Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Sampah / Bab 40 - Kekejaman Darany

Share

Bab 40 - Kekejaman Darany

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-18 06:06:26

Bastian mengambil napas dalam-dalam setelah menceritakan peristiwa yang mengerikan itu. Wajahnya penuh dengan keteguhan dan tekad, namun matanya juga tak terbendung oleh air mata yang jatuh tanpa terkendali.

Bastian merasa lemah dalam menghadapi kenyataan bahwa ia sama sekali tidak sanggup melindungi Alena, Adit, dan juga Lisa. Ia benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa di depan kekuatan absolut seperti Kosal dan Darany.

Ryan menatap ke kejauhan dengan wajah yang dipenuhi kemarahan mendalam. Kepalanya terangkat, dan matanya memancarkan cahaya yang hampir menyerupai bara yang menyala. Ia merasa api keputusasaan dan amarah berkecamuk dalam dadanya. Tangan-tangannya terkepal erat, hampir membuat darah dari kukunya keluar.

"Edi, tolong urus pendaftaran Alena di sekolah ini. Ada urusan mendadak yang harus aku selesaikan secepatnya," ucapnya dengan nada yang sangat tenang. Walau begitu, ketenangan tersebut tidak bisa menyembunyikan emosi kuat di balik kata-katanya itu.

"Baik Tuan," anggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 41 - Bertemu Kosal dan Darany

    Pintu depan gudang yang kokoh terbuat dari besi seketika berubah menjadi serpihan yang terlempar oleh ledakan dahsyat dari api hijau yang mengamuk. Dalam kobaran cahaya dan asap, dua sosok muncul dari balik kekacauan itu dengan langkah mantap yang memancarkan kepercayaan diri dan kemarahan yang menggelegak. Kehadiran mereka memenuhi ruangan dengan aura tekad yang tak tergoyahkan."Black River!" Ryan berseru dengan nada tajam yang dipenuhi kemarahan, tatapannya menembus mata Kosal dan Darany yang terkejut. "Berani-beraninya kalian menculik Putriku!"Kosal tertawa sinis, melemparkan pandangan merendahkan ke arah Ryan. "Akhirnya datang juga, Ryan. Rupanya putrimu sangat berarti bagimu. Tapi kami ada urusan yang perlu diselesaikan, dan kau sudah tahu apa yang kami inginkan."Darany mengangguk setuju, wajahnya yang tenang tak mampu menyembunyikan ketegangan dalam hatinya. "Kami ingin barang yang kau ambil dari Geng Black Mamba. Kami tahu kau memiliki barang itu, dan kami ingin itu dikembal

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 42 - Elemen Tak Terduga

    Tanpa menunggu waktu lagi, pertempuran pun dimulai. Api Lotus Hijau melesat dengan ganas, menyambar udara dengan nyala api yang menyala-nyala, dan akhirnya mengenai tubuh Kosal. Namun, tak seperti yang diharapkan, serangan itu tidak berdampak apa-apa pada Alena yang berada dalam cengkraman Kosal. Sebaliknya, api hijau itu malah membuatnya merasa nyaman dan hangat. Cahaya hijau yang menyala memancarkan kehangatan ke dalam jiwa Alena, dan air matanya yang tadinya mengalir deras seakan mengering dengan ajaib. Tapi, hal tersebut tidak berlaku untuk Kosal. Ia menjerit kesakitan ketika api hijau membakar kulitnya. Rasa sakit itu seperti ribuan jarum yang menusuk tubuhnya, dan Kosal merasa seperti terbakar hidup-hidup. Dalam momen penderitaannya, cengkeraman Kosal pada leher Alena melemah, dan membebaskan gadis kecil itu sehingga bisa bernafas lega. Namun, di balik itu, Kosal menderita luka-luka parah dan tak tertahankan.Di sisi lain medan pertempuran, tanah dan kayu bergerak seperti nyawa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 43 - Ronde Kedua

    Darany melambaikan tangannya, dan dalam sekejap, semua bayangan di sekitar Darany bergerak dengan kecepatan kilat, membentuk serangan-serangan tak terduga yang membingungkan lawannya, sehingga membuat pertempuran ronde kedua ini menjadi lebih rumit. Menghadapi datangnya ratusan senjata tajam yang terbentuk dari bayangan, Ryan dan Kakek Liong merasa kesulitan untuk melawan semua senjata tersebut. Mereka hanya bisa menangkis dan menghindari semuanya.Terlebih lagi, setiap gerakan Ryan dan Kakek Liong terlihat lambat dan terbaca oleh Darany. Semua ini disebabkan otak Darany mampu memproses semua gerakan Ryan dan Kakek Liong dengan cepat. Peningkatan kemampuan otak, ditambahkan kemampuan mengendalikan bayangan, membuat Ryan dan Kakek Liong kewalahan.Akibatnya, Ryan dan Kakek Liong terpaksa berada dalam mode bertahan, menghindari setiap serangan bayangan yang tiba-tiba datang dari berbagai arah. Mereka sama sekali tidak bisa melakukan serangan balik dengan semua senjata tajam hitam yang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 44 - Serangan Balik

    Pertarungan terus berlanjut, waktu berlalu tanpa henti. Darany, yang semakin terbiasa dengan kekuatan barunya, semakin sulit untuk dikalahkan. Namun, kemampuan kuat yang diberikan NTZ-456 mulai mempengaruhi dirinya. Darany merasakan kelelahan mental yang mendalam, dan bayangan-bayangan yang dikuasainya mulai terlihat tak sekuat sebelumnya.Kakek Liong dan Ryan melihat peluang emas di tengah penurunan kekuatan Darany. Dalam sekejap, Ryan bergerak seperti kilat mendekati Darany. Meskipun Darany mencoba mengendalikan bayangan-bayangan untuk membentuk pertahanan, Ryan berhasil melepaskan bola api yang membara, merobek perisai bayangan tersebut. Darany yang terkejut, terpaksa terhuyung beberapa langkah mundur.Ketika Kakek Liong melihat momen ini, ia segera mengambil tindakan. Dengan gesit, tanah di bawah kaki Darany bergerak, memancing kakinya dan membuatnya terjatuh ke belakang. Darany sadar, bahwa efek obat yang ia konsumsi mulai menghilang. Setelah kekuatan yang diberikan obat itu hil

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 45 - Efek Samping

    Ketika Darany sudah hampir berhasil menusuk tubuh Ryan dan Kakek Liong, kejadian yang tak terduga terjadi dengan begitu mendalam. Dalam sekejap, baju zirah yang sebelumnya tampak tak tergoyahkan, mendadak retak dan pecah berkeping-keping. Begitu juga dengan semua senjata bayangan yang sebelumnya begitu mematikan, kini hancur dan kembali menjadi bayangan-bayangan biasa.Dalam kebingungan dan ketidakpercayaan, tubuh Darany roboh ke tanah dengan keras. Wajahnya yang tadinya penuh dengan tekad, kini mencerminkan ekspresi kesakitan yang dalam, dicampur dengan kebingungan yang luar biasa. Tubuhnya mulai gemetaran hebat, seolah-olah terkena guncangan dari dalam.Efek samping NTZ-456 akhirnya muncul dengan segala kebrutalan. Durasi peningkatan kekuatan yang diberikan obat tersebut telah berakhir, dan sekarang efek sampingnya mengamuk di tubuh dan otak Darany. Rasa sakit yang tak terbayangkan menerpa pikirannya, seolah-olah otaknya hendak pecah menjadi ribuan kepingan.Kakek Liong dan Ryan terk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 46 - Organisasi Rahasia

    "Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural?" Ryan mencoba mencari dalam ingatannya, tapi ia merasa asing dengan nama kelompok ini. "Sepertinya ini adalah kali pertamanya aku mendengarnya. Kementerian apa itu? Apakah semacam organisasi pemerintahan yang bersifat rahasia?"“Benar, mereka adalah kementerian independen yang dibuat langsung oleh pemerintah untuk menangani berbagai kejadian supranatural di negara ini, termasuk pertarungan antar Praktisi Bela Diri,” jelas Kakek Liong.Ryan menangguk paham, “Jadi begitu. Pertarungan antar Praktisi Bela Diri selalu membawa kekuatan di luar nalar manusia, oleh sebab itu, hal tersebut dikategorikan sebagai kejadian supranatural.”“Sepertinya kamu sudah memahami esensi dari Organisasi ini. Maka dari itu, Kakek menghubungi mereka barusan,” lanjut Kakek Liong. “Dan setelah Kakek berkata bahwa aku menghadapi Praktisi Bela Diri asing bersamamu, mereka tidak menemukan namamu dalam database. Jadi, Kakek simpulkan bahwa kamu masih sangat awam dala

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 47 - Imbalan

    "Yudha, apakah kamu perlu bersikap seperti itu di hadapan Orang Tua ini?" ucap Kakek Liong sembari menatap tajam pria berkacamata di dapannya. "Padahal kalian adalah regu terburuk yang pernah ada dalam sejarah Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural.""Ugh …" Hati pria berwajah oriental itu serasa tertusuk ribuan pisau. "Tolong biarkan kami bersikap keren di depan Praktisi Bela Diri baru. Jika tidak, maka harga diri Kementerian kami akan hancur!"Kakek Lion tertawa keras melihat tingkah Yudha. Mereka berdua tampak sudah sangat akrab. Hal ini membuat Ryan bingung. "Apa Kakek mengenalnya?""Tentu saja. Kakek dulu pernah menjadi konsultan tamu di Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural. Dan regu mereka adalah regu paling buruk di antara lima regu lainnya di Jawa Timur. Bahkan Kakek angkat tangan untuk memperbaiki mereka," senyum Kakek Liong seakan sedang mengingat-ingat kembali masa lalunya."Instruktur, tolong jangan merendahkan kami! Setidaknya, rate keberhasilan kita m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 48 - Rencana Ryan Selanjutnya

    Kakek Liong menatap Ryan dengan serius, matanya menyoroti pria muda itu dengan ketajaman. "Hanya ada satu orang yang berhasil melakukannya. Kamu pasti sudah pernah mendengar namanya tadi.""Aku pernah mendengar namanya?" Ryan merenung sejenak, berusaha menggali ingatannya. "Tunggu dulu, maksud Kakek …" Tiba-tiba, matanya terbelalak lebar, ekspresi wajahnya berubah menjadi terkejut, dan hawa membunuh langsung melonjak keluar dari tubuhnya."Sepertinya kamu telah menyadarinya." Kakek Liong mengangguk sembari memberi perlindungan pada orang-orang biasa di dekatnya dari aura membunuh yang sangat menyesakkan dari tubuh Ryan. "Seperti yang kamu duga, dia adalah Rithisak, Bos dari orang yang telah menculik Putrimu dan juga Cucuku."Rithisak, nama itu terdengar seperti guntur dalam benak Ryan. Itu adalah salah satu nama yang menciptakan getaran menggeliat dalam aliran darahnya.Rithisak, dia adalah salah satu Praktisi Bela Diri yang sangat jenius. Di usianya yang ke-40, ia berhasil mencapai l

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 155 - Epilog

    Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 154 - Reuni

    Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 153 - Pilihan

    Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 152 - Bidak Catur

    Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 151 - Akhir Pertarungan

    Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 150 - Puncak Pertarungan

    Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 149 - Kadukeus

    “Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 148 - Pertarungan Dimulai

    Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 147 - Monster

    Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k

DMCA.com Protection Status