Share

Bab 55 : Jatah Yang Tertunda

Penulis: Pipi_Kiri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 07:00:29

Adrian pun melepaskan cekalan tangannya dan membalik tubuh Clara menghadapnya.

Clara jadi salah tingkah dengan posisi mereka saat ini, apalagi Adrian membisikkan sesuatu yang malah membuatnya semakin malu dan menundukkan kepala, tidak berani menatap balik Adrian.

"Kenapa diam saja?" kali ini Adrian kembali bertanya karena tidak mendapat respon apapun dari istrinya itu.

Clara pun tersadar dan mendongakkan kepalanya.

"I-iya! Tadi kamu bilang apa, Adrian?" ujarnya tergagap.

Adrian pun tersenyum dan memegang pipi sebelah kiri Clara dengan tangan kanannya.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin kamu menemaniku, kita mengobrol di sini. Jadi bisakah nanti saja kamu pergi?" pinta Adrian dengan tatapan memohon.

Clara pun ikut tersenyum dan secara reflek memeluk Adrian dengan melingkarkan lengannya di leher suaminya.

Netra keduanya kembali bertemu, seolah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, mereka pun saling mend
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 56 : Mama Butuh Uang!

    Clara pun mengangguk dengan menyembunyikan senyuman, malu. Adrian pun menuntun tubuh keduanya menuju peraduan. Mereka seperti punya dua kamar, karena setiap malam tidur di ranjang yang berbeda. Di Rumah kediaman Bryan…Ronald meletakkan ponselnya di atas meja. Dia tersenyum licik dengan tatapan yang misterius. "Menarik sekali! Aku harus segera memberitahu hal ini pada Papa!" gumamnya bersemangat. Setelah menerima telepon dari sepupunya yaitu Clara, Ronald langsung bergegas menuju ruang kerja.Dia yakin papanya pasti ada di sana. Setelah membuka pintu, ternyata benar. Bryan sedang duduk santai sambil menyesap segelas minuman mahal. "Pa! Aku punya kabar bagus!" ucapnya antusias saat sudah duduk di depan papanya. Alis sebelah kanan Bryan terangkat, dia pun melihat Ronald dengan tatapan penuh minat. "Soal apa?" dia bertanya sambil meletakkan gelas itu di atas meja. Ronal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 57 : Segera Bersiap!

    Salah satu teman Cindy pun melirik ke arahnya dan menegurnya. "Ada apa, Cindy? Kenapa kaget begitu?" celetuknya heran. Cindy pun gelagapan harus menjawab apa, sementara dia sendiri bingung kenapa uang yang masuk ke rekeningnya lebih banyak dari yang dibayangkannya. "Eh, anu! Ini aku baru saja mendapat transferan uang dari menantuku!" jawabnya cepat dengan cengiran. Teman-temannya pun mulai berbisik dan cukup terkejut mendengar itu. "Wah! Benarkah? Kamu bilang kalau menantumu itu pengangguran! Uang dari mana dia? Iya kan, Jeng?" ujar temannya yang berlipstik merah tebal menimpali. "Iya, nih! Kamu bohong, ya?!" Suasana pun mendadak riuh karena hal itu. Selama ini Cindy memang tidak pernah mau membahas soal Adrian di depan teman-temannya. Walaupun mereka bertanya, dia akan menjawab asal kalau menantunya hanya kerja serabutan atau karyawan biasa. Cindy juga kadang menolak membicarakan soal Adrian kalau mereka ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 58 : Keluarkan Aku Dari Sini!

    "A-apa?!" pekik Cindy kaget dengan suara nyaringnya yang khas. Clara sampai menutup telinganya karena suara mamanya terlalu kencang. "Iya, Ma! Adrian memutuskan untuk pulang hari ini. Semuanya sudah diatur, jadi kami sudah bisa pergi sore ini!" jawab Adrian dengan yakin. Clara pun bangkit berdiri dan mengambil sepatu wedges miliknya dan tas tangan yang ada di meja rias. Cindy yang masih bingung berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia berdiri dari duduknya dan terlihat gelisah. "Ka-kalian harus memberitahu Papa dulu!" ucapnya panik. "Papa sudah menunggu di bawah, Ma!" jawab Adrian enteng. Cindy pun melongo. Dia tidak tahu kalau suaminya sudah pulang. Dia merasa kecolongan. 'Kenapa hanya aku yang terlihat bodoh di rumah ini?!' batinnya kesal. Mereka pun akhirnya turun ke bawah secara bersamaan. Di ruang tamu, Baron dan Jos

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 59 : Welcome Home, Clara!

    Pupil mata Daniel pun membulat sempurna mendengar itu. "Hah? Bukankah masih beberapa bulan lagi, Pa? Itu kan lama, Pa!" Daniel langsung saja melayangkan protes.Mana tahan dia berlama-lama mendekam di penjara yang dingin.Apalagi dia tidak rela kalau menderita sendirian sementara Adrian bahagia bersama Clara. Memikirkan hal itu saja sudah membuatnya muak. ["Hanya itu satu-satunya cara, Daniel! Papa sedang tidak punya uang sekarang! Tabungan papa juga tidak akan cukup! Kamu pikir uang jaminan itu sedikit! Pikir pakai otakmu!" jelas papanya dengan nada tinggi, emosinya mulai naik karena anaknya hanya tahu soal uang tanpa memikirkan dari mana asalnya itu.]Daniel pun terdiam. Dia mau tidak mau harus mengikuti rencana papanya, yang penting bisa bebas dari sini. "Ya sudah kalau begitu, Pa. Daniel ikut saja bagaimana baiknya!" jawabnya dengan pasrah. ["Bagus! Tunggu saja nanti papa akan datang untuk membebaskanmu!" ucapnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 60 : Siapa Yang Datang?

    Pria yang menerima telepon itu mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas. Lalu menghisap rokok cerutu yang tinggal separuh itu dalam-dalam dan menghembuskan ke udaranya. "Oke!" jawabnya dengan suara berat yang khas. Setelah itu sambungan telepon pun terputus. Besok paginya…Clara mengerjapkan matanya perlahan dan sedikit menyipitkan mata saat melihat ruangan yang masih gelap, hanya ada penerangan lampu tidur di sisi kedua ranjang. Dia pun bangkit dari kasur dan duduk dengan rambut yang masih berantakan. Dia yang masih belum sadar sepenuhnya jadi bingung dengan hawa sekitar yang terasa berbeda. "Kenapa kamarku berubah? Ini juga bukan kamar Adrian?" gumamnya bingung sambil menguap. Tapi saat Clara menoleh ke samping dia melihat Adrian masih tertidur pulas. Itu artinya dia memang bersama Adrian, tapi tidak tahu ada dimana karena ruangannya lebih besar dari kamar mil

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 61 : Kau Tidak Tahu Semua Tentangku, Adrian!

    Pupil mata Adrian membulat sempurna. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini.Adrian merasa kecolongan dan Joseph pasti sudah salah perkiraan. Seseorang yang berada di depannya saat ini melemparkan senyuman lebar padanya. "Pa-paman Sandy?!" ucapnya terbata karena tidak percaya. Ya, pria paruh baya yang berdiri di hadapan mereka adalah paman Adrian. Sandy Jatmiko, pria empat puluh delapan tahun itu adalah adik dari papanya Adrian. Dialah yang mengurus Adrian dari kecil sejak kematian kedua orangtuanya. Sandy pun tersenyum lebar dan merentangkan tangannya menyambut Adrian. "Adrian! Keponakanku satu-satunya! Akhirnya kamu pulang juga ke rumah ini!" ujarnya dengan suara serak berat yang khas. Adrian pun tersenyum lalu menghampiri pamannya itu dan memeluknya dengan erat. "Paman! Aku kangen sekali!" ucap Adrian senang. Sandy pun menepuk punggung Adrian dengan sayang seperti ana

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 62 : Merubah Rencana Hari ini

    Kening Adrian berkerut dengan kedua alis menyatu mendengar penuturan pamannya. Begitu juga dengan Joseph yang langsung membulatkan matanya. 'Apa maksudnya bicara seperti itu? Apa selama ini dia mengikuti Tuan Adrian?!' kepalanya langsung berpikir keras. "Maaf, maksud Paman?" tanya Adrian pura-pura tidak mengerti. Adrian juga memikirkan hal yang sama seperti Joseph, karena kalau dugaannya benar, maka dia akan kesulitan untuk mencari alasan dan mengarang cerita selama dia pergi. Apalagi tentang kehidupannya selama menjadi menantu di rumah keluarga Clara. Dan tentu Adrian heran kenapa pamannya tidak memintanya pulang kalau dia mengetahui keberadaannya. Tapi kalau tidak, berarti pamannya memang tidak tahu sama sekali tentang kehidupannya selama ini. Sandy pun tersenyum lebar lalu meletakkan rokoknya di pinggir mangkok kaca yang ada di meja. "Aku hanya bercanda, Adrian. Dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 63 : Hari Spesial Untukmu

    Clara pun tersenyum ramah. "Salam kenal kembali!"Dia kembali salah kaprah, Clara pikir Adrian akan mengambil mobil dan menyetir sendiri, tapi lagi-lagi dia telah keliru. Baginya Adrian memang penuh kejutan. "Sebentar, Tuan. Mobilnya saya keluarkan dulu!" ucapnya lalu berjalan menuju tempat garasi yang ada di sebelah kiri. Setelah pintu dibuka Clara dapat melihat jejeran mobil mahal dan mewah. Semuanya keluaran edisi khusus. Dan ada beberapa pilihan jenis mobil yang berbeda dan warna yang berbeda pula. Clara kembali melongo melihat koleksi yang dimiliki oleh Adrian. Pantas saja saat dulu Adrian bekerja di showroom mobil, dia bisa menjual beberapa unit sekaligus dalam satu hari. Sekarang Clara paham dan yakin kalau suaminya ini bukanlah orang sembarangan. Apa yang dimiliki oleh papanya bahkan pamannya sendiri yang terkenal kaya raya, bukanlah tandingan bagi Adrian. "Ayo, Clara!" ajak Adrian sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19

Bab terbaru

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 144 : Apa Hubungan Mereka?

    Adrian menatap lekat lembaran foto di tangannya secara bergantian.Sorot matanya yang tajam meneliti setiap detail petunjuk yang ada.Raut wajahnya penuh tanda tanya. “Siapa pria ini, Jo? Lalu apa yang dia lakukan dengan Pamanku?” Joseph pun duduk dan terlihat antusias sekali.“Aku yakin pria ini adalah orang penting sampai mereka harus bertemu di tempat tersembunyi, Tuan!” ungkapnya bersemangat.Kening Adrian berkerut mendengar itu. Masih tetap tidak puas dengan penjelasan Asistennya.“Tapi, kenapa kau memberikan foto ini padaku? Memangnya apa yang menarik dari dia?” ucapnya kesal dan melempar asal ke meja.Dia sudah pusing dengan masalah perusahaan dan sekarang harus mengurusi orang asing pula!“Nah itu dia, Tuan! Apa Tuan tidak penasaran siapa dia sebenarnya? Tapi, tenang saja karena aku sudah mencari tahu siapa pria itu!” ucap Joseph dengan senyuman misterius.Dia pun membuka Tab miliknya dan mendekatkan lay

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 143 : Menyalahkan Semua Orang

    Pria paruh baya itu memberikan tatapan menusuk.Sementara pemuda lajang di seberang sana tampak duduk dengan gelisah, susah payah menyembunyikan raut wajah kesal karena kembali mendengar kata-kata yang sangat ia benci.‘Huh! Lagi-lagi cuma bisa menyalahkanku!’ hanya berani menggerutu dalam hati.Tangan kanannya mengambil gelas whisky, menghabiskan sisa minuman itu hingga tandas dan meletakkannya kembali ke atas meja kaca.Butuh sesuatu yang menantang untuk berbicara dengan pria itu.“Aku sudah mengatur semuanya, Bos! Dia gadis yang bodoh. Bahkan tidak memberitahuku kalau si cecunguk itu punya rekaman videonya!” jelasnya berkelit.Yup!Sandy dan Bastian bertemu diam-diam hari ini.Tentu untuk membahas situasi yang makin rumit karena rencana pemuda itu yang hanya ampuh di awal dan menguap begitu saja setelah Adrian berhasil memutar balikkan keadaan.Sandy menyenderkan punggungnya ke sofa.Senyuman miring pun terbit di sudut bibirnya, “Hahaha! Kalian berdua itu sama-sama bodoh! Kau itu s

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 142 : Berita Itu Membuatku Sedih

    “A-apa? Ti-tidak mungkin!” ucapnya dengan bibir bergetar. “Kalian pasti salah orang!”[“Tidak, Pak. Kami sudah memeriksa di dalam selnya dan memastikan informasi ini dengan dokter terkait,” jelasnya lagi.]Tangan Bryan lemas dan ponselnya pun jatuh ke lantai.Pria di seberang sana masih bicara, tetapi pria paruh baya itu sudah tidak peduli.“Ti-tidak! Putraku tidak mungkin mati! Ronald … tidak mungkin! Tidaakkkkk!!!”Suaranya menggema di ruangan kerjanya.“Tidak mungkin! Hu-hu-huaaaaa!” Tangis pria itu akhirnya pecah.Kedua bahunya berguncang karena terisak pilu.Setelah semua kejadian yang dialaminya, dia selalu berusaha untuk kuat.Namun, sekarang adalah puncaknya.Putra satu-satunya dan kebanggaan baginya sudah pergi untuk selamanya.Dan dalam beberapa jam saja, berita kematian Ronald langsung laris manis mengisi stasiun televisi.Semua orang pun membicarakan berita itu dengan berbag

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 141 : Ini Balasan Untukmu!

    Sementara itu…Seorang pria paruh baya baru saja ingin merebahkan badan karena lelah seharian bekerja.Namun atensinya teralihkan saat mendengar bunyi ponsel yang ada di samping ranjang.Saat melihat nama yang ada di layar, raut wajahnya langsung berubah menjadi masam.“Halo! Untuk apalagi kau menelponku?” jawabnya ketus.Pria di seberang sana mencoba bersabar walaupun juga sama kesalnya.[“Tidak usah ketus begitu, Baron! Aku hanya ingin minta keringanan hukuman untuk Ronald! Kau bisa kan bicara pada polisi?” ucapnya sedikit memaksa.]Ya, Bryan menghubungi Baron untuk minta potongan masa tahanan putranya dan mereka tidak tahu sama sekali soal kedatangan Adrian dan rencana licik Ronald yang terbongkar.Belum ada yang memberitahu kedua pria ambisius itu.Jadi, apapun akan dia lakukan meskipun mengemis pada Adik satu-satunya.Baron merasa sangat emosi mendengarnya tetapi berusaha tetap tenang demi kesehatannya

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 140. Keputusan Yang Sulit

    Semua orang di ruangan terkejut mendengar ucapannya barusan.Tanpa banyak basa-basi lagi, Adrian melangkah mendekat ke arah pria yang dulu sangat sombong padanya.Orang yang menghancurkan keluarga istrinya, meskipun ada satu pengecualian karena berkat hal itu dia bisa menikah dengan Clara.Dengan cepat kedua tangannya menarik kerah baju berwarna oranye itu.Wajahnya berbalik ke belakang menatap Asistennya, “Berikan pisaunya, Jo!” teriak Adrian murka.Joseph yang tersadar langsung menaikkan celana kainnya di kaki kiri dan terlihat di balik kaos kaki itu sebuah benda tajam terbungkus dengan kulit khusus berwarna coklat.Dia pun mengambil bilah pisau lipat itu dan tanpa ragu memberikan pada Adrian.“Ini, Tuan!” ucapnya pelan.Adrian langsung mengambilnya dengan cepat dan kasar tanpa peduli kalau tangannya akan terluka.Dia langsung mengarahkan ke leher Ronald.Melihat itu salah satu petugas melarang Adrian untuk melakukan niatnya.“Jangan lakukan apapun, Pak Adrian! Ini kantor polisi dan

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 139. Aku Akan Membunuhmu!

    “Apa?!” teriaknya dengan raut wajah terkejut.Dia sampai bangkit berdiri dari kursi.Helaan napas panjang langsung keluar dari mulutnya.'Ini tidak mungkin!’ hatinya menolak percaya.Tentu saja!Bagaimana caranya dia membayar orang?Karena Joseph yakin kalau saat itu Ronald sedang berada di dalam penjara.“Kenapa pria itu masih bisa … ah, sudahlah. Cepat berikan semuanya pada kantor polisi atas nama Tuan Adrian. Aku akan menyusul ke sana!” putusnya cepat.[“Baik, Bos!”]Napas Joseph memburu lalu secepat kilat melangkah masuk ke dalam ruangan Tuannya.“Tuan, a-aku ada kabar buruk!” ucapnya sedikit ragu.Adrian memijat keningnya yang pusing karena dari pagi moodnya sudah jelek, ditambah informasi yang diterima dari Asistennya itu semua adalah masalah.“Ada apalagi, Jo?” jawabnya dengan ketus.Adrian terlihat malas meladeni Asistennya itu.Joseph pun duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Adrian.“Orangku bilang, kalau pria yang menabrak Tuan kemarin dibayar oleh Ronald. Dia pelaku

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 138 : Cepat Katakan Saja!

    Klik!Panggilan telepon itu dimatikan sepihak oleh Bastian.“Ha-halo! Hei, aku belum selesai bicara!” teriaknya kencang.Nayla menatap layar ponselnya dengan nanar. Tanpa basa-basi lagi dia pun langsung membantingnya ke lantai.“Aarrgghhhh!!! Aku benci kalian semua! Dasar brengsek!”Tubuh gadis itu merosot ke lantai.Kedua bahunya berguncang karena menangis dengan histeris.Tidak ada lagi yang bisa membuatnya merasa aman di sini.Dengan cepat dia menghapus air matanya dan segera bangkit menuju kamarnya.Nayla akan melakukan rencana yang terakhir supaya bisa hidup dengan tenang.Di Apartemen Joseph…Baru saja pria itu ingin merebahkan badan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan.Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan keningnya pun berkerut saat melihat nomor asing di layar.Meskipun ragu, ia akhirnya mengangkatnya juga.“Halo? Siapa ini?” ucapnya langsung.[“Halo, Bos. Maaf mengganggu malam-malam. Tapi, aku sudah mendapatkan lokasi gadis itu!” ungkap pria di seberang s

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 137. Kerja Sama Selesai!

    Pria itu menarik sudut bibirnya dan tetap santai saja. Setelah seharian sengaja mengabaikan semua pesan dan telepon yang masuk, sekarang barulah ia tertarik meladeni gadis itu.[“Aku tentu saja sedang di kantor. Ada apa?” pria itu bertanya dengan nada malas.]Nayla semakin geram mendengar Bastian yang bersikap cuek padanya. Bahkan dia yakin kalau pria itu pasti sudah menonton berita yang mengguncang dirinya.Meskipun memakai inisial tapi semua karyawan perusahaan Adrian bisa menebak siapa orang yang dimaksudkan. Dan bukannya mendukung, malah mereka semua pasti akan menyalahkan dirinya.Kedua kaki Nayla menghentak ke lantai, “Kenapa kau membuat berita gosip tanpa persetujuan dariku? Kenapa membawa namaku, hah? Aku tidak terima!” teriaknya dengan kencang.Bastian sampai harus menjauhkan ponsel itu dari telinganya.Tetapi, bukannya merasa bersalah malah menampilkan senyuman licik di sudut bibirnya.[“Memangnya aku harus minta pendapatmu kalau ingin melakukan sesuatu? Tidak ‘kan? Kau ti

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 136 : Amarah Yang Meluap

    "Baik, Tuan!" jawab Joseph patuh. Adrian membuka jasnya dengan cepat dan memberi perintah lagi, “Hapus berita murahan itu sekarang!”Pria itu pun mengangguk dan segera ke luar dari sana sebelum Tuannya semakin murka. Adrian pun mendudukkan tubuhnya di kursi dengan kasar. Dia pun memegang kepalanya yang berdenyut pusing dengan kedua tangannya. "Apalagi sekarang?!" teriaknya frustasi. Tentu saja karyawan di perusahaan ini tahu siapa yang dipecat secara tidak hormat olehnya. Sebagian orang pasti ada yang percaya dengan berita itu dan Adrian tidak ingin hal itu memperngaruhi kinerja mereka. Juga dengan inisial nama yang sudah jelas merujuk pada Nayla. Adrian tidak menyangka kalau gadis itu masih berani bermain api dengannya setelah apa yang terjadi. Padahal ia sudah sebisa mungkin menjauh dan tidak pernah memberikan celah pada wanita manapun untuk mendekatinya. Sedetik kemudian ia teringat kalau ponselnya masih dalam mode silent. Dengan terburu-buru Adrian merogoh saku jasnya.

DMCA.com Protection Status