Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Sampah / Bab 110 - Tes Kedua (II)

Share

Bab 110 - Tes Kedua (II)

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-15 05:55:02

Ryan berdiri di depan pintu rumahnya, mata terbelalak oleh berita yang baru saja dia terima. Dalam momen yang singkat namun bermakna itu, Ryan tahu bahwa ia telah dijebak. Misi membunuh Ular Putih di Gua Hua bukanlah tugas yang bisa dia kerjakan dengan tingkat kekuatan saat ini.

Itu adalah misi yang ditujukan untuk Kultivator tingkat Foundation Establishment, sementara ia hanya seorang Qi Gathering Awal. Ini jelas adalah sebuah konspirasi. Ada seseorang yang tengah sengaja memberi Ryan misi tidak masuk akal ini padanya. Kemungkinan besar, orang tersebut ingin Ryan mati.

Ketidakberhasilannya mencapai tingkat kekuatan yang lebih tinggi sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa semua Pil Peningkat Qi yang seharusnya membantunya dalam kultivasi selalu direbut oleh murid-murid lain, khususnya Chu Feng. Tujuh tahun kultivasi hanya membawanya sampai tingkat Qi Gathering Awal, dan kini ia diberi tugas yang terlalu berat.

Dalam keputusasaan, Ryan mencoba menolak misi ini. Tapi, staff Pemberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 111 - Tes Kedua (III)

    Sebelum pergi ke Gua Hua, Ryan telah mempersiapkan racun pelemah dan obat tidur. Ia tahu bahwa Ular Putih sangat kuat, dan Ryan harus menemukan cara untuk melemahkannya sebelum menghadapinya.Dengan hati-hati, Ryan menyebar racun pelemah di dalam lautan magma di sekitar Ular Putih tersebut. Racun ini akan mengurangi kekuatan Ular Putih tanpa membuatnya curiga. Dengan cepat, racun itu segera menyebar, mempengaruhi ular yang masih tertidur. Selanjutnya, Ryan hanya harus menunggu sampai efek racun tersebut benar-benar bekerja. Ular Putih adalah makhluk yang sangat kuat, dan ia harus memastikan bahwa serangan pertamanya berhasil. Jika tidak, ia mungkin tidak punya peluang kedua.Sepuluh menit berlalu, dan Ryan memutuskan untuk menguji apakah racun yang ia sebar telah bekerja dengan baik atau tidak. Ryan lalu mengambil sepotong batu kerikil dari dasar magma, merayapi dan membentuknya menjadi proyektil yang tajam. Dengan presisi, ia melemparkan batu itu ke kepala ular.Ketika batu tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 112 - Tes Kedua (IV)

    Sekte Baihui terlihat begitu damai di bawah sinar rembulan. Bangunan-bangunannya bersinar dengan kemegahan, dan obor-obor yang dinyalakan di berbagai sudut kompleks membuatnya terlihat indah. Namun, malam ini, ketenangan itu akan terganggu.Ryan berdiri di pintu masuk sekte dengan pedang jiwa yang diselimuti oleh api putih, memancarkan cahaya suci nan indah. Pedang itu sekarang tampak begitu kuat dan mengesankan. Ia tiba di Sekte Baihui dengan niat balas dendam yang membara.Di pintu masuk sekte, dua kultivator Qi Gathering Tengah sedang berjaga. Mereka seharusnya menjaga keamanan sekte ini, tetapi kelelahan membuat mereka terkantuk-kantuk.Ketika Ryan mendekat, suara langkah kaki Ryan yang sama sekali tidak ia sembunyikan, membuat keduanya tiba-tiba terbangun. Ketika mereka melihat orang yang datang di malam buta seperti ini, mereka berdua terkejut. Salah satu penjaga berkata, "Li-Li An? Kamu masih hidup?"Ryan hanya terdiam dan memandang kedua penjaga tersebut dengan penuh kemarahan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 113 - Tes Kedua (V)

    Chu Feng yang tahu alasan di balik kemarahan Ryan, mencoba untuk mendekatinya dengan hati-hati. "Li An, aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi kemarahanmu hanya akan membuat semuanya lebih buruk. Mari kita bicarakan ini baik-baik. Aku berjanji, aku akan membantumu dalam menghukum Bai Youran."Ryan merasa terbagi antara kemarahannya dan suara hatinya yang memohon untuk memberikan peluang kedamaian. Matanya masih memancarkan api kemarahan, tetapi ia akhirnya meredakan api dalam hatinya. "Chu Feng, apa kau serius?”Chu Feng mengangguk dengan tulus. “Tentu saja Li An. Aku juga tidak menyukai Bai Youran. Dia hanya memiliki wajah yang cantik, namun hatinya sangat busuk.”Ryan menyentuh dagunya, memikirkan ucapan Chu Feng. Setelah beberapa saat, Ryan mulai membuka mulutnya. “Hmm … jadi, apa yang kamu tawarkan?"Chu Feng sedikit bernafas lega begitu mendengar jawaban positif dari Ryan. Ia lalu berkata, "Aku akan berbicara dengan Bai Youran. Aku akan membuatnya mengakui kesalahannya dan minta m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 114 - Tes Kedua (VI)

    Melihat Bai Youran yang bersembunyi di bangunan tak jauh dari lokasinya, Ryan tersenyum menyeringai. Meski begitu, mata Ryan masih dipenuhi kemarahan yang memuncak. Api putih yang menyelimuti tubuhnya semakin membara, menciptakan kilatan menyilaukan di sekitarnya.Bai Youran, yang tadinya merasa senang karena ayahnya datang, kini merasa ketakutan yang teramat sangat. Ia melihat mata Ryan yang memancarkan kemarahan, dan hatinya berdegup kencang. Ia tahu bahwa saat ini, ia telah berada dalam bahaya yang sangat besar.Ryan perlahan mendekati Bai Youran. Dalam setiap langkahnya, bangunan-bangunan di sekitarnya langsung terbakar. Api putih yang membara itu membakar segala sesuatu di sekitarnya, menciptakan lingkaran api yang melingkupi mereka. Fluktuasi udara di sekitar Ryan membuat aura Ryan tampak begitu menakutkan, bagaikan jelmaan Dewa Api yang turun dari langit untuk menghukum para pendosa.Bai Youran yang sudah hampir kehilangan akal sehat berteriak, "Tolong! Tolong aku! Siapapun yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 115 - Belenggu Dunia

    Di sekeliling tubuh Ryan, rantai-rantai semi-transparan mengerikan mulai muncul dengan ganas. Mereka melilit tubuh Ryan, menusuk-nusuk ke dalam dagingnya dan bahkan menembus ke Dantian-nya. Rantai-rantai itu, seperti belatung yang lapar, mencoba untuk menghancurkan bola berwarna emas yang melayang di dalam Dantian Ryan, dasar dari Core Formation-nya.Ryan merasakan rasa sakit yang tak tertahankan. Rantai-rantai itu memuntahkan kekuatan yang mengerikan, mencoba untuk memecahkan Core Formation-nya. Darah mulai mengalir dari pori-pori kulitnya, membuat seluruh tubuhnya memerah."Aah! Apa yang terjadi?!" Winnie terbangun dengan kaget. Ia memandang ke arah Ryan yang menggelinjang kesakitan, dan pandangan matanya terasa seperti tertusuk oleh ribuan jarum. Tanpa berpikir panjang, Winnie langsung berlari mendekati tubuh Ryan.Suara rintihan kesakitan Ryan juga membangunkan Ratna. Ia juga sama terkejutnya begitu melihat kondisi Ryan yang kesakitan. Panik dan kekhawatiran langsung merasuki diri

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 116 - Pulang

    Tidak lama setelah Ryan pulih, tim dokter yang dibawa oleh Lu Huizong tiba di kamar hotel. Mereka terkejut melihat tubuh penuh darah Ryan. Meskipun Ryan bersikeras bahwa dia baik-baik saja, tim dokter tetap bersikukuh untuk memeriksanya. Mereka khawatir tentang luka-lukanya dan memeriksa setiap bagian tubuhnya dengan teliti.Lu Huizong memohon dengan sangat kepada tim dokter yang datang, dan dia bersedia membayar biaya yang pantas untuk pelayanan medis yang mereka berikan. Setelah pemeriksaan, tim dokter menyimpulkan bahwa tubuh Ryan memang dalam keadaan yang baik-baik saja. Lu Huizong juga memberi imbalan kepada mereka sesuai dengan perjanjian.Setelah selesai dengan urusan medis, Ryan dan Lu Huizong duduk bersama untuk berbicara. Lu Huizong berterimakasih pada Ryan, karena berkat dirinya, Lu Huizong mampu mengalahkan Gavino dan anggota mafia Camorra lainnya seorang diri. Dalam perbincangan ini, Ryan juga mengutarakan niatnya untuk pulang ke Indonesia. Namun sebelum itu, Ryan ingin

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 117 - Penyembuhan Alena

    Dalam keheningan malam, Ryan duduk di sisi tempat tidur Alena. Sorot matanya yang penuh cinta menatap wajah putrinya yang tampak gembira. Alena adalah segalanya baginya, dan Ryan merasa bersyukur bisa pulang dan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan putrinya.Meskipun senyuman di wajah putrinya tampak lebar, namun Ryan tahu bahwa di balik senyum manisnya itu, tersembunyi rasa sakit yang telah ia alami selama beberapa hari terakhir. Racun Surgawi yang ada dalam tubuhnya adalah ancaman serius, dan Ryan tahu bahwa ia harus memusnahkannya, agar putri semata wayangnya itu benar-benar terbebas dari semua penderitaan ini.Dengan lembut, Ryan meletakkan tangan kanannya di dada Alena. Ia merasa detak jantung putrinya yang tenang. Di saat yang sama, Ryan juga merasakan adanya kehadiran yang gelap dan beracun di dalamnya. Ibu mertuanya yang kejam–Dea, dengan tega memberi cucunya sendiri racun sejak masih bayi. Mengingat hal tersebut, Ryan benar-benar ingin memberi Dea pelajaran.Ryan kemudian men

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 118 - Pembukaan Toko

    Hari ini, Edi membawa anaknya ke rumah Ryan untuk treatment rutinnya. Seperti yang sudah Edi janjikan, dia telah memberikan rumah, dan uang kepada Ryan. Sementara untuk Ferrari langka yang diminta Ryan, Edi sudah berhasil mendapatkannya. Hanya saja, mobil tersebut masih berada di Jerman dan dalam proses pengiriman ke Indonesia. Proses pengiriman ini sendiri memakan waktu satu sampai dua bulan perjalanan menggunakan kapal.Mendengar laporan perkembangan mobil yang dimintanya, Ryan mengangguk puas. "Kerja bagus Edi."Ryan lalu pergi ke dalam sebentar, dan tak lama kemudian kembali ke ruang tamu bersama sebuah paper bag bertuliskan "Natural You". Ryan menyerahkan paperbag itu kepada Edi. "Berikan kepada istrimu. Ini akan bagus untuk kulitnya." Ryan meletakkan paperbag itu di atas meja. Edi kemudian meraihnya lalu mengintip ke dalamnya. Sebuah brand skincare yang tampak masih baru.“Itu sample produk baru di perusahaanku. Aku bisa menjamin dia akan menyukainya,” ucap Ryan bisa melihat rau

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 155 - Epilog

    Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 154 - Reuni

    Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 153 - Pilihan

    Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 152 - Bidak Catur

    Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 151 - Akhir Pertarungan

    Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 150 - Puncak Pertarungan

    Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 149 - Kadukeus

    “Rooaar—!”Suara auman dari manusia yang telah dimodifikasi itu terus terdengar secara bergantian. Alena yang berada di dalam mobil bersama Winnie, Ratna, Latisha, Rahmad, Arin, dan juga Arnold, tampak sangat ketakutan. Sebagai tangan kanan Ryan, Arnold bertekad melindungi semua teman dan juga anaknya dari marabahaya. Arnold kemudian memberi aba-aba pada rekan-rekan gangster dan Praktisi Bela Diri untuk melawan monster tersebut. Di bantu oleh 500 anggota mafia Cosa Nostra, lahan parkir kawasan Jakarta Expo tersebut pun menjadi medan perang.Dududududu—!Suara derap senapan mesin meraung memecah kegelapan malam. Peluru demi peluru dimuntahkan senapan milik anggota Cosa Nostra, meluncur dengan liar ke arah beberapa monster yang berada di dekat mereka. Akan tetapi, begitu peluru tersebut menyentuh kulitnya, bagaikan peluru karet, peluru-peluru itu malah dimentahkan. Hal tersebut membuat mata orang-orang terbelalak."Ini benar-benar gawat!" gumam Arnold. Ia lalu mengeluarkan pisau dari k

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 148 - Pertarungan Dimulai

    Satu per satu, para tamu bergelagat aneh mulai berubah menjadi makhluk menyerupai monster. Mereka semua adalah manusia yang telah dimodifikasi menggunakan NTZ-461. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri NTZ-461 tidak hanya meningkatkan kemampuan otak hingga 100%, tetapi juga meningkatkan kekuatan fisik. Akan tetapi, karena masih belum sempurnanya NTZ-461. Mata merah menyala menunjukkan kekacauan pikiran mereka, yang telah hancur akibat penggunaan obat eksperimental itu. Kekuatan fisik mereka melampaui manusia biasa, tetapi mereka hanya bisa mengikuti perintah Albert seperti mesin tanpa jiwa.Yudha, yang masih terkejut dengan munculnya makhluk modifikasi ini, segera sadar akan prioritasnya. "Percepat evakuasi! Jangan hiraukan makhluk-makhluk ini! Utamakan keselamatan para tamu!""Siap Letnan!" Para personel Pasukan Khusus segera mengevakuasi para tamu undangan, tanpa menghiraukan para monster bertubuh besar itu. Beruntungnya, para manusia hasil modifikasi itu sama sekali tidak menghirau

  • Pembalasan Menantu Sampah   Bab 147 - Monster

    Melihat kedatangan Ryan, air mata mulai menitik dari sudut mata Dian. Ia merasa terharu dan lega melihat sosok pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. "Ryan…" gumamnya pelan, tapi penuh emosi.Hal itu tidak luput dari pandangan para tamu, membuat mereka saling berbisik, membicarakan Dian dan Ryan."Bukankah itu Ryan Santoso, CEO baru LionKing Indonesia?""Sepertinya Ryan dan calon mempelai wanita memiliki hubungan spesial.'"Pantas saja sang calon mempelai wanita terlihat sedih, tampaknya dia dijodohkan dengan paksa.""Wah kasihan sekali Tuan Albert, calon mempelainya akan direbut oleh Ryan malam ini.""Kalau aku jadi Tuan Albert, aku pasti akan malu tujuh turunan."Pembicaraan yang senada seperti itu, menyebar di antara para tamu, membuat Albert sedikit jengkel. Faktanya, Albert tidak merasa malu dengan semua ini. Karena kejadian ini sudah masuk dalam salah satu prediksinya."Ryan, apa yang kau lakukan di sini? Jika kamu ingin memberiku selamat, silahkan minggir dulu. Biarkan k

DMCA.com Protection Status