Share

Bab 25.

Penulis: Vita Zhao
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Perhatian Violetta tertuju pada layar ponsel milik suaminya yang menyala. Rasa penasaran seolah mendorongnya untuk melihat siapa sang pengirim pesan itu. Tertera nama 'My Cla' di layar benda pipih tersebut. "My Cla?" Violetta merasa tidak asing dengan nama itu, sampai ia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu ketika suaminya tanpa sadar menyebutkan nama 'Cla.'

Tangannya terulur hendak meraih ponsel sang suami untuk melihat isi pesan itu karena tertimbun dengan pesan baru yang sepertinya sebuah stiker, tetapi Violetta juga tidak bisa melihatnya. Sedikit lagi ponsel itu akan berada dalam genggaman tangannya, hingga tiba-tiba ....

"Aku lupa mau menghubungi Brace," Gracio mengambil ponsel miliknya tepat waktu. Jika tidak, maka Violetta akan mengetahui perselingkuhannya dengan Clara yang baru dimulai.

"Mas, kamu ngagetin tau nggak," protes Violetta memasang wajah terkejutnya. "Aku pikir kamu sudah mandi, Mas," imbuhnya sembari duduk di sisi ranjang dengan tatapan fokus ke Gracio.

"S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 26.

    Clara bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa dan ia bersikap bodoh tak mengetahui kebohongan Gracio terhadapnya. Dia ingin melihat apakah Gracio akan berterus terang atau memilih tetap berbohong kepadanya. Mereka ketemuan di taman dekat kampus, sesuai dengan permintaan Gracio sebelumnya. Senyuman manis Clara berikan kepada Gracio yang saat ini juga tersenyum kepadanya. "Kenapa Om nggak membalas pesanku mulai kemarin? Semua panggilan dariku juga diabaikan, apa Om udah nggak sayang lagi sama aku? Padahal aku nungguin Om loh mulai kemarin. Jahat banget sih Om," cicit Clara memberondong Gracio dengan berbagai macam pertanyaan. Gracio terkekeh kecil begitu mendengar ocehan Clara yang terdengar lucu baginya. "Aku lagi sibuk, Sayang. Maaf ya udah buat kamu menunggu lama," jawab Gracio memberikan alasan supaya sang kekasih tidak marah. "Sibuk ngapain sih Om. Apa Om tahu kalo aku dimarahin sama Papa gara-gara ketahuan mencuri dokumen penting milik Om Xander?" tersirat luka di

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 27.

    Gracio pulang ke rumah tepat jam 7 malam. Di mana sang istri dan putranya sedang melaksanakan makan malam bersama. Ia datang tanpa merasa bersalah dan langsung bergabung di meja makan. "Aku pulang." Serunya sembari mendaratkan bokong di kursi khusus untuk kepala keluarga di sana. Namun, tak ada sambutan dari istri dan anaknya di sana. "Kalian kenapa?" tanya Gracio keheranan."Papa jahat. Katanya mau jalan bareng Kevin dan Nama, tapi tadi siang nggak pulang-pulang. Padahal kita nungguin Papa sampek malam," gerutu Kevin mengerucutkan bibirnya. Kedua mata pun nampak berkaca-kaca dari saking kecewanya. Gracio terhenyak, ia benar-benar lupa kalau ada janji kepada istri dan anaknya. Ia sangat merasa bersalah hingga tak sanggup menatap wajah sepasang ibu dan anak di hadapannya. "Sayang, maafin Papa ya, Nak. Papa nggak sengaja buat lupain janji sama kalian, tadi pekerjaan Papa banyak banget di markas," kilah Gracio memberikan alasan. Ia menangkup kedua pipi sang putra lalu memberikan kecup

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 28.

    Hari ini, Clara berangkat ke kampus pagi-pagi sekali. Selain ingin bertemu dengan Pak Sean, ia juga sedang mengindari sang Papa yang sudah mengoyak habis hatinya. Setibanya di kampus, Clara menunggu kedatangan Sean di parkiran kampus karena biasanya mereka sering berpapasan di sana. Saat melihat mobil sang dosen telah sampai di parkiran, gegas Clara berjalan ke arahnya. Tanpa permisi, Clara masuk ke dalam mobil Sean hingga membuat pria tampan itu terkejut. "Clara!" Serunya menatap gadis cantik yang duduk di sampingnya. "Saya cuma mau bilang, jangan pernah ikut campur dengan urusan saya. Apa pun yang saya lakukan Anda nggak berhak mengetahuinya, apa lagi sampai melapor sama kedua orang tua saya," kecam Clara menatap nyalang pada pria yang berstatus sebagai dosennya. "Maksud kamu apa, Cla?" tanya Sean tak mengerti, baru kali ini ia melihat amarah pada diri Clara. "Jangan pura-pura nggak tahu ya Pak. Gara-gara Bapak, saya terkena masalah. Papa saya marah, bahkan yang semula dia ngga

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 29.

    Violetta menatap dirinya di pantulan cermin, matanya bengkak akibat terlalu lama menangis. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa pria yang sudah ia kenal selama 10 tahun tega membentaknya cuma perihal ia bertanya mengenai hubungan suaminya dengan seorang gadis bernama Clara. 7 tahun mereka menikah, baru tadi pagi mereka bertengkar gara-gara hal sepele. Apa salahnya jika Violetta bertanya tentang kebenaran itu, lagipula ia bertanya secara baik-baik, tetapi Gracio menanggapinya dengan serius. "Jika seperti ini, aku semakin curiga kalo kamu benar-benar selingkuh, Mas. Kamu berubah, kamu bukan lagi Gracio yang aku kenal." Ucap Violetta sambil menekan dadanya yang terasa sesak. Tak terasa bulir bening mengalir membasahi wajah cantik perempuan berusia 25 tahun. Dengan cepat tangannya menyeka air mata itu dan berusaha menguatkan diri demi menjaga perasaan sang putra. "Aku akan mencari tahu semuanya, Mas. Jika benar kamu selingkuh, aku nggak akan pernah memaafkan mu." Kata Violetta penuh a

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 30.

    Jika kemarin Clara yang menunggu Sean di parkiran, sekarang kebalikannya. Sean menunggu Clara keluar dari kelas saat jam pulang, ia duduk tak tenang di dalam mobil. Masih segar diingatan saat kemarin Sean makan bersama dengan keluarga Gracio, yang dia yakini adalah kekasih wanita pujaannya. Tak berselang lama orang yang ditunggu ternyata muncul juga, Ansel bergegas turun dari dalam mobil dan menghampiri Clara. "Ikut saya!" Sean menarik pergelangan tangan Clara dan memasukkannya ke dalam mobil. "Lepas! Pak Sean apa-apaan sih!" Clara memberontak agar tangannya dilepaskan oleh sang Dosen. Namun, usahanya gagal, ia sudah masuk ke dalam mobil Sean tanpa bisa menolak. "Pak Sean mau membawa saya ke mana?" tanya Clara mendesis tajam. Lagi-lagi ia dibuat jengkel dengan sikap Sean yang semena-mena. "Kita harus bicara," tukas Sean tanpa menatap ke arah Clara. Dia tetap fokus pada jalanan dan entah akan membawa Clara ke mana. Clara menahan diri agar tidak marah kepada dosennya tersebut. Lam

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 31.

    "Papa!" Seru Clara saat melihat Robert terkurung di sel tahanan. "Kenapa Papa ada di sini, ayo pulang, Pa," suara Clara bercampur dengan tangisan, ia sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Sayang, maafin Papa ya," kata Robert seraya menghapus air mata anaknya dari celah jeruji besi yang mengurungnya. "Nggak, Papa nggak salah. Aku yang minta maaf sama Papa karena--""Shuuut! Jangan menangis lagi dan jangan saling menyalahkan. Mulai sekarang kita baikan, oke," kata Robert tersenyum hangat, untuk menghibur putrinya yang sedang sedih. Clara mengangguk cepat, tapi tangisannya semakin kencang. Ia tidak tahu bagaimana kehidupannya selanjutnya jika Papanya di penjara. "Pa!" Panggil Camellia dengan suara tercekat, ia baru sampai di sana setelah berurusan dengan salah satu polisi di sana saat akan masuk ke dalam. "Ma, maaf jika Papa ada salah. Apa pun yang Papa lakukan semuanya demi kalian," ucap Robert ikut menetaskan air mata karena tidak kuasa melihat kedua wanita tercintanya

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 32.

    Sean menunggu Laura di depan gerbang TK Pelita, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Violetta yang sedang menjemput putranya. "Mamanya Kevin 'kan?" ucap Sean kepada Violetta, mendekati wanita cantik itu dengan tujuan ingin mengutarakan kebenaran mengenai pengkhianatan Gracio."Iya, kamu Om nya Laura?" Violetta masih mengingat jelas wajah Sean saat makan siang bersama kemarin. "Mbak sibuk nggak setelah pulang dari sini?" tanya Sean berhati-hati, ia harus segera berbicara empat mata dengan wanita cantik itu karena ia kasihan dengannya yang dikhianati oleh suaminya sendiri. "Nggak, ada apa?" Violetta nampak penasaran saat melihat gelagat aneh dari pria di hadapannya. "Bisa kita bicara sebentar, saya ada perlu penting sama Mbak," kata Sean sangat tak sabaran. Violetta melihat jam yang melingkar di tangannya sebelum menyetujui permintaan Sean. "Kita ada waktu 30 menit untuk berbicara, ayo ke sebelah sana," Violetta mengajak Sean ke arah taman di samping sekolah TK tersebut. "Ada apa?"

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 33.

    Clara duduk termenung di balkon kamarnya, ia terus kepikiran dengan perkataan Mamanya tadi siang. Ia sampai bertengkar dengan Camellia demi membela Gracio, sebab menurut Clara tidak mungkin Gracio tidak mencintainya dan hanya memanfaatkannya. "Nggak mungkin Om Gracio sejahat itu, bahkan dia sudah jujur lebih dulu kalau mempunyai istri dan anak, lantas untuk apa dia memanfaatkan ku yang nggak bisa apa-apa." Monolog Clara menolak percaya dengan perkataan Mamanya yang dia anggap membual hanya demi memisahkannya dengan Gracio. "Besok aku akan menemuinya dan bertanya langsung kepadanya untuk menghindari kesalahpahaman." Ucapnya lagi penuh tekad. Clara masih memegang teguh pendiriannya yang mencintai Gracio tanpa status. Ting! Satu pesan masuk ke dalam ponselnya, ternyata dari pria yang sejak tadi menjadi pusat pikirannya. "Selamat malam, Sayang. Apa kamu baik-baik saja? Aku sangat merindukanmu."Begitulah isi pesan yang dikirimkan Gracio kepada Clara. Malam ini pria itu sedang ada di

Bab terbaru

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 40.

    Sean berangkat pagi-pagi sekali ke rumah Clara untuk menemui wanita malang itu. Hatinya benar-benar tak tenang setelah melakukan perbuatan bejat terhadapnya, ia dihantui rasa bersalah sampai tak bisa tidur dengan nyenyak. Namun, saat sampai di halaman rumah Clara, ia berpapasan dengan Gracio yang baru turun dari dalam mobil. Pria itu juga ingin bertemu dengan Clara, ia harus menjelaskan semuanya sebelum terlambat. "Ngapain kamu di sini?" sinis Sean kepada Gracio, ia masih tidak terima jika Gracio terus mendekati Clara, wanita yang sangat dia cintai. "Bukan urusanmu," ketus Gracio langsung melengos pergi dan menekan bel rumah sang pujaan hati. Ting Tong. Tak butuh waktu lama, pintu rumah pun terbuka, menampilkan sosok Camellia, Mamanya Clara di sana. Camellia menatap kedua pria yang berdiri di hadapannya dengan tatapan tak terbaca. Terlihat jelas kedua mata wanita baya itu sangat bengkak, sepertinya dia habis menangis semalaman. "Boleh saya bertemu dengan Clara?" ucap Gracio sele

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 39.

    Happy Reading. Clara pulang dengan perasaan yang hancur berkeping-keping, pria yang sangat dia cintai tidak ada bedanya dengan Sean. Mereka berdua sama-sama brengs*k, tidak ada cinta yang tulus dari seorang pria. Mulai sekarang Clara benar-benar menutup hatinya dari pria mana pun. Sebelum pulang ke rumah, Clara lebih dulu menyambangi lapas untuk menemui Papanya. Dengan keterampilannya dalam menggunakan make up, Clara menutupi mata bengkaknya menggunakan peralatan make up nya agar tidak ketahuan oleh Robert jikalau dirinya habis menangis. Beruntung juga Clara selalu menyediakan pakaian ganti di dalam mobilnya sehingga ia bisa mengganti pakaiannya sehabis dinodai oleh para pria brengs*k. Mungkin Clara memang pantas dibilang wanita murahan karena sudah memberikan tubuhnya kepada Sean dan Gracio di hari yang sama walaupun pada waktu yang berbeda. Clara tersenyum lembut kepada sang Papa begitu mereke bertemu di ruang tunggu. "Kamu sendirian? Mama kamu mana, sayang?" ucap Robert setelah

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 38.

    Sean menyemburkan benihnya di atas perut Clara untuk menghindari sesuatu yang sangat tidak dia inginkan. Setelah ini Sean tidak akan lagi mengejar cintanya terhadap mahasiswinya tersebut, sebab Sean tidak mau mencoreng nama baiknya jika berhubungan lagi dengan seorang pelakor. Sean berdiri dan mengambil tisu di atas meja kerjanya, melemparnya tepat ke dada Clara dan hampir mengenai sesuatu yang kenyal di sana. Tentu saja hati Clara semakin terkoyak habis mendapatkan perlakuan buruk dari Sean yang menginjak harga dirinya habis-habisan. Setelah kehormatannya direnggut paksa, sekarang ia dicampakkan layaknya sampah. Apakah ini yang dinamakan cinta? Ah, persetan dengan kata cinta, mulai sekarang Clara tak mau lagi kenal dengan yang namanya cinta. "Cepat bersihkan dan keluar dari ruangan ini," titah Sean sambil lalu memungut pakaiannya yang teronggok di atas lantai. Memakainya dengan cepat tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Clara tersenyum kecut saat menyadari kalau Sean tak seba

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 37.

    Clara melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hati sangat hancur karena mendengar ucapan Gracio tadi. Yeah, tak sengaja Clara mendengar semua percakapan antara Gracio dan istrinya. Awalnya Clara ingin menemui Gracio untuk memastikan apakah pria itu akan tetap berbohong mengenai kepulangan istrinya. Namun, siapa sangka. Niat hati ingin memberikan kejutan kepada pria itu justru dirinya sendiri yang mendapatkan kejutan luar biasa dari Gracio. Clara bisa menerima jikalau dirinya hanya akan tetap menjadi simpanan dari pria beristri, karena ia amat mencintai Gracio. Akan tetapi, Clara tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya hanya dijadiin alat balas dendam oleh pria yang sangat ia cintai untuk menghacurkan kehidupan sang Papa dan temannya, Xander. Jika dipikir-pikir kemunculan Gracio dalam hidupnya memang tidak masuk akal, dan bodohnya lagi Clara justru percaya dengan semua ucapan Gracio sehingga dia terjebak dengan cinta sepihak itu. "Jahat kamu Om. Hanya karena kesalahan Papa,

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 36.

    Pagi hari. Violetta mengantarkan Kevin ke depan rumah yang akan berangkat ke sekolah menggunakan taksi. Taksi yang sudah menjadi langganan sekaligus kenalan Gracio, jadi mereka tak perlu cemas kalau Kevin tidak akan sampai ke sekolahan. Karena supir taksi tersebut selalu menjamin keselamatan Kevin, karena ia benar-benar orang yang sangat baik. "Hati-hati di jalan, jangan buat keributan di sekolah ya. Belajar yang rajin, Kevin kan anak pintar," ucap Violetta memberikan nasehat kepada sang putra. "Kevin, jangan pernah takut sama siapa pun. Jangan sampai kamu ditindas oleh teman-teman yang lain, Kevin kan pemberani," kali ini Gracio yang memberikan nasehat kepada putranya. "Iya, Ma, Pa," jawab Kevin tersenyum senang. Suasana inilah yang selalu Kevin rindukan saat Mama dan Papanya pisah rumah. "Pak, titip Kevin ya," kata Violetta kepada supir taksi. Ia percayakan semuanya kepada kenalan suaminya itu. "Siap, Bu," supir taksi itu pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 35.

    Plak! Gracio terkejut mendapatkan serangan tiba-tiba dari istrinya itu. "Ada apa, sayang, kenapa kamu menampar ku?" suara Gracio masih terdengar lembut di telinga Violetta, dan itu semakin membuatnya muak. "Sekarang sudah malam, kita bicara besok setelah Kevin berangkat ke sekolah," desis Violetta menahan amarah. Ia tidak mau bertengkar di depan putranya yang hanya akan merusak mental Kevin jika sampai melihat orang tuanya bertengkar hebat, apalagi tentang kasus perselingkuhan. Gracio tak bisa berbuat apa-apa, ia masuk ke dalam kamar dengan perasaan resah. Entah ada masalah apa hingga Violetta berani menamparnya untuk yang pertama kali. Sepertinya akan ada masalah, Gracio harus mempersiapkan diri pada esok pagi. Gracio masih bertanya-tanya ada apa dengan istrinya, kenapa sikapnya sangat dingin. Dia berubah tak seperti biasanya, apa jangan-jangan ... Dia sudah tahu akan hubungannya dengan Clara? Ah, tidak mungkin. Violetta selalu berada di rumah, jika keluar pun dia hanya menjempu

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 34.

    Sean terlonjak kaget saat melihat notifikasi pesan masuk yang ternyata dari Violetta. Ia menegakkan punggung serta membenarkan posisi duduknya di atas sofa sebelum membalas pesan dari wanita tersebut. "Saya akan mengirim beberapa bukti yang mengacu pada perselingkuhan suami Mbak dan seorang wanita muda yang tak lain adalah mahasiswi saya di kampus. Tapi, Mbak harus janji tidak akan melabrak wanita itu ataupun mengancamnya karena sudah menjadi selingkuhan suami Anda. Biarkan saya yang mengurus wanita itu asalkan Mbak mau berjanji kepada saya." Sean membalas pesan dari Violetta dan memberikan syarat terlebih dahulu sebelum memberikan bukti yang ia punya tentang perselingkuhan Gracio dan Clara, karena ia tidak mau wanita yang dicintainya menjadi sasaran empuk bagi Violetta, seperti yang telah terjadi di sinetron tentang istri sah yang melabrak selingkuhan suaminya, sehingga wanita itu malu dan tercoreng nama baiknya. "Yah, saya janji tidak akan melakukan hal itu. Cepat, berikan bukti

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 33.

    Clara duduk termenung di balkon kamarnya, ia terus kepikiran dengan perkataan Mamanya tadi siang. Ia sampai bertengkar dengan Camellia demi membela Gracio, sebab menurut Clara tidak mungkin Gracio tidak mencintainya dan hanya memanfaatkannya. "Nggak mungkin Om Gracio sejahat itu, bahkan dia sudah jujur lebih dulu kalau mempunyai istri dan anak, lantas untuk apa dia memanfaatkan ku yang nggak bisa apa-apa." Monolog Clara menolak percaya dengan perkataan Mamanya yang dia anggap membual hanya demi memisahkannya dengan Gracio. "Besok aku akan menemuinya dan bertanya langsung kepadanya untuk menghindari kesalahpahaman." Ucapnya lagi penuh tekad. Clara masih memegang teguh pendiriannya yang mencintai Gracio tanpa status. Ting! Satu pesan masuk ke dalam ponselnya, ternyata dari pria yang sejak tadi menjadi pusat pikirannya. "Selamat malam, Sayang. Apa kamu baik-baik saja? Aku sangat merindukanmu."Begitulah isi pesan yang dikirimkan Gracio kepada Clara. Malam ini pria itu sedang ada di

  • Pembalasan Sang Bandar   Bab 32.

    Sean menunggu Laura di depan gerbang TK Pelita, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Violetta yang sedang menjemput putranya. "Mamanya Kevin 'kan?" ucap Sean kepada Violetta, mendekati wanita cantik itu dengan tujuan ingin mengutarakan kebenaran mengenai pengkhianatan Gracio."Iya, kamu Om nya Laura?" Violetta masih mengingat jelas wajah Sean saat makan siang bersama kemarin. "Mbak sibuk nggak setelah pulang dari sini?" tanya Sean berhati-hati, ia harus segera berbicara empat mata dengan wanita cantik itu karena ia kasihan dengannya yang dikhianati oleh suaminya sendiri. "Nggak, ada apa?" Violetta nampak penasaran saat melihat gelagat aneh dari pria di hadapannya. "Bisa kita bicara sebentar, saya ada perlu penting sama Mbak," kata Sean sangat tak sabaran. Violetta melihat jam yang melingkar di tangannya sebelum menyetujui permintaan Sean. "Kita ada waktu 30 menit untuk berbicara, ayo ke sebelah sana," Violetta mengajak Sean ke arah taman di samping sekolah TK tersebut. "Ada apa?"

DMCA.com Protection Status