Share

Bab 56

Author: Widi.P
last update Last Updated: 2024-02-10 12:29:35

Haris dan detective selama masa pemulihan dipindahkan ruang khusus dibawah tanah. Bahkan dokter yang merawat merupakan yang sudah dipercaya.

"Syukurlah jika kalian sudah bisa beraktivitas lagi hari ini,"

Intan berkata kepada Haris dan detective itu. Namun wajah Haris saat itu tak berkedip, dia malah melamun.

"Haris! Apa kamu masih sakit?" tanya Intan yang ke tiga kali. Karena tidak ada sahutan Intan berjalan mendekat kearah Haris.

Di sebuah halaman yang luas sore itu para bodyguard dan detective sedang berkumpul, memang mereka tetap diberi jadwal untuk sekedar olahraga dan melatih ilmu beladiri agar semakin meningkat.

Haris berdiri di barisan depan di tengah. Mereka berbaris diberi jeda. Sementara detective itu yang ingin menemui Intan disuruh menunggu di halaman itu pula.

Melihat Haris yang tidak merespon nona muda para rekan Haris menegurnya.

"Hai Haris...!" teriak salah seorang rekan Haris.

"Halah ..apa dia masih sakit?"fikirnya.

"Apa dia ke sambet?"tebaknya.

Berbagai pertanyaan di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 57

    Pagi itu begitu indah. Udara tercium di hidung begitu segar.Intan membuka jendela kamarnya seraya menikmati udara dan keindahan, sesekali ia bersenandung bibirnya. Namun. Tak sengaja Intan melihat segerombolan bodyguard sedang melakukan pemanasan yang di pimpin oleh Haris. Suaranya di bawah begitu nyaring saat-saat mereka berteriak atau berhitung."Kalau dilihat-lihat Haris lucu juga ya? Tapi kalau lagi kaya gini, dia begitu keren? Aduuhh...Aku mikir apa sih?"Kemudian Intan menyenderkan kepalanya di besi."Hmmp, aku rasa aku tidak salah menaikan jabatan Haris. Hum. Aku rasa dia juga akan semakin terasah kemampuannya berada di sini,"batin Intan. Dari lantai atas, Intan terus saja menatap kewibawaan Haris. Dia pasalnya merasa nyaman dan nyambung.Intan lalu tersenyum hingga giginya yang putih tampak terlihat, saat ia tersenyum, ia sangat terlihat semakin manis dan cantik setelah itu, Intan juga memejamkan mata seraya melakukan peregangan tangannya. "Sa-tu...,"Intan luruskan kedua t

    Last Updated : 2024-02-10
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 58

    "Gimana ya cara ambil ponselnya?"batin Intan.Bagaimanapun nona muda tidak bisa lama-lama di atas pohon bukan? Setelah Intan menghirup nafas dalam-dalam. Saat ini Intan seperti menatap dengan pandangan seekor kucing yang akan menangkap mangsanya, dia tidak berkedip kini dirasa ada peluang Intan segera beraksi.Ia mendekat terus sedikit demi sedikit. Begitu juga Pria bertopeng bergerak tampak waspada."Aku pasti bisa!""Aku pasti bisa!""Aku pasti bisa!"ucapnya Intan berkali-kali. Dia berkata untuk mempengaruhi alam bawah sadarnya. Karena sebenarnya, dia itu merasa takut."Aku memang tidak biasa memanjat! Sungguh hal ini di luar dugaan!""Nona muda, apa kau baik-baik saja di sana?"Terdengar suara dari bawah yang berteriak menanyakan nona muda Intan. Mendengar hal itu, Intan melirik sejenak. "Seperti dugaanku, itu adalah suara Haris,"Intan mengayunkan tangannya sebelah lalu meraih ponsel dengan susah payah.Swiingggg.....Akibat dari ayunan itu, pohon menjadi bergoyang bahkan sangat m

    Last Updated : 2024-02-12
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 59

    Seketika Haris menoleh karena mendengar teriakan nona muda.Bola mata ekor milik Haris mencuri pandang mengarah kepada Intan.Kemudian karena melihat hal tersebut, Haris segera gerak cepat ingin menolong nona muda.Tapi apalah daya?Musuh di depan Haris ternyata cukup sulit untuk di habisi. Bahkan jujur saja dia malah merasa kewalahan. Bukan hanya Haris yang berhadapan dengan musuhnya itu, bodyguard milik Intan yang lain juga beberapa mengalami kekalahan, tentu saja membuat kondisi dipihak Intan mengalami ketegangan bukan?"Bagaimana ini? Mereka sangat kuat dan bahkan terus saja memberi penyerangan padaku?"Haris berbicara di dalam hati. Dia sangat mencemaskan keselamatan nona muda. Tubuhnya seolah sudah mandi keringat.Sesekali Haris tetap mencuri pandang kearah nona muda yang tampak memaksa untuk terus bertarung. Alisnya sedikit terangkat. "Semoga nona muda bisa melewati ini semua Oh Tuhan.... Semoga Engkau lindungi dia wahai Rabb! Jaga diaa...!"Tak ada yang bisa Haris lakukan sel

    Last Updated : 2024-02-13
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 60

    Pagi itu sebenarnya udara di Turki terasa dingin. Tapi tidak dengan para bodyguard.Wajah bahkan baju diseragamnya dibasahi keringatnya bahkan darah segar. Selain itu, wajah juga lebam betapa cenat-cenut rasanya. Lagi-lagi Haris mengepalkan tangannya, dia melirik ke arah Intan lalu beralih melihat para musuh yang berada di depannya."Keajaiban, please datanglah!"Mohon Haris seraya menatap langit sejenak seolah berharap keajaiban di sela-sela putus asa yang mulai menyelimutinya.Ada rasa tidak percaya diri disisa tenaganya. Apa mungkin bisa melawan 5 orang itu? Apabila saat tenaga Haris masih banyak saja tadi mengalami kesulitan melawan. Apalagi sekarang? Bukan hanya tenaga yang terkuras tapi luka-luka di tubuhnya itu juga membuat dia kesulitan bertarung atau menghambatnya."Lalu, apa yang harus dilakukan sekarang?""Astaga, aku terlupakan!"Tes!Tes!Tes!"Tolong kirim orang yang banyak, sekarang dalam darurate!"Haris mengirim pesan ke bascame.Karena sadar Haris sedang meminta ba

    Last Updated : 2024-02-13
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 61

    Franz mengerutkan keningnya."Kalian memang bodoh! Kenapa malah Intan dibawa orang lain? Aku tidak mau tahu cepat selidiki, siapa yang menolong Intan dan kemana dia di bawa?"Franz berbicara sangat emosi. Hingga ngegas dan melotot.Tujuan Franz mengirim anak buahnya untuk menculik Intan. Nah, tapi kenapa malah Intannya dibawa pergi orang?Sebuah mobil hitam BMW yang tak kalah mewah membelah jalanan dengan kecepatan tinggi.Seseorang menghubungi kakek Ardidingrat setelahnya.Di bangku kebesaran di ruangan kantornya, lelaki tua itu tampak mengangkat ponselnya yang berdering di atas meja kaca.Kemudian, pria yang tak lain adalah Glenn kekasih Angela jugaa pria yang pernah jatuh cinta dengan Intan memberi tahu kabar tersebut kepada kakeknya dengan gugup, tangannya tampak bergetar karena cemas.Pada saat ini, kakek Ardidiningrat berada di Pakistan. Memang Intan sengaja membelikan tiket untuk kakek bisa lebih aman dan tidak setres.Sebenarnya Intan sendiri juga memiliki felling sedang dalam

    Last Updated : 2024-02-14
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 62

    Mendengar para pria bertopeng tertawa justru Kyai membalas tersenyum. Namun giginya tidak kelihatan.Kemudian beliau berkata," Saya memang memakai sarung dan tidak pandai bertarung seperti kalian. Tapi apa kalian merasa senang sudah bertarung dengan memakai ilmu hitam, maksud saya ilmu kebal? Sementara yang lain tidak? Apa kalian tidak kasihan?....."Lantas, mendengar ucapan Kyai justru mereka memotong dan tampak emosi, mereka tidak terima!"Ngga usah banyak bacot deh Anda!"serunya salah satu pria bertopeng. Kemudian, pria itu maju dan menantang Kyai.Melihat hal itu, pemuda yang merupakan murid Kyai Hasanuddin tampak tidak terima."Jaga bicaramu!" Pemuda tadi berkata seraya menunjuk-nunjuk dan terpancing emosi, itu semua dapat terlihat dari nada bicaranya yang tinggi dan tatapannya yang tajam.Siapa sih yang akan membiarkan gurunya diperlakukan seperti itu? Sudah tidak sopan! Teriak-teriak! Malah mau mukul? Apalagi mereka pakai ilmu kebal!Siapapun pasti juga geram bukan?Akibat ked

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 63

    Saat itu, Kyai menganggukan kepala seolah sudah faham. Tatapannya menatap kepada leluhur tanpa beralih dan berkedip.Kemudian leluhur itupun berkata kembali."Intan adalah satu-satunya manusia yang mendapat anugerah. Karena hanya dia yang bisa menghentikan kejahatan dunia gelap yang dilakukan oleh manusia. Dialah mereka yang bersekutu dengan iblis menjadikan manusia yang tidak berdosa harus terpenjara di alam gaib. Jika Intan tidak menghentikannya, makhluk gaib bisa menguasai manusia dan dunia akan hancur,""Aku?"Di sana, Intan yang mendengar penuturan leluhur itu merasa bingung, alisnya hingga tampak terangkat naik ke atas. Dia menunjuk dengan jarinya kearahnya, seolah dia masih tidak percaya. Bahkan tatapannya saja masih kosong? Kemudian dia menggelengkan kepala seraya berkata,""Bagaimana cara aku bisa menolong mereka? Siapa orang yang bisa aku tolong?"Leluhur itu menjawab dengan lantang dan bijaksana. Dia juga tampak berwibawa. Tatapannya tanpa sedikitpun ragu."Kamu nanti akan

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 64

    Namun hati yang masih berduka itu kini harus diperlihatkan kembali."Apa kamu masih sanggup melihat yang lainnya?""Melihat yang lainnya? Siapa lagi?" batin Intan tak karuan.Kemudian, leluhur yang memakai sorban dan pakaian serba putih itu kembali memperlihatkan seorang wanita di sana.Intan sungguh miris melihat keadaan wanita itu. Dan benar, di sanalah tampak seorang wanita yang Intan kenal."Angela...!"Intan berteriak namun suaranya sudah habis. Dia begitu malang. Angela yang dikira koma ternyata malah di siksa di alam gaib lainnya? Ini sungguh keterlaluan!Intan yang sakit hati harus berhubungan badan dengan manusia yang sangat dibencinya merasa tidak rela. Namun ini malah lebih memilukan....?"Angela dijadikan budak nafsu para setan!" Hati Intan sungguh lara. Air matapun sudah tidak bisa keluar lagi. Ia hanya menggelengkan kepala dengan rasa lara yang dalam. Namun, Intanpun tiba-tiba pandangannya menjadi kabur kemudian menjadi gelap, tubuhnyapun sudah tidak mampu menopang di

    Last Updated : 2024-02-16

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 124

    "Jika melewati sini tentu kita harus melewati segala rintangan, bukan?""Iya, itu benar,""Mungkin saja kita tidak bisa menghilang karena kita memang diharuskan untuk melewati segala rintangan ini,""Aku rasa juga begitu,"Di depan sana terdapat sebuah jalan. Namun cabangnya sangat banyak."Addab kita lewat mana ini?""Aku sendiri saja tidak tau harus lewat mana," tutur Addab yang tentu saja membuat mereka panik."Addab, katanya kamu tau jalan menuju ke masjid jin muslim?""Intan. Itu benar. Tapi sepertinya rintangan kali ini kita harus mampu memilih jalan. Jika salah aku tidak tau apa yang terjadi. Yang aku dengar begitu, mereka setiap rintangan berbeda,"Mereka semua menyengirkan alisnya. Ada wajah cemas, bingung, takut salah melangkah, dan aneka wajah lainnya.Mereka tampak berdiskusi."Seharusnya kita harus berjalan lurus, namun dalam jalan bercabang itu tidak ada jalan yang lurus. Ini benar-benar membingungkan,""Lah, kalau kayak gini kita ambil jalan yang mana?"Mereka semua mem

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 123

    "Bukankah pesan Kyai Hasanuddin untuk ke masjid para jin?"Walaupun sang guru memerintahkan untuk menyerang, namun entah kenapa hati Intan masih ada perasaan ragu. Dirinya pun hampir saja lupa bahwa dia harus ke masjid para jin. Bukan tidak bermaksud menentang atau tidak menuruti kemauan guru, tapi ini adalah amanat beliau."Intan, kamu kenapa? Apa ada masalah?"Intan saat ini bersama dengan yang lainnya sedang berkumpul termasuk guru. Mereka sedang membicarakan langkah apa selanjutnya yang harus dilakukan.Haris sendiri yang melihat Intan diam seperti sedang memikirkan sesuatu segera menananyakannya. Pasalnya dia rasa saat ini guru sedang membicarakan hal penting. Dia takut jika bosnya ternyata tidak mendengarkannya.Haris mendekat ke arah Intan."Bos?""Heem. Haris, ada apa?""Apa bos sedang memikirkan sesuatu? Apa bos setuju dengan rencana guru,""Iya Haris. Itu yang sedang saya fikirkan. Kamu ingat kan kita harus kemasjid para jin oesan Kyai Hasanuddin. Sebaiknya kita pergi ke san

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 122

    Dengan kejadian ini, tentu saja Intan dan yang lainnya menjadi kapok.Arod dan Haris lukanya belum bener pulih. Dia masih lemah tak berdaya."Untuk bisa mengobati luka ini membutuhkan kembang nagaswara. Dan membutuhkan pemulihan beberapa hari,"tuturnya.Guru dan Addab masih tampak kesal. Peraturan yang dibuat demi kebaikan diri masing-masing namun tidak dihiraukan.Oleh sebab itu, mereka semua juga harus menanggung akibat ini."Maafkan aku Addab. Aku tau aku salah,""Karena ulah kalian, rencana kita menyerang mereka harus tertunda. Bagaimana jika keberadaan kita ketahuan oleh mereka? Apalagi jika kita belum memiliki ilmu untuk melindungi diri kita masing-masing? Bukan hanya itu Intan. Gurubdan orang-orang tidak bersalah bisa terkena dampaknya juga. Ini resikonya sangat besar bukan hanya untuk kesenangan pribadi saja!"Addab terus saja mengeluarkan uneg-uneg yang berada di dalam hatinya. Wajahnya semakin muram jika mengingatnya.Intanpun jua terus saja menyesalinya. Apalagi Arod dan Ha

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 121

    "Terimalah pembalasanku...!"Intan saat itu benar-benar memanfaatkan waktu. Dia kabur. Dia berlari. Dia membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu Intan dengan segera pulang untuk meminta bantuan.Jalanan yang gelap hanya diterangi rembulan. Intan berlari. Kini dia melupakan rasa lelahnya. Yang dia rasa saat ini begitu kuat ialah rasa takutnya.Sesekali hampir terjatuh. Dia dengan berpegangan pepohonan dengan nafas ngos ngosan terus mempertahankan tubuhnya."Semoga saja Haris bisa bertahan. Dan semoga Arod bisa melawan Franz!"Intan berjalan dan terus saja berjalan sesekali berlari dan berhenti berjalan karena rasa lelah yang terasa amat yang entah bisakah dia sampai di kediaman guru Addab.Mengingat perintah Addab Intan merasa tidak enak. Namun, saat ini kondisinya benar-benar genting."Maafkan aku harus merepotkan kalian!"batin Intan."Haris. Arod kalian harus bertahan!"Di tengah jalan menuju kediaman sang guru Intan bertemu dengan Addab dan Haical.Intan saat berlari seraya sesekali

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 120

    Melihat hal itu Haris tetap kekeh."Aku tidak takut kepada siapapun!"tutur Haris."Haris!" batin Intan. Bola matanya tampak melebar,"Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan Haris.Saat Haris dan Franz mulai saling adu jotos, Intan berteriak."Stop! Stop!"Intan berkata seraya melangkah maju dan melerai keduanya. Namun apa yang terjadi?Mereka tidak bisa di lerai.Haris kemudia berteriak,"Intan, sebaiknya kamu pergi saja. Biarkan aku yang mengatasi lelaki ini!"Bagaimana Intan tidak takut. Franz yang berada di depannya ternyata separuh manusia. "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?"Franz yang sudah ingin menguasai Intan tidak segan-segan terus memberi pukulan kepada Haris.Bug bug bug!Haris kalah serang! Dia saat ini malah tampak terjatuh."Haris...!"Kemudian Franz saling menepukan kedua tangannya di depan Intan."Sayang! Ada apa dengan kamu? Kenapa kamu takut kepadaku?"Franz berjalan melangkah hingga Intan terus melangkah mundur."Franz! Jangan berani-beraninya kamu mendekati aku!""H

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 119

    "Tunggu. Apa kau tidak lihat sajen ini? Sayanglah kalau tidak dihabiskan!"Di sana ada beberapa tempat sajen. Barusan mereka makan bersama disatu tempat. Namun Arod melihat sajen-sajen yang masih utuh ditempat lain merasa sangat disayangkan.Intan seraya mengelus perutnya ingin pergi dari sana dan meninggalkan Arod. namun saat memutar tubuhnya hingga 180 derajat ada seorang pria di sana."Fffranz...!"Intan berkata dengan susah payah bahkan terbata-bata. Matanya tampak membulat. Dalam hati Intan berkata,"Bagaimana mungkin Franz ada di sini? Apakah aku mimpi?"Intan berkata seperti itu seraya menyubit tangannya."Auuu...Ini bukan mimpi?"Arod di sana masih juga sibuk makan. Sementara itu Haris yang melihat Franz juga tidak jauh terkejut seperti Intan."Bagaimana mungkin pria ini ada di sini? Bos! Astaga. Bosku tidak memiliki pelindung. Kalung dia hilang,"Namun di sisi lain Franz sendiri yang melihat wanita yang dicarinya menghilang ternyata berada di sini kemudian berkata," Intan? Ken

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 118

    Lagi-lagi di dalam perjalanan Intan mendengar kereta kuda. Dia kemudian menjadi teringat dengan Franz. "Intan, kenapa kamu menghentikan langkahmu?"Bukan hanya itu, Intan juga kemudian menarik tubuh Arod dari tepi jalan dan mengumpat."Hustt. Arod, aku mohon kamu diam dulu sebentar saja,"Arod mengerutkan alisnya. Mereka mengumpat di balik semak-semak tepi jalan.Sebuah kereta kuda yang indah tampak lewat. Di sana Intan mengumpat bersama dengan Arod."Siapa dia? Apa kamu mengenalnya? Astaga, kamu? Padahal aku di sini ingin jalan-jalan melihat indahnya malam, indahnya kereta kuda, mungkin saja ada wanita cantik di sana, tapi kenapa kamu bertingkah aneh seperti ini?"Arod terus saja berbicara yang pada akhirnya membuat Intan menceritakan apa yang terjadi.Mereka berjalan dan melupakan apa yang dikatakan oleh Addab. "Intan, apa kamu ingin tahu dimana para manusia yang menumbalkan akan menyerahkan sajennya?""Untuk apa aku ingin mengetahui hal itu? Arod, asal kamu tau yah, itu semua ga

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 117

    "Maaf guru. Kami tidak bermaksud lancang!" Addab berkata seraya menundukan punggungnya sebagai penghormatan kepadanya, diikuti pula dengan yang lainnya.Guru tampak berjalan seraya kedua tangannya tampak disimpan dibelakangnya, lalu beliau memutari mereka melihat beberapa ekor burung merpati yang sudah terkena bidikan sehingga tak berdaya di lantai."Addab. Sebaiknya kalian segera mengolah dan memakan burungnya,"tutur sang guru yang membuat mereka semua tampak lega."Jadi maksudnya guru tidak marah karena kami tidak meminta izin pada guru?"Senyuman tampak memancar di wajah Addab dan yang lainnya yang semula tampak tegang.Sang guru menganggukan kepala,"Burung-burung itu bukan milik saya. Jadi tidak seharusnya kalian meminta izin padaku!"tutur guru."Segera bersihkan!"tuturnya guru kembali.Dalam diam guru tersenyum tanpa sepengetahuan mereka. "Semoga kalian mampu memberantas dunia gelap,"ucapnya di dalam hati guru penuh harap.Sebenarnya burung-burung merpati itu adalah undangan gur

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 116

    "Kenapa tidak boleh? Makanlah, barusan guru bilang seperti itu!"Intan kemudian menengahi,"Kemaren kami dalam peejalanan diberitahu jika kami tidak dapat memakan sembarangan. Jika tidak, sesuatu hal bisa terjadi kepada kami,"Addab kemudian berkata,"Kalau begitu, kalian makan saja buahnya dan air putih. Makanan yang lainnya itu memang milik kami,"tutur Addab."Baiklah,"Di sela-sela sibuk makan, Intan masih juga teringat akan Franz, oleh karena itu dia menanyakan kepada Addab."Addab, aku melihat mantan suamiku lagi. Dia ternyata masih berada dan berkeliaran di kota gaib,""Suami kamu yang suka bermain dan bekerja sama dengan makhluk gaib?" "Iya, benar,"tutur Intan."Lalu apa yang kamu takutkan?""Aku ingin sekali menghabisinya! Apa mungkin itu bisa membuat keluargaku yang menjadi tumbal selamat?""Itu tidak bisa!""Suami kamu juga mendapat perlindungan dari makhluk abstral karena itu kita tetap saja harus melawan genderwo dan raja iblis!""Okeh, baiklah kalau begitu,"tutur Intan.Di

DMCA.com Protection Status