanitanya di meja kerjanya. Melihat ekspresi Flint yang begitu gelisah, Frank menyudahi kesenangannya dan menyuruh wanitanya itu untuk pergi. Wanita itu terlihat sedikit jengkel karena ia hampir mencapai klimaksnya, tapi ia bukan siapa-siapa untuk bisa membantah perintah Frank. "Katakan kepadaku, apa yang harus aku lakukan Flint." "Cari celah kebusukan Abraham agar aku bisa menjebloskannya ke penjara selamanya, dia berusaha melenyapkan cucuku dan Zi
"Sayang, apa kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Amberley karena sedari tadi Zionathan lebih banyak diam. Zionathan menarik nafas panjang, seperti tengah memikul beban berat di dadanya. Amberley tau jika Zionathan pasti sedang tidak baik-baik saja sekarang, prianya itu selalu ceria di hadapannya meskipun sedang berada di penjara sekarang tapi kini ia lebih banyak diam. "Amberley, bisakah kamu melakukan sesuatu untukku?" "Melakukan sesuatu? apa yang harus aku lakukan untukmu?" "Amberley, jika aku kalah di pengadilan pergilah sejauh-jauhnya dari tempat ini atau kalau perlu pergilah ke negara lain. Pergilah ke tempat dimana tidak ada seorangpun bisa menemukanmu," pinta Zionathan tangannya menggenggam erat jemari Amberley. Amberley mengernyitkan kening, "Permintaan konyol macam apa itu, jika kamu kalah aku tetap akan disini menemanimu Zio." "Amberley, aku mohon. Pergilah, mulailah hidup baru tanpaku. Jika memang kita ditakdirkan bersama kita pasti akan bertemu lagi," ucap Zionath
"Buka pintunya!" teriak seseorang dari luar unit orang tua Rosalyn. Mereka mengejutkan Rosalyn yang masih tertidur di dalam, kedua orang tuanya sudah pergi bekerja sejak pagi hari. Rosalyn tidak langsung membuka pintu, ia lebih dulu mengecek siapa yang ada di luar lewat doorbell camera. Rosalyn memperhatikan dua orang yang ada di depan pintu unit, setelah memperhatikannya cukup lama Rosalyn akhirnya tau jika mereka adalah anak buah Frank. "Buka pintunya nona Rosalyn! atau anda ingin kami mengacak-acak tempat ini!" ancam mereka lagi. Rosalyn kebingungan di dalam sana, ia tidak memiliki nyali untuk berhadapan dengan anak buah Frank tapi ia juga tidak mau mereka mengacau di tempat ini. "Baiklah, anda menantang kami nona Rosalyn. John, dobrak unitnya!" "Tunggu! jangan di dobrak! baiklah aku akan membuka pintunya," ucap Rosalyn lewat doorbell. Rosalyn membuka pintu untuk mereka namun setelah itu mereka malah masuk dan menggeledah seluruh isi unit, entah apa yang mereka cari karena Ro
Zionathan terpaku sesaat, tapi akhirnya ia bisa mengendalikan dirinya lagi dan mencoba bersikap tenang. Ia tidak boleh terpancing dengan ucapan Abraham, karena sekali ia terpancing maka usahanya untuk tetap membuat Amberley aman akan sia-sia. "Apa sekarang anda sedang bermain tebak-tebakan denganku tuan Abraham?" ujar Zionathan dengan tawa sinis. "Zionathan, aku bukan anak kecil yang bisa kamu tipu. Pelaku sebenarnya adalah Amberley, kamu hanya mengorbankan diri untuk membuat Amberley tetap aman. Sidik jari Amberley terlekat jelas di pistol itu," Zionathan maju mendekati Abraham yang tengah berusaha mengintimidasinya, "Tidak perlu berbasa-basi, anda sedang berusaha membuat Amberley menjadi pelakunya demi merebut Matthias bukan? tapi maaf tuan Abraham, pelakunya memang aku karena aku sangat membenci putramu." Abraham menanggapi ucapan Zionathan dengan tawa, "Ucapanmu ada benarnya juga, tapi selain itu aku juga memang ingin menyingkirkan kalian berdua. Nyawa dibayar nyawa, sebagai g