Share

Bab 10 : Kau Gagal, Gio!

Penulis: Pipi_Kiri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 22:10:06

Gio pun memutar otak untuk mencari cara, bagaimana membuat Adrian menderita.

"Hmm, aku rasa mulai dari hal kecil dulu!" gumamnya tersenyum culas.

Gio bukannya sibuk bekerja tapi malah sibuk memikirkan orang lain.

Benar-benar tidak patut ditiru!.

Lalu Gio pun melihat Bimo dan Adrian yang sedang berada di salah satu sudut ruangan.

Di mana Bimo sedang memperkenalkan apa-apa saja bagian yang ada di tempat kerja mereka.

Mereka berdua terlihat sangat serius sekali, jadi Gio akan menggunakan kesempatan ini untuk melancarkan aksinya.

Gio pun menatap sekeliling dan memastikan bahwa tidak ada orang yang memperhatikannya saat ini.

Gio mulai dari hal yang kecil dulu, dia mengambil sesuatu dari dalam laci dan dengan cepat memasukkan ke dalam saku celananya.

"Nah, setelah ini aku yakin kamu pasti akan dibenci banyak orang!" gumamnya seorang diri.

Sudah selesai melakukan itu, dia pun kembali untuk fokus bekerja.

Siangnya…

Jam makan siang selesai, semua karyawan pun kembali memulai aktivitas mereka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 11 : Demi Keluarga Kita!

    Flashback sebelumnya…Adrian baru saja masuk ke dalam kamarnya.Sementara itu Clara juga sampai di rumah.Dia memutuskan pulang lebih dulu dari Papanya. Dia ijin untuk pulang lebih cepat karena ingin pergi ke suatu tempat.Lagipula belum banyak yang dia lakukan saat ini karena masih dalam tahap pengenalan dengan perusahaan.Clara menenteng dua kantor paper bag.Dia baru saja belanja sesuatu.Cindy yang baru saja masuk ke rumah setelah dari taman belakang, melihat dengan antusias saat ada yang dibawa putrinya, langsung penasaran dengan isinya."Apa ini, Sayang? Kamu habis belanja baju?" tebaknya benar dengan mata berbinar."Iya, Ma. Tapi ini bukan untukku. Ini untuk Adrian," jawabnya sedikit pelan."Apa?! Untuk apa kamu membelikan tukang kebun itu baju?!" pekiknya tidak terima.Cindy merebut paper bag itu dari tangan Clara dan membukanya.Ada beberapa pasang pakaian kemeja dan lainnya."Apa ini, Clara? Kamu sudah mulai simpati padanya? Dia bahkan belum memberimu apapun!" Cindy melempa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 12 : Semua Orang Terkesima

    Adrian berulang kali mematut diri di depan cermin.Dia ingin memastikan kalau semuanya sudah rapi dan pantas.Dia tersenyum seorang diri dan mendesah pelan."Aku jadi bersemangat untuk bekerja!" ucapnya yakin.Dia memakai baju dan semua pemberian dari Clara tadi malam.Adrian terlihat sangat tampan dan gagah.Setelah selesai bersiap, Adrian pun turun dan melihat semua keluarga istrinya sedang sarapan di meja makan.Lalu Adrian turun dari tangga dan berjalan ke arah mereka.Sontak saja Baron, Cindy dan juga Clara membelalakan mata dan melongo melihat penampilan Adrian hari ini.Adrian memilih memakai kemeja lengan panjang berwarna navy dan celana abu tua, lengkap dengan sepatu yang mengkilap.Clara bahkan sampai tidak berkedip sama sekali saat menatap Adrian yang rapi, tampan dan juga gagah secara keseluruhan. Bahkan Adrian juga merapikan jambang tipis miliknya itu. Benar-benar sangat berbeda dari penampilan A

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 13 : Menantuku Seorang Pengusaha

    Gio melihat sekeliling untuk memastikan sekali lagi kalau tidak ada yang mendengar dia bicara."Dia berhasil menjual tiga unit mobil hari ini! Bayangkan saja, dia baru bekerja dua hari! Aku tidak percaya dia begitu hebat melobi pelanggan," ungkapnya dengan perasaan dongkol.["Wah, benarkah? Dia benar-benar akan jadi pesaing terberatmu! Lalu kenapa rencanamu kemarin bisa gagal?! Kenapa tidak buat dia langsung dipecat saja dari sana! Dengan begitu kita berdua sama-sama untung!" Daniel juga sama menggebunya dengan Gio.]Bibir Gio berdecak mendengar itu. Membuatnya kembali teringat rencana kemarin yang tidak berpengaruh sama sekali pada Adrian."Aku akan memikirkannya nanti! Kau enak tinggal bicara! Sedangkan aku harus berbuat semuanya sendirian di sini!" ujarnya menggerutu.Daniel yang sedang menghisap rokok, lalu membuangnya karena kesal mendengar Gio bicara seperti itu.["Aku belum ada waktu saat ini. Tunggu saat yang tepat aku akan datang dan membuatnya malu! Lihat saja nanti!" ucapny

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 14 : Sengaja Datang Menemuimu

    Pria yang menguping pembicaraan Baron tadi tak lain adalah keponakannya sendiri yaitu Ronald.Ternyata dia juga berada di sana, duduk bersama rekan bisnis yang lain, tepat bersebelahan dengan meja Baron, tapi entah kenapa pria itu tidak menyadari kalau Ronald juga ada di sana.Itu karena dia terlalu sibuk memikirkan bagaimana caranya lepas dari cengkraman pertanyaan teman-temannya itu, sehingga melupakan keberadaan Ronald.'Oh, jadi begitu ya?' batin Ronald penasaran.Dia tersenyum penuh arti.Setelah selesai menghadiri pertemuan di hotel itu, Ronald yang memang menjabat sebagai Ceo perusahaan Papanya tentu bebas untuk pergi ke manapun.Meskipun masih saat di jam kerja.Bos, jadi bisa sesuka hati!.Lalu pria dengan tubuh tinggi tegap dan juga atletis itu segera melajukan mobil miliknya yang berwarna putih itu keluar dari parkiran hotel.Dia pun berniat untuk mencari tahu sendiri apa maksud dari ucapan Baron, karena dia begitu penasaran.Apalagi dia juga tidak tahu kalau Adrian ternyat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 15 : Kalian Salah Paham

    Adrian pun memohon maaf pada calon pembeli tadi dan mengajak Ronald bicara sedikit menjauh dari orang-orang.Setelah situasinya sudah aman, barulah Adrian berani buka mulut."Apa maksudmu bicara seperti itu, Kak Ron?" tanya Adrian penasaran.'Apa dia sudah tahu tentang siapa aku sebenarnya?!' batin Adrian cemas.Karena dia tahu kalau sepupu istrinya itu bukan orang sembarangan di kota ini. Mungkin saja Ronald mencari tahu tentang dirinya selama ini.Adrian tidak pernah tahu secara detail seperti apa sosok Ronald, karena jarang sekali dia bertemu dengan keluarga istrinya, jadi dia berharap kalau dugaannya ini salah.Dia benar-benar bingung sekarang.Ronald pun tersenyum penuh kesombongan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya."Pfffttttt! Hahaha!" tawanya langsung pecah.Adrian menautkan keningnya melihat Ronald yang tiba-tiba tertawa."Ada apa, Kak? Kenapa kamu tertawa? Memangn

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 16 : Mengadu Pada Papa

    "Apa maksudmu, Clara? Papa tidak memberitahu Ronald tentang Adrian!" ucapnya dengan yakin."Lalu darimana Kak Ron tahu soal itu? Dia tadi menelpon Clara, Pa!" ungkapnya dengan wajah yang serius."A-apa? Bagaimana bisa?" Baron semakin heran.Lalu sedetik kemudian pria yang perutnya sedikit buncit itu pun tersadar.Matanya tiba-tiba terbelalak."Sial! Pasti tadi dia menguping pembicaraan kami!" umpatnya kesal sambil memukul meja kerjanya."Maksud, Papa?" tanya Clara tidak mengerti."Kenapa aku tidak ingat kalau dia ada di sana!" desahnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar."Jadi Kak Ron tahu bukan dari Papa langsung?!" Clara kembali menanyakan hal itu."Iya, Clara. Tadi papa sedang bicara dengan beberapa rekan bisnis di Lounge. Papa lupa kalau Ronald juga ada disana. Dan papa yakin dia pasti mendengar semua yang papa katakan," ungkapnya dengan gusar.Baron mendadak duduk dengan gelisah."A

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 17 : Membeli Mobil Hadiah Untuk Clara

    Adrian heran kenapa Baron dan Clara malah terkejut mendengarnya bicara begitu."Kenapa, Clara? Jadi, bukan kamu yang memberitahunya tapi dia bilang kalau sebelumnya menelponmu untuk bertanya," ujar Adrian sedikit heran.Clara tergagap sampai bingung harus bicara apa."I-iya! Aku yang memberitahunya tapi aku tidak tahu kalau dia sampai menemuimu!" ucapnya panik.Clara pun menatap Papanya dengan wajah khawatir.Baron sudah duduk dengan gelisah."Apa yang Ronald katakan padamu?" dia jadi semakin penasaran."Dia bilang, kalau aku adalah Bos disana sekaligus pemilik dari tempat itu. Lalu dia tertawa mengejekku karena tahu aku hanya karyawan biasa dan dia juga mengatakan kalau Tuan Baron hanya membual untuk menutupi rasa malu pada rekan bisnis, Tuan. Apa itu benar?"Entah kenapa Adrian berani berkata dengan jujur, karena dia yakin kalau apa yang dikatakan oleh Ronald adalah benar dari Baron yaitu mertuanya sendiri.Barun pun melongo mendengar itu."Be-benarkah dia bilang seperti itu?" dia b

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 18 : Pergi! Jangan Ganggu Istriku!

    Sorenya…Adrian dan Clara tiba di rumah bersama.Tapi kali ini dengan dua mobil.Satu milik Baron yang digunakan oleh Clara setiap harinya, sekarang Adrian yang mengendarai.Satu lagi mobil baru yang dibelikan Adrian yang dibawa oleh istrinya.Mereka berdua pun memarkirkan mobil berdampingan.Cindy yang sedang duduk di teras depan, yang memang sedang menunggu putrinya, jadi penasaran dan langsung bangkit berdiri."Mobil siapa ini, Clara?" dia bertanya dengan raut wajah berbinar.Tentu saja dia senang karena itu adalah mobil mewah, salah satu keluaran merk ternama.Wanita mata duitan itu pasti sudah tahu betul kalau harga mobilnya pasti mahal."Hmm, ini mobil Clara, Ma." jawabnya pelan."Benarkah? Uang dari mana kamu, Sayang? Jangan bercanda deh!" ucapnya sambil menyenggol lengan anaknya itu."Iya benar, Ma. Adrian yang membelikannya untuk Clara," jelasnya sambil melirik Adrian yang berdiri di sampingnya."A-apa?!" pekiknya tak percaya.Clara sampai harus menutup kedua telinganya karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10

Bab terbaru

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 144 : Apa Hubungan Mereka?

    Adrian menatap lekat lembaran foto di tangannya secara bergantian.Sorot matanya yang tajam meneliti setiap detail petunjuk yang ada.Raut wajahnya penuh tanda tanya. “Siapa pria ini, Jo? Lalu apa yang dia lakukan dengan Pamanku?” Joseph pun duduk dan terlihat antusias sekali.“Aku yakin pria ini adalah orang penting sampai mereka harus bertemu di tempat tersembunyi, Tuan!” ungkapnya bersemangat.Kening Adrian berkerut mendengar itu. Masih tetap tidak puas dengan penjelasan Asistennya.“Tapi, kenapa kau memberikan foto ini padaku? Memangnya apa yang menarik dari dia?” ucapnya kesal dan melempar asal ke meja.Dia sudah pusing dengan masalah perusahaan dan sekarang harus mengurusi orang asing pula!“Nah itu dia, Tuan! Apa Tuan tidak penasaran siapa dia sebenarnya? Tapi, tenang saja karena aku sudah mencari tahu siapa pria itu!” ucap Joseph dengan senyuman misterius.Dia pun membuka Tab miliknya dan mendekatkan lay

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 143 : Menyalahkan Semua Orang

    Pria paruh baya itu memberikan tatapan menusuk.Sementara pemuda lajang di seberang sana tampak duduk dengan gelisah, susah payah menyembunyikan raut wajah kesal karena kembali mendengar kata-kata yang sangat ia benci.‘Huh! Lagi-lagi cuma bisa menyalahkanku!’ hanya berani menggerutu dalam hati.Tangan kanannya mengambil gelas whisky, menghabiskan sisa minuman itu hingga tandas dan meletakkannya kembali ke atas meja kaca.Butuh sesuatu yang menantang untuk berbicara dengan pria itu.“Aku sudah mengatur semuanya, Bos! Dia gadis yang bodoh. Bahkan tidak memberitahuku kalau si cecunguk itu punya rekaman videonya!” jelasnya berkelit.Yup!Sandy dan Bastian bertemu diam-diam hari ini.Tentu untuk membahas situasi yang makin rumit karena rencana pemuda itu yang hanya ampuh di awal dan menguap begitu saja setelah Adrian berhasil memutar balikkan keadaan.Sandy menyenderkan punggungnya ke sofa.Senyuman miring pun terbit di sudut bibirnya, “Hahaha! Kalian berdua itu sama-sama bodoh! Kau itu s

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 142 : Berita Itu Membuatku Sedih

    “A-apa? Ti-tidak mungkin!” ucapnya dengan bibir bergetar. “Kalian pasti salah orang!”[“Tidak, Pak. Kami sudah memeriksa di dalam selnya dan memastikan informasi ini dengan dokter terkait,” jelasnya lagi.]Tangan Bryan lemas dan ponselnya pun jatuh ke lantai.Pria di seberang sana masih bicara, tetapi pria paruh baya itu sudah tidak peduli.“Ti-tidak! Putraku tidak mungkin mati! Ronald … tidak mungkin! Tidaakkkkk!!!”Suaranya menggema di ruangan kerjanya.“Tidak mungkin! Hu-hu-huaaaaa!” Tangis pria itu akhirnya pecah.Kedua bahunya berguncang karena terisak pilu.Setelah semua kejadian yang dialaminya, dia selalu berusaha untuk kuat.Namun, sekarang adalah puncaknya.Putra satu-satunya dan kebanggaan baginya sudah pergi untuk selamanya.Dan dalam beberapa jam saja, berita kematian Ronald langsung laris manis mengisi stasiun televisi.Semua orang pun membicarakan berita itu dengan berbag

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 141 : Ini Balasan Untukmu!

    Sementara itu…Seorang pria paruh baya baru saja ingin merebahkan badan karena lelah seharian bekerja.Namun atensinya teralihkan saat mendengar bunyi ponsel yang ada di samping ranjang.Saat melihat nama yang ada di layar, raut wajahnya langsung berubah menjadi masam.“Halo! Untuk apalagi kau menelponku?” jawabnya ketus.Pria di seberang sana mencoba bersabar walaupun juga sama kesalnya.[“Tidak usah ketus begitu, Baron! Aku hanya ingin minta keringanan hukuman untuk Ronald! Kau bisa kan bicara pada polisi?” ucapnya sedikit memaksa.]Ya, Bryan menghubungi Baron untuk minta potongan masa tahanan putranya dan mereka tidak tahu sama sekali soal kedatangan Adrian dan rencana licik Ronald yang terbongkar.Belum ada yang memberitahu kedua pria ambisius itu.Jadi, apapun akan dia lakukan meskipun mengemis pada Adik satu-satunya.Baron merasa sangat emosi mendengarnya tetapi berusaha tetap tenang demi kesehatannya

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 140. Keputusan Yang Sulit

    Semua orang di ruangan terkejut mendengar ucapannya barusan.Tanpa banyak basa-basi lagi, Adrian melangkah mendekat ke arah pria yang dulu sangat sombong padanya.Orang yang menghancurkan keluarga istrinya, meskipun ada satu pengecualian karena berkat hal itu dia bisa menikah dengan Clara.Dengan cepat kedua tangannya menarik kerah baju berwarna oranye itu.Wajahnya berbalik ke belakang menatap Asistennya, “Berikan pisaunya, Jo!” teriak Adrian murka.Joseph yang tersadar langsung menaikkan celana kainnya di kaki kiri dan terlihat di balik kaos kaki itu sebuah benda tajam terbungkus dengan kulit khusus berwarna coklat.Dia pun mengambil bilah pisau lipat itu dan tanpa ragu memberikan pada Adrian.“Ini, Tuan!” ucapnya pelan.Adrian langsung mengambilnya dengan cepat dan kasar tanpa peduli kalau tangannya akan terluka.Dia langsung mengarahkan ke leher Ronald.Melihat itu salah satu petugas melarang Adrian untuk melakukan niatnya.“Jangan lakukan apapun, Pak Adrian! Ini kantor polisi dan

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 139. Aku Akan Membunuhmu!

    “Apa?!” teriaknya dengan raut wajah terkejut.Dia sampai bangkit berdiri dari kursi.Helaan napas panjang langsung keluar dari mulutnya.'Ini tidak mungkin!’ hatinya menolak percaya.Tentu saja!Bagaimana caranya dia membayar orang?Karena Joseph yakin kalau saat itu Ronald sedang berada di dalam penjara.“Kenapa pria itu masih bisa … ah, sudahlah. Cepat berikan semuanya pada kantor polisi atas nama Tuan Adrian. Aku akan menyusul ke sana!” putusnya cepat.[“Baik, Bos!”]Napas Joseph memburu lalu secepat kilat melangkah masuk ke dalam ruangan Tuannya.“Tuan, a-aku ada kabar buruk!” ucapnya sedikit ragu.Adrian memijat keningnya yang pusing karena dari pagi moodnya sudah jelek, ditambah informasi yang diterima dari Asistennya itu semua adalah masalah.“Ada apalagi, Jo?” jawabnya dengan ketus.Adrian terlihat malas meladeni Asistennya itu.Joseph pun duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Adrian.“Orangku bilang, kalau pria yang menabrak Tuan kemarin dibayar oleh Ronald. Dia pelaku

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 138 : Cepat Katakan Saja!

    Klik!Panggilan telepon itu dimatikan sepihak oleh Bastian.“Ha-halo! Hei, aku belum selesai bicara!” teriaknya kencang.Nayla menatap layar ponselnya dengan nanar. Tanpa basa-basi lagi dia pun langsung membantingnya ke lantai.“Aarrgghhhh!!! Aku benci kalian semua! Dasar brengsek!”Tubuh gadis itu merosot ke lantai.Kedua bahunya berguncang karena menangis dengan histeris.Tidak ada lagi yang bisa membuatnya merasa aman di sini.Dengan cepat dia menghapus air matanya dan segera bangkit menuju kamarnya.Nayla akan melakukan rencana yang terakhir supaya bisa hidup dengan tenang.Di Apartemen Joseph…Baru saja pria itu ingin merebahkan badan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan.Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan keningnya pun berkerut saat melihat nomor asing di layar.Meskipun ragu, ia akhirnya mengangkatnya juga.“Halo? Siapa ini?” ucapnya langsung.[“Halo, Bos. Maaf mengganggu malam-malam. Tapi, aku sudah mendapatkan lokasi gadis itu!” ungkap pria di seberang s

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 137. Kerja Sama Selesai!

    Pria itu menarik sudut bibirnya dan tetap santai saja. Setelah seharian sengaja mengabaikan semua pesan dan telepon yang masuk, sekarang barulah ia tertarik meladeni gadis itu.[“Aku tentu saja sedang di kantor. Ada apa?” pria itu bertanya dengan nada malas.]Nayla semakin geram mendengar Bastian yang bersikap cuek padanya. Bahkan dia yakin kalau pria itu pasti sudah menonton berita yang mengguncang dirinya.Meskipun memakai inisial tapi semua karyawan perusahaan Adrian bisa menebak siapa orang yang dimaksudkan. Dan bukannya mendukung, malah mereka semua pasti akan menyalahkan dirinya.Kedua kaki Nayla menghentak ke lantai, “Kenapa kau membuat berita gosip tanpa persetujuan dariku? Kenapa membawa namaku, hah? Aku tidak terima!” teriaknya dengan kencang.Bastian sampai harus menjauhkan ponsel itu dari telinganya.Tetapi, bukannya merasa bersalah malah menampilkan senyuman licik di sudut bibirnya.[“Memangnya aku harus minta pendapatmu kalau ingin melakukan sesuatu? Tidak ‘kan? Kau ti

  • Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar   Bab 136 : Amarah Yang Meluap

    "Baik, Tuan!" jawab Joseph patuh. Adrian membuka jasnya dengan cepat dan memberi perintah lagi, “Hapus berita murahan itu sekarang!”Pria itu pun mengangguk dan segera ke luar dari sana sebelum Tuannya semakin murka. Adrian pun mendudukkan tubuhnya di kursi dengan kasar. Dia pun memegang kepalanya yang berdenyut pusing dengan kedua tangannya. "Apalagi sekarang?!" teriaknya frustasi. Tentu saja karyawan di perusahaan ini tahu siapa yang dipecat secara tidak hormat olehnya. Sebagian orang pasti ada yang percaya dengan berita itu dan Adrian tidak ingin hal itu memperngaruhi kinerja mereka. Juga dengan inisial nama yang sudah jelas merujuk pada Nayla. Adrian tidak menyangka kalau gadis itu masih berani bermain api dengannya setelah apa yang terjadi. Padahal ia sudah sebisa mungkin menjauh dan tidak pernah memberikan celah pada wanita manapun untuk mendekatinya. Sedetik kemudian ia teringat kalau ponselnya masih dalam mode silent. Dengan terburu-buru Adrian merogoh saku jasnya.

DMCA.com Protection Status